Anda di halaman 1dari 22

Proposal Kewirausahaan

Budidaya Unggas Ayam Pedaging

Disusun oleh Kelompok 2 XII MIPA 2

Dyan Dhanandjaya P. (08)

Farah Choirun Nisa (11)

Keisha Angelica D. A (18)

Lovia Likai Tanjua (20)

Rivaldo Rifky Pratama (27)

Tiara Ane Navela (30)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BLITAR
Jl. A. Yani No. 112 Telp (0342)801414 Fax. (0342)813200
Website : www.sman1blitar.sch.id E-mail : info@sman1blitar.sch.id
BLITAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini sesuai dengan kemampuan yang penulis
miliki.
Proposal ini memuat tentang budidaya unggas pedaging. Dengan adanya proposal ini,
penulis berharap baik penulis maupun pembaca bisa mengetahui bagaimana cara untuk
membudidayakan unggas pedaging serta apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan budidaya
unggas pedaging. Dengan adanya proposal ini, selain untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
guru mata pelajaran, penulis berharap agar proposal ini mendatangkan wawasan yang lebih luas
kepada pembacanya.
Penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang sekiranya membangun penulis terima dengan terbuka dan senang hati. Penulis
berharap, penyusunan proposal ini dapat bermanfaat.

Blitar, 2 Maret 2022

Penulis
PEMBAHASAN

1. Sarana Prasarana Budidaya

Sarana dan Peralatan Sarana dan peralatan yang dibutuhkan dalam budidaya ayam
pedaging terdiri dari

a. Kandang
Merupakan kebutuhan utama yang berada dalam sebuah kegiatan usaha budidaya ternak
unggas. Kemudian kandang ini memiliki fungsi sehingga unggas yang kita rawat tidak
akan berkeliaran dan juga memberikan kemudahan untuk melakukan pemeliharaan
seperti sebuah pemberian pakan, obat dan juga memberikan kemudahan untuk melakukan
pemanenan dan pengumpulan dari hasil panen.
b. Peralatan kendang
Hal ini akan berbentuk seperti tempat makan hewan, minumannya dan juga gritnya.
Kandang pada umumnya juga akan haruslah dilengkapi dengan sebuah tempat makan dan
juga minum yang dimana akan tersedia ke dalam sebuah jumlah yang tergolong cukup.
c. Bibit ayam
Bibit ayam akan didapatkan dari para penyedia bibit, umumnya bibit ayam yang akan
digunakan akan disebut sebagai seorang DOC atau day old chicken atau ayam umur
sehari.
d. Pakan
Pakan merupakan campuran yang dimana berasal dari beberapa macam bentuk dari
bahan baku pakan baik yang dimaan telah lengkap maupun yang harus dilengkpai.
e. Obat-obatan
f. Peralatan panen
2. Kandang Unggas Pedaging

Kandang adalah bangunan yang berfungsi untuk melindungi ternak dari iklim buruk,
seperti hujan, panas, dan angin. Kandang memberikan lingkungan pertumbuhan yang sesuai
untuk unggas karena unggas dapat terhindar dari stress dan pemberian pakan lebih efisien.

Kandang memudahkan pemeliharaan unggas, seperti memberikan pakan dan obat-obatan.


Sebuah peternakan unggas sangat banyak membutuhkan air, sehingga diperlukan cadangan air
tanah yang banyak dilokasi peternakan, serta penyimpanan yang tepat sesuai kebutuhan air
harian peternakan unggas. Air juga digunakan untuk bahan pelarut yang paling universal dan
menunjang seluruh kegiatan peternakan, seperti untuk melarutkan obat, vaksin, vitamin, hingga
proses pembersihan kandang beserta berbagai macam peralatan kandang.

Sumber air peternakan ayam ada tiga, yakni

a. Air permukaan
b. Air dalam
c. Air perpipaan

Saat ini, sudah tidak dianjurkan menggunakan air pemukaan kecuali yang berasal dari
mata air karena air tersebut berpotensi tercemar bahan organik ataupun kimia. Hal ini akan
menimbulkan permasalahan di peternakan pada waktu yang akan datang. Jika memakai sumur,
gunakan sumur sedalam 60 meter. Saat ingin diberikan ke ayam, air diendapkan selama 24 jam.
Air pipaan lebih baik digunakan karena lebih terjamin dan higienis.

Kandang juga dapat melindungi unggas dari serangan pemangsa dan mempermudah
pengendalian hama dan penyakit unggas. Kandang juga ditujukan untuk memberikan tempat
tinggal yang nyaman bagi unggas untuk tumbuh dan berkembang serta bertelur. Kandang dapat
dibuat dengan bahan yang murah, seperti kayu dan bambu, namun harus kuat.

Syarat kandang untuk unggas pedaging adalah:

a. Temperatur kandang berkisar antara 32,2–35°C


b. Kelembaban udara berkisar antara 60–70
c. Tersedia lampu penerangan dan atau pemanasan kendang
d. Mendapat sinar matahari pagi yang cukup
e. Memiliki sirkulasi udara yang baik
f. Kandang harus bersih
g. Memiliki kontruksi yang kuat
h. Memiliki wadah pakan, minum, dan obat-obatan
Menurut sistemnya kandang dapat dikelompokkan menjadi:

a. Kandang battery
Yaitu kandang yang berbentuk kotak dan bersambungan antara satu dengan yang lainnya,
dapat bertingkat atau satu tingkat saja. Keuntungan kandang battery adalah dapat
menghindari kanibalisme di antara unggas, menghemat pakan, dan mengurangi penularan
penyakit, sedangkan kelemahannya adalah diperlukan biaya yang tinggi untuk
membangun kandang dan ayam kurang bergerak
b. Kandang postal
Yaitu kandang berlantai rapat dan biasanya menggunakan litter. Keuntungan kandang
postal adalah mudah dibersihkan, sedangkan kelemahannya adalah litter harus sering
diganti dan tingkat kanibalisme yang tinggi serta sulit mengawasi kesehatan individu
unggas.

Berdasarkan jumlah unggas yang menempati, kandang dikelompokkan menjadi:

a. Kandang tunggal kandang individual: satu kandang ditempati oleh satu ekor
b. Kandang ganda: satu kandang ditempati oleh 2-10 ekor
c. Kandang koloni, satu kandang untuk banyak ayam kandang Kandang koloni banyak
digunakan dalam budidaya unggas pedaging secara komersial. Ukuran kandang ayam
potong dengan banyak 100 ekor adalah 3 × 5 atau 4 × 4.

Dalam budidaya ayam pedaging pemilihan lokasi harus dilakukan sebaik mungkin.
Lokasi yang sesuai untuk budidaya ayam pedaging adalah jauh dari keramaian, mudah dijangkau
untuk pemasaran, dan bersifat menetap. Keadaan tanah daratan yang berada dilokasi kandang
yang akan dibangun disebut topografi lahan. Topografi yang baik adalah yang memiliki
permukaan rata dan lapang agar pergerakan udara di dalam kandang berjalan dengan lancar.
Topografi lahan berpengaruh juga terhadap kesehatan ternak, karena kecepatan angin sangat
mempengaruhi aktivitas ternak. Topografi yang datar dan lapang dapat mempermudah dan
memperhemat dalam pembangunan kandang. Tografi yang berbukit akan mempersulit dalam
proses pembangunan kandang dan bangunan-bangunan sarana penunjang lainnya dalam
beternak.

3. Peralatan Kandang dan Lainnya


a. Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air
hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter
dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau
hasil serutan kayu dengan panjang antara 3-5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
b. Indukan atau brooder
Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat
pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya
ketika baru menetas.
c. Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan
kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar
dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
d. Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau
apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak
khusus
e. Alat-alat yang lainnya
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau
potong operasi kecil, dan lain-lain.
4. Pemilihan Jenis Bibit Unggas DOC
Pilih bibit yang memiliki gerakan yang aktif, sehat dan tidak mengalami cacat fisik atau
sakit. Bibit harus memiliki tubuh yang bulat, gemuk atau berisi. Bulu dari bibit ayam unggul
tidak erlihat kusam, sehat, dan mengkilap. Daerah di sekitar anus tidak kotor, mata tajam, dan
hidung juga bersih.
Disini kami memilih bibit unggas DOC Ayam Broiler Cobb Jenis ayam broiler strain
cobb ini dikembangkan dan populer di lebih dari 60 negara dan memiliki fokus pengembangan
untuk memperbaiki performa rasio pemberian pakan. Jika dilihat dari genetik, strain cobb ini
dikembangkan untuk memiliki pembentukan daging dada.

5. Pemberian Pakan

Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4
minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).

a. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:

Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar
4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.

Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu:

 minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor


 minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor
 minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor
 minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor.

Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520
gram.

b. Kwalitas dan kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:

Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat
kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.

Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu:

 minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor


 minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor
 minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor
 minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor
Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.

c. Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dalam hal ini dikelompokkan dalam 2
(dua) fase yaitu:

 Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing
minggu, yaitu:
- minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor
- minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor
- minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor
- minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/100ekor.

Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6
liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula
dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50
gram/liter air.

 Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu:
- minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor
- minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor
- minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor
- minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor.

Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/100ekor.


6. Pemberian Vaksinasi, Obat, Vitamin, dan Hormon

a. Vaksinasi

Merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara
menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah
penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:

 Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama
daripada dengan vaksin inaktif/pasif.
 Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan
tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang
ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.

Macam-macam vaksin:

Vaksin NCD virus Lasota buatan Drh Kuryna

Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)

Vaksin NCD HB-1/Pestos.

Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.

Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.

Cara pemberian vaksin :

Pemberian vaksin aktif dapat dilakukan melalui tetes mulut, tetes hidung, tetes mata serta
suntikan. Sedangkan vaksin inaktif hanya dapat diberikan melalui suntikan, yaitu suntikan
dada, paha atau sayap. Dalam aplikasi vaksinasi melalui air minum, perlu memperhatikan
kualitas air yang digunakan untuk melarutkan vaksin. Air yang digunakan untuk melarutkan
vaksin dipastikan tidak tercemar desinfektan maupun logam berat. Karena akan
mempengaruhi bau, rasa dan warna air, menimbulkan kerak yang dapat menyumbat saluran
pipa, dapat merusak virus vaksin, terutama saat vaksinasi melalui air minum, dan
mempercepat pembentukan biofilm di sepanjang instalasi air karena adanya peningkatan
populasi bakteri patogen di dalam air. Biofilm pada saluran air dapat menghambat laju aliran
air di nipple/tempat minum ayam otomatis sehingga mengganggu dosis vaksin/obat yang
masuk ke ayam. Karena umumnya senyawa logam/mineral mudah larut dalam air, untuk
mengatasinya dapat dengan melakukan penyaringan dengan menggunakan alat penyaring
(filter) yang dilengkapi dengan cartridge berisi active carbon dan kuras torn air serta lakukan
penyemprotan dengan air bertekanan (flushing) pipa air minimal 1 bulan sekali. Hal ini
bertujuan untuk menghilangkan biofilm yang menempel di sepanjang saluran instalasi air.
Gunakan water cleaner/hidrogen perioksida (H₂O₂) dengan dosis 15-20 mg/liter air atau 10-
15 ml/100 liter air. Jika air akan digunakan untuk vaksinasi melalui air minum, sebelum
dilarutkan dengan vaksin berikan Medimilk 10 g tiap 5 liter air atau Netrabil 5 g tiap 1 liter
air. Kualitas air dapat berubah baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Sebaiknya
pemeriksaan kualitas air tanah/sumur dilakukan secara periodik terutama saat terjadi
pergantian musim, atau minimal 1 tahun sekali untuk mengetahui kandungan kimianya
(seperti mineral, kesadahan).

Selain itu, pH air harus sesuai (tidak terlalu asam atau terlalu basa) karena akan
mempengaruhi potensi vaksin. PH air yang terlalu asam (<6) dapat mengurangi tingkat
konsumsi air minum, menurunkan daya kerja obat dan vaksin, serta menyebabkan korosi
pada sistem/peralatan air minum. pH yang sedikit asam (antara 6-6.5) efeknya hanya akan
menurunkan nafsu minum ayam. Sedangkan, air yang bersifat basa akan memicu
pembentukan kerak pada sistem instalasi air minum dan dapat membunuh virus vaksin dan
menurunkan potensi beberapa obat/desinfektan.

Faktor kesehatan ayam saat divaksin juga sangat menentukan keberhasilan vaksinasi,
sebelum divaksin pastikan ayam tidak stres dan bebas dari penyakit immunosupresant seperti
CRD dan Gumboro. Hal ini menyebabkan respon kekebalan hasil vaksinasi tidak akan
optimal dan tingkat stres juga makin tinggi. Agar kondisi tubuh tetap prima berikan terapi
supportif dengan menggunakan multivitamin dan imunostimulan seperti Vita Stress atau
Imustim sebelum dan sesudah vaksinasi.

Pemberian vaksin aktif melalui air minum harus habis dalam waktu 2 jam, setelah vaksin
dilarutkan segera alirkan ke Tempat Minum Ayam Otomatis (TMAO)/nipple drinker atau
masukkan pada TMA. Agar air minum cepat habis dikonsumsi, sebelumnya ayam dapat
dipuasakan minum selama 1-2 jam (tergantung cuaca). Pemuasaan harus dilakukan dengan
hati-hati, jika suhu udara sangat panas maka pemuasaan cukup 1 jam.. Tambahkan jumlah
TMA (kebutuhan TMA per 1.000 ekor ayam dewasa sebanyak 20-25 buah TMA ukuran 2
galon) agar ayam lebih mudah mengakses air minum. Setelah air yang mengandung vaksin
mulai terminum, stimulasi (rangsang) aktivitas minum ayam dengan cara mengatur intensitas
cahaya (pada kondisi terang ayam akan mudah mengakses tempat minum, hal ini dapat
dilakukan terutama saat cuaca sedang hujan biasanya mendung/gelap). Jika vaksinasi pada
kandang dengan menggunakan sistem nipple drinker maka dapat dirangsang dengan
menekan setiap nipple drinker untuk mengeluarkan air sehingga ayam mau minum. Lakukan
pembersihan tempat minum ayam (TMA) 2 kali sehari. Pembersihan dilakukan sebelum
mengganti air minum Sedangkan untuk tempat minum ayam otomatis dengan membersihkan
piringan TMAO menggunakan lap kain bersih yang dicelupkan pada Medisep secara
periodik minimal 1 minggu sekali, lepas dan bersihkan filter yang terdapat pada TMAO
dengan cara diflushing (semprot dengan air bertekanan).

b. Obat – obatan
Untuk masalah obat – obatan peternak harus cerdas dalam memilihnya agar sesuai
dengan peraturan yang ada supaya menghasilkan ayam yang sehat dan tidak overdosis.
Banyak obat-obatan hewan sekarang dilarang seperti dahak, olaquindox, amantadine,
ribavirin, furazolidone, furanone, ofloxacin, dan pefloxacin. Ada juga banyak obat-obatan
hewan yang diperlakukan secara terpisah, dapat digunakan untuk broiler namun beberapa
tidak dapat digunakan untuk ayam petelur.

Beberapa obat yang dapat digunakan oleh ayam petelur yaitu ;

 Antibiotik alami

Beberapa obat ini ditemukan pada tumbuhan seperti; berberin, allicin, oregano oil,
andrographolide, dan baicalein. Lainnya dapat ditemukan dalam mikroorganisme, seperti
lisozim, dan peptida antibakteri, yang dapat digunakan setiap saat selama kultur telur,
tergantung pada pencegahan penyakit dan kebutuhan kontrol.

Jenis antibiotik ini terutama diberikan dari perspektif farmakologi, dan dapat digunakan
secara selektif dalam perawatan klinis sesuai dengan kondisi aktual. Misalnya, neomisin
sulfat dan sulfat colistin secara farmakologis tidak lagi diserap oleh tubuh.

Jenis antibiotik yang cepat menyerap, seperti penicillin dan amoxicillin, membutuhkan
periode pengabaian tertentu dibandingkan dengan dua kategori sebelumnya. Penisilin,
biasanya 24 jam, hilang di dalam tubuh, oleh karena itu perlu untuk memperlakukan telur
dalam 1-2 hari. Obat-obatan ini juga memiliki banyak kaitan dengan dosis, jadi sebaiknya
tidak menggunakan jumlah yang tidak terbatas.

 Obat pernapasan: Amonium klorida, kalium iodida, asetilsistein, efedrin dan sebagainya.
 Obat antipiretik dan anti-inflamasi: kalsium karbapenin, acetaminophen dan sebagainya.
 Obat hemostatik: Vitamin K3
 Trace element drugs: Sodium selenite, copper sulfate, ferrous sulfate, zinc sulfate,
manganese sulfate, dan sejenisnya.
 Obat-obatan ionik: Kalium klorida, natrium klorida, natrium hidrogenkarbonat dan
sebagainya.
 Obat pencernaan: Fitase, amilase, pepsin, selulase, dan tripsin.

c. Vitamin

Membahas tentang pemberian suplemen vitamin pada ayam memang bukan hal yang
baru, karena peternak sudah terbiasa memberikan vitamin secara rutin hampir setiap hari.
Alasan pemberiannya pun beragam. Ada yang sekedar memenuhi program manajemen
pemeliharaan yang diwajibkan oleh kemitraan, namun ada pula yang memberikan dengan
alasan kuat karena tingkat stres lingkungan sedang tinggi.
Vitamin merupakan senyawa organik yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun
sangat signifikan pengaruhnya terhadap metabolisme. Karena dibutuhkan sedikit, maka
vitamin tergolong sebagai nutrisi mikro. Berdasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan vitamin larut air (vitamin
B kompleks/B1 sampai B12) dan vitamin C).

Masing-masing vitamin memiliki fungsi dan peranan yang sangat besar terhadap
produktivitas ayam. Berikut uraiannya:

 Vitamin A: berperan menjaga stabilitas jaringan epitel pada membran mukosa saluran
pencernaan, pernapasan, dan reproduksi, serta mengoptimalkan indera penglihatan.

 Vitamin B kompleks: membantu meningkatkan proses metabolisme sehingga pemanfaatan


nutrisi lebih optimal dan efisien. Dampaknya, rasa lapar akan lebih cepat muncul dan nafsu
makan ayam akan meningkat. Selain itu, ketersediaan nutrisi untuk mensuplai pertumbuhan
dan produksi telur pun juga turut meningkat. Fungsi lain dari vitamin B ialah menjaga fungsi
sistem saraf dan membantu produksi sel darah merah.

 Vitamin C: sebagai anti stres yang baik karena mampu menghambat produksi
hormon cortisol, yaitu hormon yang bisa memicu turunnya kekebalan ayam saat stres. Fungsi
lainnya untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan sebagai antioksidan
(menetralkan racun dan radikal bebas di dalam tubuh).

 Vitamin D: meningkatkan absorpsi/ penyerapan kalsium dan fosfor di saluran pencernaan


yang penting dalam pembentukan tulang, paruh, kuku dan kerabang telur.

 Vitamin E: sebagai antioksidan, meningkatkan sistem kekebalan, mengurangi kelelahan,


membantu mencegah penyakit muscular dystrophy (kelainan otot), meningkatkan fertilitas
dan daya tetas telur, serta menurunkan tingkat kematian embrio.

 Vitamin K: membantu proses pembekuan darah saat terjadi luka, mencegah perdarahan, serta
membantu mengikat kalsium dan menempatkannya di tempat yang tepat (di tulang, di
kerabang, dll).

Pada dasarnya vitamin bisa diberikan setiap hari saat ayam dalam kondisi normal.
Tujuannya untuk mencegah timbulnya gejala kekurangan vitamin akibat rusaknya vitamin
saat pengolahan dan penyimpanan pakan yang tidak tepat. Meski begitu, ada beberapa
kondisi lain yang mengharuskan peternak memberikan suplemen vitamin pada ayam.
Kondisi tersebut di antaranya ketika:

1. Stres

Faktor cuaca (suhu dan kelembaban) dan praktek manajemen pemeliharaan yang kurang baik
(tingginya amonia, perlakuan kasar, dll) bisa memicu stres. Ketika stres terjadi pada ayam
secara kronis, ayam akan langsung memberikan respon fisiologis. Secara hormonal, kelenjar
hipofisa anterior akan mensekresikan hormon ACTH dalam jumlah banyak. Akibatnya,
korteks adrenalis terpicu untuk meningkatkan produksi hormon cortisol dalam darah
sehingga jumlah antibodi dan kadar vitamin C akan menurun. Di sisi lain, selama stres ayam
banyak mengeluarkan CO2 melalui respirasi dan kehilangan ion tubuh melalui feses.

2. Terserang penyakit

Ayam yang terserang penyakit mengakibatkan konsumsi pakannya berkurang. Otomatis


kadar vitamin yang masuk ke dalam tubuh ayam juga berkurang. Belum lagi dengan adanya
perubahan/luka pada organ tubuh yang membutuhkan suplai vitamin A dan K yang cukup
tinggi untuk membantu menghentikan perdarahan dan memperbaiki sel-sel jaringan epitel
organ yang rusak.

Selain kondisi stres dan terserang penyakit, suplementasi vitamin juga dibutuhkan untuk
memaksimalkan pertumbuhan dan produksi telur. Berikut contoh program pemberian vitamin
pada ayam pedaging (Gambar A):

 Setelah DOC tiba di kandang (chick in), selain air gula, peternak bisa memberikan vitamin B
dan C yang cukup tinggi untuk membantu proses awal metabolisme serta mengatasi stres
perjalanan. Contohnya, dengan memberikan Vita Chicks atau Strong n Fit. Di dalam Vita
Chicks, selain vitamin juga terkandung antibiotik yang bekerja menghancurkan bakteri
patogen dalam saluran pencernaan anak ayam sehingga mampu meningkatkan penyerapan
nutrisi sejak awal pemeliharaan. Sedangkan Strong n Fit, selain vitamin juga mengandung
L-cartinin yang membantu penyerapan kuning telur menjadi lebih optimal.

 Memasuki minggu ke-II hingga ke-III, berikan vitamin B dan C cukup tinggi, namun
dilengkapi pula dengan asam amino. Tujuannya untuk memaksimalkan pertumbuhan berat
badan melalui pemanfaatan vitamin serta asam amino. Kita tahu bahwa kebutuhan asam
amino ayam umur muda untuk pembelahan dan perkembangan sel tubuh jauh lebih tinggi
dibanding ayam tua (fase finisher, red). Contoh produk vitamin yang bisa diberikan
adalah Broiler Vita atau Solvit.

 Saat memasuki minggu ke-IV hingga panen, vitamin tambahan seperti Neobro, Strong n
Fit atau Solvit masih perlu diberikan terutama untuk memaksimalkan metabolisme lemak
menjadi energi dan deposisi menjadi daging.

Sedangkan untuk ayam petelur pada periode starter, peternak bisa memberikan Vita
Chick atau Strong n Fit. Namun ketika masuk periode pullet dan masa bertelur, contoh
pemberian suplemen vitaminnya seperti dapat dilihat pada Gambar A. Vitamin untuk ayam
petelur, selain untuk mengoptimalkan pertumbuhan bobot badan, vitamin juga digunakan
untuk pembentukan telur.

Khusus untuk kondisi-kondisi tertentu (di luar kondisi normal), berikut contoh panduannya:

 Saat cekaman stres agak tinggi, misalnya menjelang dan setelah pelebaran sekat kandang,
turun sekam, lepas pemanas, pindah kandang, sebelum dan sesudah vaksinasi, dll,
berikan suplemen vitamin B, C, dan E yang dilengkapi dengan elektrolit (ion).
Vitamin tersebut bekerja menghambat hormon cortisol penyebab stres dan mempercepat
reaksi perombakan karbohidrat menjadi energi untuk menggantikan energi yang terkuras saat
terjadi stres. Contoh produknya ialah Vita Stress.

 Saat ayam sedang sakit, berikan obat untuk membasmi agen penyebab penyakit yang
menyerang (khusus penyakit bakterial atau parasit) disertai dengan suplemen vitamin dosis
tinggi. Contoh produk vitaminnya adalah Fortevit. Pemberian antibiotik dan vitamin
sebaiknya dilakukan secara terpisah (masing-masing). Hal ini dikarenakan ada beberapa
golongan antibiotik yang akan mengalami penurunan daya serap maupun daya kerja saat
tercampur dengan vitamin, asam amino maupun mineral tertentu. Misalnya antibiotik dari
golongan fluoroquinolon dan tetracycline akan mengalami penurunan daya serap saat
dicampur dengan mineral Ca2+, Mg2+ dan Al3+. Sementara antibiotik dari golongan
sulfonamida akan mengalami penurunan daya kerja saat dicampur dengan vitamin B atau
asam amino.
 Saat nafsu makan ayam sedang turun, berikan suplemen vitamin B kompleks, seperti
produk Injeksi Vitamin B Kompleks atau Kumavit (yang juga mengandung ekstrak herbal
Curcuma).

d. Hormon

Penggunaan hormon pada ayam di Indonesia masih dilarang. Menurut dekan FKM UI
konsumsi ayam yang disuntik hormon dapat mempengaruhi hormon anak laki-laki yang
masih dalam masa pertumbuhan.
Berikut efek samping dari memakan daging ayam suntik hormon
1. Mempercepat pubertas pada anak perempuan
2. meningkatkan risiko terkena kanker payudara
3. meningkatkan risiko kanker prostat pada lelaki

Oleh karena itu Kastrat PB IMAKAHI membuat kajian tentang ini kajian dilaksanakan
pada tanggal 17 Juni 2017. Kesimpulan dari hasil kajian yang dapat dilakukan yaitu “hormon
suntik sudah tidak digunakan lagi dipeternak. Namun asumsi tentang daging ayam seperti
ayam gemuk karena suntik, suntik hormon, antibiotik suntik, dll masih melekat
dimasyarakat”

Salah satu dosen di Fakultas Kedokteran Hewan IPB drh. Aulia Andi Mustika,
M.Si. Menurut beliau Peternak Ayam Broiler di Indonesia tidak menggunakan Hormon
Pertumbuhan (Growth Hormone) karena sebagaimana yang kita ketahui hormon esterogen
termasuk hormon steroid yang harganya mahal harganya. Jadi hormon tidak mungkin
digunakan karena bisa mengurangi keuntungan dari sisi ekonomi

7. Pemeliharaan

Tidak hanya soal pakan, dalam melakukan budidaya ternak ayam pedaging, tetapi harus
melakukan pemeliharaan. Tidak didiamkan begitu saja, hingga ayam besar dengan sendiri,
dibalik ayam pedaging yang sehat dan berkualitas, ada beberapa rangkaian proses yang di
lakukan, di antaranya adalah sebagai berikut:

 Di 7 hari pertama, bibit ayam pedaging unggul yang sudah dipilih harus dimasukan ke
inkubator, atau bisa juga dengan cara indukkan.
 Setelah itu, berikan pakan dan minum air hangat.
 Lalu pada minggu kedua, suhu inkubator bisa sedikit dikurangi, dan untuk jenis pakan
masih tetap menggunakan jenis crumbles.
 Di minggu ke 3, bibit ayam pedaging tidak lagi membutuhkan pemanas.
 Di minggu ke 4, bulu-bulu ayam akan mulai terlihat tumbuh. Di saat itu juga kebutuhan
pakan akan bertambah 2 kali lipat.
 Pada minggu ke 5, sudah harus melakukan pembersihan kandang secara rutin, karena
ayam-ayam tadi sudah menghasilkan kotoran yang cukup banyak.

8. Panen

Beberapa hal yang dilakukan sebelum memanen ayam broiler adalah sebagai berikut:

a. Membuat jadwal kandang yang akan dipanen sesuai dengan ukuran berat ayam dan letak
kandang.
b. Menyiapkan peralatan panen seperti timbangan, alat tulis, surat jalan, nota timbangan, tali
rafia, keranjang ayam, dan lampu senter.
c. Membuat laporan stok ayam dan mengambil sampel dahulu untuk ditimbang, sehingga
saat dipanen akan sesuai dengan ukuran yang telah dilaporkan.
d. Tidak memberi pakan secara penuh pada ayam yang akan dipanen. 12 jam atau minimal
8 jam sebelum dijual hidup (juga bila dijual dalam bentuk sudah dipotong) ayam sudah
tidak diberi ransum lagi, tapi hanya diberi air minum. Tujuannya agar ayam tidak
terkontaminasi oleh pakan (termasuk baunya), dan bilamana akan dipotong tidak
menghasilkan kotoran yang terlalu banyak
e. Kondisi ayam yang dipanen harus bebas dari antibiotik minimum 5-14 hari sebelum
panen, dengan tujuan untuk menghindari efek residual atau masih terdapatnya sisa-sisa
obat-obatan tersebut di dalam daging ayam yang tentu saja akan tidak baik bagi
kesehatan manusia bilamana mengonsumsinya.

Proses Pemanenan:

1. Tata cara pemanenan ayam broiler adalah sebagai berikut:

a. Suasana kandang ayam dibuat senyaman mungkin dengan cara mengantung


tempat pakan dan minum sehingga tidak banyak pakan dan air minum yang
tumpah saat proses pemanenan terutam saat proses penyekatan (penangkapan)
ayam.
b. Proses penyekatan ayam dilakukan secara bertahap agar ayam yang dipanen tidak
lumpuh karena lemas. Hal ini sangat perlu dilakukan karena dapat berakibat ayam
mati menumpuk (over lapping).
c. Proses menangkap ayam tidak dilakukan secara kasar karena bisa menyebabkan
memar, tulang sayap dan kaki patah bahkan bisa menyebabkan ayam mati karena
stres.
d. Cara penangkapannya adalah dengan memegang kakinya secara perlahan-lahan,
kemudian dipegang bagian dadanya dan ayam ditarik ke atas.
e. Ayam dihabiskan dalam satu sekatan. Pada proses ini tidak dianjurkan
menggunakan sistem tangkap pilih untuk menangkap ayam saat memanen.
f. Setelah ditangkap, kedua kaki ayam diikat dengan tali agar bisa ditimbang secara
berkelompok (sekitar 4-5 ekor bersamaan) dan dicatat bobot hidupnya
g. Menimbang ayam dengan menggunakan timbangan dan mempekerjakan orang
yang sudah terlatih dalam menimbang ayam. Sebelum melakukan penimbangan
sebaiknya timbangan ditera terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya kesalahan
sehingga dapat merugikan peternak sendiri. Penimbangan pada waktu matahari
terik yakni sekitar jam 12-2 siang akan menyebabkan tingkat stres ayam
memuncak sehingga banyak ayam yang lemas bahkan mati, karena itulah proses
penimbangan dilakukan pada saat sore sampai malam hari.
h. Memasukkan ayam yang akan ditimbang ke dalam boks atau keranjang secara
cermat dan tidak kasar, hal ini untuk mengurangi resiko banyaknya ayam yang
diafkir akibat sayap atau kaki yang patah sehingga peternak tidak rugi.
i. Boks-boks berisi ayam tersebut kemudian dimasukkan ke dalam bak truk atau
lubang ventilasi yang cukup bagi ayam. Setelah selesai ditata, boks-boks berisi
ayam tersebut kemudian kan dibawa ke pengepul atau langsung dibawa ke tempat
pemotongan ayam
j. Mencatat semua hal dari awal, seperti jumlah ayam yang ditangkap dan yang
ditimbang. Selain itu,hal yang harus dicatat adalah hasil penimbangan sehingga
data yang dihasilkan akan akurat.
k. Langkah terakhir yang dilakukan adalah mengecek ulang hasil data timbangan
selesai proses penangkapan. Sebab, jika satu timbangan saja terlewatkan karena
faktor kelalaian, kerugian yang diderita peternak setara dengan 8-15 ekor ayam.
Maka dari itu, konsentrasi yang tinggi saat menjalankan aktivitas pemanenan
perlu diperhatikan. Setelah semua data benar dan sesuai dengan surat jalan
penangkapan, barulah kendaraan pengangkut ayam boleh diizinkan keluar
meninggalkan lokasi.

2. Produk sampingan dari proses produksi ayam broiler yaitu kotoran ayam yang dapat
digunakan sebagai pupuk kandang. Hal yang perlu diperhatikan pada saat penggunaan pupuk
adalah membuat lubang disekitar tanaman sebelum diberi pupuk. Hal ini dilakukan agar kotoran
ayam tidak hilang ketika terkena hujan.

3. Pemanenan dalam bentuk daging telah dipotong atau siap olah.


Bila peternak juga berniat untuk menjual ayam peliharaannya dalam bentu telah dipotong
atau siap diolah, maka setelah ditimbang ayam kemudian dibawa ke ruang pemotongan ayam.
Peralatan dan bahan yang diperlukan antara lain adalah pisau dan golo pemotong daging, baskom
atau panci besar, air panas untuk memudahkan pencabutan bulu ayam, dan air bersih untuk
mencuci daging yang telah dipotong. Selama pemotongan ayam hingga daging siap dipasarkan
atau siap diolah akan terjadi penurunan berat setidaknya 1/3 dari bobot ayam hidup.

Langkah-langkah pemotongan adalah sebagai berikut:

- Ayam dikeluarkan dari boks atau keranjang, setelah itu ayam digantungkan di tempat
penggantungankhusus dengan posisi kaki di atas.

- Ayam kemudian dipotong dan dibiarkan hingga darahnya berhenti mengalir dan ayam
benar-benar sudah mati.

- Ayam yang telah dipotong kemudian dimasukkan kedalam bak, baskom, atau panci berisi
air panas (suhu antara 50-55 C) selma 3-4 menit dan dibolak-balik agar panasnya merata.

- Setelah itu ayam diangkat dan dicabuti bulu-bulunya hingga bersih.

- Ayam yang telah bersih dari bulu kemudian dibawa ke ruangan lain untuk dibelah dan
dikeluarkan isi perutnya. Pada tahap ini, bagian selain daging ayam (mulai kaki/ceker, kepala,
usus, dan jeroan, dan bagian dubur) dipisahkan dan dikumpulkan di tempat khusus. Nantinya,
bagian ini juga akan dijual, namun secara terpisah.

- Daging ayam dibersihkan dengan air bersih. Setelah itu, rongga daging sisa pembelahan
dimasukkan potongan es batu dan kemudian dimasukkan ke dalam baskom yang berisi es batu
atau tempat khusus berpendingin/bersuhu rendah sebelum akhirnya dibawa ke pasar ataupun
supermarket.

- Bila mau segera dilepas ke pasar daging, sekitar 30 menit kemudian daging ayam
ditiriskan dan dimasukkan ke dalam kantong plastik.

9. Pasca Panen

a. Stoving

Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang


penampungan (Houlding Ground).

b. Pemotongan

Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, yaitu memotong arteri karotis, vena jugularis
dan esofagus. Prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong
(sekitar 3-4% dari bobot ternak) dan berlangsung sekitar 60-120 detik ( ditunggu 1-2
menit ). Kadang-kadang dilakukan dengan cara menusuk bagian otak diarahkan pada
medula ablongata dengan pisau kecil. Terdapat beberapa cara penyembelihan mulai dari
cara pemenggalan leher yang sederhana sampai metode konsher yang dimodifikasi cara
modern. Cara konsher dengan memotong pembuluh darah, jalan makanan dan jalan
nafas. Sedangkan cara konsher modifikasi dilakukan dengan memotong hanya pembuluh
darah (dipingsankan terlebih dahulu), serta cara Islam yaitu pemutusan saluran darah
(vena dan arteri), kerongkongan dan tenggorokan, hewan harus sehat, tidak boleh dibius
dan yang memotong orang Islam.

c. Penuntasan Darah

Penuntasan darah harus dilakukan dengan sempurna karena dapat mempengaruhi mutu
daging unggas. Penuntasan darah yang kurang sempurna menyebabkan karkas akan
berwarna merah di bagian leher, bahu, sayap dan pori-pori kulit dimana lama
penyimpanan akan terjadi perubahan warna. Penuntasan darah pada pemotongan ungags
yang modern dilakukan dengan cara unggas yang disembelih digantung pada gantungan.
Pengeluaran darah sebaiknya dilakukan secara tuntas atau sekitar 50 - 70 detik sehingga
ayam kehilangan sekitar 4 persen dari berat badannya.

d. Penyeduhan

Penyeduhan atau perendaham dalam air panas dilakukan dengan tujuan untuk
memudahkan proses pencabutan pada tahap berikutnya karena kolagen yang mengikat
bulu sudah terakogulasi. Suhu dan waktu perendaman yang digunakan 54,50 C selama 60
– 120 detik. Perendaman terlalu lama menyebabkan kulit menjadi gosong atau coklat.

e. Pengulitan atau Pencabutan Bulu

Teknik pencabutan bulu merupakan tahapan untuk mendapatkan karkas yang bersih dari
kotoran dan bulu. Dengan teknologi perendaman dalam air panas pada temperatur 50-
54oC selama 30-45 detik, untuk ayam muda, temperatur 55-58oC selama 45-90 detik,
untuk ayam tua, menyebabkan mudahnya pencabutan bulu, kulit bersih dan cerah, serta
tidak mudah terkontaminasi bakteri. Bulu-bulu yang halus dicabut dengan membubuhkan
lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.

f. Pengeluaran Jeroan

Organ dalam ayam (Viscera) merupakan tempat kotoran, sehingga harus dikeluarkan
sesempurna mungkin. Proses pengeluaran organ dalam dimulai dari pengambilan
tembolok, trakhea, hati, empedu, empedal, jantung, paru-paru, ginjal, usus dan ovarium/
testes. Setelah pengeluaran organ dalam, dilakukan pencucian karkas dengan
menggunakan air suhu 5-10oC dengan kadar klorin 0,5-1 ppm, hal ini untuk menghindari
dan menekan pertumbuhan bakteri, sehingga mutu dan keamanan karkas ayam tetap
terjaga. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap dimasak dalam
kemasan terpisah.

g. Pemotongan Karkas

Karkas ayam pedaging adalah bagian dari ayam pedaging hidup, setelah dipotong,
dibului, dikeluarkan jeroan dan lemak abdominalnya, dipotong kepala dan leher serta
kedua kakinya (ceker). Cara pemotongan karkas yaitu kaki dan leher ayam dipotong.
Tunggir juga dipotong bila tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan
karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam
didinginkan dan dikemas. Teknik penyimpanan karkas ayam yang baik yaitu
menggunakan suhu ruangan (-4)oC sampai 0oC, karena dengan teknik ini dapat
mempertahankan dan melindungi karkas dari berbagai kontaminan berbahaya, mutu fisik
dapat dipertahankan, mutu gizinya tetap baik dan dapat menekan pertumbuhan bakteri
sehingga dapat memperpanjang daya simpan 1 - 3 bulan.

Komponen Karkas

- Otot

Komponen karkas yang paling mahal adalah otot. Bagian terbesar otot terdapat di bagian
dada, sehingga besarnya dada dijadikan ukuran untuk membandignkan kualitas daging
pada broiler. Fungsi otot yang utama bagi tubuh unggas adalah untuk menggerakan
tubuh, menutupi tulang dan membentuk tubuh. Otot pada dada ayam berwarna lebih
terang sedangkan otot pahanya berwarna lebih gelap, disebabkan ayam lebih banyak
berjalan daripada terbang, sehingga menyebabkan pigmen mioglobin terdapat lebih
banyak pada otot paha.

- Lemak

Lemak mempunyai tiga tipe, yaitu (1) lemak bawah kulit (subcutan), (2) lemak perut
bagian bawah (abdominal) dan (3) lemak dalam otot (intramuscular). Persentase lemak
abdominal pada ayam lebih tinggi daripada ayam jantan, dan bobotnya semakin
bertambah dengan meningkatnya umur.

Kandungan lemak subkutan dipengaruhi oleh umur. Lemak subkutan meningkat dari
13,25 % pada umur 3 minggu menjadi 33,87 % pada umur 9 minggu.

- Tulang

Sistem pertulangan pada unggas berbeda dengan pertulangan pada mamalia. Tulang
unggas ringan tetapi kuat dan kompak, karena mengandung garam kalsium yang sangat
padat. Umumnya tulang-tulang yang panjang membengkok, yang membuat tulang
menjadi ringan, dan tulang-tulang tersebut bergabung bersama-sama membentuk
susunan yang kokoh yang mana juga merupakan tempat bertautnya daging. Tulang
disamping merupakan kerangka bagi tubuh dan tempat bertautnya daging, juga
berfungsi melindungi organ tubuh, dan sumsum tulang.

- Kulit

Kulit unggas berfungsi melindungi permukaan tubuh. Kulit mempunyai kelenjar minyak
atau “oil gland” yang terdapat pada pangkal ekor. Kulit terdiri atas dua lapis, lapisan luar
disebut epidermis dan bagian dalam disebut dermis. Paruh dan kuku serta kulit pada kaki
serta bulu terdiri atas epidermis. Jengger dan daun telinga dari dermis yang ditutupi
epidermis. Epidermis terdiri atas dua lapisan tipis bagian luar disebut “stratum corneum”
dan bagian dalam disebut “rete malphigi” atau “stratum germinatum”. Dermis tersusun
dari jaringan pengikat yang mengandung banyak lemak. Kulit unggas relatif tipis
dibandingkan dengan kulit mamalia. Pada ayam, kulit pjsangat sensitif waktu rontok
bulu (molting), karena jaringan syaraf, otot dan pembuluh darah yang mengalir di dalam
kulit berhubungan dengan akar bulu. Warna kulit dipengaruhi oleh pigmen kulit,
melanin dan santophyl. Kulit mempunyai beberapa fungsi yaitu (1) melindungi bagian
dalam kulit secara mekanik terdapat kemungkinan masuknya zat-zat, (2) melindungi
kulit terdapat cahaya atau sinar yang akan masuk, karena pada sel epidermis terdapat
pigmen melanin, (3) mengatur temperatur tubuh, (4) sebagai, kelenjar sekresi, yaitu
tempat keluarnya keringat, (5) tempat pembentukan vitamin D dari cholesterol dan (6)
sebagai tempat berlangsungnya respirasi.

Penanganan Karkas

a. Pelayuan Daging

Tujuan pelayuan daging adalah agar proses pembentukan asam laktat dapat berlangsung
sempurna sehingga terjadi penurunan pH daging. Nilai pH daging yang rendah dapat
menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga proses kebusukan dihambat; Pengeluaran
darah menjadi lebih sempurna, karena darah merupakan media baik bagi pertumbuhan
mikroba; lapisan luar daging menjadi kering, sehingga kontaminasi mikroba pembusuk
dari luar dapat ditahan; serta untuk memperoleh daging yang memiliki keempukan
optimum serta citarasa yang khas. Pelayuan yang paling baik dilakukan pada suhu sedikit
lebih rendah daripada suhu kamar. Lama pelayuan dan temperatur karkas akan
menentukan keempukan daging unggas. Karkas yang dilayukan dalam ruangan dengan
suhu 32 0F dan 66 0F akan lebih empuk daripada pelayuan dalam 98,6 oF, akan tetapi
seluruh karkas mendekati nilai derajat keempukan hampir sama, setelah dilayukan lebih
dari 8 jam tanpa memperhatikan temperaturnya.

Pelayuan daging unggas sebaiknya dilakukan pada suhu 0 – 7 0C. Pada kondisi seperti ini
akan memberikan kesempatan pada daging untuk melewati fase rigor mortis. Bila daging
telah melewati fase ini maka daging akan menjadi empuk. Rigor mortis pada daging
ayam, pada suhu ruang, berlangsung 2 – 4,5 jam. Lamanya fase ini tergantung kepada
suhu dan macam unggas. Grafik di bawah ini mengambarkan pengaruh pelayuan
terhadap keempukan

b. Pembekuan

Penyimpangan daging beku dilakukan pada suhu –17 sampai –40 0C. pada daging
unggas dapat tahan dalam keadaan baik selama satu tahun bila disimpan pada suhu –17,8
0C. Pada suhu ini daging unggas dalam keadaan beku. Dengan pembekuan pertumbuhan
mikroba dan aktivitas enzim dapat dihambat, sehingga proses pembusukan atau
kerusakan daging unggas dapat dihambat. Perubahan-perubahan yang dapat terjadi
selama pembentukan antara lain glikolisis, denaturasi protein, perubahan akibat aktifitas
enzim dan mikroba.

Perubahan kimia dan biokimia, seperti glikolisis berlangsung dengan kecepatan menurun
selama penyimpanan beku, bahkan terhenti sama sekali setelah menyimpanan selama dua
bulan pada suhu –17 0C. Selama penyimpanan beku terjadi denaturasi protein. Denaturas
protein akibat suhu rendah (pembentukan dan penyimpanan beku) disebabkan
meningkatnya konsentrasi padatan intraseluler akibat keluarnya cairan dari sel
membentuk kristal sel. Perubahanperubahan yang paling cepat terjadi pada suhu sedikit
dibawah titik beku (sub freezing temperature) karena sebagian besar krostal es terbentuk
pada selang suhu tersebut dan semakin lambat pada suhu rendah. Denaturasi protein
dapat dihambat dengan cara penurunan suhu penyimpanan serendah mungkin.

Selama proses pembekuan reaksi-reaksi enzimatik dan non enzimatik yang dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan dan kebusukan akan berlangsung lebih lambat. Selain
itu suhu pembekuan dapat menghancurkan mikroba. Hal ini disebabkan oleh karena
terjadinya kenaikan konsentrasi padatan intraseluler; keluarnya senyawa-senyawa dengan
berat molekul rendah dari sel-sel bahan sehingga mengurangi ketersediaan substrat;
pembekuan kristal es, terutama kristal es intraseluler yang secara fisik akan merusak
selsel mikroba. Kenaikan konsentrasi padatan intraseluler selama proses pembekuan
dapat mengakibatkan perubahan fisik dan kimia terhadapat sel-sel bakteri, seperti
perubahan pH, tekanan uap, titik beku, tegangan permukaan dan potensial oksidasi-
reduksi.

c. Pengemasan
Pengemasan dengan menggunakan bahan yang baik sebagai pembungkus tidak merusak
daging serta tidak membahayakan kesehatan manusia.

Pada kemasan yang digunakan diwajibkan mencantumkan label:

 Nama dan alamat perusahaan dan/atau nomor register,


 Jenis ayam
 Tingkatan mutu
 Tanggal kadaluarsa

Bila kemasan berisi lebih dari satu potong, isinya harus seragam dalam hal jenis tingkatan
mutu dan tanggal pemanenan.

10. Pembersihan Kandang

Sanitasi kandang dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:

 Pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah budidaya
sebelumnya.
 Pengapuran di dinding dan lantai kandang.
 Penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit.

Setelah beberapa hal diatas dilakukan, kandang dibiarkan selama 10 hari sebelum
dilakukan budidaya lagi. Hal ini dilakukan guna memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang
tidak mati oleh perlakuan sebelumnya. Selanjutnya bersihkan dan keluarkan material anorganik
lainnya, seperti; kotoran dan bekas litter, bulu serta debu dari dalam kandang dengan cara
dimasukkan ke dalam karung. Semprot dengan disinfektan karung yang telah berisi materi
anorganik tersebut, sebelum diangkut keluar dari lokasi peternakan. Bersihkan dengan cara
menggaruk dengan alat khusus, lapisan kotoran yang menempel pada lantai, dinding dan tiang
kandang. Bila banyak serangga ada dalam kandang, dapat dilakukan penyemprotan dengan
insektisida.

Anda mungkin juga menyukai