Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. Y

Umur

: 40 tahun

Alamat

: Bayongbong

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Wiraswasta

Medrek

: 0166648x

MRS

: 08-12-2013

Identitas Suami
Nama : Tn. N
Usia : 39 tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMP

ANAMNESIS
Dikirim oleh

: Puskesmas

Dengan Keterangan

Keluhan utama

: tekanan darah tinggi

Anamnesa Khusus:
G2P1A0 Merasa hamil 9 bulan mengeluh tekanan mengalami tekanan darah
tinggi selama kehamilan diakui, nyeri kepala hebat pandangan kabur dan nyeri ulu hati
diakui, mules-mules yang semakin kuat dirasakan sejak 10 jam SMRS, disertai keluar
lendir bercampur sedikit darah dari jalan lahir. Keluar cairan dari jalan lahir belum
dirasakan ibu, gerak anak mulai tidak dirasakan aktif semenjak 5 jam SMRS. Mengaku
memiliki riwayat melahirkan bayi besar sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat
penyakit hipertensi,

RIWAYAT OBSTETRI
Kehamilan Tempat

Penolong

Ke
1

puskes

Cara Cara
Kehamilan

Persalinan

Aterm

Spontan

Bidan

mas
2

BB
Lahir

Jenis usia
Kelamin

4,2

Laki

Hidup/mati
13th

Kg

hamil
saat ini

Keterangan Tambahan :
Menikah

: 22 tahun, SMP, Wiraswasta


21 tahun, SMP, Swasta

Haid terakhir : Lupa

TP

:-

Kontrasepsi terakhir : Tidak Pernah menggunakan Alat Kontrasepsi.


PNC

: Puskesmas, Jumlah kunjungan 4 kali.

Ibu pertama kali memeriksakan kehamilannya saat usia kehamilan 1 bulan, lalu
kontrol 1 bulan sekali namun hanya sampai bulan ke 4.
STATUS PRAESENS
Keadaan Umum : CM

Varices

: -/-

Tensi

: 140/110 mmHg

Hati dan Limpa

: tak teraba

Nadi

: 80 x/mnt

Wheezing

:-/-

Pernafasan

: 24 x/mnt

Suhu

: 36,70C

Jantung

: BJ murni reguler

Paru

: sonor,VBS kanan=kiri

Refleks

: Fisiologis (+)

BB

: tak ditimbang

TB

: tak diukur

Edema

: -/-

Keadaan

Hidup

Abdomen

: Cembung lembut

LABORATORIUM (Kimia Klinik)


Berat jenis Urine
pH Urine
Protein Urin
Glukosa Urin
Keton Urin

:
:
:
:
:

1.015
5.0
POS (++)
positif
Negatif

Urobilinogen
Bilirubin Urin

: Normal
: Negatif
:
:
:

PEMERIKSAAN LUAR
Fundus Uteri
Lingkaran Perut
Letak Anak
Bunyi Jantung Anak
His
TBBA

:
:
:
:
:
:

40 cm
106 cm
Kep U 4/5 puka
4495 gram

PEMERIKSAAN DALAM
v/v
P

Ket
Kep

:
:
:
:
:

T.a.k
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan

DIAGNOSIS
G2P1A0 Parturien aterm 37-38 minggu kala I fase aktif dengan PEB+ suspect bayi
besar+IUFD

RENCANA PENGELOLAAN
- Informed consent
- Infus,, pemasangan Folley Kateter
- Dopamet
- Nefidipine
- MgSO4 20% 4 gr iv Loading Dose dalam 100cc RL, selama15 menit.

- MgS04 20% 10gr iv Maintenance Dose dalam 500cc RL 20 gtt/menit


- Pemberian tetes oksitosin
- 5 unit oksitosin dalam 500cc D5% dgn kecepatan awal 20 tpm, dinaikkan 5 tpm
setiap 15 menit sampai didapatkan his memadai (3-4x dlm 10 mnt atau sampai
maks 60 tpm)
- Maksimal 2 labu dengan selang waktu 2 jam
- Amniotomi dapat dilakukan sebelum pemberian oksitosin
- Jika pemberian oksitosin gagal, terminasi kehamilan secara SC dilakukan
- Konsul anastesi
- Observasi KU, His, BJA, T, N, R, S

Observasi
Jam
13.00 -14.00

His
(-)

BJA
(x/mnt)
-

T
N
R
(mmHg) (x/mnt) (x/mnt)
140/110 132x/ 24
menit

Ket
- Stabilisasi pasien
- MgSO4 40% 4 gr im

14.00-15.00
14.00-15.00
15.00-16.00

(-)
(-)
(-)

170/110 104
140/100 110
130/100 128

24
20
20

- Terpasang DC (+)
-

D/

G2P1A0 parturien 37-38 minggu kala I fase aktif dengan PEB+giant Baby+IUFD

T/

- Rencana SC
- Observasi His,, T, N, R, S

Observasi
Jam

His

16.00-17.00
17.00-17.30

4-51x/30Kk
4-51x/30KK

BJA
(x/mnt)
-

T
(mmHg)
130/100
170/100

LAPORAN OPERASI
Tanggal

: 9 Desember 2013

Jam Operasi Mulai

: 10.40

Jam Operasi selesai

: 11.20

N
R
(x/mnt) (x/mnt)
92
24
96
24

Ket
- MgSO4 10 gr 20%
maintenance

Operator

: Dr.Rizky S N, Sp.OG

Ahli anestesi

: dr. Hj. Hayati , Sp.An

Jenis anastesi

: NU

Obat Anastesi

: ISO+O2+N2O

Diagnosa prabedah

: G2P1A0 parturien37-38 mgg kala I fase aktif dengan PEB+

IUFD
Diagnosa pasa Bedah : P1A1 Partusmaturus seksio sessarea atas indikasi bayi besar still
birth
Jalannya Operasi
- dilakukan tindakan a adan antiseptik di daerah abdomen dan sekitarnya
- dilakukan insisi pfannensteil 10 cm
- setelah peritoneum dibuka tampak dinding uterus
- plica vesica uterina diidentifikasi, disayat konkaf ke arah pangkal ligamentum
rotundum kiri dan kanan. Kandung kencing di sisihkan ke bawah dan ditahan dengan
reaktor
- SBR disayat konkaf bagian tengahnya ditembus jari penolong, dan diperlebar ke kiri
dan kekanan secara tumpul
Jam 10.45 lahir bayi laki-laki tanpa tanda-tanda kehidupan meluksir kepala. BB 5500
gr, PB 58 cm, dan disuntikkan oksitosin 10 IU intramural
- jam 10.47 lahir plasenta dengan tarikan ringan pada tali pusat berat 900gr, ukuran
10x15x15
-SBR dijahit lapis demi lapis. Lapisan pertama secara jelujur interloking, lapisan kedua
secara overhecting matras
- setelah tidak ada perdarahan dilakukan reperitonealisasi peritoneum kandung kemih
- Perdarahan dirawat, rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah, fascia
dijahit dengan safil no.1 kulit dijahit secara subkutikular
Perdarahan selama operasi 400 cc
- diuresis selama operasi 100 cc
LAPORAN PERINATOLOGI

Pada jam 10.45 lahir bayi laki-laki tanpa adanya tanda-tanda kehidupan secara seksio
sessarea atas indikasi bayi besar+ IUFD BB : 5500 gr dan PB : 58 cm

FOLLOW UP RUANGAN
Tanggal/
Jam
9/12/13
POD 0

CATATAN

INSTRUKSI

Post Operasi

Infus RL 20 ttm

KU : CM, sakit sedang

Cefatoxime 2x1 gr IV

Inf metronidazol 3x500mg

Periksa Hb, Protein urin

Cek Hb post tranfusi

: 174/117 mmHg

N : 130 x/mnt
Diuresis : 500 cc/3 jam

R
S

: 27 x/mnt
0

: 36 C

Tanggal/
Jam

CATATAN

INSTRUKSI

Abdomen : Datar, lembut, DM (-)

Observasi KU, T, N, R

MgSO4

S:-

Infus RL 20 ttm

O : KU : CM

Cefatoxime 2x1 gr IV

Conj : agak anemis

Inf metronidazol 3x500mg

NT (-), PS/PP -/Luka operasi: tertutup verban


BAB (-), BAK (-)

10/12/13
POD 1

: 130/80 mmHg

: 20 x/mnt

Periksa Hb, Protein urin

: afebris

SF 1x1

Pulmo : wheezing -/-

Aff kateter

cor : BJ murni reguler

Observasi KU, T, N, R

Abdomen : Datar, lembut

Motivasi Kb

S:-

Lepas infuse

O : KU : CM

Ganti terapi oral

Conj : agak anemis

Cefadroxil 2x1

N : 88 x/mnt

PS/PP -/-, BU (+)


Luka operasi: tertutup verban
Diuresis. 300 cc
BAB (-), BAK (-)
A/ P1 A1 Partus matures dengan SC atas
indikasi bayi besar

10/12/13
POD 2

: 140/90 mmHg

N : 90 x/mnt

: 20 x/mnt

As.mefenamat 3x1

: afebris

Motivasi Kb

Pulmo : wheezing -/cor : BJ murni reguler


Abdomen : Datar, lembut
PS/PP -/-, BU (+)
Luka operasi: tertutup verban
BAB (+), BAK (+)
A/ P1 A1 Partus matures dengan SC atas

Tanggal/
Jam

CATATAN

INSTRUKSI

indikasi bayi besar

11/12/13
POD 3

S:-

Cefadroxil 2x1

O : KU : CM

As.mefenamat 3x1

Conj : -

Motivasi Kb

: 110/90 mmHg

N : 90 x/mnt

: 20 x/mnt

Ganti verban

: afebris

BLPL

Pulmo : wheezing -/cor : BJ murni reguler


Abdomen : Datar, lembut
PS/PP -/-, BU (+)
Luka operasi: tertutup verban
BAB (+), BAK (+)
A/ P1 A1 Partus matures dengan SC atas
indikasi bayi besar

Pembahasan
PERMASALAHAN
1.

Bagaimana penegakkan diagnosis pada pasien ini?

2.

Apa saja yang menjadi faktor resiko plasenta praevia pada pasien ini?

3.

Bagaimana penanganan pada pasien ini?

Pembahasan
1. Bagaimana penegakkan diagnosis pada pasien ini?
Anamnesis dan pemeriksaan
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien memiliki riwayat kehamilan sebelumnya
Pemeriksaan besar bayi dengan USG akan memberikan ketepatan sampai 90 persen,
sedangkan dengan pemeriksaan phisik saja misal dengan berat badan ibu dan tinggi
fundus uteri memberikan ketepatan sampai 50 persen.

2. Apa saja yang menjadi faktor penyebab kehamilan dengan bayi besar?
Faktor genetic dan tingkat gula darah yang tinggi pad akehamilan diabetes mellitus.
Faktor lain yang diyakini meningkatkan risiko bayi lahir besar adalah ibu yang
mengalami obesitas dan kelebihan berat badan saat hamil.
Bayi lahir lewat bulan atau lebih dari 42 minggu berpeluang lahir besar dengan
beratbadan bisa mencapai 4.500 gram

BAYI MACROSOMIA
Gambaran Umum
Bayi-bayi besar (Makrosomia) sering dilahirkan dari ibu multi paritas dan ibu diabetes
melitus (Cunnighan, 1995 : 422). Semua neonatus dengan berat 4000 gram/ lebih
biasanya dianggap sebagai bayi Makrosomia.

Ada dua kelompok bayi yang disebut sebagai bayi berat lahir berlebih.
1. Bayi yang dilahirkan dengan berat badan lebih dari 3900 gram. Kondisi ini
dikenal dengan Giant Baby dan dapat terbawa sampai tumbuh dewasa.
2. Bayi yang dilahirkan dengan berat badan normal sekitar 2500-3800 gram tapi pada
masa pertumbuhannya naik cukup banyak. Bayi seperti ini diistilahkan dengan bayi
dengan berat badan diatas rata-rata
Ada beberapa hal yang menyebabkan janin kelebihan berat badan :
1. Ibu menderita DM

Kadar gula darah ibu hamil penderita Diabetes Melitus tergolong tinggi. Kondisi
inilah yang memberi peluang janin untuk tumbuh melebihi ukuran rata-rata. Jika
fungsi plasenta dan tali pusar baik, maka si calon bayi dapat tumbuh makin
subur.
2. Ibu mempunyai riwayat melahirkan bayi besar

Ibu yang pada kehamilan pertama melahirkan Giant baby berpeluan besar
melahirkan anak kedua dengan kondisi yang sama pada kehamilan berikutnya.
3. Faktor genetik

Obesitas dan overweight yang dialami ayah-ibu dapat menurun pada bayi.
4. Pengaruh kecukupan gizi

Porsi makanan yang dikonsumsi ibu hamil akan berpengaruh terhadapa bobot
janin. Asupan gizi yang berlebih bisa mengakibatkan bayi lahir dengan berat
diatas rata-rata.
5. Bukan kehamilan pertama

Ada kecenderungan berat badan lahir anak kedua dan seterusnya lebih besar
daripada anak pertama.
Pengertian

- Makrosomia adalah merupakan gambaran yang khas untuk bayi ibu Diabetes
Mellitus (BIDM) (Ilmu Kesehatan Anak, Ali Markum).

- Marosomia yakni berat bayi lebih dari 4000 gram (Kpeerawatan Maternitas
Edisi 4. Bobak Lowdermilk, Jensen).

- Menurut Cunningham (1995 : 421) semua neonatus dengan berat badan 4000
gram atau lebih tanpa memandang umur kehamilan dianggap sebagai
makrosomia.

Kondisi bayi dengan berat lahir di atas rata-rata ini (Makrosomia) membutuhkan
perawatan yang lebih/intensive dan harus selalu dipantau untuk menghindari
risiko dikemudian hari.
Karakteristik Makrosomia

- Mempunyai wajah berubi

- Badan montok dan bengkak

- Kulit kemerahan

- Organ internal membesar (hepatosplenomegali, spenomegali, kardiomegali).

- Lemak tubuh banyak

- Plasenta dan tali pusat lebih besar dari rata-rata


Etiologi

Makrosomia ini disebabkan oleh terjadinya hiperglikemia pada janin (akibat


hiperglikemia ibu) dan hiperinsulinisme janin yang menyebabkan :

- Timbunan lemak subkutan janin dan glikogen hati bertambah

- Pertambahan ukuran dan berat dari hamper seluruh organ, yang


memperlihatkan hipertropf dan hyperplasia seluler

- Hematopiesis ektramedularis khususnya dari hepar yang menyebabkan


pertambahan berat badan

Umumnya bayi dengan makrosomia ini dilahirkan oleh ibu diabetik kelas A, B
dan C. Insulin dikatakan merupakan hormon pertumbuhan primer untuk
perkembanga intra uterin. Diabetes Maternal mengakibatkan peningkatan kadar
asam-asam amino bus plasenta, pancreas janin berespon dengan memproduksi
insulin untuk disesuaikan dengan sediaan bahan baker akselerasi sintesis protein
yang diakibatkan bersama dengan penyimpanan glikogen dan lemak berlebih
bertanggung jawab terhadap terjadinya makrosomia yang khas pada kehamilan
diabetik.

Penatalaksanaan

Tanpa memandang besarnya semua bayi dari ibu diabetes sejak semula harus
mendapat pengamatan dan perawatan yang intensif, adar gula darah pada bayi
harus ditentukan pada 1 jam post partum dan kemudian setiap 6 8 jam
berikutnya, jika secara klinis baik dan kadar gula darahnya normal. Mula-mula
diberikan makanan oral/sonde air glukosa 5% dilanjutkan dengan ASI.air susu
formula yang dimulai pada umur 2 3 jam dan diteruskan dengan interval
makanan oral. Pemberian makanan harus dihentikan dan glukosa di berikan
dengan infus intravena perifer pada kecepatan 4 8 mg/kg BB/menit untuk
mengatasi.
1. Hipoglikemia

Tujuan utama pengobatan hipoglikemia adalah agar kadar glukosa serum tetap
normal pada kasus hipoglikemia tanpa gejala lakukan tindakan berikut :

- Apabila kadar glukosa dengan dextrosix 25 mg/dl maka bayi diberi larutan
glukosa sebanyak 6 mg/kg BB/menit dan kemudian diperiksa tiap 1 jam hingga
normal dan stabil.

- Bila doxtrosix menunjukkan hasil 25 46 mg/dl dan bayi tidak tampak sakit
maka diberi minum glukosa 5% lalu diperiksa tiap jam hingga stabil. Pada kasus
hipoglikemia dengan gejala diberikan larutan glukosa 10% sebanyak 2 4 ml/kg
BB intra vena selama 2 3 menit hingga kadae glukosa stabil.
2. Hipokalsemia

Hipokalsemia dengan kejang harus diobati dengan larutan kalsium glukonat


10% sebanyak 0.2 0.5 ml/kg BB intravena yang harus diperhatikan selama
pemberian adalah aritmia jantung, brakikardi dan ekstravasasi cairan dan alat
infuse, kadar kalsium serum harus dipantau tiap jam.
3. Hiperbilirubinemia

Sejak bayi mulai kurang kadar bilirubin harys dipantau dengan teliti kalau perlu
berikan terapi sinar/transfuse tukar darah.
4. Polisitemia

Dicoba dengan penambahan pemberian minum sebanyak 20 40 ml/kg BB/ hari


disamping itu dipantau Hb darah tiap 6 12 jam tanpa gejala, bila dengan gejala seperti

gangguan nafas jantung atau kelainan neurologik harus dilakukan transfuse tukar parsial
dengan plasma beku segar

Anda mungkin juga menyukai