Demam & Gawat Darurat 21.2
Demam & Gawat Darurat 21.2
Demam merupakan keadaan suhu tubuh (suhu viscera, hati, dan otak yang dapat diukur lewat
oral, rektal, atau axilla) di atas suhu normal/lebih dari 38o C.
Demam dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain:
1. Ketika suhu set point mengalami peningkatan, contoh: saat terjadi infeksi
2. Ketika terjadi produksi panas metabolik, contoh: pada penderita hipertiroid
3. Asupan panas lingkungan lebih besar dibandingkan kemampuan melepas panas,
contoh: pada hiperpireksia maligna akibat anestesi, ruang kerja industri yang panas,
sauna
4. Gangguan pelepasan panas, contoh: pada displasia ektodermal
5. Kombinasi beberapa faktor
Pengaturan suhu tubuh
-
produksi keringat
Hipotalamus anterior: pusat pengatur pengeluaran produksi panas
Jika suhu di luar tubuh lebih tinggi, pengeluaran panas akan ditingkatkan dengan
vasodilatasi,
evaporasi
(berkeringat),
radiasi
(dipancarkan),
kontak,
frekuensi napas lebih cepat. Dehidrasi terjadi akibat penguapan kulit dan paru dan disertai
dengan ketidakseimbangan elektrolit, yang mendorong suhu makin tinggi. Kerusakan
jaringan akan terjadi bila suhu tubuh lebih tinggi dari 41 o C, terutama pada jaringan otak dan
otot yang bersifat permanen. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan kerusakan batang otak,
terjadinya kejang, koma sampai kelumpuhan. Kerusakan otot yang terjadi berupa
rabdomiolisis dengan akibat terjadinya mioglobinemia.
Kegawatdaruratan pediatri yang berhubungan dengan demam
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dehidrasi berat
Iritabel/menangis terus menerus, tidak dapat ditenangkan, gelisah
Penurunan kesadaran
Kejang lama/berulang
Sesak napas
Sakit kepala berat atau kaku kuduk
Source:
Pujiarto PS (2008). Demam pada anak. Majalah Kedokteran Indonesia, 58 (9): 346-352
Ismoedijanto (2000). Demam pada anak. Sari Pediatri, 2 (2): 103-108