PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puerperium (Nifas)
Nifas ialah masa sesudah kehamilan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Kejadian yang penting saat nifas adalah
involusi dan laktasi. (Basri, 2008)
(eksogen) atau dari jalan lahir penderita sendiri (endogen). Mikroorganisme endogen
lebih sering menyebabkan infeksi.
Mikroorganisme yang tersering menjadi penyebab ialah golongan streptokokkus, basil
koli, dan stafilokokus. Akan tetapi, kadang-kadang mikrooganisme lain memegang
peranan, seperti Clostridium Welchii, Gonococcus, Salmonella typhii, atau
Clostridium tetani.
2
eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak steril, tangan penolong,
infeksi tenggorokan orang lain).
2 Staphylococcus aureus
Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai
penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya
sehat. Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang
3
Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan
dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam
uterus. Kemungkinan lain ialah bahwa sarung tangan atau alat-alat yang
Dalam rumah sakit terlalu banyak kuman-kuman patogen, berasal dari penderitapenderita dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa oleh
aliran udara kemana-mana termasuk kain-kain, alat-alat medis , dan yang
digunakan untuk merawat wanita dalam persalinan atau pada waktu nifas.
Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecuali
apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.
c
d
rahim.
Episiotomi atau laserasi.
2.2.4 Patologi
Setelah persalinan, tempat bekas perlekatan plasenta pada dinding rahim merupakan
luka yang cukup besar untuk masuknya mikroorganisme.
Patologi infeksi puerperalis sama dengan infeksi luka. Infeksi itu dapat:
1 Terbatas pada lukanya (infeksi luka perineum, vagina, serviks, atau endometrium)
2 Infeksi itu menjalar dari luka jaringan sekitarnya (tromboflebitis, parametritis,
salpingitis, dan peritonitis)
2.2.5 Infeksi luka perineum
Luka menjadi nyeri, merah, dan bengkak akhirnya luka terbuka dan mengeluarkan
getah bernanah.
4
parametritis.
2 Endometritis
Infeksi puerperalis paling sering menjelma sebagai endometritis . setelah
masa inkubasi, kuman-kuman menyerbu ke dalam luka endometrium, biasanya
pada bekas perlekatan plasenta.
2.2.6 Tromboflebitis
Perjalaran infeksi melalui vena sering terjadi dan merupakan penyebab terpenting dari
kematian karena infeksi puerperalis.
Dua golongan vena biasanya memegang peranan pada:
1 Vena-vena dinding rahim dan ligamentum latum (vena ovarika, vena
2
peradangan
bermaksud
untuk
menghalangi
penjalaran
mikroorganisme. Dengan proses ini, infeksi dapat sembuh, tetapi jika daya
tahan tubuh kurang, trombus dapat menjadi nanah.
Bagian-bagian kecil trombus terlepas dan terjadilah emboli atau
sepsis dan karena embolus ini mengandung nanah disebut juga pyaemia.
Embolus ini biasanya tersangkut pada paru, ginjal atau katup jantung.
Pada paru dapat menimbulkan infark. Jika daerah yang mengalami infark
luas, pasien meninggal mendadak dan jika pasien tidak meninggal dapat
2
(vena
yang
secara
terus
menerus
atau
periodik
melepaskan
ovarika
Sarang sepsis sekunder (metastasis) misalnya di paru sebagai abses
paru atau pada katup jantung sebagai endokarditis ulserosa septika.
Peritonitis
Infeksi puerperalis melalui saluran getah bening dapat menjalar ke
peritoneum hingga terjadi peritonitis atau ke parametrium menyebabkan
parametritis.
Jika peritonitis ini terbatas pada rongga panggul disebut pelveo peritonitis,
sedangkan jika seluruh peritoneum meradang kita menghadapi peritonitis
umum.
Parametritis (cellulitis pelvica) parametritis dapat terjadi dengan 3
cara, yaitu:
a Melalui robekan serviks yang dalam
b Penjalaran endometritis atau luka serviks yang terinfeksi melalui
c
2.2.7 Gejala-gejala
1
tertinggal.
Luka perineum, vulva, vagina, serviksPerasaan nyeri dan panas timbul pada
luka yang terinfeksi dan jika terjadi pernanahan dapat disertai dengan suhu tinggi
Jika infeksi tidak meluas, suhu turun berangsur-angsur dan normal pada
4
hari ke 7-10.
Tromboflebitis pelviksBiasanya terjadi pada minggu kedua, seperti demam
menggigil; biasanya pasien memperlitkan suhu yang tidak tenang seperti pada
endometritis sebelumnya. Jika membuat kultur darah, sebaiknya diambil waktu
pasien menggigil atau sesaat sebelumnya. Penyulit ialah abses paru, pleuritis,
pneumonia, dan abses ginjal. Penyakit berlangsung antara satu samapi tiga bulan
yang biasanya muncul pada kaki atau pada paha kemudian naik keatas.
Sepsis puerperalis Suhu tinggi (40C atau lebih, biasanya remittent),
menggigil, keadaan umum buruk (nadi kecil dan tinggi, napas cepat,dan gelisah),
2.2.8 Profilaksis
Dalam kehamilan
Anemia dalam
kehamilan
perlu
segera
diobati
karena
anemia
memudahkan terjadinya infeksi, dengan pemberian zat besi (Fe). Keadaan gizi
2
a
b
c
d
memerlukan transfusi.
Dalam nifas
Jalan lahir setelah persalinan mudah dimasuki kuman-kuman mengingat
adanya perlukaan, tetapi jalan lahir terlindung terhadap kemasukan kuman-kuman
karena vulva tertutup. Oleh karena itu, untuk mencegah infeksi janganlah kita
membuka vulva atau memasukan jari kedalam vulva misalnya waktu
membersihkan perineum. Irigasi tidak dibenarkan dalam 2 minggu pertama nifas.
Semua pasien dengan infeksi hendaknya diasingkan supaya tidak menular
kepada pasien lain.
2.2.9 Pengobatan
Dalam memilih antibiotik, hendaknya sesuai dengan uji sensitifitas dari kuman
penyebab, sambil menunggu hasil uji sensitifitas segera berikan antibiotik spectrum
luas, yaitu pada saat ini penisilin G atau penisilin semisintetis (ampisilin) merupakan
pilihan yang paling tepat (renaissance dari penicilline) karena penisilin bersifat
bakterisid (bukan bakteriostatik, seperti tetrasiklin atau kloramfenikol) dan bersifat
nontoksis, dengan dosis 5 juta IU tiap 4 jam dapat sampai 30 juta IU setiap hari.
Penisilin dapat diberikan sebagai injeksi intravena atau infus pendek selama 5-10
menit. Penisilin dilarutkan dalam larutan glukosa 5% atau Ringer laktat. Dapat juga
9
rasa nyeri. Minuman dan makanan per oral baru diberikan setelah ada flatus.
Parametritis
Pasien diberi antibiotik dan jika ada fluktuasi perlu dilakukan insisi. Tempat
insisi ialah diatas lipat paha atau pada cavum Douglas.
2.2.10 Prognosis
Terutama tergantung pada virulensi kuman dan daya tahan tubuh penderita.
Yang paling dapat dipercaya untuk membuat prognosis ialah nadi.. jika nadi tetap
dibawah 100, prognosis baik. Sebaliknya, jika nadi diatas 130 apalagi jika tidak ikut
turun dengan turunnya suhu, prognosis kurang baik.
Demam yang kontinyu lebih buruk prognosisnya daripada demam yang remittens.
Demam menggigil berulang-ulang insomnia, dan ikterus, yang merupakan tandatanda kurang baik. Kada Hb yang rendah dan jumlah leukosit yang rendah atau yang
sangat tinggi memperburuk prognosis. Jiga kuman pneyebab yang ditentukan dengan
pembiakan menentukan prognosis.
10
11