Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH OPTIMASI JKV

PERANAN SURVEY DAN PEMETAAN DALAM PENGELOLAAN


TAMBANG TERBUKA UNTUK TAMBANG BATUBARA

OLEH
Kelompok 3 :

1 Masitha Pangulu
2 Stefan Rico
3 Iqromatul Fadliyah

12/330312/TK/39488

Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika


Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Survey dan Pemetaan Areal Tambang
Survey

dan

pemetaan

topografi

bertujuan

untuk

menggambarkan

permukaan bumi, yang digambarkan dalam bentuk peta dengan menggunakan


skala tertentu. Secara umum tujuan dari kegiatan survey dan pemetaan
topografi dengan skala 1 : 2000 atau skala lainnya (tergantung kebutuhan) untuk
keperluan eksplorasi batubara dan nikel adalah untuk menyediakan informasi
topografi yang berkaitan dengan kepentingan eksplorasi seakurat mungkin baik
itu detil topografi maupun detil geologi. Dapat disimpulkan bahwa survey dan
pemetaan pada areal tambang (Eksplorasi dan Eksploitasi) pada dasarnya sama
dengan survey dan pemetaan yang biasa kita temui. Hal yang membedakan
terletak pada pengukuran dan pemetaan daerah prospek tambang yang biasa di
sebut dengan blok tambang yang menggunakan sistem grid atau line yang
teratur.
1.2 Pengelolaan Tambang Terbuka Untuk Tambang Batubara
Penambangan dengan metode tambang terbuka adalah suatu kegiatan
penggalian bahan galian seperti batubara, ore (bijih), batu dan sebagainya di
mana para pekerja berhubungan langsung dengan udara luar.dan iklim. Tambang
terbuka (open pit mining) juga disebut dengan open cut mining adalah metoda
penambangan yang dipakai untuk menggali mineral deposit yang ada pada
suatu batuan yang berada atau dekat dengan permukaan. Pada saat ini sebagian
besar penambangan batubara dilakukan dengan metode tambang terbuka, lebihlebih setelah digunakannya alat-alat besar yang mempunyai kapasitas muat dan
angkut yang besar untuk membuang lapisan tanah penutup batubara. Dengan
demikian pekerjaan pembuangan lapisan tanah penutup batubara menjadi lebih
murah dan menekan biaya ekstraksi batubara. Selain itu prosentase batubara
yang diambil jauh lebih besar dibanding dengan batubara yang dapat diekstraksi
dengan cara tambang dalam.
Ada kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar untuk penentuan
pemilihan apakah suatu cadangan (lapisan batubara) akan ditambang dengan
metoda tambang terbuka atau tambang dalam yaitu dengan membandingkan
besarnya nilai tanah penutup (waste) yang harus digali dengan volume atau
tonase batubara yang dapat ditambang. Perbandingan ini dikenal dengan istilah

stripping ratio. Apabila nilai perbandingan ini (stripping ratio) masih dalam
batas-batas keuntungan, maka metoda tambang terbuka dianggap masih
ekonomis. Sebaliknya apabila nilainya di luar batas keuntungan, maka metoda
penambangan tambang dalam yang dipilih.

BAB II
PEMBAHASAN
2. Metodologi Pengelolaan Tambang Terbuka Untuk Tambang Batubara

2.1 Penentuan Batas Kawasan Tambang


Sebelum dilakukan penentuan batas kawasan tambang, ditentukan lebih
dahulu lokasi tambang yang mana pada kawasan tersebut terdapat jenis
tambang yang dibutuhkan. Selanjutnya, ditentukan batas area tambang dengan
cara menentukan daerah yang layak untuk diproduksi, dengan cara menentukan
posisi (E,N) batas tambang. Dalam hal ini, dibuat koordinat rencana positioning
dengan metode :
1. Traverse / Poligon

2. GPS
2.1.1 Traverse / Poligon
Metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak
titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan
pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik. Dengan
demikian pengukuran poligon ini dapat digunakan sebagai kerangka kontrol peta
pengukuran sudut dan jarak antar titik-titik poligon.

2.1.2 GPS
Sistem GPS atau terkenal juga dengan NAVSTAR GPS adalah sistem
navigasi dan penentuan posisi secara reseksi menggunakan satelit dengan
gelombang radio, akurasi yang cukup tinggi dari beberapa mm sampai beberapa
meter. Metode penentuan posisi yang digunakan adalah :
Static
Titik-titik yang akan ditentukan posisinya tidak bergerak. Bisa absolute
ataupun differensial. Keandalan dan ketelitin posisi yang diperoleh umumnya
tinggi. Aplikasinya adalah untuk penentuan titik kontrol survey pemetaan dan
survey geodetik.

Absolute
Pada metode ini disebut juga point positioning. Posisi diberikan dalam
sistem WGS-84, relatif terhadap pusat massa bumi. Pengukurnnya hanya
menggunakan satu receiver, dengan pengukuran jarak secara simultan ke
beberapa satelit (reseksi). Titik yang ditentukan posisinya bisa diam atau
bergerak.

Differential
Metode differential disebut juga dengan pengukuran posisi relatif yaitu
menentukan posisi suatu titik relatif terhadap titik lain yang telah diketahui
koordinatnya. Pada pengukuran ini diperlukan minimal 2 receiver. Pada metode
ini proses differencing bisa menghilangkan atau mengurangi efek dari beberapa
kesalahan dan bias, sehingga meningkatkan akurasi posisi. Efektivitas proses
differencing akan sangat tergantung pada jarak antara stasiun monitor dan titik
diposisikan (semakin pendek lebih efektif, dan sebaliknya). Titik yang diposisikan
bisa diam atau bergerak.

2.2 Pemasangan titik kontrol


Benchmark adalah titik yang telah mempunyai koordinat fixed dan
direpresentasikan dalam bentuk monumen/patok di lapangan. Benchmark
memiliki fungsi penting pada kegiatan survey, yaitu sebagai titik ikat yang
mereferensikan posisi obyek pada suatu sistem koordinat global.

Untuk mendukung efisiensi dalam pengelolaan suatu area penambangan,


maka keberadaan benchmark sangat bermanfaat untuk :
1. Untuk memastikan bahwa area penambangan berada dalam wilayah
konsesi yang diijinkan oleh Pemerintah.
2. Mengintegrasikan area-area penambangan yang terpisah ke dalam satu
sistem koordinat global.
3. Efektifitas dan efisiensi kegiatan penambangan, dari tahap eksplorasi
hingga tahap reklamasi.
2.2.1 Jaring Kontrol Horizontal dengan metode GPS
Pembuatan jarring kontrol horizontal dengan metode GPS dibuat dengan
metode pengukuran GPS Statik. Karena titik control yang akan dibuat bersifat
tetap sehingga ketelitian posisi yang diperoleh dengan metode pengukuran GPS
Statik lebih teliti.
Geometri Jaring Survey

Jaring Survey GPS dibentuk oleh titik yang telah diketahui koordinatnya
dan titik yang akan ditentukan koordinatnya. Dimana titik tersebut dihubungkan
dengan baseline yang komponennya diamati. Contoh bentuk jaring GPS :

2.2.2 Jaring Kontrol Vertikal dengan metode Levelling


Didalam pengukuran koordinat vertikal, untuk titik-titik poligon dan titiktitik kontrol atau Control Point dipakai metode Sipat Datar dengan menggunakan
instrumen waterpass. Pengukuran sipat datar atau leveling ini bereferensi pada
MSL.
Dalam pekerjaan pengukuran Sipat Datar ini beda tinggi antara titik-titik
ditentukan dengan garis visier yang mendatar yang ditujukan ke rambu-rambu
vertikal

pada

titik-titik

yang

akan

ditentukan

ketinggiannya.

Tujuan

pengaplikasian yaitu untuk mengukur titik yang menandai perubahan arah,


seperti kemiringan permukaan tanah, titik-titik penting seperti jalan, jembatan,
dan gorong-gorong. Berdasarkan metode pengukurannya sipat datar/waterpass
profil dibedakan menjadi 2 :
1. Pengukuran Waterpass Profil Memanjang

2. Pengukuran Waterpass Profil Melintang

2.3Penentuan Posisi Titik Bor dengan Metode GPS RTK


RTK (Real Time Kinematik) artinya koordinat titik dapat kita peroleh secara
real time dalam Koordinat UTM ataupun Lintang dan Bujur tanpa melalui
pemrosesan baseline. Metode RTK ini berbeda dengan metode Statik, Karena
pada metode statik koordinat baru diperoleh setelah dilakukan pemrosesan
baseline (Post Processing). GPS RTK memiliki ketelitian yang tinggi yaitu dalam
fraksi milimeter
Sistem RTK (Real-Time Kinematik) merupakan istilah yang digunakan
untuk mewakili real-time positioning system diferensial menggunakan Data fase.
Dapat digunakan untuk posisi stasioner dan benda bergerak. Dalam memberikan
mode waktu yang sebenarnya dalam sistem satelit GPS, stasiun referensi harus
mengirim kedua fase dan data pseudorange ke pengguna secara real-time
dengan

menggunakan

data-data

tertentu

dan

pseudoranges

dengan

menggunakan data sistem komunikasi. GPS RTK memiliki akuras posisi: 1 - 5 cm.
GPS RTK juga dapat diaplikasikan untuk Staking Out, survei kadaster, survei
tambang, dan navigasi presisi tinggi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam peranannya, kegiatan survey dan pemetaan sangat dibutuhkan
dalam dunia pertambangan. Dalam kegiatan survey dan pemetaan pada bagian
tambang bersifat support and service. Meskipun survey tambang merupakan
bagian kecil dari implemetasi ilmu Geodesi, namun dengan berkembangnya
teknologi saat ini peran survey dan pemetaan ditambang bisa lebih ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/marseventz/survey-dan-pemetaandalam-pengelolaan-tambang-terbuka

Anda mungkin juga menyukai