Tumor Kulit Yang Berasal Dari "Melanocytes System": Dr. Imam Budi Putra, SPKK
Tumor Kulit Yang Berasal Dari "Melanocytes System": Dr. Imam Budi Putra, SPKK
MELANOCYTES SYSTEM
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
Pendahuluan
Melanosit adalah sel berdendrit yang terdapat di epidermis dan dermis. Pada
semua spesies mamalia melanosit kebanyakan terdapat didermis dan tersebar
diberbagai tempat diseluruh badan. Melanosit yang memegang peran utama pada
pembentukan melanin. Melanosit mudah dikenal karena tidak mempunyai tonofibril
dan desmosom, tetapi mempunyai dendrit terutama yang terletak di epidermis.
Dendrit berfungsi memindahkan melanin ke keratinosit yang dibawa oleh
melanosom. Melanosit dianggap sebagai kelenjar bersel satu yang produknya
(melanin) dipindahkan ke sel / jaringan sekitarnya.1,2
Melanosit dermal tidak mempunyai nilai biologis yangberarti untuk manusia,
kecuali dalam hal-hal tertentu, misalnya ada bercak mongoloid didaerah sakral yang
terdapat pada waktu lahir. Melanosit dermal juga terdapat pada keganasan (tumor)
dan dalam keadaan tertentu dapat berubah dengan cepat.2
Pigmen dermal memberi warna kulit biru tua yang umumnya tidak disenangi.
Bila pigmen dermal tersebut adalah melanin, umumnya terdapat sebagai nevus atau
melanoma. Pada orang-orang dengan kelainan endokrin atau neoplasma, sering
terdapat melanosis yang berat di epidermis dan dermis. Hal itu mungkin disebabkan
oleh prekursor melanin yang tinggi dalam sirkulasi darah atau melanin terbentuk oleh
metastasis melanosit yang tersebar.1,2
Hiperpigmentasi dapat suatu tanda dari tumor jinak atau ganas. Tumor jinak
(nevo celluler nevi) disebabkan oleh proliferasi sel nevus dalam kulit. Tumor ganas
(melanoma) disebabkan oleh transformasi maligna dari melanosit atau sel nevus.1,2
Klasifikasi
Tumor yang berasal dari melanocytes system terbagi atas: 3,4
I. Tumor Benigna
1. Dari sel nevus
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
Nevus pigmentosus.
Halo nevus.
Nevus spilus.
Displasticn evi.
Becker's nevus.
Freckles.
Lentigines.
Lentiginous syndrome.
Mongolian spots.
Nevus of Ota.
Nevus of Ito.
Blue nevi.
Melanoma Maligna
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
1. Junction Nevi
Secara umum tidak berambut makulanya terang sampai coklat kehitaman, ukuran
bervariasi dari 1 mm ke 1 cm (diameter), permukaan halus dan rata. Lesi bisa
berbentuk bulat, elips, ada yang berbentuk kecil, irregular. Lokasi sering di
telapak tangan, telapak kaki dan genitalia.
Junction nevi jarang setelah lahir dan biasanya berkembang setelah berumur 2
tahun. Pembentukan aktif sel nevusnya hanya pada pertemuan epidermis dermis.
2. Compound Nevi
Hampir sama dengan junctional nevi tetapi sedikit menonjol dan ada yang
berbentuk papillomatous. Warnanya seperti warna kulit sampai ke warna coklat.
Permukaan halus, lokasi banyak di wajah dan biasanya ditumbuhi rambut. Sel
nevusnya berada pada epidermis dan dermis.
3. Intradermal Nevi
Bentuk papel (kubah), ukuran bervariasi dari beberapa mm hingga 1 cm atau lebih
(diameter). Lokasi dimana-mana tetapi paling banyak di kepala, leher dan
biasanya ditumbuhi rambut kasar, berwarna coklat kehitaman. Sel nevusnya
berada pada dermis.
Penatalaksanaan nevus pigmentosus biasanya sehubungan dengan segi kosmetik,
ataupun adanya kemungkinan nevus berubah menjadi suatu keganasan. Kebanyakan
lesi melanositik tidak membutuhkan terapi khusus. Pengangkatan nevus melalui
tehnik biopsi eksisi ataupun shave eksisi electro desiccation atau ekstirpasi ellips
komplit (tergantung pada ukuran, bentuk dan lokasi lesi).
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
dengan bedah plastik. Jika tidak diangkat dengan terapi bedah, harus dilakukan
evaluasi secara berkala.3,4,5
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
dan dapat menutupi seluruh bahu dan lengan atas, berbatas tidak tegas dan tidak
pernah berubah kearah keganasan.3,,7
Penatalaksanaan lakukan murni untuk tujuan kosmetik yaitu dengan laser
atau eksisi dengan split thickness skin grafts. Hanya sebagian memberikan hasil yang
baik. Becker's nevus biasanya terlalu besar untuk dieksisi, dan membiarkannya adalah
pilihan yang terbaik. Yang dilakukan hanyalah memotong rambut di lesi secara
berkala.3,4,7
Freckles (ephelides)
Lesi berupa makula merah atau coklat muda berbatas tegas, diameter (5 mm)
mengenai daerah kulit yang terpapar sinar matahari, dimulai pada masa anak-anak
dan cenderung memudar setelah dewasa. Umumnya pada umur 2 - 4 tahun, tidak
dijumpai pada bayi. Diduga diturunkan secar autosomal dominant.3,4,7
Pada pemeriksaan histopaatologi tidak dijumpai peningkatan jumlah
melanosit tetapi banyak ditemukan melanosom. Penatalaksanaan dengan menghindari
pajanan sinar matahari atau dengan memakai covering make up.
Dengan pengelupasan memakai Trichloroacetic acid 50% atau cryotherapi
CO2 atau liquid Nitrogen dengan pemutih (Benoquin atau Ecoquin) sebagian
memberikan hasil yang efektif. Hati-hati kemungkinan terjadi kontak dermatitis atau
hipo pigmentasi permanen (leukoderma).3,4,5,6,7
Lentigenis
Kelainan kulit berupa makula berwarna coklat sampai coklat tua, bulat atau
oval, ukuran kurang dari 5 mm. Dapat ditemukan pada seluruh permukaan kulit
termasuk telapak tangan, telapak kaki dan membrana mukosa. Disebabkan karena
bertambahnya jumlah melanosit pada taut dermo epidermal tanpa adanya proliferasi
lokal. Penatalaksanaan untuk kepentingan kosmetik dengan eksisi, shaving,
cryosurgeryl, aser atau electrodesiccatnio.3,4,5,6,7
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
Lentiginous Syndrome
- Lentiginosis Generalisata
Lesi lentigo umumnya multipel, timbul satu demi satu atau dalam kelompok
kecil, sejak masa kanak-kanak. Dibagi menjadi :
Lentiginosis eruptif ; timbul sangat banyak dan dalam waktu singkat. Lesi mula
berupa telengiektasis yang dengan cepat mengalami pigmentasi dan lambat laun
berubah jadi melanositik selular.3,4,5,7
Sindrom lentiginosis multipel ; merupakan sindroma lentiginosis yang
dihubungkan dengan berbagai kelainan perkembangan. Autosomal dominan,
timbul pada waktu lahir dan bertambah sampai masa pubertas. Pada daerah leher,
badan bagian atas, dapat diseluruh tubuh.
Sering disertai kelainan jantung, stenosis pembuluh nadi paru atau sub aorta.
Pertumbuhan badan akan terhambat. Adanya kelainan mata berupa hipertelorisme
okular dan kelainan tulang prognatisme mandibular. Kelainan yang menetap
adalah tuli dan kelainan genital yaitu hipoplasia gonad dan hipospadia. Sindroma
tersebut dikenal sebagai Sindrom Leopard yaitu 3,4,5,7
L entigenes
E CG abnormalities
O cular hypertelorism
P ulmonary stenosis
A bnormality of the genitalia
R etardation of growth
D eafness
Lenti ginosis Sentrofasial
Lesi biasanya makula kecil berwarna coklat atau hitam, timbul pada waktu tahun
pertama kehidupan dan bertambah jumlahnya pada umur 8 10 tahun. Diturunkan
secara autosomal dominan. Distribusi terbatas pada garis horisontal melalui
sentral muka tanpa mengenai membrane mukosa. Tanda-tanda efek lain adalah
retardasi mental dan epilepsi, arkus palatum yang tinggi, bersatunya alis, gigi seri
atas tidak ada, hipertrikosis sakral, spina bifida dan skoliosis.3,4
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
Mongolian Spot
Kelainan ini dijumpai sejak lahir, berupa bercak kebiru-biruan atau coklat keabuabuan pada daerah lumbosakral bagian sentral. Ukuran bercak mencapai maksimal
pada usia 2 tahun, sedangkan intensitas warna maksimal pada umur 1 tahun. Ukuran
lesi bervariasi dari beberapa milimeter sampai sentimeter. Lesi dapat soliter maupun
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
multipel. Pada kebanyakan kasus dapat mengalami regresi spontan, namun ada juga
yang persisten. Pigmen melanin yang terdapat pada bercak ini terletak didalam
melanosit yang berbentuk fusiform, dopa positif dan dijumpai pada dermis bagan
tengah (mid dermis).3,4,5,6,7
Nevus of ho
Merupakan variasi dari nevus Ota yang dicetuskan oleh Ito (1954). Kedua
nevus ini dapat terjadi pada seorang penderita. Pada nevus Ito, kelainan kulit terdapat
pada daerah yang dipersyarafi n. supra klavikula lateralis, dan n. brakhial lateralis.
Pigmentasi pada nevus Ito tampak lebih difus. Laser therapy memberikan manfaat
dan cosmeticc over-up diperlukan pada nevus of Ota dan nevus of Ito.3,4,5,6,78
Blue Nevus
Blue nevus terdiri dan 2 tipe yaitu :
1. Common blue nevus
Berupa nevus yang kecil, bulat, berwarna biru atau biru kehitaman. Permukaan
licin, berbentuk flat atau nodul. Secara umum berukuran antara 2 sampai 10 mm.
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
Biasanya tunggal tetapi dapat juga multipel. Lesi bisa timbul pada waktu lahir dan
insiden pada wanita 2 kali lebih tinggi daripada pria. Lesi biasanya bertahan
seumur hidup.3,4,5,6
2. Celluler blue nevus
Merupakan bentuk yang jarang ditemui, cenderung lebih besar dan berukuran
lebih dari 1 cm. Biasanya berlokasi di daerah sacrococcigeal, dorsal tangan dan
kaki.34,5,6
Blue nevus pada umumnya merupakan tumor yang jinak. Perubahan ke arah
keganasan jarang dijumpai. Penatalaksanaan dari kedua tipe nevus ini mencakup
eksisi bedah konservatif dengan eksaminasi histologis.3,4,5,6
TUMOR MALIGNA
Melanoma Maligna
Adalah tumor ganas kulit yang berasal dari sel melanosit dengan gambaran
berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit. Penyebabnya belum diketahui, sering terjadi
pada usia 30 sampai 60 tahun. Frekwensi sama pada pria maupun wanita.4
Berbagai faktor yang diperkirakan sebagai faktor penting dalam mekanisme
karsinogenesis keganasan adalah sebagai berikut 3,4,5,6,9-17
l. Faktor genetik.
Adalah keluarga yang menderita keganasan ini meningkatkan risiko 200 kali
terjangkitnya Melanoma Maligna. Ditemukan Melanoma Maligna familial pada
8% kasus baru. Terjadinya Melanoma Maligna jugu dihubungkan dengan
terjadinya keganasan lainnya misalnya retinoblastoma dan beberapa sindroma
keganasan dalam keluarga.
2. Melanocytic nevi
Keadaan ini dapat timbul berhubungan dengan kelainan genetik atau dengan
lingkungan tertentu. Jumlah nevi yang ditemukan berkaitan dengan jumlah
paparan sinar matahari pada masa kanak-kanak dan adanya defek genetik tertentu.
Sejumlah 30 - 90% Melanoma Maligna terjadi dari nevi yang sudah ada
sebelumnya.
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
3. Faktor biologik
Trauma yang berkepanjangan merupakan risiko terjadinya kegansan ini, misalnya
pada iritasi akibat ikat pinggang. Keadaan biologik lainnya yang mempengaruhi
adalah
berkurangnya
ketahanan
imunologik,
misalnya
pada
penderita
Colour variation, dari yang tidak berwarna sampai hitam pekat dalam satu lesi.
Evolution/change dari lesi dapat diperhatikan sendiri oleh penderita atau keluarga.
Gambaran Klinik
Terdapat 3 jenis Melanoma Maligna (Clark, 1967;1969 dan Mc Govern,
1970) dengan l jenis tambahan baru (Reed, 1976 dan Seiji, M. dkk., 1977). Keempat
jenis Melanoma Maligna tersebut terdiri atas: 3,4,5,6,9-17
1. Superficial spreading melanoma (SSM) merupakan jenis yang terbanyak dari
melanoma (70%) di Indonesia merupakan jenis kedua terbanyak.
Pada umumnya timbul dari nervus atau pada kulit normal (de novo). Berupa plak
archiformis berukuran 0,5 - 3 cm dengan tepi meninggi dan ireguler. Pada
permukaannya terdapat campuran dari bermacam-macam warna, seperti coklat,
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
abu-abu, biru, hitam dan sering kemerahan. Meluas secara radial. Pada umumnya
lesi mempunyai ukuran 2 cm dalam waktu 1 tahun, untuk melanjutkan tumbuh
secara vertikal dan berkembang menjadi nodula biru kehitaman. Dapat
mengalami regresi spontan dengan meninggalkan bercak hipopigmentasi.
Predileksinya pada wanita dijumpai di tungkai bawah, sedangkan pada pria di
badan dan leher.
Epidermis : - Melanosit berbentuk epiteloid, dapat tersusun sendiri-sendiri atau
berkelompok
- Pada umumnya sel-sel tersebut tidak menunjukkan bentuk yang
pleomorfik.
Dermis
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
Sistem Klasifikasi
Pada Melanoma Maligna digunakan sistem klasifikasi klinik (stadium klinik)
dan klasifikasi histologik (tingkat invasi Clark & kedalaman Breslow).3,4,5,6,9,14,16
Kegunaan atau kepentingan sistem klasifikasi tersebut, yaitu :
- Untuk menentukan tindakan pengobatan.
- Untuk menentukan prognosis.
- Untuk membandingkan hasil pengobatan antara berbagai klinik.
Klasifikasi Klinik
Sampai saat ini digunakan Stadium Klinik (dengan beberapa modifikasi) sebagai
klasifikasi standar Melanoma Maligna, terdiri atas 3 stadium 3,4,5,6,9,14,16
Stadium I
Stadium II
Stadium III
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
Klasifikasi Histologik
Klasifikasi histologik didasarkan pada perangai biologik Melanoma Maligna.
Tingkat II
Tingkat III
Tingkat IV
Tingkat V
Golongan II
Golongan III : Dengan kedalaman (ketebalan) tumor lebih dari 1,5 mm.
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
Diagnosis Banding
Nevus pigmentosus
Blue nevus
Keratosis seboroika
Penyakit Bowen
Dermatofibroma
Granuloma piogenikum
Subungual hematoma9
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
A. Eksisi bedah.
Dilakukan pada melanoma stadium I dan IL Zitelli dkk. Menyarankan untuk
mengambil sampai 1,5 cm diluar tepi lesinya, kecuali bila dilakukan Moh's
microsurgery. Pada melanoma yang terdapat pada kuku dianjurkan untuk
dilakukan amputasi pada seluruh jari yang terkena.
B. Elective Lymph Node Dessection( ELND)
Dilakukan pada melanoma stadium III, dimana telah terdapat metastase ke
kelenjar lymph. Hal ini dibuktikan dengan terabanya pembesaran kelenjar lymph.
ELND masih merupakan terapi yang kontroversial. Cara yang lebih dianjurkan
adalah dengan intraoperative lymphatic mapping.
C. Interferon a 2b
Dapat digunakan sebagai terapi adjuvan pada melanoma yang berukuran lebih
dari 4 mm (stadium V), tetapi harus dipertimbangkan tingkat toksisitasnya yang
masih tinggi. Tujuan terapi ini diharapkan dapat menghambat metastasis yang
lebih jauh lagi.
D. Kemoterapi
Dikatakan tidak terlalu bermanfaat pada terapi melanoma. Jenis kemoterapi yang
paling efektif adalah dacarbazine (DTIC = Dimethyl Triazone Imidazole
Carboxamide Decarb zine).
E. Kemoterapi Perfusi
Cara ini bertujuan untuk menciptakan suasana hipertermis dan oksigenasi pada
pembuluh-pembuluh darah pada sel tumor dan membatasi distribusi kemoterapi
dengan menggunakan torniquet.
Cara ini diharapkan dapat menggantikan amputasi sebagai suatu terapi.
F. Terapi Radiasr
Digunakan hanya sebagai terapi simptomatis pada melanoma dengan metastasis
ke tulang dan susunan syaraf pusat (SSP). Meskipun demikian hasilnya tidak
begitu memuaskan.
Tanpa
pengobatan,
kebanyakan
melanoma
akan
bermetastase
dan
mengakibatkan kematian pasien. Saat ini, karena diagnosis klinik yang dini, lebih dari
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
80% melanoma diterapi dengan bedah eksisi sederhana dan dengan edukasi yang
lebih baik mengenai tanda-tanda kinik melanoma, angka kesembuhannya menjadi
95%.3,4,5,6,9,10,11,14,15,16
Daftar Pustaka
1. Thody. A.J, Skin Pigmentation and Its Regulation, dalam ; Molecular Aspects
Dermatology, Priestley G.C. editor, Jhon Wiley & Sons Ltd, Baffins Lane,
ChichesterW, est SussexP O19 lUD, England, 1993, p : 55 - 73.
2. Tranggono. R.I.S, Patofisologi Melanogenesis, dalam Simposium Kelainan
Pigmentasi Kulit dan Penanggulangannya, Sugito T.et all, Jakarta, p : 14 - 24.
3. Hurwitz S. Cutaneus Tumors in Childhood. Dalam : Clinical Pediatric
Dermatology, 2nd Edition, Philadelphia, WB Saunders Company, 1993, p : 199203.
4. Habif TP. Nevi and Malignant Melanoma. Dalam : Clinical Dermatology, A
Color Guide to Diagnosis and Therapy, 3rd Mosby Year Book, 1996, h : 688 720.
5. Odom RB, James WD, Berger TG. Melanocytic Nevi and Neoplasma. Dalam :
Diseases of the Skin, 9th Edition, Philadelphia, 2000, p : 869 - 89.
6. Mackie R.M. Melanocytic Naevi and Malignant Melanoma. Dalam : Rook /
Wilkinson / Ebling Textbook of Dermatology, Champion R.H et all editor, Yol.2,
Sixth Edition, Blackwell Science Ltd, 1998, United Kingdom, p : 1717- 52.
7. Soepardiman L, Kelainan Hiperpigmentasi dan Melasma, dalam : Simposium
Kelainan Pigmentasi Kulit dan Penanggulangannya, Sugito T. et all, Jakarta, p :
25 - 39.
8. Lui H, Nevi of Ota and Ito, dalam : eMedicine Journal, Vol. 2 Number 11,
November 15 2001.
9. Budidahjono S. Prekanker dan Kanker Kulit dalam Penyakit Kulit, Harahap M.
Editor, PT. Gramedia Jakarta, 1990, p : 262 - 72.
10. Mukhtar A. Kanker Kulit, dalam : Deteksi Dini Kanker, Ramli HM et all editor,
Balai PenerbitF K - UI Jakarta, 2002, p : 76 - 85.
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008
11. Hamzah M, Deteksi Dini Kanker Kulit, dalam Pertemuan Ilmiah Berkala :
Deteksi dan Penatalaksanaan Kanker Kulit Dini, Cipto H et all editor, Balai
PenerbitF K - UI, Jakarta , 2001, p : 19 - 2l .
12. SuriadiredjaA .S.D, Kresno S.B, CornainS . Biologi Molekuler Melanoma, dalam
: Melanoma Dari Biologi Molekuler Sampai D engan P enatalaksanaan, Cipto H
et all editor, Balai Penerbit FK-UI, Jakarta, 2002, p : 1 11
13. Darwis E.R. Faktor Risiko dan Lesi Prekursor Melanoma, dalam : Melanoma
Dari Biologi Molekuler Sampai Dengan PenatalaksanaanC, ipto H et all editor,
Balai Penerbit FK-UI, Jakarta, 2002, p : 27 - 30.
14. Toruan T.L, Melanoma Gambaran Klinik dan Diagnostik, dalam : Melanoma
Dari Biologi Molekuler Sampai Dengan Penatalaksanaan, Cipto H et all editor,
Balai PenerbitF K-UI, Jakarta,2002, p : 31 - 40.
15. McCalmont T. Melanoma, avaiable http://www.cancwr.gov/publication
16. Brick W. What Do You Need To Know About Melanoma. avaiable at
http://www.cancer.gov/moles
17. Hazen B.P et all, The Clinical Diagnosis of Early Malignant Melanoma :m
Expansion of the ABCD Criteria to Improve Diagnostic Sensitivity, dalam :
Dermatology Online Journal, 1999.
Imam Budi Putra : Tumor Kulit Yang Berasal Dari Melanocytes System, 2008
USU e-Repository 2008