Anda di halaman 1dari 1

Pagi ini terasa sangat sejuk.

Semilir angin dan suara burung yang saling bersahutan


menambah semangat dalam jiwaku untuk memulai rutinitasku . Sehari-hari aku mengajar di
salah satu SMA kota Surabaya. Ya, aku adalah pahlawan tanpa tanda jasa, atau biasa disebut
guru oleh masyarakat. Pahlawan ?, aku tidak pernah membayangkannya, apalagi tanpa tanda
jasa . Setelah kuhabiskan sarapan, lekas kuambil sepeda tua milikku dan langsung mengayuh
menuju sekolah . Jarak menuju sekolah tempat ku mengajar lumayan jauh, sekitar 3 km, tapi
kupilih sepeda sebagai moda transportasiku karena selain ramah lingkungan , menyehatkan
dan hitung hitung penghematan karena harga BBM lagi naik. Bersepeda dipagi hari sangat
menyenangkan , kulihat berbagai sudut kota . Ada beberapa bagian yang yang tidak berubah
sehingga mengingatkanku akan masa lalu. Masa lalu yang begitu pahit dan memberiku
semangat agar menjadi seorang pahlawan seperti saat ini . Tapi ada suatu hal yang
mengganggu pikiranku. Kenapa sampai sekarang masih banyak sekali anak-anak yang tidak
bersekolah dan menghabiskan waktunya dijalanan. Mereka menjadi pengasong, pengemis,
atau pengamen. Apa yang salah dengan negara ini, negeri yang katanya loh jinawi melimpah
ruah alam diatas atau sumber minyak dan tambangnya, tapi generasi penerus bangsanya
masih ada yang tidak mengenyam bangku sekolah. Katanya sekolah gratis, dan ada program
WAJAR 9 tahun , tapi kenapa mereka tidak bersekolah?, ini mengingatkanku pada masa
kecilku. Tumbuh di keluarga yang kurang mampu membuatku banting tulang untuk
menopang kebutuhan keluargaku. Pengasong, pengamen atau tukang semir sepatu pernah aku
jalani . Aku mengenyam bangku pendidikan tapi itu hanya sampai tingkatan dasar. Setelah
itu berat rasanya pergi menuntut ilmu dengan kondisi keluargaku yang serba kekurangan.

Anda mungkin juga menyukai