Anda di halaman 1dari 3

SERI TAUJIHAT RIAYAH MANAWIYAH KADER PK-SEJAHTERA 1424 H

TAUJIHAT DUA PEKANAN


Seri 27/67
MAKSIAT, PENYEBAB KEKALAHAN



:
Secara harfiyah, maksiat artinya durhaka atau tidak patuh. Maksudnya adalah suatu perbuatan
yang tidak mengikuti apa yang telah digariskan Allah Swt. Lawan dari maksiat adalah taat. Salah satu
konsekuensi penting dari keimanan kepada Allah Swt adalah taat kepada segala perintah-Nya dan
meninggalkan segala larangan-Nya, baik dalam keadaan sendiri maupun bersama orang lain, dalam
situasi senang maupun susah, begitulah seterusnya.
Dalam perjuangan menegakkan ajaran Islam, setiap pejuang harus selalu berada dalam ketaatan
dan tidak boleh melakukan hal-hal yang bernilai maksiat. Hal ini karena kemaksiatan akan
mengakibatkan penilaian dosa dari Allah Swt dan dosa akan menimbulkan akibat yang sangat fatal,
baik bagi individu maupun jamaah.
AKIBAT MAKSIAT.
Dosa yang merupakan kemaksiatan setidak-tidaknya akan membawa empat akibat, tidak hanya
di dunia ini tapi juga di akhirat nanti. Empat akibat itu sangat penting kita pahami dan kita renungi agar
dosa dan kemaksiatan tidak kita anggap sepele, sekecil apapun kemaksiatan itu.
1. Menggelisahkan Hati.
Ketenangan hati merupakan sesuatu yang sangat diperlukan oleh manusia dalam menjalani
kehidupannya, apalagi bagi para pejuang di jalan Allah. Sebagai manusia, kehidupan ini bisa dijalani
dengan baik manakala ada ketenangan batin, namun bila ketenangan jiwa tidak dimiliki, tentu saja
kehidupan ini tidak bisa dijalani dengan baik. Karena itu, sangat berbahaya bila pemimpin dan
rakyatnya tidak memiliki ketenangan jiwa disebabkan dosa yang dilakukannya. Hal ini karena dosa
memang dapat menggelisahkan hati pelakunya dan bisa berakibat pada tindakan-tindakan yang
mendatangkan perbuatan dosa berikutnya, Rasulullah bersabda:
Dosa adalah sesuatu yang menggelisahkan dalam hati seseorang, sedangkan ia tidak setuju kalau hal
itu diketahui oleh orang lain. (HR. Ahmad)
2. Terjadi Bencana Alam
Di dunia ini seringkali terjadi bencana alam mulai dari kemarau yang terlalu panjang hingga
masyarakat kesulitan air, gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor, banjir, kebakaran, angin
kencang dan sebagainya. Hal itu jangan kita anggap sebagai peristiwa alam biasa. Karena pada
hakikatnya bencana ada kaitannya dengan dosa yang dilakukan oleh manusia sehingga Allah Swt
menunjukkan kemurkaan-Nya. Allah Swt berfirman,



Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada
yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras
yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara
mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan
tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (Q.S. 29:40)
1

Terjadinya berbagai bencana alam pada hakikatnya adalah untuk mengingatkan manusia agar
menyadari kesalahannya sehingga mereka mau kembali ke jalan Allah yang benar. Allah Swt
berfirman,


Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar). (QS 30:41)
3. Pertentangan Antar Manusia.
Dosa yang dilakukan oleh manusia ternyata bisa menimbulkan konflik di antara sesama mereka.
Bahkan hingga terjadi tindakan-tindakan yang ganas, antar satu dengan lainnya, sesuatu yang semula
tidak kita duga sama sekali. Hal ini karena orang yang berbuat dosa tidak mau mengakui kesalahannya,
meskipun tahu bahwa ia telah berbuat salah. Maka orang yang dianggap telah berbuat salah dan dosa
akan dipermasalahkan sehingga terjadilah konflik yang tidak sedikit melahirkan tindakan-tindakan
yang sadis. Karena itu, bila di suatu negeri sering terjadi konflik, baik antar masyarakat maupun para
pemimpinnya, salah satu yang harus kita teliti adalah dosa apa yang mereka lakukan sehingga mereka
saling berselisih. Hal ini terdapat di dalam firman-Nya,



Katakanlah: Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari
bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan)
dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain. Perhatikanlah, betapa kami
mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami (QS 6:65)
Dalam kehidupan berjamaah, bila di antara anggota-anggotanya ada yang melakukan
kemaksiatan, ini akan menimbulkan pertentangan di antara mereka. Pertentangan yang bisa
menimbulkan hilangnya kekuatan jamaah itu karena ada perpecahan, Rasulullah Saw bersabda:
Demi yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, tiada dua orang saling mengasihi lalu bertengkar
dan berpisah kecuali karena akibat dosa yang dilakukan oleh salah seorang dari keduanya (HR. Ad
Dailami)
4. Terhambat Untuk Bisa Masuk Surga.
Dalam rangkaian peristiwa pada hari kiamat, ada saat di mana manusia akan menunggu keputusan
Allah Swt, apakah ia akan dimasukkan ke dalam surga atau ke neraka. Orang yang banyak beramal
shaleh dengan membawa pahala yang banyak, akan tenang-tenang saja menghadapi situasi itu. Bahkan
dari raut wajahnya nampak kegembiraan karena ia yakin akan keputusan Allah yang menggembirakan
dirinya, yakni dimasukkan ke dalam surga. Tapi bagi orang yang berbuat dosa dalam hidupnya di
dunia, apalagi dosa-dosa besar yang dibawanya, maka ia sangat murung dan takut dalam menghadapi
keputusan Allah terhadap dirinya. Apalagi memang tidak mungkin rasanya bila ia masuk ke dalam
surga karena dalam kehidupan yang dijalaninya, ia selalu berpaling dari nilai-nilai yang terkandung di
dalam Al-Quran, Allah Swt berfirman,


Barang siapa berpaling dari Al-Quran, maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di
hari kiamat, mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi
mereka di hari kiamat, (yaitu) di hari (yang waktu itu) ditiup sangkakala dan Kami akan
mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang biru muram (QS 20:100102).
Hal itu dapat itu terjadi, pada sebuah negeri yang dapat dikatakan sebagai negeri yang penuh
dosa Sehingga tidak mungkin bisa dicapai kebahagiaan dan ketenangan hidup di dalamnya. Bahkan di
dalam hadits, Rasulullah Saw memastikan orang yang bermaksiat kepada Allah Swt dan mati dalam
kemaksiatan tidak akan bisa masuk ke dalam surga, Rasulullah Saw bersabda:
Semua umatku akan masuk surga, kecuali yang tidak mau. Sahabat bertanya, Siapa yang tidak mau
Ya Rasulullah?. Rasul menjawab, Barang siapa yang taat kepadaku ia masuk surga dan siapa yang
durhaka kepadaku ia termasuk orang yang tidak mau.
AKIBAT DALAM PERJUANGAN.
Objektifitas sejarah dalam Islam telah menunjukkan kepada kita betapa kemaksiatan bisa menjadi
penyebab suatu kekalahan dalam perjuangan. Dari sekian banyak peristiwa, ada dua peristiwa penting
yang bisa kita jadikan rujukan untuk mengambil pelajaran. Pertama, kekalahan dalam perang Uhud
yang terjadi karena ketidakdisiplinan para sahabat. Ketika itu, Rasulullah Saw belum menyatakan
bahwa perang sudah selesai meskipun musuh-musuh sudah meninggalkan arena perang karena
mendapatkan serangan yang dahsyat dari pasukan muslim. Tapi sebagian sahabat justru telah
melakukan pengumpulan harta rampasan perang (ghanimah), maka sahabat-sahabat yang lainpun turut
serta mengumpulkan harta itu, termasuk pasukan yang di atas bukit. Melihat hal itu, sisa-sisa tentara
kafir melakukan konsolidasi dan mereka naik ke atas bukit lalu melakukan serangan yang bertubi-tubi
hingga para sahabat kocar-kacir, bahkan 70 orang sahabat menjadi syahid dan Rasulullah Saw sendiri
terperosok ke dalam lubang, mengalami luka dan giginya sampai patah.
Kedua, kekalahan dalam perang Hunain meskipun kaum muslimin berjumlah sangat banyak, yakni
12.000 pasukan, sedangkan pasukan kafir hanya 4000 orang. Hal ini terjadi karena adanya perasaan
sombong dan menganggap enteng lawan karena jumlah pasukan yang banyak. Hal ini menyebabkan
jumlah pasukan Islam menjadi sedikit dan yang sedikit itulah yang kemudian menunjukkan
kesungguhan sehingga berhasil mengalahkan musuh.
Dari dua contoh ini, menjadi jelas bagi kita betapa para dai dan mujahid harus betul-betul memiliki
akhlaq yang mulia untuk suksesnya dalam perjuangan, sedangkan kemaksiatan hanya akan membuat
Allah menjadi murka, bahkan sangat besar kemurkaan-Nya sehingga sulit memberikan kemenangan
kepada kaum muslimin.

Seri Taujihat Riayah Manawiyah terdiri dari Khithab Qiyadi, Taujihat Lailatul Katibah dan Taujihat Dua Pekanan.
Taujihat tersedia dalam bentuk audio, vcd dan tulisan.
Taujihat Riayah Manawiyah terbit secara berkala dalam rangka penyiagaan kader menghadapi agenda Dakwah 1424 H.
kaderisasi@pk-sejahtera.org

Anda mungkin juga menyukai