Jurnal-Sida Riptek 013
Jurnal-Sida Riptek 013
97 - 108
Abstrak
Kebijakan pembangunan dalam rangka mengembangkan daya saing wilayah perlu
diarahkan agar tujuan pembangunan dapat tercapai secara optimal dan juga efektif. Melalui
pengembangan Sistem Inovasi Daerah (SIDa), hal tersebut kemudian dapat diupayakan oleh
Pemerintah Kota Semarang. Pada kajian SIDa Kota Semarang yang telah dilakukan pada
tahun sebelumnya, telah ditemukan beberapa gambaran mengenai kesiapan Kota Semarang
dalam mengawal proses SIDa. Keberadaan instrumen kebijakan Kota Semarang dinilai sudah
memiliki kondisi yang cukup baik dalam segi kesiapan untuk mengembangkan sistem inovasi
daerah walaupun tentu saja kemanfaatannya masih memiliki kekurangan karena belum
memiliki legitimasi hukum. Untuk mengembangkan potensi wilayah, maka perlu dilakukan
penyusunan roadmap SIDa yang berfungsi sebagai pedoman untuk mengimplementasikan
setiap inisiatif strategis di daerah. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi dan
arah kebijakan sebagai rancangan awal roadmap penguatan sistem inovasi daerah yang
berpedoman kepada Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional. Metode yang digunakan
adalah pendekatan triangulasi yang menggabungkan antara pendekatan kualitatif dengan
kuantitatif. Ditemukan beberapa hasil antara lain sektor prioritas SIDa Kota Semarang
adalah perdagangan dan jasa, dapat dirumuskan pula beberapa strategi baik di masingmasing variabel penelitian maupun secara komprehensif sebagai pedoman penyusunan
roadmap.
Kata Kunci: daya saing wilayah, Sistem Inovasi Daerah (SIDa), roadmap
Abstract
Development policies should be improved for increasing the competitiveness of region in
order to achieve optimal and effective development goals. The development of Regional
Innovation Systems (RIS) that pursued by Semarang Government could be considered as an
important strategy for improving these development goals as well as the implementation. The
RIS studies that have been done in previous years, has found some indications of the
Semarang Government readiness in guarding the RIS process. The existence of Semarang
policy instrument is considered to have a good condition in terms of the readiness to develop
regional innovation systems, although there have been lack of outcome as it does not have
sufficient legitimacy yet. To develop the potential of the area, it is necessary to prepare the
RIS roadmap which serves as a guide for implementing strategic initiatives in each area. This
study aims to formulate strategies and policy directions as the initial roadmap draft to
strengthening the regional innovation systems based on the RIS guideline provided by BPPT
(Indonesian Agency for The Assessment and Aplication of Technology). This study use
triangulation approach that combines qualitative and quantitative methods. There are several
results, the first is trading and services appointed as priority sectors of RIS in Semarang. The
second is some strategies can be formulated that the RIS development should be improved to
97
another RIS variable, such as culture of innovation or capacity of science institution, rather
than keep the development on supplying the infrastructure.
Keywords: competitiveness of region, Regional Innovation Systems (SIDa),
roadmap
Pendahuluan
Peningkatan daya saing antar
daerah merupakan agenda yang sangat
penting
dalam
mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Dalam hal
ini, inovasi dalam pembangunan yang
berjalan secara komprehensif serta
terjadinya kolaborasi antar aktor
pembangunan merupakan faktor kunci
peningkatan daya saing. Pengembangan
sistem inovasi daerah (SIDa) merupakan
salah satu strategi utama dalam sistem
inovasi nasional yang mewadahi proses
interaksi antara komponen penguatan
sistem inovasi.
Pada dasarnya, merupakan agenda
nasional sesuai dalam UU No. 17 tahun
2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJN) 20052025 dan UU No. 18 tahun 2002
tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Setiap
daerah harus melakukan beberapa poin
penting tentang penguatan SIDa, yaitu
kebijakan membuat tim koordinasi dan
Roadmap SIDa, penataan SIDa baik
kelembagaan maupun sumberdaya SIDa,
mengembangkan SIDa melalui potensi
lokal, dan melakukan koordinasi dan
pelaporan hingga pemerintah pusat.
Kota Semarang sebagai bagian dari
entitas pengembangan sistem inovasi
nasional dituntut kesiapannya untuk
turut serta mengembangkan sistem
inovasi di daerahnya sebagai upaya
peningkatan daya saing wilayah. Untuk
mengidentifikasi
permasalahanpermasalahan yang sudah terjadi, sedang
terjadi, maupun akan terjadi dibutuhkan
suatu penyusunan kerangka kerja
strategis yang dituangkan dalam bentuk
roadmap. Penyusunan roadmap harus
98
informasi
yang
terkait
dengan
penyusunan roadmap, kemudian data
tersebut
dianalisis
sehingga
menghasilkan informasi, setelah itu
melakukan
penyusunan
dokumen
Rancangan Awal Roadmap (Taufik,
2005). Forum Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dan stakeholder terkait
lainnya juga merupakan salah satu
tahapan penting yang harus dilalui dalam
melakukan
sebuah
penyusunan
roadmap. Bentuk-bentuk kegiatan forum
SKPD
dan
stakeholder
meliputi
pembahasan rancangan awal roadmap
dengan SKPD dan stakeholder, kemudian
penyusunan memorandum kesepakatan
terhadap rancangan awal roadmap.
Sumber: Panduan Penyusunan Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah, BPPT, 2013
Gambar 1
Langkah-Langkah Penyusunan Rancangan Awal Roadmap
Metode Penelitian
Pada dasarnya metode yang
digunakan adalah pendekatan triangulasi
yang artinya menggabungkan antara
pendekatan kualitatif dengan kuantitatif.
Penelitian ini lebih banyak menggunakan
data sekunder untuk analisisnya.
Meskipun demikian, pengumpulan data
primer dilakukan jika dalam temuan
Tabel I
Indikator dari Masing-Masing Variabel
VARIABEL
1. Kebijakan
dan
Regulasi
2. Infrastruk
tur
Inovasi
BATASAN
PENELITIAN
Obyek penelitian
dibatasi pada kebijakan
dan regulasi yang
terkait dengan
pengembangan sistem
inovasi daerah.
Kebijakan yang bersifat
mendukung dan
memberikan
kemudahan sehingga
dapat mendorong
pertumbuhan dan
tingkat sinergisitas
antar berbagai unsur
pengembagan SIDa.
Obyek
penelitian
dibatasi
pada
infrastruktur teknologi
informasi komunikasi
(TIK), pendidikan dan
pelatihan
serta
dukungan pendanaan
bagi
pengembangan
SIDa.
INDIKATOR
Peran instrumen kebijakan
dan regulasi adalah sebagai
pedoman bagi semua unsur
pengembangan SIDa untuk
saling berintegrasi.
Perannya dapat dinilai dari
ada atau tidaknya
kebijakan yang mengatur:
a. Insentif fiskal
b. Kebijakan perlindungan
Hak atas Kekayaan
Intelektual (HKI)
c. Bantuan dana usaha
d. Jaminan persaingan bisnis
yang sehat
Peran infrastruktur inovasi
adalah sebagai wadah untuk
menunjang
perkembangan
sistem inovasi daerah.
Perannya dapat dinilai dari:
a. Adanya jaringan usaha
lokal
b. Terdapat
serangkaian
pembinaan bagi calon
pengusaha mandiri
c. Tingkat penggunaan TIK
dalam industri
d. Kondisi infrastruktur TIK
e. Terdapat
programprogram
bantuan
pengembangan usaha
PENJELASAN
1.a.1
1.a.2
1.b.1
1.c.1
1.d.1
1.d.2
2.a.1
2.a.2
2.b.1
2.c.1
2.d .1
2.d.2
2.e.1
100
Insentif perpajakan
Insentif sektor industri dan
perdagangan
Perlindungan HKI
Sistem atau skema bantuan
dana usaha bagi para pelaku
usaha
Larangan praktek monopoli
Perijinan bisnis
4. Budaya
Inovasi
5. Perkemb
angan
Klaster
Industri
BATASAN
PENELITIAN
Obyek
penelitian
dibatasi pada lembagalembaga iptek yang
mampu menghasilkan
temuan bagi inovasi
industri,
yaitu
perguruan
tinggi
(Undip, Unnes, Udinus,
Unika, Unissula) dan
Bidang
Litbang
Bappeda, Disperindag,
Dinas
Koperasi,
Lembaga
Pembinaan
dan
Perlindungan
Konsumen (LP2K).
Obyek
penelitian
dibatasi oleh kegiatankegiatan
yang
mencirikan
adanya
kultur
dalam
masyarakat mengenai
budaya
untuk
berinovasi.
Obyek
penelitian
dibatasi
pada
kelompok-kelompok
usaha masyarakat yang
berkumpul pada lokasi
yang sama dan bekerja
pada sektor yang sama.
Sumber: Analisis Penyusun, 2013
INDIKATOR
Kelembagaan iptek berperan
sebagai penghasil temuantemuan
baru
untuk
mendorong terciptanya iklim
inovasi bagi industri.
Perannya dapat dinilai dari:
a. Perkembangan anggaran
pembiayaan iptek
b. Jumlah tenaga kerja iptek
c. Jumlah
infrastruktur
iptek
d. Daya serap teknologi
e. Tingkat kerjasama
PENJELASAN
3.a.1
3.b.1
3.c .1
3.d.1
3.e.1
3.e.2
4.a .1
4.b.1
4.c.1
4.d.1
5.a.1
5.b .1
5.c .1
101
Gambar 2
Bagan Alur Penentuan Tema Prioritas
Tabel 2
Pemetaan Kondisi Capaian Sektor Strategis Kota Semarang
No
Kinerja
1b
Kinerja
Ekonomi
1d
1e
2a
2b
3a
3b
Kinerja
Pemerintah
Kinerja
Infrastruktur
102
Capaian
Perdagangan
Industri
Jasa
Distribusi
sektor
dalam
Penerimaan Domestik Regional
Bruto (PDRB) di atas 30% dan
terus meningkat
Jumlah tenaga kerja terserap lebih
banyak
1a
1c
Indikator
Didapatkan
pula
sektor
perdagangan dan jasa di Kota Semarang
memiliki karakteristik khusus yang
dapat dibagi ke dalam beberapa sub
tema, yaitu:
MICE
(Meeting,
Invention,
Convention, Exhibiton)
Pariwisata
Jasa Pendukung Perkembangan
Industri (di luar sektor industrinya
sendiri)
Perdagangan besar dan eceran
Analisis Kondisi Capaian dan
Harapan SIDa
Perbandingan antara indikator
target/sasaran sistem inovasi daerah
dengan
kondisi
indikator
yang
bersangkutan
pada
saat
ini
mencerminkan kebutuhan penguatan
sistem inovasi daerah. Sepuluh aspek
perdagangan dan jasa yang dikaji dapat
dilihat pada gambar di bawah ini yang
merupakan hasil formulasi RPJMD Kota
Semarang dengan RPJMD Kota Solo
sebagai tolak ukur/benchmark dalam
mengembangkan perdagangan dan jasa.
Gambar 3
Tahapan Analisis Kondisi Capaian dan
Harapan SIDa
103
Tabel 3
Kesesuaian Aspek Perdagangan dengan 5 Variabel SIDa
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Variabel SIDa
Aspek
Perdagangan
Koperasi dan
UMKM
Pasar Tradisional
dan Modern
PKL (Pedagang
Kaki Lima)
Tenaga Kerja
Iklim Investasi
Sarana Prasarana
Kota Penunjang
Perdagangan
City Branding
Pariwisata dan
MICE
Lembaga
Keuangan
Pelayanan
Pemerintah
Kebijakan
dan
Regulasi
Infrastruktur
Inovasi
Kapasitas
Lembaga
Iptek
Budaya
Inovasi
Perkemban
gan Klaster
Tabel 4
Tabel Summary Gap SIDa
Variabel SIDa
Kebijakan
No Aspek
dan
Regulasi
Perdagangan
1
Koperasi dan
2
UMKM
2
Pasar Tradisional
1
dan Modern
3
PKL (Pedagang
3
Kaki Lima)
4
Tenaga Kerja
5
Iklim Investasi
1
6
Sarana Prasarana
Kota Penunjang
Perdagangan
7
City Branding
8
Pariwisata dan
MICE
9
Lembaga Keuangan
10 Pelayanan
Pemerintah
Sumber: Analisis Penyusun, 2013
104
Infrastruktur
Inovasi
2
Kapasitas
Lembaga
Iptek
Budaya
Inovasi
Perkembangan
Klaster
2
2
2
2
2
3
1
3
1
2
2
3
1
Keterangan
105
Tabel 6
Perumusan Strategi Masing-Masing Variabel SIDa
Variabel
Kebijakan dan
Regulasi
Angka
1
2
3
1
Infrastruktur
Inovasi
Kapasitas Lembaga
Iptek
2
3
1
2
3
1
Budaya Inovasi
2
3
1
Perkembangan
2
Klaster
3
Sumber: Analisis Penyusun, 2013
Keterangan
Membuat kebijakan pada berbagai aspek perdagangan, misal
kebijakan toko modern, promosi pasar tradisional
Meningkatkan manfaat dari kebijakan yang sudah dibuat
terhadap perkembangan sektor perdagangan
Mempertahankan dan melaksanakan evaluasi kebijakan
Mengembangkan sarana prasarana pelayanan publik
berbasis teknologi informasi
Meningkatkan kualitas dan kuantitas variabel infrastruktur
Melanjutkan program-program pengembangan infrastruktur
pada tahun yang akan datang
Melakukan penelitian tentang sistem pelayanan publik
Meningkatkan kerjasama terhadap lembaga riset dengan
sektor perdagangan
Mengejar peluang dan manfaat sebesar-besarnya terhadap
kondisi lembaga iptek yang sudah baik
Mengadakan program promosi dan ciri khas budaya lokal
menjadi salah satu strategi untuk mengembangkan SIDa
Meningkatkan jumlah event, brand image, terobosan baru
Mempertahankan inovasi
Membentuk klaster-klaster usaha berbasi inovasi lokal
106
Infrastruktur
Inovasi
Kapasitas
Lembaga
Iptek
Budaya
Inovasi
Perkembangan
Klaster
Kebijakan &
Regulasi
Infrastruktur
Inovasi
Kapasitas
Lembaga Iptek
Budaya Inovasi
Perkembangan
Klaster
Memiliki keterkaitan yang erat
107
DAFTAR PUSTAKA
BPPT. 2011. Naskah Akademik Buku
Putih Penguatan Sistem Inovasi
Nasional. Jakarta: Deputi Bidang
Pengkajian Kebijakan Teknologi
Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi.
Badan
108
Jangka
Kota