Anda di halaman 1dari 2

DEMAM

Demam merupakan keadaan suhu tubuh (suhu viscera, hati, dan otak yang dapat diukur lewat
oral, rektal, atau axilla) di atas suhu normal/lebih dari 38o C.
Demam dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain:
1. Ketika suhu set point mengalami peningkatan, contoh: saat terjadi infeksi
2. Ketika terjadi produksi panas metabolik, contoh: pada penderita hipertiroid
3. Asupan panas lingkungan lebih besar dibandingkan kemampuan melepas panas,
contoh: pada hiperpireksia maligna akibat anestesi, ruang kerja industri yang panas,
sauna
4. Gangguan pelepasan panas, contoh: pada displasia ektodermal
5. Kombinasi beberapa faktor
Pengaturan suhu tubuh
-

Hipotalamus posterior: pusat pengatur yang bertugas meningkatkan produksi panas


dan mengurangi pengeluaran panas
Jika suhu di luar lebih rendah, tubuh akan merespon dengan meningkatkan
metabolisme lewat mekanisme menggingil sehingga pengeluaran panas akan
dikurangi dengan adanya proses vasokontriksi pembuluh darah dan penurunan

produksi keringat
Hipotalamus anterior: pusat pengatur pengeluaran produksi panas
Jika suhu di luar tubuh lebih tinggi, pengeluaran panas akan ditingkatkan dengan
vasodilatasi,

evaporasi

(berkeringat),

radiasi

(dipancarkan),

kontak,

(bersinggungan/kompres), aliran (dari daerah panas ke dingin), dan konveksi.


Mekanisme demam pada infeksi
Demam merupakan akibat kenaikan set point (oleh sebab infeksi) atau oleh adanya
ketidakseimbangan antara produksi panas dan pengeluarannya. Demam pada infeksi terjadi
akibat mikroorganisme merangsang makrofag atau PMN membentuk PE (pirogen endogenik)
seperti IL-1, IL-6, TNF (tumuor necrosis factor), dan IFN (interferon). Zat ini bekerjad pada
hipotalamus dengan bantuan enzim cyclooxygenase pembentuk prostaglandin. Prostaglandinlah yang meningkatkan set point pada hipotalamus.
Patofisiologi demam
Secara teoritis, kenaikan suhu pada infeksi dinilai menguntungkan karena aliran darah makin
cepat sehingga nutrisi dan oksigenasi makin lancar. Namun apabila suhu tubuh mencapai
lebih dari 38,5o C, pasien mulai merasa kurang nyaman, aliran darah cepat, jumlah darah
untuk mengaliri organ vital (otak, jantung, paru) bertambah sehingga volume darah ke
ekstremitas dikurangi, akibatnya ujung kaki atau tangan sering teraba dingin. Demam yang
tinggi memacu metabolisme yang sangat cepat, jantung dipompa lebih kuat dan cepat,

frekuensi napas lebih cepat. Dehidrasi terjadi akibat penguapan kulit dan paru dan disertai
dengan ketidakseimbangan elektrolit, yang mendorong suhu makin tinggi. Kerusakan
jaringan akan terjadi bila suhu tubuh lebih tinggi dari 41 o C, terutama pada jaringan otak dan
otot yang bersifat permanen. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan kerusakan batang otak,
terjadinya kejang, koma sampai kelumpuhan. Kerusakan otot yang terjadi berupa
rabdomiolisis dengan akibat terjadinya mioglobinemia.
Kegawatdaruratan pediatri yang berhubungan dengan demam
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Dehidrasi berat
Iritabel/menangis terus menerus, tidak dapat ditenangkan, gelisah
Penurunan kesadaran
Kejang lama/berulang
Sesak napas
Sakit kepala berat atau kaku kuduk

Source:
Pujiarto PS (2008). Demam pada anak. Majalah Kedokteran Indonesia, 58 (9): 346-352
Ismoedijanto (2000). Demam pada anak. Sari Pediatri, 2 (2): 103-108

Anda mungkin juga menyukai