Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PEMELIHARAAN AYAM PEDAGING (BOILER)

DI CHAYARAS FARM LANGSA ACEH DAFTAR ISI

RINGKASAN KATA PENGANTAR PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Tujuan KEADAAN UMUM Lokasi dan Tata Letak Sejarah dan Perkembangan Struktur Organisasi SARANA PRODUKSI Sarana dan Prasarana Perkandangan HAL YANG DIKERJAKAN Pemeliharaan Ayam Periode Starter Finisher Persiapan Kandang dan Peralatan yang Digunakan Penggunaan dan Pengaturan litter Perlakuan Saat DOC Datang Sanitasi, Pemberian Pakan dan Air Minum Seleksi, Vaksinasi Pemberian Vitamin dan Obat-obatan Pemanenan PEMASARAN Jumlah, bentuk dan Harga Wilayah / Konsumen KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan proposal dan penyusunan laporan perkembangan Chayaras Farm. Pada kesepatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Istriku (Chery) dan anakku tersayang Chayara yang membuat diriku terus dan tetap bersemangat dalam menjalankan usaha ini, dorongan, masukan, dan dukungan kalian tidaklah akan dapat terbalas dan tidak akan kulupakan dan yakinlah kita akan bersama meraih impian 2. Dinas Peternakan Kota Langsa dan Dinas Peternakan Aceh Timur 3. PT. Popkhan Indonesia cab Sumatra 4. dll Kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan dorongan baik moral dan material, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan yang pertama ini.

Langsa, Januari 2012

Coco Mahardicka

PENDAHULUAAN

Latar Belakang Ayam broiler adalah jenis ayam pedaging yang mempunyai jenis kelamin jantan maupun betina muda berumur sekitar 4 6 minggu yang dipelihara secara intensif, guna memperoleh daging yang optimal. Ditinjau dari segi mutu, daging ayam memiliki nilai gizi yang tinggi dibandingkan ternak lainnya. Dan jika ditinjau dari segi ekonomis, khususnya ayam ras potong atau ayam negeri yang sudah populer dengan sebutan broiler ini, merupakan ayam negeri yang bisa diusahakan secara efisien dan cepat dalam pemanenan. Hingga saat ini, usaha peternakan ayam broiler merupakan salah satu kegiatan yang paling cepat dan efisien untuk menghasilkan bahan pangan hewani yang bermutu dan bernilai gizi tinggi. Beberapa hal yang menjadi penyebabnya antara lain, laju pertumbuhan ayam yang lebih cepat dibandingkan dengan komoditas ternak lainnya, permodalan yang relatif lebih kecil, penggunaan lahan yang tidak terlalu luas serta kebutuhan dan kesadaran masyarakat meningkat akan kandungan gizinya. Sehingga kondisi ini menuntut adanya penyediaan daging ayam yang cukup, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Beberapa alasan tersebut diatas yang membuat penulis tertarik mencoba menjalankan usaha ini, Chayaras Farm adalah sebuah peternakan ayam potong yang berada didaerah pondok keumuning tepatnya samping SMP 8 Langsa Nanggroe Aceh Darussalam. Chayaras Farm adalah sebuah badan usaha yang bergerak pada bidang usaha peternakan ayam potong yang telah berdiri sejak 28 Agustus 2008, usaha ini berawal dengan peternakan ayam potong 500 ekor yang kemudian berkembang menjadi 1000ekor, 5000ekor dan saat ini telah berkembang menjadi 6000ekor dalam setiap periode. Kebutuhan akan permintaan ayam potong didaerah Aceh dan Sumatra Utara yang membuat Chayaras farm terus berusaha untuk mengembangkan diri dan berbenah diri untuk mencoba memenuhi kebutuhan pasar yang sampai dengan saat ini masih sangat kurang, kebutuhan pasra lokal terutama Kota langsa setiap harinya membutuhkan 2000ekor, Aceh Tamiang dan Aceh timur 1500ekor dan samapi saat ini masih dipenuhi oleh Ayam Potong yang berasal

dari Kota Medan, hal ini dikarenakan para peternak Lokal Aceh belum dapat memenuhi kebutuhan yang begitu banyak. Aceh memiliki Budaya yang Unik dan hal ini juga berdampak sangat signifikan terhadap permintaan Ayam Potong, dalam setiap Tahun terdapat beberapa Bulan yang tingkat permintaan dan konsumsi Ayam Potong beranjak meningkat banyak yaitu : Bulan Maulid yang diikuti dengan Bulan Pesta Pernikahan, Hari Megang (Hari Motong Idul Fitri dan Idul Adha), Tahun Baru Hijriyah

KEADAAN UMUM

Lokasi dan Tata Letak Peternakan ayam broiler Chayaras Farm terletak diDesa Pondok Keumuning Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa Nanggroe Aceh Darussalam. Peternakan ayam broiler ini menempati areal seluas 1,5 hektar. Sebagian dari areal tersebut dipakai untuk kegiatan pemeliharaan ayam broiler, sedangkan sisanya dipakai sebagai areal perkebunan beberapa batang ubi, cabe, coklat dan pisang. Sejarah dan Perkembangan Chayaras farm merupakan sebuah perusahaan kemitraan yang bergerak di bidang ayam broiler. Usaha ini berencana membangun beberapa kandang ayam potong dan juga berencana membangun 1 kandang close house yang memiliki kapasitas 20000 ekor. Struktur Organisasi Struktur orgsnisasi merupakan pola hubungan diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Manajer merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di Chayaras farm, yang bertanggung jawab pada pemilik Chayaras Farm (Owner). Struktur organisasi yang baik akan mempermudah kegiatan perusahaan sehingga timbul tanggung jawab dari staf dan karyawan terhadap tugas yang diembannya. Saat ini Chayaras Farm memiliki seorang Manajer dan 2 orang Pekerja Kandang dan 1 orang tukang kebun Sarana Produksi Sarana dan Prasarana 1. Sumber Air. Sumber air pada peternakan ini berasal dari sumur bor yang terdapat pada setiap kandang. Air disedot dengan menggunakan jet pump yang menggunakan tenaga listrik dan ditampung dalam bak penampung atau pada drum yang berkapasitas 250 liter.

2. Sumber Energi. Sumber energi yang digunakan berasal dari PLN, tetapi terdapat diesel yang digunakan untuk menyedot air dan juga sebagai cadangan energi jika listrik mati. 3. Peralatan. Peralatan yang digunakan di Chayaras Farm masih menggunakan peralatan yang sederhana, diantaranya yaitu : tempat pakan, tempat air minum, lampu penerangan, pemanas (brooder), lingkar pembatas, dan drum tempat penampungan air. Tempat pakan yang digunakan di Chayaras Farm terdiri dari dua jenis, yaitu tempat pakan yang berbentuk nampan (chick feeder tray), yang digunakan untuk ayam umur 07 hari. Tempat pakan ini terbuat dari bahan plastik, dan berdiameter 30 cm untuk 60 ekor. Tempat pakan yang digunakan pada saat ayam berumur lebih dari 14 hari sampai pemanenan menggunakan tempat pakan berbentuk bundar yang digantung (hanging

feeder), dan berbahan plastik. Kapasitas tempat pakan gantung ini 10 kg


ransum. Tempat air minum yang digunakan yaitu berbentuk tabung dan digantung, yang mempunyai kapasitas sekitar 5 liter. Tempat air minum ini terbuat dari bahan plastik, dan dapat dipakai untuk ayam dari umur DOC sampai pemanenan. Tempat pakan dan tempat air minum yang digunakan di Chayaras Farm berasal dari PT. Pokphan Indonesia, PT. Medion. Lampu penerangan yang digunakan di kandang adalah lampu neon dan lampu pijar. Gasolek (brooder) merupakan alat yang digunakan sebagai pemanas untuk DOC/ayam yang baru datang sampai ayam berumur 14 hari. Pemanas ini berbentuk lingkaran, terbuat dari bahan seng dan besi serta menggunakan Gas Tabung 50 kg sebagai bahan bakarnya. Lingkar pembatas (chick guard) digunakan ketika ayam berumur 0-7 hari. Tujuan dibuatnya lingkar pembatas yaitu untuk menahan angin kencang dan menjaga agar ayam selalu tetap berada di dalam daerah pemanas. Lingkar pembatas ini terbuat dari bahan seng, yang mempunyai tinggi 45 cm.

Drum (tempat penampungan air) digunakan ketika air dinyalakan, dan digunakan ketika akan memberi air minum pada ayam. Drum ini terbuat dari bahan plastik, dan berkapasitas 250 liter. 4. Gudang pakan. Gudang pakan merupakan tempat penyimpanan pakan yang lokasinya terpisah antara gudang yang satu dengan lainnya. 5. Tempat Tinggal Pekerja Kandang. Tempat tinggal pekerja kandang terletak disekitar lokasi peternakan, dan dibangun disebelah gudang pakan. Pembangunan tempat tinggal pekerja kandang bertujuan untuk memudahkan para pekerja dalam pengelolaan atau pemeliharaan ayam. Perkandangan Menurut Zainal abidin (2002) kandang merupakan tempat hidup, tempat berproduksi, dan berfungsi untuk melindungi ayam dari gangguan binatang buas, melindungi ayam dari cuaca yang tidak bersahabat, membatasi ruang gerak ayam, menghindari resiko kehilangan ayam, mempermudah pengawasan, pemberian pakan dan air minum, serta pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Sistem perkandangan yang digunakan di Chayaras Farm menggunakan tipe kandang panggung (Slat System), tipe kandang ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kandang Postal (Litter System). Kelebihan dari sistem kandang ini yaitu sirkulasi udaranya yang baik, karena angin dapat masuk dari bawah dan samping kandang. Atap kandang berjenis seng asbes dan Tiang penyangga bangunan terbuat cor-coran semen dan kayu yang mempunyai tinggi 2-4 m, tetapi ada juga penyangga bangunan yang menggunakan setengah kayu dan setengah di tembok. Dinding kandang terbuat dari jaring yang mempunyai tinggi 2 m dari alas kandang. Konstruksi lantai yang digunakan adalah lantai yang mempunyai celah dan terbuat dari bambu. Jarak celah lantai tersebut yaitu 2,5 cm.

Jarak kandang yang

antara satu

dengan yang lainnya yaitu sekitar 810 m, atau jaraknya sama dengan kandang. dimaksudkan menjamin Hal lebar ini untuk

kesehatan

pada ayam, dan untuk mencegah penularan penyakit. Arah kandang yang terdapat di Chayaras farm membujur dari Timur ke Barat, tujuannya yaitu agar ayam tidak terkena panas matahari secara langsung. Kepadatan pada kandang panggung ini yaitu 10 ekor/m2. Kandang panggung yang digunakan Cahayaras Farm pada Gambar 2.

Ukuran kandang yang terdapat pada Chayaras farm adalah 9 X 80 meter

PELAKSANAAN Pemeliharaan Ayam Periode Starter Finisher

Pemeliharaan ayam broiler ini dipelihara selama 30-35 hari, dengan menggunakan sistem pemeliharaan all in all out. Maksudnya yaitu ayam masuk secara bersamaan, dan keluarnya pun secara bersama- sama. Tujuan dilakukannya pemeliharaan dengan sistem all in all out adalah untuk memudahkan dalam pemanenan. Kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan praktik kerja lapangan ini meliputi kegiatan persiapan kandang dan peralatan yang digunakan, penggunaan dan pengaturan litter, perlakuan saat DOC datang, sanitasi kandang, pemberian pakan dan air minum, seleksi, vaksinasi, pemberian vitamin dan obat-obatan, dan pemanenan. Persiapan Kandang dan Peralatan yang Digunakan Sebelum kegiatan pemeliharaan ayam berlangsung, terlebih dahulu kandang dan peralatan yang akan digunakan harus dipersiapkan dengan baik. Tujuan dari persiapan kandang ini sendiri yaitu untuk memberikan rasa nyaman pada ayam ketika ayam mulai masuk, serta supaya terhindar dari gangguan penyakit. Pada saat melakukan praktik kerja lapangan, kegiatan persiapan kandang yang dilakukan meliputi pembersihan atap dan lantai kandang, pengapuran, dan pengistirahatan. Pembersihan atap dan lantai kandang dilakukan setelah pemanenan ayam selesai. Pembersihan atap dilakukan dengan membersihkan debu dan sarang laba-laba yang ada dilangit-langit kandang dengan menggunakan sapu bergagang panjang. Pembersihan lantai dimulai dengan menyemprotkan air ke permukaan lantai kemudian didiamkan selama beberapa jam, dengan tujuan agar kotoran yang menempel dapat dengan mudah dibersihkan. Setelah didiamkan selama beberapa jam, lantai digosok dengan menggunakan lap yang bergagang sambil disemprot dengan air sampai bersih. Setelah lantai bersih kemudian dibiarkan hingga kering dan selanjutnya dilakukan pengapuran. Bahan yang digunakan dalam proses pengapuran untuk luasan kandang 560 m2 adalah 100 kg kapur, 500 liter air dan 5 liter formalin 40%. Cara kerjanya yaitu larutkan kapur dengan air di dalam drum, lalu

tambahkan

formalin

40%

kemudian

aduk

hingga

homogen

dengan

menggunakan alat pengaduk. Setelah homogen, larutan tersebut disiramkan sedikit demi sedikit secara merata ke seluruh lantai kandang dengan menggunakan gayung atau ember. Pengistirahatan kandang dilakukan setelah pengapuran selesai. Pengistirahatan dilakukan selama 1-2 minggu. Persiapan peralatan meliputi pembersihan tempat pakan dan tempat air minum yang telah digunakan sebelumnya, penyemprotan tirai, pembersihan gasolek (pemanas), pencucian lingkar pembatas (chick guard), dan pencucian karung (alas sekam). Pembersihan tempat pakan dan tempat air minum yang akan digunakan dilakukan dengan menggunakan disinfektan yaitu Septosid, kemudian dikeringkan. Penyemprotan tirai dan pembersihan semawar (pemanas) dilakukan dengan menggunakan disinfektan yang sama. Lingkar pembatas dicuci dengan cara disikat sambil disemprot dengan air hingga bersih, kemudian dikeringkan. Karung (alas sekam) dicuci dengan cara direndam terlebih dahulu selama satu malam, lalu kucek dan bilas dengan air sampai bersih. Setelah karung bersih, kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari. Penggunaan pengaturan litter Dalam ayam Farm, digunakan pemeliharaan broiler litter berasal Chayaras yang dari dan

sekam kayu. Penaburan sekam dilakukan dua hari sebelum DOC datang. Sebelum sekam ditaburkan, lantai kandang diberi alas terlebih dahulu dengan menggunakan jaring halus. Ketebalan litter setinggi 7-10cm. Pada saat ayam datang hingga berumur satu hari, permukaan litter yang digunakan harus diberi alas koran atau karung. Tujuannya agar ayam dapat mengenal pakannya, sehingga ayam tidak memakan litter. Litter digunakan mulai dari DOC hingga

ayam berumur 20 hari. Litter harus selalu dalam keadaan bersih dan menurut Bambang Cahyono (1995), alas lantai/litter yang digunakan harus dalam keadaan kering, karena jika litter selalu dalam keadaan kering maka ayam akan terhindar dari penyakit pernapasan. Ketika ayam berumur 16 hari, litter mulai diturunkan sedikit demi sedikit hingga pada saat ayam berumur 20 hari litter sudah turun semua. Perlakuan Saat DOC Datang

Sebelum DOC datang, kandang harus sudah siap 48 jam sebelumnya. Tirai harus tertutup semua tanpa ada celah, sehingga angin tidak bisa masuk. Penutupan tirai secara keseluruhan dilakukan selama satu minggu, setelah itu pembukaan tirai dilakukan sesuai dengan keadaan cuaca. Lingkar pembatas dibuat satu kotak besar untuk keseluruhan ayam dalam satu kandang. Luasan lingkar pembatas 60 m2 untuk 6000 ekor. Pemanas (brooder) dihidupkan satu jam sebelum DOC datang, sampai temperatur disekitar pemanas mencapai suhu 3235oC. Pemanas yang digunakan sebanyak 6 buah untuk kapasitas 6000 ekor ayam, dengan ketinggian 50 cm dari litter. Menurut Sugandi (1978) bahwa temperatur udara disekitar alat pemanas yang baik untuk pertumbuhan anak ayam adalah 95oF (35oC). Pemanas dihidupkan selama 3 hari tanpa dimatikan. Hari ke-4 dan seterusnya pemanas dihidupkan sesuai dengan keadaan cuaca. Pencahayaan

yang digunakan dengan menggunakan lampu neon 100 Watt sebanyak 12 buah. Pada saat DOC datang, DOC dikeluarkan dari dalam box pengemasnya dan langsung dimasukan ke dalam indukan (chick guard). Menurut Sudaryani dan Santosa (1994) indukan buatan memerlukan suhu 35oC pada minggu pertama bila memungkinkan, temperatur dapat diturunkan 5oC setiap minggu sampai suhu mencapai 18-24oC. Setelah anak ayam masuk kedalam indukan kemudian diberikan air minum yang dicampur dengan vitamin yaitu Biovit, tujuannya supaya kondisi ayam segar kembali. Pada saat ayam datang penimbangan bobot awal tidak dilakukan, karena bobot rata-rata ayam sudah tercantum dalam box DOC. Bobot awal rata-rata dari ayam ini yaitu 37 gram / ekor. Sanitasi Sanitasi adalah cara perlindungan lokasi farm dengan cara

membersihkan secara kimia maupun mekanis. Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet / terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang ada. Sanitasi kandang yang dilakukan adalah menjaga kebersihan kandang dan sekitarnya, membersihkan peralatan kandang, menggunakan alas kaki khusus untuk di dalam kandang, mencuci kaki sebelum memasuki kandang, dan menjaga litter agar tetap kering.

Pemberian Pakan dan Air Minum Pemberian pakan pada anak ayam periode starter sampai finisher dilakukan dengan metode ad libitum, yaitu metode pemberian pakan dengan cara ayam makan sepuasnya atau tidak terbatas. Tempat pakan yang digunakan pada umur 0-7 hari berbentuk nampan (chick feeder tray).

Pemberian pakan anak ayam sampai umur 1 minggu dilakukan sesering mungkin 6-8 kali / hari tergantung habisnya pakan dalam chick feeder tray. Setelah ayam berumur 7 hari tempat pakan yang digunakan sebagian diganti dengan tempat pakan yang berbentuk bundar dan digantung (hanging feeder). Menurut Abibin (2002) ketinggian tempat pakan dan tempat air minum 22,5 cm di atas permukaan punggung ayam. Kapasitas tempat pakan 1 buah untuk 20-25 ekor ayam. Pakan yang diberikan untuk ayam umur 0-14 hari adalah H10 (Prime Chick) yang diproduksi oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia. Pakan ini berbentuk mash (butiran halus). Komposisi zat makanan ransum H10 disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Kandungan zat makanan H10 Zat Makanan Kandungan (%) Kadar Air max 13,0 Protein 21,5 23,5 Lemak min 5,0 Serat max 5,0 Abu max 7,0 Kalsium min 0,9 Phospor min 0,6 Energi Metabolis 3020 3120 Kkal/kg Sumber : PT. Charoen Pokphan Indonesia.

Setelah ayam berumur 14 hari, keseluruhan tempat pakan yang digunakan adalah hanging feeder. Pakan yang digunakan diganti dengan H11 Pakan ini berbentuk crumble (butiran kasar) kemudian diberikan sebanyak tiga kali, yaitu sekitar jam 8 pagi, 5 sore dan 12 malam. Kandungan zat makanan disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Kandungan zat makanan BR I SP dan BR I RX-V Zat Makanan Kandungan H11 Air max 12 12 Protein Kasar min 21 21,5 Lemak Kasar min 4 4 Serat Kasar max 4,5 4 Abu max 6,5 6,5 Kalsium 0,9 1,1 0,9 1,1 Phospor 0,7 0,9 0,7 0,9

Growth Promotor Virginiamycin/Zinc Bacitracin


Coccidiostat Salinomycin/Monensin Sumber : PT. JAPFA COMFEED Indonesia. Pemberian air minum dari awal sampai akhir pemeliharaan diberikan ad libitum (tidak terbatas), dengan memakai tempat air berbentuk tabung dan digantung yang berkapasitas 5 liter untuk 50 ekor anak minum ayam.Tempat air

selalu dicuci bersih sehabis pemakaian agar terhindar dari bibit penyakit yang merugikan. Seleksi Seleksi yang

dilakukan mulai umur 1 hari sampai pemanenan. Seleksi berdasarkan besar kecilnya ukuran tubuh ayam, kelainan (cacat), ayam sakit dan ayam mati. Ayam yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil dipisahkan dengan yang lainnya dan dipelihara ditempat tersendiri dalam sekat dipojok kandang, serta

diberi pakan lebih banyak dibandingkan dengan ayam yang memiliki ukuran tubuh normal. Kelainan (cacat) pada ayam yang terdapat dipeternakan ini terdiri dari cacat bawaan contohnya bentuk paruh dan leher yang bengkok, paruh yang menyerupai bentuk paruh burung kakatua, dan cacat karena cedera contohnya kaki dan sayap yang terperosok, pantat terluka karena dipatuki ayam lain yang kanibal. Ayam yang sakit dan cacat diberi perlakuan yang sama seperti ayam yang memiliki ukuran tubuh kecil, sedangkan ayam yang mati langsung dibuang (dikubur). Vaksinasi Vaksinasi merupakan upaya memasukan bibit penyakit yang telah dilemahkan atau telah mati kedalam tubuh unggas yang sehat untuk memperoleh kekebalan penyakit tertentu. Menurut Abidin (2002) vaksinasi pasif adalah proses memasukan bibit penyakit yang sudah mati, sedangkan vaksinasi aktif adalah proses memasukan bibit penyakit yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh ayam, baik melalui injeksi, campuran air minum, maupun tetes mata. Vaksin digunakan dengan tujuan untuk mencegah penyakit asal virus, misalnya ND dan Gumboro (Rasyaf, 2007). Program vaksinasi dilakukan sebanyak satu kali setiap periode pemeliharaan. Vaksinasi terdiri dari ND 1, Gumboro, dan ND 2. Pada umur 16 hari, ayam divaksinasi Gumboro dengan jenis vaksin aktif. Vaksinasi dilakukan dengan cara oral (dicampurkan dengan air minum). Sebelum vaksinasi dilaksanakan, ayam dipuasakan terlebih dahulu selama 2 jam. Vaksinasi dilaksanakan pada pukul 7 pagi. Vaksin yang digunakan sebanyak 6000 dosis untuk 6000 ekor ayam. Vaksin tersebut kemudian dicampur dengan 200 liter

air, kemudian diisikan ke dalam galon tempat air minum masing-masing sebanyak 2 liter. Setelah vaksin habis diminum oleh ayam, kemudian galon tersebut diisi dengan air putih biasa. Pemanenan Panen dilakukan pada saat ayam berumur 30-35 hari dengan bobot badan akhir rata-rata 1,8-2 kg. Pemanenan dilakukan dengan cara menangkap 4 sampai 5 ekor ayam, kemudian mengikat kakinya dengan tali yang telah disimpulkan, lalu ditimbang dan dilakukan pencatatan baik dari pihak pembeli maupun setelah kedalam tersedia ayam itu perusahaan, langsung yang mobil.

diangkut dan dimasukkan keramba di pergi, atas

Sebelum mobil pengangkut dilakukan dengan air penyiraman

terhadap ayam tujuannya agar ayam tetap segar (tidak kepanasan) sampai di tujuan. Setelah panen selesai, data hasil pencatatan dari pihak perusahaan diserahkan ke pembeli untuk dicocokkan.

Pemasaran Jumlah, Bentuk dan Harga Ayam dan dipanen dijual

secara keseluruhan

berdasarkan bobot hidup ayam. Chayaras Farm menjual Ayam pada Perusahaan Mitrea Chayaras Farm yaitu PT. Aceh Unggas Mandiri yang juga sebagai Anak Perusahaan dari PT. Chavroen Popkhan Indonesia, dengan harga kontrak Rp. 14.000/kg jika ayam dengan berat rata-rata 1,8kg dan jika ayam kecil atau Ayam dibawah 1,2kg maka harga kontraknya akan berbeda dan jauh lebih mahal (dapat dilihat dilampiran) Wilayah Ayam yang dipelihara di peternakan Chayaras Farm dijual / dipasarkan ke wilayah Kota Langsa, Aceh Tamiang dan Aceh Timur dan bahkan beberapa periode Chayaras Farm juga didatangi oleh agen dari Kota Medan dan Banda Aceh karena kekosongan Ayam dipasar

Anda mungkin juga menyukai