Anda di halaman 1dari 6

TEORI PASAR MODAL & INVESTASI

Review Artikel
ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO
OPTIMAL SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL INDEKS TUNGGAL
(Studi Pada Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia
Periode Agustus 2009-Juli
2012)

Oleh :
Luh Pande Eka Setiawati

1491661012

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
A. Motivasi Penelitian
Hubungan antara risiko dan return yang diharapkan dari investasi merupakan
hubungan

yang

searah. Artinya semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin

besar juga tingkat return yang diharapkan. Investor yang memiliki expected return yang
tinggi akan selalu ingin meminimumkan risiko yang mungkin dihadapinya. Oleh karena itu,
investor dapat mengurangi risiko dengan melakukan diversifikasi dalam portofolio. Adapun
analisis mengenai hubungan antara risiko dan return dalam portofolio,salah satunya adalah
model indeks tunggal. Model indeks tunggal merupakan teknik untuk mengukur besaran
return dan risiko sebuah portofolio dengan asumsi bahwa pergerakan return saham hanya
berhubungan dengan return pasar. Banyaknya saham yang terdaftar dalam bursa sering
membuat investor bingung

dalam

memilih

saham

yang baik untuk dimasukkan ke

dalam portofolionya. Oleh karena itu, Bursa Efek Indonesia membuat indeks yang berisi
saham perusahaan -perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi, tidak fluktuatif, memiliki
kapitalisasi pasar besar, kondisi keuangan perusahaan baik serta

kondisi

fundamental

yang juga baik yaitu indeks liquid 45 (LQ-45). LQ- 45 diisi oleh 45 perusahaan yang
diseleksi menurut kriteria yang ditetapkan BEI. Meskipun diisi oleh saham perusahaanperusahaan yang memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan saham perusahaanperusahaan lain, LQ-45 tidak luput dari naik turunnya return. Perbedaan hasil penelitian
dan fluktuasi

return

saham

yang

cukup tinggi yang terjadi terhadap saham- saham

liquid dalam indeks LQ-45 di dalam menghadapi

perubahan kondisi pasar membuat

penulis tertarik membahas lebih lanjut tentang risiko dan return dalam portofolio.
B. Tujuan dari penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk

menentukan

saham-saham yang dapat

membentuk portofolio optimal dari saham-saham dalam indeks LQ-45 dan proporsinya. dan
untuk menentukan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected

return)

dan

risiko

dari portofolio yang terbentuk.


C. Tinjauan Pustaka
Return Investasi
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Menurut Jogiyanto (2003:109), return
terbagi atas dua, antara lain:
1. Return realisasi (realized return), yaitu return yang sudah terjadi.
2. Return ekspektasi (expected return), yaitu return yang diharapkan akan diperoleh
oleh investor di masa mendatang.
Risiko Investasi
Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang

diterima dengan yang diekspektasikan (Van Horne dan Wachowics, dalam Jogiyanto,
2003:130). Menurut Halim (2005:39), risiko dapat dibedakan menjadi 2 (dua), antara lain:
1. Risiko Sistematis (Systematic Risk)
Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang
dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan,

misalnya

perubahan kondisi

perekonomian, iklim politik, perpajakan, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya.


Risiko sistematis dapat dihitung dengan cara mengalikan varians pasar dengan Beta.
Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return sekuritas atau return
portofolio terhadap return pasar.
2. Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)
Merupakan

risiko yang

dapat

dihilangkan

diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu

dengan

melakukan

perusahaan atau industri

tertentu, misalnya faktor struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tingkat
keuntungan dan lain sebagainya.
Portofolio
Portofolio

adalah gabungan

dari berbagai

instrumen investasi

(Zubir,

2011:1). Dengan kaitannya dengan risiko investasi, Halim (2005:44) menjelaskan bahwa
semakin

banyak jumlah saham dalam portofolio, maka semakin

kecil

risiko

yang

tidak sistematis. Hal ini tentunya dapat dimanfaatkan oleh investor dengan tipe risk
adverse, investors who are reject investment portfolios that are fair games or worse (Bodie
et. al, 2002:157).
Model Indeks Tunggal
Single index model atau model indeks tunggal adalah sebuah teknik untuk mengukur
return

dan

risiko

sebuah saham atau portofolio. Model tersebut mengasumsikan

bahwa pergerakan return saham hanya berhubungan dengan

pergerakan

pasar

(Halim, 2005:82). Sensitifitas pergerakan return saham terhadap pergerakan return pasar
diukur dengan Beta.

D. Metodelogi Penelitian

a. Sampel :
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

perusahaan

go

public

yang

secara berturut-turut terdaftar dalam 6 (enam) periode indeks Liquid 45 (LQ- 45)
di

Bursa

Efek

Indonesia

yaitu periode Agustus 2009-Januari 2010, Februari

2010-Juli 2010, Agustus 2010- Januari 2011, Februari 2011-Juli 2011, Agustus 2011Januari 2012, dan Februari 2012-Juli 2012. Selanjutnya

kriteriapenarikan

sampel

yang digunakan oleh peneliti adalah perusahaan tidak melakukan corporate action
yang secara langsung berpengaruh pada harga saham, seperti stock split selama periode
penelitian. Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditentukan, maka jumlah sampel
pada penelitian ini adalah 27 (dua puluh tujuh) perusahaan. Sedangkan 3 (tiga)
perusahaan tidak memenuhi kriteria sampel

karena

kedua

perusahaan tersebut

melakukan stock split selama periode penelitian.


b. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder kuantitatif
yang berasal dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Indonesia, bukubuku referensi, internet, dan literatur-literatur ilmiah yang berkaitan dengan topik
penelitian.
c. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi
dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data dari literatur, penelitian terdahulu,
dan laporan-laporan

yang

dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan Bursa Efek

Indonesia.
d. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007. Adapun
metode yang digunakan untuk menentukan portofolio yang optimal adalah metode
indeks tunggal.
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data-data saham perusahaan yang secara berturut-turut terdaftar
dalam 6 (enam) periode indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia yaitu periode
Agustus 2009-Januari 2010, Februari 2010-Juli 2010, Agustus 2010-Januari 2011,
Februari 2011-Juli 2011, Agustus 2011-Januari 2012, dan Februari 2012-Juli
2012, yaitu data harga penutupan pada akhir bulan
2.

Menghitung return dari masing-masing saham serta pasar (IHSG)

3.

Menghitung expected return [ ( )] dari masing-masing saham serta pasar (IHSG)

4.

Menghitung varians ( ) dari masing-masing saham serta pasar (IHSG)

5.

Menghitung kovarians ( ) saham yang mencerminkan hubungan antara return


pasar dan return saham

6.

Menghitung Beta ( ) dan Alpha ( ) masing-masing saham

7.

Menghitung risiko sistematis [ ( )] dan varians dari kesalahan residu yang


merupakan risiko tidak sistematis yang unik dalam perusahaan ( ) masing-masing
saham

8.

Menghitung Excess Return to Beta (ERB) masing-masing saham

9. Mengurutkan peringkat saham berdasarkan nilai ERB yang terbesar sampai yang
terkecil
10. Menghitung cut-off rate ( )
11. Menentukan cut-off point ( )
12. Menentukan kandidat portofolio optimal dengan kriteria jika ERB saham
13. Menghitung proporsi masing-masing saham dalam portofolio
14. Menghitung expected return [ ( )] dan varians ( ) yang selanjutnya dapat
digunakan untuk mengukur risiko portofolio.
E. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil

penelitian

dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Setelahdilakukan perhitungan dengan menggunakan model indeks tunggal pada
saham perusahaan LQ- 45 periode Agustus 2009-Juli 2012, terdapat 6 (enam) saham
perusahaan yang memenuhi kriteria pembentukan

portofolio

optimal saham,

yaitu PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), PT


Kalbe Farma Tbk. (KLBF), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP), dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR).
2. Besarnya proporsi dana yang layak diinvestasikan pada ke-6 saham tersebut adalah:
a. Pada saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) adalah sebesar 36,473%;
b. Pada saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) sebesar 16,12%;
c. Pada saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) sebesar 21,046%;
d. Pada saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) sebesar 25,736%;
e. Pada saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) sebesar 0,412%; dan
f. Pada saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) sebesar 0,212%.
3. Portofolio optimal yang telah terbentuk menjanjikan tingkat pengembalian (expected

return) sebesar 3,737% per bulan dan risiko yang harus dihadapi dari hasil

berinvestasi pada portofolio tersebut adalah sebesar 4,833% per bulan. Hasil
penelitian ini masih relevan selama kondisi pasar belum menunjukkan perubahan
besar dari kondisi

pasar

Agustus 2009-Juli 2012.

F. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan, antara lain:
1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis yang meskipun dapat

digunakan untuk mengestimasi beta saham, tetap memiliki kekurangan yaitu


dapat berubah jika kondisi pasar berubah. Oleh karena itu, harus dilakukan analisisanalisis secara berkala sesuai dengan perubahan kondisi pasar.
2. Penelitian ini hanya menggunakan salah satu model pembentukan portofolio

optimal, yaitu model indeks tunggal. Sebaiknya untuk menghasilkan komposisi


portofolio yang benar-benar optimal, perlu dilakukan perbandingan antara modelmodel pembentukan portofolio optimal yang ada.
G. Prospek Penelitian Kedepan
Dalam penelitian kedepan hendaknya harus dilakukan analisis-analisis secara berkala
sesuai dengan perubahan kondisi pasar karena Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data historis yang meskipun dapat digunakan untuk mengestimasi beta saham,
tetap memiliki kekurangan yaitu dapat berubah jika kondisi pasar berubah. Penelitian
ini d a p a t m e n a m b a h k a n m o d e l - m o d e l l a i n untuk menghasilkan komposisi
portofolio yang benar-benar optimal karena penelitian ini hanya menggunakan salah satu
model pembentukan portofolio optimal, yaitu model indeks tunggal. Model yang bisa
digunakan misalnya model Markowits dan Dalam penelitian berikutnya hendaknya
dilengkapi dengan grand teori yang melandasi penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai