TINJAUAN PUSTAKA
Gen merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup yang mengandung
substansi hereditas dan terdapat di dalam lokus gen. Gen mempunyai beberapa
fungsi antara lain menyampaikan informasi kepada generasi berikutnya, sebagai
penentu sifat yang diturunkan, dan mengatur perkembangan serta metabolisme.
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui dalam mempelajari gen, yaitu genotipe
dan fenotip. Genotipe adalah sifat-sifat dasar yang belum terpengaruh oleh faktorfaktor lingkungan dan bersifat tetap, sedangkan fenotipe adalah sifat-sifat yang
tampak sebagai dampak dari genotipe dan pengaruh lingkungan (Dwijoseputro,
1977). Anggota dari sepasang gen yang memiliki pengaruh berlawanan disebut
alel. Misalnya T menentukan sifat tinggi pada batang, sedangkan t menentukan
batang kerdil. Maka T dan t merupakan alel. Suatu alel dikatakan homozigot bila
pasangan kedua alel pada suatu individu sama (AA, aa, BB), sedangkan
heterozigot merupakan genotipe hasil dari perpaduan gamet yang membawa alel
yang berbeda (Aa, Rr, Bb) (Sri Rachma, 2010 : 44).
Bentuk-bentuk alelik sebuah gen nyaris selalu diekspresikan dengan
mengodekan sintesis suatu protein. Protein itu sendiri mempengaruhi fenotipe
organismenya. Jika sebuah fenotipe tertentu berasosiasi dengan sebuah alel (a)
hanya jika alel alternatifnya (A) tidak ada dalam genotipe, alel a disebut resesif.
Fenotipe yang diberikan oleh alel dominan (A) dapat teramati pada heterozigot
maupun homozigot. Pada beberapa kasus, dominansi dan sifat resesif dapat
dianggap sebagai keberadaan atau ketiadaan sebuah sifat, protein, ataupun produk
gen, akan tetapi tidak ada mekanisme umum yang berlaku bagi semua kasus
dominansi baik dari segi molekuler maupun seluler. Dominansi bukanlah suatu
ciri kausal bawaan yang dimiliki oleh sifat atau alel itu sendiri, tapi lebih
merupakan hubungan antara pasangan-pasangan alel. Jadi gen dominan adalah
gen yang ekspresinya menutupi ekspresi alelnya. Sebaliknya, gen resesif adalah
genotipe
MM
mm
G (gamet)
F1 (filial)
P2
F1
mawar merah
F1
Mm
Mm
M dan m
M dan m
mawar putih
MM
Mm
Mm
mm
F2
:
Keterangan :
MM = merah
Mm = merah
mm = putih
Rasio fenotipe
Rasio genotipe
:
:
merah
putih
MM
Mm
mm
P1 (parental)
genotipe
MM
mm
G (gamet)
F1 (filial)
P2
F1
MM
Mm
Mm
mm
mawar merah
mawar putih
F1
Mm
Mm
M dan m
M dan m
F2
:
Keterangan :
MM = merah
Mm = merah muda
mm = putih
Rasio fenotipe
Rasio genotipe
:
:
merah
merah muda
putih
MM
Mm
mm
gamet
Ab
dan
gamet
aB
disebut
memiliki
Gamet
F1
BBKK
bbkk
(bulat, kuning)
(kisut, hijau)
BK
bk
BbKk
F1
BbKk x
Gamet
F1
BbKk
BK
BBKK
BBKk
BbKK
BbKk
BK
Bk
bK
bk
Bk
BBKk
BBkk
BbKk
Bbkk
bK
BbKK
BbKk
bbKK
bbKk
Fenotip pada F2 :
- BBKK, BBKk, BbKK, BbKk
= bulat-kuning
= bulat-hijau
= keriput-kuning
= keriput-hijau
- BBkk, Bbkk
- bbKK, bbKk
- bbkk
Rasio fenotipe : bulat kuning: bulat hijau: kisut kuning: kisut hijau
9
Rasio genotipe:
BBKK: BBKk: BbKK: BbKk: BBkk: Bbkk: bbKK: bbKk: bbkk
1
: 2
2 :
: 1
b; Persilangan polihibrid
Persilangan polihibrid adalah hasil penyilangan dua individu yang
memiliki banyak karakter beda. Bila pasangan gen parental trihibrid
adalah AABBCC dan aabbcc maka pasangan F1-nya adalah AaBbCc
(triple-heterozigot) dengan macam gamet F1 adalah ABC, Abc, AbC,
Abc, aBC, aBc, abC dan abc. Rasio gamet F1 pada perkawinan
trihibrid adalah 1 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1, artinya kesempatan untuk
berasortasi antara ketiga gen dengan alel masing-masing adalah
sama.
Namun, beberapa hasil perkawinan dari beberapa varietas ternyata ada yang
menyimpang dari hukum Mendel. Penyebab penyimpangan tersebut antara lain
karena terjadinya berbagai tipe interaksi gen dan penampakan gen dalam
kromosom, seperti adanya tautan gen (gen linkage), pindah silang, tautan seks
bk
BbKk
Bbkk
bbKk
bbkk
(sex linkage), gagal berpisah, dan gen letal. Bentuk interaksi gen yang merupakan
penyimpangan semu dari hukum Mendel antara lain adalah peristiwa epistasis,
hipostasis, komplementer, kriptomer, polimer, dan atavisme.