Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PADA BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG


KABUPATEN BOGOR

Disusun Oleh :
Mohammad Ilham Nugraha
200110130213

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2016

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirobbilalamin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah
SWT., yang telah memberikan karunia, rahmat dan hidayahnya-Nya, sehingga
penilis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan di Balai Embrio
Ternak (BET) Cipelang Kabupaten Bogor dengan judul Manfaat dan Aplikasi
Transfer Embrio di Balai Embrio Ternak Cipelang, Kabupaten Bogor. Penulisan
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Sarjana di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
Penulis dengan segenap keikhlasan dan rasa hormat mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
Praktek Kerja Lapangan ini, yaitu Dr. Agr. Ir. Asep Anang, M.Phil., selaku Dosen
pembimbing yang memberikan dukungan, bimbingan dan pengarahan dalam
penulisan laporan ini. Ucapan terima kasih yang sama disampaikan kepada Dr. Ir.
Lia Budimulyati Salman, MP., selaku Koordinator Praktik Kerja Lapangan dan An
An Nurmeidiansyah, S.Pt., M.S., selaku Sekretaris Koordinator Praktik Kerja
Lapangan yang memberikan masukan dan membantu dalam hal administrasi dan
perizinan Praktek Kerja lapangan.
Terima kasih yang sebesar - besarnya kepada Ibu dan Bapak dan kedua adik
Mohammad Hilmy Ardiansyah dan Gifar Hernandi, serta keluarga tercinta atas
segenap kasih sayang, motivasi dan memberikan doa restu, semangat dan
dukungan dalam bentuk moril maupun materil.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir Husmy
Yurmiati, MS., selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran dan
Indrawati Yudha Asmara, S.Pt., M.Si, PH.D., selaku Wakil Dekan Fakultas
Peternakan Universitas Padjadjaran
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Anton Supriyadi, S.Pt. dan
Yanyan Setiawan, S.Pt., M.Si. Kepala Seksi Informasi dan Penyebaran Hasil dan
dan Kepala Seksi Pelayanan Teknis dan Aplikasi Balai Embrio Ternak Cipelang

yang selalu memberikan motivasi, semangat dan materi mengenai Transfer Embrio.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Septaria Jodiansyah, S.Pt. Fungsional
Paramedik Veteriner Balai Embrio Ternak Cipelang yang telah menyediakan
fasilitas mess sebagai tempat menetap selama Praktek Kerja Lapangan berlangung.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Ir. Tri Harsi, MP. Kepala Balai Embrio
Ternak Cipelang yang telah memberikan izin Praktek Kerja Lapangan di Balai
Embri Ternak Cipelang.
Terima kasih penulias sampaikan kepada Agus Jamaludin, S.Pt., Drh. Weni
Kumiati., dan Ibu Laela yang telah memberikan dukungan dan transfer ilmu selama
kegiatan Praktek Kerja Lapangan. Teman-teman satu tim selama kegiatan Praktek
Kerja Lapangan dari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, teman - teman
Universitas Negeri Sebelas Maret, Institut Pertanian Bogor, Universitas Jendral
Soedirman, Universitas Halu Oleo yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan
kegiatan ini.

ii

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..........................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................

iii

KEADAAN UMUM.........................................................................

1.1.Sejarah ........................................................................................

1.2. Lokasi ........................................................................................

1.3.Organisasi ..................................................................................

1.4. Struktur Organisasi dan Tata Usaha .........................................

1.5. Visi dan Misi Balai Embrio Ternak Cipelang ...........................

1.6. Komoditas Usaha ......................................................................

1.7. Manajemen Pemeliharaan .........................................................

II TUGAS KHUSUS.............................................................................

2.1. Abstrak ......................................................................................

2.2. Tujuan ........................................................................................

2.3. Metode .......................................................................................

2.4. Hasil dan Diskusi ......................................................................

2.4.1. Seleksi Resipien ..............................................................

2.4.2. Alat dan Bahan ...............................................................

2.4.3. Metode Transfer Embrio ................................................

10

2.4.4. Persiapan Transfer Embrio .............................................

12

2.4.5. Pelaksanaan Transfer Embrio ........................................

13

2.4.6. Program Kelahiran Ganda (Twinning) ...........................

13

KESIMPULAN .....................................................................................

16

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................

17

LAMPIRAN ..........................................................................................

18

iii

I
KEADAAN UMUM
DI BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG
Nama Perusahaan

: Balai Embrio Ternak Cipelang

Bentuk Perusahaan

: Perusahaan Pemerintah

Bidang Usaha

: Produksi Embrio Ternak Sapi

Alamat

: Kp. Pasir Pogor, Desa Cipelang, Kec. Cijeruk; Kota Bogor.

Kode Pos

: 46181

Kepala Balai

: Ir. Tri Harsi, MP

E-mail

: bet.cipelang@pertanian.go.id; embrio@cipelang.info

PO Box

: 485 Bogor 16004

NomerTelpon

: (0251) 8211555, 821988 (0251) 8211555, 821988

Nomer Fax

: (0251) 8211555

1.1.

Sejarah
Pembentukan Balai Pembibitan Ternak Hijauan Makanan Ternak (BPT-

HMT) didirikan dalam rangka menunjang pelaksanaan sub sektor peternakan,


maka pada tahun 1978 Menteri Pertanian melalui surat keputusan
No.313/Kpts/Org/s/1978. Pada awalnya kegiatan BPT-HMT berlokasi di
Cisarua Bogor, dengan luas lahan 27,6 Ha, dan kegiatannya dibidang ternak
unggas dan aneka ternak (kelinci dan tikus putih) untuk percobaan laboratorium.
Semakin pesatnya perkembangan teknologi dibidang peternakan, menyebabkan
fungsi-fungsi unit pelaksana teknis tidak mampu untuk memenuhi tuntutan
pembangunan sekarang karena memerlukan kelembagaan dan alat-alat yang bisa
menyediakan barang dan jasa sesuai kebutuhan yang lebih cepat dan cermat. Hal
ini dapat dicapai apabila operasionalnya mampu memanfaatkan teknologi.

Akibat ketentuan peraturan baru yang dibuat pemerintah, khususnya


penggunaan wilayah puncak sebagai kawasan wisata, mengharuskan terjadinya
pemindahan BPT-HMT Cisarua ke lokasi lain sesuai dengan persyaratan yang
diperlukan untuk mengembangkan tugasnya. Setelah dipindahkan dari Cisarua
ke Cipelang maka BPT-HMT merubah nama menjadi BET Cipelang pada tahun
1994.

1.2.

Lokasi
Lokasi Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor terletak di lereng Gunung

Salak, Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat.
Secara administrastif Desa Cipelang berbatasan dengan Desa Tanjungsari
(Utara), Desa Cijeruk (Selatan) Desa Cibalung (Timur), dan Kabupaten
Sukabumi (Barat).
BET Cipelang terletak pada ketinggian 600-1300 mDPL, dengan bentuk
topografi lahan berbukit dengan kemiringan mencapai 8-50% jenis tanah
dominan latosol dan andosol yang agak asam dengan pH 4.37-4.72, suhu ratarata 18-22 oC dan kelembaban 70-80% dengan rata-rata bulan basah 7-9 bulan.
Berdasarkan lokasi BET Cipelang termasuk kedalam iklim tropis tipe B,
berada dalam pengaruh angin musim, dimana musim penghujan berlangsung
pada bulan Oktober samapi April, sedangkan musim kemarau berlangsung pada
bulan Mei sampai September. Luas bangunan gedung dan kandang kurang lebih
21,5 Ha, dan luas lahan hijauan pakan ternak kurang lebih 20 Ha dengan luas
tanah secara keseluruhan kurang lebih 90 Ha.

1.3.

Organisasi
Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor merupakan instansi unit pelaksana

teknis dibidang peternakan dan kesehatan hewan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Peternakan yang dibina oleh
Direktur

Pembibitan

Ternak

dengan

tugas

melaksanakan

produksi,

pengembangan dan distribusi embrio ternak. Dalam melaksanakan tugas

sebagaimana

dimaksud

di

atas,

Balai

Embrio

Ternak

Cipelang

Menyelengarakan fungsi:
1. Penyusunan program, rencana kerja, dan anggaran, pelakasanaan kerja
sama, serta penyiapan evaluasi dan pelaporan;
2. Pelaksanaan pemeliharaan ternak donor, ternak resipien dan bibit ternak;
3. Pelaksanaan pnyiapan ternak donor, superovulasi, inseminasi buatan,
panen/flushing dan seleksi/klasifikasi embrio;
4. Pelaksanaan pemeliharaan embrio;
5. Pelaksanaan penyiapan ternak resipien dan transfer embrio;
6. Pelaksanaan registrasi bibit hasil transfer embrio;
7. Pemeliharaan, pemeriksaan kesehatan hewan, dan pelaksanaan diagnosa
penyakit hewan;
8. Penyediaan pakan ternak dan pengelolaan hijauan pakan ternak;
9. Pemberian pelayanan pengujian mutu embrio;
10. Pemberian bimbingan teknis pemeliharaan ternak donor, ternak resipien,
bibit ternak, produksi dan transfer embrio;
11. Pemberian pelayanan teknis pemeliharaan ternak donor, ternak resipien,
bibit ternak, dan kesehatanhewan;
12. Pemberian pelayanan teknis produksi dan aplikasi transfer embrio;
13. Pemberian informasi, dokumentasi, dan penyebaran embrio, hasil transfer
embrio dan bibit ternak;
14. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BET.

1.4.

Struktur Organisasi dan Tata Usaha


Landasan Organisasi Balai Embrio Ternak adalah Surat Keputusan Menteri

Pertanian Nomor : 286/Kpts/OT.220/4/2002 tanggal 16 April 2002 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Balai Embrio Ternak yang Kemudian disempurnakan
kembali

dengan

Peraturan

Menteri

Pertanian

Nomor

57/Permentan/OT.140/5/2013 tanggal 24 Mei 2013 tentang Organisasi dan Tata


Kerja Balai Embrio Ternak Cipelang, susunan orgaisasi terdiri dari:

1. Kepala
2. Sub bagian Tata Usaha
3. Seksi Pelayanan Teknik Pemeliharaan Ternak
4. Seksi Pelayanan Teknik Produksi dna Aplikasi
5. Seksi Informasi dan Penyebaran Hasil
6. Kelompok Jabatan Fungsional
Kepala Balai
Ir. Tri Harsi, MP.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha


Deasy Zamanti, S.Pt., M.Si.

Kepala Seksi Teknik


Pemeliharaan Ternak
Drh. Samsul Fikar

Kepala Seksi Teknik Produksi


dan Aplikasi
Yanyan Setiawan, S.Pt., M.Si.

Kepala Seksi Informasi dan


Penyebaran Hasil
Anton Supriyadi, S.Pt.

Koord. Pengawasan Ternak Bibit


Edwar, S.Pt.
Koord. Medik Veteriner
Drh. Weni Kumiati
Koord. Paramedik Veteriner
Agus Jamaludin, S.Pt.

1.5.Visi dan Misi Balai Embrio Ternak Cipelang

VISI
Menjadi Sumber Benih dan Bibit Ternak Unggul Nasional.

MISI

1. Meningkatkan populasi donor untuk optimalisasi produksi embrio.

2. Optimalisasi resipien guna meningkatkan kelahiran hasil Transfer Embrio


(TE) untuk penyediaan benih dan bibit sapi unggul.
3. Meningkatkan pemanfaatn sapi lokas sebagai sumber benih, bibit dan
pelestarian plasma nutfah.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan, penyebaran informasi, pemasaran
produk, monitoring dan evaluasi serta kerjasama dalam penyediaan benih
dan bibit sapin unggul.
5. Meningkatkan sumberdaya manusia yang profesional melalui pendidikan
dan pelatihan, seminar, workshop, apresiasi sesuai dengan kompetensi dan
kebutuhan pengembangan profesi.
6. Meningkatkan akuntabilitas kinerja dengan tertib adminstrasi, perencanaan,
keuangan, koordinasi, komunikasi dan kolaborasi.

1.6.

Komoditi Usaha
Komoditi ternak yang ada di Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor meliputi

ternak sapi perah dan sapi potong dengan bangsa sapi yang terdiri dari Sapi Bali,
FH, Simmental, Limousin, Wagyu, Angus, Brangus, Brahman, Madura, dan
`SO/PO.

1.7.

Manajemen Pemeliharaan
Manajemen pemeliharaan di BET Cipelang meliputi dari manajemen pakan,

kandang dan manajemen kesehatan. Di Balai Embrio Ternak Cipelang kegaitan


manajemen pakan dan kandang dilakukan mulai pada pukul 07.00 WIB, setiap
petugas kandang akan melakukan pembersihan sisa pakan, bak air minum dan
pembersihan lantai kandang serta memandikan sapi dalam manajemen kandang.
Setelah kegiatan tersebut dilakukan maka petugas kandang akan memberikan
pakan pada pukul 09.00-10.30 disesuaikan dengan datangnya pakan hijauan.
Pakan hijauan dan konsentrat diolah di tempat yang terpisah dari kandang,
pembuatan konsentrat dilakukan sekali dalam sehari dengan jumlah produksi

sebanyak 29 ton untuk memenuhi semua kebutuhan sapi yang ada di BET
Cipelang dan sedangkan hijauan produksi setiap harinya berbeda-beda tetapi
dengan rata-rata sebanyak 21 ton untuk semua kandang. Hijauan atau rumput di
BET Cipelang didapatkan dari hasil menanam sendiri dan membeli dari luar dua
minggu sekali dengan pembatasan pembelian.
Kegiatan produksi seperti pemerahan dilakukan hanya pada sapi yang sudah
melahirkan akan tetapi dipisahkan dari anaknya dan ditempatkan di kandang
terpisah yaitu berada dikandang utama A namun dekat dengan pedet yang ada,
pemerahan dilakukan dua kali dalam sehari pagi dan sore hari dan hasil
pemerahan yaitu susu akan diberikan langsung ke pedet sebagai pakan.
Sedangkan untuk produksi embrio biasanya memilki jadwal rutin dalam proses
karena agar memudahkan petugas produksi sembrio dijadwalkan pada hari senin
sampai kamis dengan tiga ekor sapi donor yang diflushing.

II
TUGAS KHUSUS
MANFAAT DAN APLIKASI TRANSFER EMBRIO DI BALAI EMBRIO
TERNAK CIPELANG
Oleh :
Mohammad Ilham Nugraha
200110130213

2.1. Abstrak
Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan di Balai Embrio Ternak Cipelang,
Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Pada 5 Januari sampai dengan 5 Februari
tahun 2016. Praktek Kerja Lapangan ini bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan mahasiswa dalam penerapan ilmu pengetahuan
mengenai teknologi reproduksi ternak. Dalam pelaksanaan transfer embrio
memerlukan keterampilan khusus dan jam terbang yang lama untuk memiliki
keterampilan (skill) baik untuk mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi dalam
untuk menghasilkan ternak unggul hasil aplikasi transfer embrio. Transfer embrio
merupakan salahsatu bioteknologi yang memilki peran penting dalam bidang
perbibitan. Dalam aplikasi transfer embrio terdapat berbagai rangkaian dengan
beberapa tahapan sebelum embrio dideposisikan di apex cornua uteri resipien,
tahapan tersebut diantaranya induksi superovulasi, sinkronisasi estrus, pemanenan
embrio (Flushing), klasifikasi embrio Dalam Transfer embrio merupakan
terobosan untuk peningkatan kualitas ternak sapi perah dan potong melalui
peningkatan mutu genetik, Mengurangi Importasi ternak bibit, menunjang upaya
permuliaan dan pemurnian ternak lokal (Plasma Nutfah).
Kata kunci : Transfer Embrio, Bioteknologi, Sapi Fresian Holstein

2.2. Tujuan
Maksud dan tujuan dilaksanakannya observasi program aplikasi transfer
embrio (TE) pada sapi fresian holstein adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tatalaksana program transfer embrio.
2. Mengetahui metode dalam pelaksanaan sinkronisasi sapi resipien.
3. Mengetahui kriteria sapi respien yang layak di teransfer embrio.

2.3. Metoda
Metoda pengamatan yang dilakukan selama praktek kerja lapangan adalah
sebagai berikut :
1. Pengamatan langsung dilapangan, yaitu mengamati hal-hal yang
dikerjakan oleh teknisi pelaksana program transfer embrio.
2. Wawancara (Interview) dengan beberapa pihak terkait, yaitu diskusi
dengan pihak yang terkait dengan pengamatan baik secara keseluruhan
aupun secara khusus.
3. Mengutip catatan laporan (recording) yaitu pengamatan dua atau informasi
yang berkaitan dengan objek yang diamati dari pihak perusahaan, data yang
tercatat diperoleh atas persetujuan manajer.

2.5. Transfer Embrio


Sejarah perkembangan dan pemanfaatan dari embrio diawali ketika Walter
Heape pada tahun 1891 berhasil mengoleksi embrio kelinci angora dan
mentransferkannya pada kelinci biasa (Betteridge, 1981). Di Indonesia dimulai
pada tahun 1984 ketika PT. Berdikari United Livestock Indonesia (BULI),
mendatangkan embrio beku sapi perah dan potong asal Texas, AS untuk
ditransferkan melalui teknik pembedahan (Toelihere, 1987). Tahun 1987,
Peternakan Tri-S Tapos membangun fasilitas dan mengawali rangkaian TE dengan
menggunakan sepenuhnya tenaga dalam negeri. Dari uji coba transfer embrio beku,
saat itu dilaporkan angka kebuntingan mencapai 49 % (Purwantara, 1987).
Produksi embrio dapat dilakukan secara in vivo dan in vitro. Dalam teknik
in vivo, hewan betina donor akan menjalani superovulasi, yakni menyuntikan
hormon gonadotropitn (FSH, PMSG/CG atau HMG) guna melipatgandakan
produksi sel telur. Sel-sel telur yang diovulasikan tersebut, setelah mengalami
pembuahan dan berkembang menjadi embrio ditampung atau dikoleksi untuk di
transferkan pada betina resipien (Feradis, 2010)

2.4. Hasil dan Diskusi


2.4.1. Seleksi Resipien
Ternak yang dapat dijadikan resipien harus memenuhi persyaratan:
a. Ternak resipien adalah dara atau induk dalam kondisi tidak bunting,
memiliki organ reproduksi baik dan memiliki catatan reproduksi / siklus
berahi normal;
b. Performa tubuh baik dan sehat dengan Body Condition Score (BCS) 2,753,25 pada skala 5 untuk sapi perah, dan BCS 5-6 dengan skala 9 untuk sapi
potong dan kerbau;
c. Sehat, tidak menunjukkan gejala klinis penyakit hewan menular strategis;
d. Terseleksi setelah palpasi rektal, pada salah satu ovarium memiliki corpus
luteum (CL) fungsional.
e. Tidak pernah mengalami gagal bunting lebih dari 2 kali.
2.4.2. Alat dan Bahan
1. Alat
Peralatan yang perlu dipersiapkan adalah :

Gun TE,

spuit 5ml,

jarum suntik 18G,

sheat TE dan outer sheat,

sarung tangan plastik,

gunting straw,

pinset,

termometer,

form seleksi resipien,

form aplikasi transfer embrio.

10

2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah :

embrio,

resipien,

preparat anastesi,

kapas alkohol,

tissue.

2.4.3. Metoda Transfer Embrio

Transfer Embrio

Embrio
Gun Transfer
Serviks

Ovarium

Uterus

Gambar 1. Pelaksanaan Transfer Embrio


Metoda yang digunakan :
1. Transfer embrio segar (fresh) dengan cara sebagai berikut :

11

a. Resipien dipersiapkan dan disamakan berahinya (sinkronisasi) dengan


donor yang akan dipanen embrio (flushing). 47
b. Resipien yang akan di TE disiapkan terlebih dahulu dengan mengecek
keberadaan Corpus Luteum (CL) fungsional.
c. Embrio yang telah dipanen dengan kualitas 123, kemudian diloading
ke dalam straw dengan media PBS.
d. Straw yang telah berisi embrio dimasukkan ke dalam gun TE,
kemudian dilakukan aplikasi TE ke resipien.
e. Lakukan pencatatan tanggal pelaksanaan TE, kode resipien, kode
embrio, posisi deposisi embrio dan petugas TE pada formulir aplikasi
TE.
2. Transfer embrio beku langsung (direct) dengan cara sebagai berikut :
a. Embrio yang digunakan pada metode ini adalah embrio yang telah
dibekukan.
b. Thawing dilakukan dengan cara, straw diambil dari kontainer, diamkan
di udara/suhu ruang selama 10 detik, kemudian dimasukkan ke dalam
air bersuhu 38,5 oC sampai media terlihat mencair ( 10-15 detik).
c. Buka label embrio dan tempelkan pada formulir Aplikasi Transfer
Embrio.
d. Straw dikeringkan dengan tissue, potong ujung straw pada bagian
sumbatlaboratorium lalu dimasukkan ke dalam gun TE dan kemudian
dilakukan aplikasi transfer embrio ke resipien.
e. Lakukan pencatatan tanggal pelaksanaan TE, kode resipien, kode
embrio, posisi deposisi embrio dan petugas TE pada formulir aplikasi
TE.
3. Transfer embrio beku bertahap (step wise) dengan cara sebagai berikut :

12

Metode stepwise digunakan untuk mengevaluasi viabilitas (daya


hidup) embrio yang telah dibekukan, sebelum dilakukan aplikasi transfer
embrio.
a. Alat dan bahan yang digunakan dalam metode ini adalah : PBS,
Ethylene glikol (EG), serum, pipet pasteur, cawan petri 35x10 mm,
mikroskop stereo.
b. Penyiapan media yang digunakan pada metode stepwise yaitu : EG
6.6%, EG 3.3% dan PBS yang disuplementasi dengan 20% serum.
c. Thawing dilakukan dengan cara, straw diambil dari kontainer, diamkan
di udara/suhu ruang selama 10 detik, kemudian dimasukkan ke dalam
air bersuhu 38,5oC sampai media terlihat mencair ( 10-15 detik).
d. Straw dipotong pada kedua sisinya untuk mengeluarkan embrio, lalu
ditampung pada cawan petri 35x10 mm.
e. Evaluasi embrio dilakukan di bawah mikroskop stereo, embrio dengan
daya hidup di atas 50% yang dinyatakan layak transfer.
f. Embrio yang telah dinyatakan layak transfer, kemudian diloading ke
dalam straw dengan media PBS.
g. Straw yang telah berisi embrio dimasukkan ke dalam gun TE, kemudian
dilakukan aplikasi TE ke resipien.
f. Lakukan pencatatan tanggal pelaksanaan TE, kode resipien, kode embrio,
posisi deposisi embrio dan petugas TE pada formulir aplikasi TE.
2.4.4. Persiapan Transfer Embrio
a. Untuk mempersiapkan resipien yang sesuai, dapat ditempuh dengan 3 cara
yaitu secara alami (berahi alam), sinkronisasi dengan preparat hormon
prostaglandin

(PGF2)

dan

sinkronisasi

menggunakan

preparat

progesteron. Untuk transfer embrio segar, resipien dipersiapkan dan


disamakan berahinya (sinkronisasi) dengan donor yang akan dipanen
embrio (flushing).

13

b. Jika resipien tersebut berahi, periksa dan amati kondisi berahinya seperti
derajat berahi, konsistensi dan tingkat kejernihan lendir harus normal.
Lakukan pencatatan tanggal berahi resipien tersebut.
c. Pada hari keenam/ketujuh setelah berahi atau sehari sebelum ditransfer,
dilakukan pemeriksaan kembali kondisi ovarium, apabila terdapat Corpus
Luteum (CL) fungsional baik ovarium kiri maupun kanan, dapat dilakukan
aplikasi TE.

2.4.5. Pelaksanaan Transfer Embrio


Pelaksanaan transfer embrio dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Pemeriksaan pada kondisi ovarium untuk memastikan keberadaan
corpus luteum (CL).
b. Melakukan anastesi epidural dengan preparat anastesi.
c. Melakukan thawing embrio dengan cara straw diambil dari kontainer,
diamkan di udara/suhu ruang selama 10 detik, kemudian dimasukkan
ke dalam air bersuhu 38,5oC sampai media terlihat mencair ( 10-15
detik).
d. Label embrio dibuka dan ditempelkan pada formulir Aplikasi TE.
e. Straw dikeringkan dengan tissue, potong ujung straw pada bagian
sumbat laboratorium kemudian dimasukkan ke dalam gun TE dan
tutup dengan sheat TE steril yang dibungkus outer sheat, kemudian
dilakukan aplikasi TE ke resipien.
f. Aplikasi TE dilakukan dengan cara mendeposisikan embrio pada
sepertiga depan apex kornua yang terdapat CL (ipsilateral).
2.4.6. Program Kelahiran Kembar (Twinning)
Program kelahiran kembar (twinning) adalah suatu usaha optimalisasi
reproduksi ternak sapi betina sehingga diharapkan akan dilahirkan dua ekor pedet

14

untuk satu kali masa beranak. Metode yang digunakan untuk menghasilkan
kelahiran kembar yaitu :
1. Transfer Embrio Duplet
a. Transfer dua embrio
Metode ini dilakukan dengan cara memasukkan 2 (dua) embrio
untuk satu kali aplikasi TE pada resipien.
b. Splitting embrio (pemotongan embrio)
Metode ini hanya dilakukan secara terbatas pada embrio in vivo
yang dihasilkan dari program produksi embrio in vivo atau MOET
(Multiple Ovulation and Embryo Transfer).
2. Sinergi antara Aplikasi IB dan TE
Metode ini dilakukan dengan aplikasi TE yang dilaksanakan pada
hari ke 6-8 setelah aplikasi IB. Untuk program ini pendeposisian embrio
dilakukan berseberangan dengan kornua yang terdapat CL (Contralateral).
Dengan metode ini, program aplikasi TE tidak mengganggu program IB
yang telah direncanakan oleh inseminator sehingga program ini dapat
berjalan selaras dan saling mendukung. Untuk menghindari kesalahan
penentuan definisi antara pedet hasil IB dan TE, maka bangsa embrio yang
digunakan dalam aplikasi TE berbeda dengan bangsa resipien atau bangsa
pejantan yang digunakan pada aplikasi IB.
Syarat resipien yang digunakan untuk program twinning :
1. Memiliki kondisi reproduksi yang baik
2. Sapi dara atau induk dengan umur maksimal 7 tahun
3. Performa tubuh baik dengan siklus berahi normal
4. Tidak terjangkit penyakit menular
5. Terdapat CL fungsional setelah dilakukan pemeriksaan palpasi
rektal

15

6. Berada pada kawasan Village Breeding Center (VBC) dengan


sistem monitoring yang intensif
7. Pemeriksaan Kebuntingan (PKB)
Pemeriksaan kebuntingan dilaksanakan 2 (dua) sampai 3 (tiga)
bulan setelah pelaksanaan aplikasi TE. Setelah dilaksanakan
pemeriksaan

kebuntingan

petugas

melaporkan

hasil

pemeriksaannya. Pelaksana kegiatan PKb adalah seksi yantek


pemeliharaan ternak dan yang melakukan pelaporan adalah seksi
Informasi dan Penyebaran Hasil.

16

KESIMPULAN

Aplikas transfer embrio adalah suatu teknik memasukkan embrio ke dalam alat
reproduksi ternak betina sehat (resipien) dengan alat tertentu untuk tujuan agar
ternak bunting, tatalaksana pemeliharaan untuk sapi frisian holstein (resipien)
harus disiplin dalam manajemen pemeliharaan,manajemen pakan, dan
manajemen kesehatan.

Pelaksanaan tranfer embrio dapat dilakukan dengan beberapa metoda yaitu;


dengan metode segar (fresh), metode langsung (direct), metoda bertahap (step
wise).

Syarat sapi resipien untuk teranfer embrio performa tubuh baik dan sehat
dengan Body Condition Score (BCS) 2,75-3,25 pada skala 5 untuk sapi perah,
memiliki siklus reproduksi yang normal, tidak dalam keadaan bunting, tidak
memiliki gejala penyakit klinis.

17

DAFTAR PUSTAKA
Balai Embrio Ternak. 2014. Standar Operasi Prosedur Seksi Pemeliharaan Ternak,
Produksi dan Aplikasi Transfer Embrio, Informasi dan Penyebaran Hasil;
Balai Embrio Ternak Cipelang. Bogor
Betteridge, K. J. 1981. J Reproduction Fertil
Feradis. 2010. Bioteknoligi Reproduksi Pada Ternak; Alfabeta. Bandung.
Setiawan. Y. 2012. Aplikasi Transfer Embrio; Balai Embrio Ternak Cipelang.
Bogor.

18

LAMPIRAN

Peralatan Untuk Transfer Embrio

Sterilisasi Alat

asi Alat
Evaluasi Embrio

Anastesi Epidural

Palpasi Rektal

Presentasi Hasil Praktek Kerja Lapangan

Anda mungkin juga menyukai