Prospek Usaha PT.Ternak Perah Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada masih
mempunyai peluang prospek yang cukup besar, dilihat dari tingkat pemanfaatan peluangnya.,
dimana permintaan terhadap asupan protein hewani contohnya susu perah mengalami
kenaikan, karena warga Indonesia cenderung menyukai minum susu pada pagi hari karena
dinilai lebih sehat dan rendah kolesterol serta lemak jahat dibandingkan dengan daging.Jika
tahun sebelumnya kenaikan berkisar hanya 5%, tahun ini mencapai 15% total kebutuhan daging
ayam di Indonesia. Selain itu dilihat dari tingkat produksinya tiap bulan yang tergolong cukup
besar bagi usaha yang tergolong kecil.
Pada kesempatan kali ini membahas pada apa saja yang dibutuhkan sebagai sarana
prasarana maupun peralatan dalam aktivitas memerah sapi ternak. Pertama yang paling
penting adalah modal. Untuk permodalan usaha rumah potong ayam tergantung pada usaha
rumah potong yang akan didirikan, yaitu rumah potong ayam tradisional atau modern. Jumlah
modal usaha rumah potong ayam tradisional tidak sebanyak modal usaha rumah potong
modern.
Dalam mendirikan usaha rumah ayam potong harus memikirkan dari segi lokasi dan
gedungnya.Pada Rumah Potong Ayam Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada ini
lokasinya ada di Fakultas Peternakan dan pembagian gedungnya ada 3 bagian yaitu gedung
semi kotor, kotor, dan bersih.Gedung semi kotor untuk tempat menurunkan ayam dari
konsumen, sedangkan gedung kotor untuk tempat pemotongan dan tempat penggantungan
ayam.Selanjutnya gedung bersih untuk pengumpulan daging yang sudah siap dijual ke
konsumen. Untuk sarana dan prasarana yang ada di rumah potong yama antara lain freesher,
pisau pemotongan, ember atau bak, meja stainlis, kipas, kompor, pakaian pekerja, dll harus
diperhatikan kebersihannya atau rutin diganti beberapa bulan sekali karena sangat
mempengaruhi hasil produksi. Dari segi tenaga kerja juga diperhatikan seperti skillnyadan
keuletannya dia dalam bekerja.Kemudian segi mitra kerja baik itu usaha kecil maupun usaha
besar harus selalu diperhatikan karena itu merupakan kunci utama berkembangnya usaha
mereka.
Manajemen pengelolaannya juga diperehatikan dari awal ayam itu masuk ke rumah
potong ayam sampai pendistribusian daging ke konsumen.Selain itu, kendala dalam usaha
1
rumah potong ayam seperti modal, persaingan, mitra kerja juga harus diperhatikan demi
berkembangnya usaha tersebut.
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tanggal 8 Februari 2010, Dekan (Prof. Dr. Ir. Tri Yuwanta,SU.,
DEA) berkirim surat kepada Kepala Laboratorium Ternak Perah dan Industri
Persusuan yang menyebutkan bahwa Laboratorium Ternak Perah dan Industri
Persusuan dilibatkan dalam pengelolaan teknis UPT Ternak Perah, kemudian
Kepala Laboratorium Ternak Perah diminta untuk menunjuk Pelaksana Teknis UPT
Ternak Perah yang bertanggungjawab pada Kepala Laboratorium Ternak Perah dan
berkewajiban melaporkan setiap bulan kepada Dekan dengan tembusan kepada
Manager UUF. Untuk pengembangan UPT Ternak Perah dengan terlebih dahulu
berkonsultasi dengan pengurus Fakultas dan melibatkan tim teknis UPT Ternak
Perah.
5
keberadaan ternak sapi yang berkualitas dan mampu berproduksi susu tinggi dengan
standard SNI, dan berasal dari ex-impor Australia.
Sejarah perjalanan UPT Ternak Perah sejak berdiri hingga sekarang ini
,kita dapat menyimpulkan dengan bukti legal formal yang jelas bahwa tidak ada
pengambil alihan UPT Ternak Perah dari Laboratorium Ternak Perah dan Industri
Persusuan. UPT Ternak Perah tidak pernah dialihkan dan dikembalikan ke
Laboratorium dan statusnya tetap sebagai UPT yang bertanggungjawab kepada
Dekan.SK tersebut justru sebagai salah satu solusi optimal untuk melakukan
keberpihakan kepada UPT Ternak Perah agar dapat lebih maju dan berkembang.
Mengingat selama ini pengelolaan UPT Ternak Perah cukup berat dan cenderung
menjadi beban financial dari waktu ke waktu sebagai akibat dari berbagai
keterbatasan, maka kami berfikir bahwa pengelolaan UPT harus ditangani di level
manajenmen yang lebih tinggi seperti di level Fakultas dan bukannya di level seperti
bagian apalagi Laboratorium.
B. Riwayat Usaha
6
kekuatan usaha tersebut. Hingga sampai saat ini bias dikatakan bahwa usaha tersebut
semakin berkembang dan lebih maju , tergambar jelas dari perspektif sejarah dari
UPT Ternak Perah memiliki gambaran yang komprehensif , benar serta meyakinkan
atas keberadaan UPT Ternak Perah. Harapannya agar menjadi acuan bagi kita semua
seluruh civitas akademika Fakultas Peternakan UGM dalam status legal formal
keberadaan UPT Ternak Perah tersebut.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
A.1 Susu Pasteurisasi
Susu pasteurisasi merupakan salah satu jenis susu olahan yang mempunyai
sifat tidak tahan lama dan mildah rusak. Produk ini hanya mampu bertahan melalui
penyirnpanan di lemari pendingin maksimum selama 5 hari pada suhu 4" Celcius.
Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh
organisme merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, kapang, dan khamir. Proses ini
diberi nama atas penemunya Louis Pasteur seorang ilmuwan Perancis.
A.2 Yoghurt
Yoghurt atau yogurt, adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri.
Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk sari kacang kedelai. Produksi modern
saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa) menghasilkan asam laktat
yang berperan dalam protein susu untuk menghasilkan tekstur seperti gel dan aroma unik
pada yoghurt. Yoghurt tersedia dalam beraneka macam rasa, rasa alami, rasa buah, rasa
vanilla, atau rasa cokelat juga populer.
B. Cara Pembuatan
B.1 Susu Pasteurisasi
Susu pasteurisasi merupakan salah satu jenis susu olahan yang mempunyai sifat
tidaktahan lama dan mildah rusak. Produk ini hanya mampu bertahan melalui
penyirnpanan di lemari pendingin maksimum selama 5 hari pada suhu 4" Celcius.
Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh
organisme merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, kapang, dan khamir. Proses ini
diberi nama atas penemunya Louis Pasteur seorang ilmuwan Perancis.
Proses pembuatan susu pasteurisasi terdiri dari beberapa tahap dan setiap tahap
mempunyai tujuan tertentu yaitu mendapatkan produk berkualitas. Adapun tahap-tahap
pengolahannya meliputi :
8
Tahap Penerimaan.
Susu dikirim dari peternakan dengan menggunakan milkcan kemudian
disimpan di freezer untuk mendinginkan susu sampai dengan suhu 4oC. Pada tahap
penerimaan dilakukan pemeriksaan fisik .
Tahap Pemanasan.
Pada tahap pemanasan yaitu susu dituang ke alat utama proses pasteurisasi
yaitu Plate Heat Exchanger (PHE) untuk memanaskan susu hingga mencapai suhu
65oC selama 30 menit.
Tahap Pendinginan.
Setelah dipanaskan, susu kemudian dituang ke milkcan/panci yang dilanjutkan
dengan tahap pendinginan dengan merendam milkcan/panci berisi susu tersebut ke
dalam air es hingga suhu mencapai 10oC dan siap untuk dikemas.
Sanitasi.
Peralatan dalam proses pengolahan susu harus dijaga dalam keadaan bersih.
Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas susu sesuai dengan standar yang telah
ditentukan. Adapun proses sanitasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
-Membilas peralatan dengan air hingga sisa-sisa susu hilang.
-Mencuci dengan air sabun hangat atau menggunakan air panas dan larutan
chloor/klorin , disikat kemudian dibilas.
-Merendam dengan air mendidih selama 2 – 3 menit atau diuapkan selama 30 detik.
-Menyimpan peralatan di ruangan yang tertutup dan bersih sebelum digunakan.
B.2 Yoghurt
Yoghurt dibuat dengan bantuan dua jenis bakteri menguntungkan, satu dari
keluarga lactobacillus yang berbentuk batang (Lactobacillus bulgaricus) dan lainnya
dari keluarga streptococcus yang berbentuk bulat (Streptococcus thermophilus). Kedua
bakteri yoghurt ini merupakan bakteri penghasil asam laktat yang penting peranannya
dalam pengaturan mikroflora usus. Saat bertumbuh di usus, Lactobacillus bulgaricus
dan S. thermophilus mampu menciptakan keadaan asam yang menghambat bakteri lain.
Bakteri penyebab penyakit yang umumnya tak tahan asam tak mampu bertahan di
lingkungan bakteri yoghurt. Sementara bakteri lain yang memang seharusnya melimpah
9
dirangsang untuk bertumbuh. Sehingga mikroflora dalam usus didorong mendekati
keadaan seimbang yang normal. Banyak penelitian menunjukkan bahwa bakteri dalam
yogurt dan susu fermentasi ulain memberi ekstra manfaat bagi tubuh. Bakteri yogurt
membutuhkan kondisi pertumbuhan yang cocok terutama suhu yang tepat. Umumnya
bakteri tumbuh baik pada keadaan hangat. Bakteri yogurt S. thermophilus dan L.
bulgaricus paling cepat tumbuh di sekitar suhu 40– 44°C (bergantung pada galurnya).
Jika suhu terlalu rendah bakteri akan berkembang biak lambat atau tidak sama sekali.
Sementara jika suhu terlampau panas bakteri bisa rusak dan mati. Bahaya lain, yaitu
merajalelanya mikroba lain yang kondisi optimumnya di suhu lebih tinggi atau rendah.
Karena lebih cepat berkembang biak di suhu tersebut, jumlah mikroba penyusup tadi
dapat menyusul bahkan menyisihkan bakteri yogurt semula. (Widodo,2002)
10
pengendalian tersebut adalah: vaksinasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati
secara terpisah (Anonimus, 2016).
11
BAB III
ANALISIS EKONOMI
A. Investasi
1. Sapi Afkir = Rp 9.689.525
2. Pedet jantan = Rp 4.000.000/ekor
3. kotoran sapi = Rp 75.000/bulan
B. Biaya Operasional
1. Penyusutan mesin = Rp 500.000/bulan
2. Gaji pegawai = Rp 4.500.000/bulan
3. Sertifikasi MUI = Rp 62.500/bulan
4. Gula = Rp 72.000/bulan
5. Bakteri = Rp 9.600/bulan
6. Sirup = Rp 68.000/bulan
7. Perasa = Rp 4.000/bulan
8. Cup = Rp 200.000/bulan
9. Plastic = Rp 24.500/bulan
10. Sablon + plastic = Rp 84.000/bulan
11. Pakan 2.500 kg = Rp 7.000.000
1. Fixed cost :
Penyusutan mesin : Rp 500.000,00/bulan
Gaji pegawai : Rp 4.500.000,00/bulan
Sertifikasi MUI : Rp 62.500,00/bulan
Polar (konsentrat)/pakan tambahan : Rp 7.500.000,00
Transport : Rp 1.000.000,00
Total : Rp 13.525.500,00
12
2. Variabel Cost :
Bahan baku Yoghurt :
Susu : 40 liter X Rp 7.500,00 =Rp 300.000,00/bulan
Gula : 4 kgX Rp 18000 = Rp 72.000,00/bulan
Bakteri : Rp 2400 X 4 = Rp 9.600,00
Sirup : 4 botol X Rp 17000 = Rp 68.000,00
Perasa : 1000 X 4 = Rp 4.000
Cup : Rp 200.000
Plastik : Rp 24.500
Sablon+plastik : Rp 350 X 240 = Rp 84.000
Total : Rp 848.500,00
Penjualan :
Yoghurt : Rp 2.000,00
Rp 2.000,00 X 257 = Rp 514.000,00
Susu Pasteurisasi : Rp 2.500,00
Rp 2.500 X 262 = Rp 655.000,00
S total : Rp 514.000,00 + Rp 655.000,00 = Rp 1.169.000,00
BEP (Rupiah) :
Rasio : Sy : Ss
= Rp 514.000,00 : Rp 655.000,00
= 514 : 655
13
BEP total :
𝐹𝑐 𝑅𝑝 13.525.500,00
𝑉𝑐 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅𝑝 1.622.500,00
1− 1 − 𝑅𝑝 1.169.000,00
𝑆 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑅𝑝 13.525.500,00
=
1 − 1,39
𝑅𝑝 13.525.500,00
=
− 0,39
= 𝑅𝑝 3.467.949,00
BEP (Rupiah)
A. Yoghurt
514
× 𝑅𝑝 3.467.949,00 = 𝑅𝑝 1.524.830,00
1169
B. Susu Pasteurisasi
615
× 𝑅𝑝 3.467.949,00 = 𝑅𝑝 1.824.456,00
1169
BEP (unit)
A. Yoghurt
Rp 1.524.830,00÷ Rp 2000 = 762 unit
B. Susu Pasteurisasi
Rp 1.824.456,00÷ Rp 2500 = 730 unit
A. Yoghurt
Rp 514.000 – ( Rp 13.525.500,00 + Rp 1.622.500,00) = Rp – 14.634.000
B. Pasteurisasi
Rp 655.000 – Rp 1.169.000 = Rp – 514.000
14
PEMBAHASAN
Pada pratikum kali ini kita berkunjung di UPT Sapi Perah Fakultas Peternakan UGM.UPT
Sapi Perah mempunyai peluang prospek yang cukup besar, dilihat dari tingkat pemanfaatan
peluangnya., dimana permintaan terhadap asupan protein hewani contohnya susu perah
mengalami kenaikan, karena warga Indonesia cenderung menyukai minum susu pada pagi
hari karena dinilai lebih sehat dan rendah kolesterol serta lemak jahat dibandingkan dengan
daging.
UPT Sapi Perah menghasilkan beberapa produk diantaranya yoghurt dan susu
pasteurisasi dari ssegi ekonomi dua produk ini sangat digemari masyarakat. Maka dari itu
prospek pengolahan, penjualan serta pemasaran di kalangan masyarakat masih luas. Jika
dihitung dari segi ekonomi seperti BEP, Investasi, Keuntungan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Dengan investasi awal berupa 10 ekor sapi betina.Dalam satu hari 10 ekor dapat diperah dua
kali pagi dan sore. Satu hari dapat menghasilkan 80 liter susu yang akan diolah menjadi yoghurt dan
susu pasteurisasi. Untuk susu pasteurisasi sekali pengolahan memerlukan 14 liter susu segar dan
beberapa bahan tambahan. Dari 14 liter susu menghasilkan 90 cup susu berukuran 240ml dan harga
jual sebesar Rp 2.500,-. Jadi jika dihitung BEP unit dan rupiah sebesar : BEP rupiah diperoleh sebesar
𝑅𝑝 1.824.456,00dan BEP Unit sebesar 730 unit.
Untuk mengolah susu mnejadi yoghurt dibutuhkan susu segar sebanyak 14 liter susu segar
dan beberapa bahan tambahan. Dari 14 liter susu segar menghasilkan 90 cup berukuran 240ml dengan
harga jual Rp 2.000,- per cupnya. Jadi jika dihitung BEP unit dan rupiah sebesar
:𝑅𝑝 1.524.830,00 dan 762 unit
15
KESIMPULAN
UPT sapi perah Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada terdapat tiga
produksi diantaranya susu murni/susu segar, susu pasteurisasi dan yoghurt dengan modal
awal sebesar Rp.9.689.525,-. Dengan investasi awal berupa 10 ekor sapi betina. Dalam
satu hari 10 ekor dapat diperah dua kali pagi dan sore. Satu hari dapat menghasilkan 80
liter susu yang akan diolah menjadi yoghurt dan susu pasteurisasi. Untuk susu pasteurisasi
sekali pengolahan memerlukan 14 liter susu segar dan beberapa bahan tambahan. Dari 14
liter susu menghasilkan 90 cup susu berukuran 240ml dan harga jual sebesar Rp 2.500,-.
Jadi jika dihitung BEP unit dan rupiah sebesar : BEP rupiah diperoleh sebesar
𝑅𝑝 1.824.456,00 dan BEP Unit sebesar 730 unit. Untuk mengolah susu menjadi yoghurt
dibutuhkan susu segar sebanyak 14 liter susu segar dan beberapa bahan tambahan. Dari 14
liter susu segar menghasilkan 90 cup berukuran 240ml dengan harga jual Rp 2.000,- per
cupnya. Jadi jika dihitung BEP unit dan rupiah sebesar :𝑅𝑝 1.524.830,00 dan 762 unit.
16
DAFTAR PUSTAKA
17