Anda di halaman 1dari 3

Hasil Identifikasi

Lumut yang diidentifikasi merupakan lumut yang kami


temukan di belakang laboratorium fisika Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam UNY. Lumut tersebut menempel
pada permukaan pot semen yang lembab karena ternaungi oleh
tanaman pada pot. Berdasarkan pengamatan terhadap lumut
tersebut dapat diketahui beberapa hal berikut :
1. Tubuhnya berukuran kecil, berbatang semu tegak dan
lembaran daun berwarna hijau dan berukuran kecil serta
tersusun spiral.
2. Pada pangkal batang terdapat rizoid yang bercabang
berfungsi sebagai akar.
3. Spora terdapat dalam kapsul yang memiliki tangkai.
4. Fase dominannya adalah gametofit.
5. Sporofit berukuran lebih kecil, dan hidup tergantung pada
gametofit.
Berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki, lumut tersebut termasuk
lumut sejati atau lumut daun. Tumbuhan ini sudah menunjukkan
diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ
fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati serta
juga belum memiliki pembuluh sejati.
Tumbuhan lumut sejati tersusun dari sumbu (batang), daun,
dan rizoid multiseluler. Daun tersusun dalam 3 sampai 8 baris.
Daun mempunyai rusuk (simetri radial). Sumbu batang pada
lumut

daun

biasanya

menunjukkan

diferensiasi

menjadi

epidermis korteks, dan silinder pusat. Alat kelamin tubuh pada


bagian ujung batang, sporogonium terdiri dari kaki, tangkai dan
kapsul. Gigi peristoma terdapat satu atau dua deret melingkari
lubang diujung kapsul. Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung
batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh
daun-daun yang letaknya paling atas. Berdasarkan pengamatan,

arkegonium dan anteridium pada lumut sejati tersebut tidak


dapat ditentukan dalam satu tumbuhan (banci atau berumah
satu)

atau

berumah

dua.

Hal

tersebut

disebabkan

oleh

keterbatasan mata pengamat dan alat yang digunakan.


Pada perkembangan selanjutnya anteridium yang sudah
masak, maka akan membuka pada ujungnya, hal ini terjadi
karena sel-sel dinding yang letaknya di ujung menjadi berlendir
dan mengembang sehingga kutikulanya pecah. Hal tersebut juga
terjadi pada arkegonium yang sel telurnya telah siap untuk
dibuahi. Pada arkegonium, tepi bagian dindingnya terbuka dan
akan membengkok ke luar dan berbentuk seperti corong. Apabila
ada hujan, air ini sangat membantu spermatozoid menuju sel
telur, dan sel telur ini menghasilkan sakarose untuk menarik
spermatozoid dan gerakannya disebut sebagai gerak kemotaksis.
Setelah terjadi pembuahan, akan terbentuk zigot, selanjutnya
akan

berkembang

menjadi

embrio

kemudian

berkembang

menjadi sporofit. Karena sporofit yang ada di dalam arkegonium


terus tumbuh membesar dan memanjang, maka arkegonium
lama kelamaan akan robek dan akan membentuk tudung
(kaliptra) pada bagian atas sporofit. Bagian atas sporofit ini akan
terus membesar dan membentuk kapsul/sporangium. Kapsul
yang telah masak memperlihatkan susunan yang khusus, yaitu
berbentuk
mempunyai

seperti

tabung

penutup

yang

silindris

dan

pada

disebut operculum,

puncaknya
di

bawah

operculum terdapat gigi peristom jika dalam keadaan lembap


akan menutup sehingga spora tidak bisa keluar. Apabila keadaan
kering atau kapsul sudah masak, maka gigi peristom akan
membuka menghadap ke luar dan operculum terlepas sehingga
spora akan keluar.Gigi peristom juga mempunyai tangkai yang
disebut seta. Seta ini akan mengangkat kapsul ke atas, sehingga
spora yang akan dikeluarkannya mudah tertiup angin dan

tersebar ke mana-mana. Spora tersebut bila jatuh pada tempat


yang cocok akan tumbuh menjadi protonema, tumbuh tunastunas, dan menjadi tumbuhan lumut.
Dari ciri-ciri yang diperoleh dari pengamatan, lumut tersebut
tersebut merupakan Pogonatum sp dengan klasifikasi sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Class : Musci
Ordo : Bryales
Famili : Pogonataceae
Genus : Pogonatum
Spesies : Pogonatum sp

Anda mungkin juga menyukai