Disusun oleh :
TITO MAULANA
1713060067
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun
Kampung”.
Karya Ilmiah ini telah diupayakan agar dapat sesuai apa yang diharapkan
dan dengan terselesainya Karya Ilmiah ini sekiranya bermanfaat bagi setiap
pembacanya. Karya Ilmiah ini penulis sajikan sebagai bagian dari proses
pembelajaran agar kiranya kami sebagai pelajar dapat memahami betul tentang
Selesainya Karya Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan
ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta ucapan terima kasih kepada : Guru
Pembimbing dan Teman teman berkat kerjasamanya sehingga Karya Ilmiah ini
Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini jauh dari kesempurnaan dan
dengan segala kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun, sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai. Dan merupakan
bahan kesempurnaan untuk karya ilmiah ini selanjutnya. Besar harapan penulis,
semoga karya ilmiah yang penulis buat ini mendapat ridho dari Tuhan Yang
Maha Esa.
BAB I
PEDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
ayam-ayam kampung yang kurang mendapatkan proses perawatan yang baik dan
teratur. Hal ini juga disebabkan oleh faktor lingkungan dan individu masing-
masing.
1.2. Tujuan
Dengan cara-cara yang ada pada karya ilmiah ini, isi yang tercantum pada
teks ini tentang cara-cara beternak ayam kampung, bertujuan agar para peternak
lebih baik lagi, supaya ayam-ayam yang diternaki lebih bisa mendapatkan
1.3. Ruang Lingkup
PEMBAHASAN
Semula ketika ayam Ras (ayam negri) baru pertama kali di kenal oleh
beberapa penduduk Indonesia. Ayam kampung tetap diatas dan nama ayam ras
masih timbul tenggelam. Tahun 1972 merupakan titik tolak kebangkitan ayam ras
dan namanya kian populer, baik petelur dan pedaging (Broiler). Ayam kampung
Beberapa contoh populasi ayam kampung dan ayam ras (x 100) diberbagai
kampung sebagai wilayah potensi pengembangannya ayam lokal kita. Hingga kini
sulit untuk mencari kata ayam Broiler itu kedalam bahasa Indonesia. Ayam
Tenggara. Ayam hutan merupakan nenek moyang dari ayam kampung yang
berada di Pulau Jawa dan juga terdapat di pegunungan yang ketinggiannya 1000 –
1700 meter dari permukaan laut. Produktivitas ayam kampung memang melonjak
rata-rata pertahun 60 butir dan berat ayam jago tua lebih kurang 1,9 kg.
Ayam kampung diteliti dari awal abad 20-an di Bogor. Seorang ahli
Belanda saat itu, J. Markons dan J.F Mahede mempublikasikan ayam kedua tahun
1941.
A.Tujuan Beternak
B. Penentu Lokasi
1) Lokasi itu tidak jauh dari pemasaran atau tidak jauh dari produksi.
4) Hendaknya fasilitas fisik cukup air, tidak dibawah lembah atau bukit.
D.Perencanaan Kandang
2) Penempatan Kandang
ke matahari terbit dan kiri kematahari terbenam, dengan itu pengembusan angin
lebih bebas.
3) Lingkungan Peternakan
Sebaiknya lingkungan tidak terlalu lembab, agar ayam tidak terlalu dingin
Untuk menjual ayam perorang dapat dipelihara, itu ada 150 ekor kebawah-
dewasa. Produktif cukup dipegang satu orang. Kelak apabila ayam tersebut
berkembang dengan baik dan sukses. Maka hasil diperoleh penanam modal 40 %
1) Sistem Ekstensif
Cara ini tidak digunakan dengan tangan manusia, melainkan dilepas begitu
saja dan datang sendiri pada malam hari dengan begitu ayam bebas memilih
makanannya.
Cara ini baru ada sedikit campur tangan manusia. Tujuannya untuk
3) Sistem Intensif
Cara ini dilakukan sepenuhnya oleh campur tangan manusia. Ciri-ciri dari
cara ini adalah diperlukannya modal tambahan dan pengetahuan, dan memperoleh
B. Kandang
· Fungsi :
a. Untuk anak dan induk ayam tiap 1 m persegi cukup 30 anak ayam.
b. Untuk ayam yang memasuki usia telur tiap m2 cukup 16 ekor. Kurangi jumlah
itu menjadi 14 ekor pada saat ayam bertelur.
·
Lantai ini bertumpu pada tanah yang dipadatkan dan disemen lalu ditabur
Cara ini bertumpu langsung pada tanah, tetapi antara tanah dan lantai ada
ruang untuk menampung tinja dan setelah itu terdapat lantai bambu berlubang-
lubang.
1) Oleh 1 Induk
Setelah ayam menetas semua dan bulunya sudah kering maka induknya
segera membawa anak ayam yang baru menetas itu keluar dari pengeraman. Bila
Cara ini merupakan salah satu kegiatan yang banyak dilakukan. Contoh,
telur yang ditetaskan oleh induk lain yang bukan mengeluarkan telurnya. Yang
bertujuan memberi kehangatan pada telur. Yang kemudian juga dapat memberi
Hal ini dilakukan induk ayam apabila anak ayam sudah mampu hidup
sendiri. Meskipun anak ayam sudah mampu hidup sendiri induk ayam tetap
Vaksinasi tetes pada masa lepas induknya dilakukan kurang lebih 1,5
bulan sebelum bertelur. Sebagian vaksinasi yang pertama dilakukan semasa anak
ayam. Kemudian dalam hal pemisahan, dapat dilakukan semenjak awal masa
2) Cahaya matahari.
3) Kesehatan ayam.
1) Keturunan
2) Makanan
3) Pemeliharaan
4) Penyakit
Anak ayam jantan sebaiknya diambil yang umurnya 1 – 2 bulan lebih tua
dan ayam betina supaya pada masa bertelur ayam betina dapat
G. Masa Pemanenan
Dalam pemanenan ayam akan dimasukkan pada satu bot, dan setiap bot
diisi paling banyak 5 ekor, agar ayam tidak lemas. Dalam membawa ayam itu atau
dalam hal ini juga diperlukan kemahiran supir mengangkut ayam tersebut, agar
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Proses Perawatan
Perawatan yang lebih efektif juga akan menimbulkan efek terhadap ayam-
ayam, kemudian setiap 1 x 5 hari kandang dibersihkan agar bulu ayam tetap
bersih.
2. Pembuatan Kandang
kandang untuk induk dibedakan pada usia anak ayam melebihi 15 hari.
Ayam tidak perlu dikasih mineral setiap saat karena akan melebihi lemak
pada daging-dagingnya, setidaknya mineral dicampur jika 200 ekor ayam cukup
hanya 20 bks mineral. Jadi setiap jumlah ayam dibagi 10 dengan mineral.
3.2. Saran