sebagai pautan kromosom. Gen tersebut bisa berada pada sesama kromosom
autosom atau pada koromosom seks. Gen itu tidak mengalami hukum II Mendel
mengenai pasangan secara bebas. Sebagai contoh adalah alel A dan a serta alel B
dan b. Gen dari kedua alel itu tidak berpasangan secara bebas, misalnya
membentuk pasangan Aa, AB, aB dan ab. Melainkan, hanya membentuk pasangan
berdasarkan posisi masing-masing gen di tiap kromosom saja. Misalnya AB dan
ab. Tidak terjadi pasangan Ab atau aB. Hanya ada dua macam fenotip pada
generasi F2 .
Cara pertama adalah dengan menghitung rasio F2. Bila rasio F2 tidak sesuai
dengan perbandingan 9:3:3:1, berarti terjadi peristiwa pautan antara gen.
Tidak sesuainya rasio F2 dengan teori berarti tidak terjadi peristiwa
pemisahan bebas dan penggabungan bebas menurut hukum Mendel.
Phenotype
F2
F2
F1
CS
cs
cs
: cs
Berwarna, keriput
Cs
cs
= 149
cS
cs
= 152
Jumlah
Ratio phenotipik
= 4.032
= 4.035
= 8.368
F2
tak keriput dan tak berwarna, keriput), jauh lebih besar jumlahnya dibandingkan
dengan rekombinasi (berwarna, keriput dan tak berawarna, tak keriput). Bila C
dan S tak terpaut satu dengan yang lain (bebas), maka hasil uji silang seharusnya
memberikan ratio phenotipik 1:1:1:1 atau kombinasi parental = rekombinasi =
50%, tetapi dalam hal ini sebagai berikut:
CS
cs
Kombinasi parental
Kombinasi parental
cs
: cs
= 4.032
= 4.035
8.067
8.368
8.067
X 100%
= 96.40%
Rekombinasi
Cs
cs
= 149
Kombinasi parental
cS
cs
= 152
301
8.368
301
X 100%
= 3.60%
Kombinasi parental lebih besar dari 50% berarti bahwa gen C dan S
terletak pada satu kromosom yang sama, demikian pula c dan s. Rekombinasi
sebanyak 3.60% menunjukan frekuensi pindah silang antara kromatid-kromatid
yang terjadi pada waktu pembelahan meiosis.
Dalam penggambaran peta genetis, 1% rekombinasi disamakan dengan 1
unit peta atau 1 morgan. Jadi rekombinasi 3.60% yang didapat menunjukan bahwa
jarak antara kedua gen C dan S adalah 3.6 satuan peta.
Sumber