Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“SEJARAH TELUR AYAM KAMPUNG”


Mata Pelajaran : PKWU

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

 FISTA JAYA CRISTIAN


SMA  ANGGIK HASIANA
 SARAH PUSPITA
 NADILA EFRILIANA
NEGERI 1
KAMPAR KELAS : XII IPA3

KIRI
TENGAH
KABUPATE
N KAMPAR
PROVINSI
RIAU
TP.2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyusun Makalah tentang
“Sejarah Ayam Kampung”.

Makalah ini telah diupayakan agar dapat sesuai apa yang diharapkan dan dengan
terselesainya Makalah ini sekiranya bermanfaat bagi setiap pembacanya. Makalah ini
penyusun sajikan sebagai bagian dari proses pembelajaran agar kiranya kami sebagai pelajar
dapat memahami betul tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi bahan pembelajaran.

Selesainya Makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada Tuhan Yang
Maha Esa, serta ucapan terima kasih kepada : Guru Pembimbing dan Teman teman berkat
kerjasamanya sehingga Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusun menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala
kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga apa yang
kita harapkan dapat tercapai. Dan merupakan bahan kesempurnaan untuk Makalah ini
selanjutnya. Besar harapan penyusun, semoga Makalah yang penyusun buat ini mendapat
ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.

PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................

A. Latar Belakang.....................................................................................................................

B. Tujuan..................................................................................................................................

C. Ruang Lingkup....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................

2.1 Pendahuluan.......................................................................................................................

2.2 Mengenal Ayam Kampung................................................................................................

2.3 Persiapan Beternak.............................................................................................................

2.4 Pemeliharaan......................................................................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................................

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................

3.2 Saran...................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

ii
BAB I

PEDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Adapun proses dari beternak ayam kampung dilatar belakangi dengan ayam-ayam kampung
yang kurang mendapatkan proses perawatan yang baik dan teratur. Hal ini juga disebabkan
oleh faktor lingkungan dan individu masing-masing.

1.2. Tujuan

Dengan cara-cara yang ada pada karya ilmiah ini, isi yang tercantum pada teks ini tentang
cara-cara beternak ayam kampung, bertujuan agar para peternak lebih baik lagi, supaya
ayam-ayam yang diternaki lebih bisa mendapatkan perawatan yang baik.

1.3. Ruang Lingkup

Dalam ruang lingkup ini, penulis ingin mengurangi masalah-masalah yang terdapat di
kalangan peternak ayam kampung.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENDAHULUAN

A. Perkembangan Ayam Kampung

Semula ketika ayam Ras (ayam negri) baru pertama kali di kenal oleh beberapa
penduduk Indonesia. Ayam kampung tetap diatas dan nama ayam ras masih timbul
tenggelam. Tahun 1972 merupakan titik tolak kebangkitan ayam ras dan namanya kian
populer, baik petelur dan pedaging (Broiler). Ayam kampung nyatanya tidak terdesak oleh
kehadiran ayam ras.

Beberapa contoh populasi ayam kampung dan ayam ras (x 100) diberbagai daerah dengan
tabel.

Propinsi Ayam Kampung Ayam Ras

D.I Aceh 2.675.427 40.908


Sumut 5.571.154 182.464
Sumbar 2.939.186 974.061
Riau 1.809.861 32.302
Bengkulu 935.434 110.370

B. Ayam Buras dan Ayam Kampung

Berbagai penelitian lokal dilakukan dilembaga pendidikan tinggi, celakanya istilah


ayam digunakan untuk menggunakan istilah ayam kampung. Ayam kampung sebagai
anggotanya yang terbanyak, sebagai pengertian ayam kampung sebagai wilayah potensi
pengembangannya ayam lokal kita. Hingga kini sulit untuk mencari kata ayam Broiler itu
kedalam bahasa Indonesia. Ayam kampung disesuaikan dan ditempatkan sesuai asal ayam
itu.

2
2.2. MENGENAL AYAM KAMPUNG

A. Asal – Usul Ayam Kampung

Ayam kampung yang diternakan berasal dari ayam hutan di Asia Tenggara. Ayam
hutan merupakan nenek moyang dari ayam kampung yang berada di Pulau Jawa dan juga
terdapat di pegunungan yang ketinggiannya 1000 – 1700 meter dari permukaan laut.
Produktivitas ayam kampung memang melonjak rata-rata pertahun 60 butir dan berat ayam
jago tua lebih kurang 1,9 kg.

Kemampuan bertelur beberapa ayam

Spesies Rata-rata Clutch Max Produksi/Tahun


Petelur 10 – 14 300 – 360
Pedaging 10 – 14 190 – 200

B. Sejarah Perkembangan Ayam Kampung

Ayam kampung diteliti dari awal abad 20-an di Bogor. Seorang ahli Belanda saat itu,
J. Markons dan J.F Mahede mempublikasikan ayam kedua tahun 1941.

2.3. PERSIAPAN BETERNAK

A. Tujuan Beternak

1) Hanya sekedar untuk mengisi waktu luang.

2) Hanya sekedar memanfaatkan lahan kosong.

3) Hanya mencari nafkah.

B. Penentu Lokasi

1) Lokasi itu tidak jauh dari pemasaran atau tidak jauh dari produksi.

2) Lokasi itu tidak jauh dari keramaian.

3) Memperhatikan tatacara mempergunakan tanah dari pemerintah.

4) Hendaknya fasilitas fisik cukup air, tidak dibawah lembah atau bukit.

3
C. Sistem Produksi Berkesinambungan

1) Memperoleh kemampuan beli dari para pengecer.

2) Memperoleh kemampuan beli dari pedagang.

3) Memperoleh informasi dari pasar.

Dan langkah-langkahnya adalah :

1) Memperhatikan kemampuan ayam bertelur.

2) Produksi pertahun di jadikan per minggu.

3) Jauh pesanan dari pada langkah ke-2.

D. Perencanaan Kandang

4m Sistem ayam terkurung

6m Sistem ayam pelindung

Lebar x panjang = luas kandang

4 x panjang = luas kandang

panjang = luas kandang / 4

1) Bahan Yang Digunakan

a. Beton atau tiang besi

b. Bambu dan balok

2) Penempatan Kandang

Ditempatkan membujur dari utara ke selatan sehingga sisi kanan mengarah ke


matahari terbit dan kiri kematahari terbenam, dengan itu pengembusan angin lebih bebas.

4
3) Lingkungan Peternakan

Sebaiknya lingkungan tidak terlalu lembab, agar ayam tidak terlalu dingin ketika
angin berhembus.

a. Sistem Meminjam dari Bank

Ayam kampung bertelur diproduksi umur 5 bulan dan dikembalikan masa


tenggangnya, masa cicilan dan hutangnya.

b. Sistem Kerja Sama

Dapat dilakukan apabila telah memiliki tanah milik sendiri

4) Perancangan Tenaga Kerja

Untuk menjual ayam perorang dapat dipelihara, itu ada 150 ekor kebawah-dewasa.
Produktif cukup dipegang satu orang. Kelak apabila ayam tersebut berkembang dengan baik
dan sukses. Maka hasil diperoleh penanam modal 40 % dari penanaman modal kemudian
60% dibagi kepada pekerja lainnya

2.4. PEMELIHARAAN

A. Sistem Pemeliharaan Ayam Kampung

1) Sistem Ekstensif

Cara ini tidak digunakan dengan tangan manusia, melainkan dilepas begitu saja dan
datang sendiri pada malam hari dengan begitu ayam bebas memilih makanannya.

2) Sistem Semi Intensif

Cara ini baru ada sedikit campur tangan manusia. Tujuannya untuk memperoleh
pengetahuan cara dan mula-mula beternak ayam.

3) Sistem Intensif

Cara ini dilakukan sepenuhnya oleh campur tangan manusia. Ciri-ciri dari cara ini
adalah diperlukannya modal tambahan dan pengetahuan, dan memperoleh hasil yang lebih
baik.

5
B. Kandang

 Fungsi :

a. Hanya tempat bermalam saja.

b. Hanya tempat berteduh dari hujan dan panas.

c. Fasilitasnya harus benar-benar lengkap.

 Batasan yang perlu diperhatikan :

a. Untuk anak dan induk ayam tiap 1 m persegi cukup 30 anak ayam.

b. Untuk ayam yang memasuki usia telur tiap m2 cukup 16 ekor. Kurangi jumlah itu
menjadi 14 ekor pada saat ayam bertelur.

c. Untuk ayam yang bertelur tiap meter persegi 6 ekor

 Berdasarkan sistem lantai :

a. Sistem lantai litter

Lantai ini bertumpu pada tanah yang dipadatkan dan disemen lalu ditabur kulit padi pada
lantai setebal 6 cm.

b. Sistem lantai cage

Cara ini bertumpu langsung pada tanah, tetapi antara tanah dan lantai ada ruang untuk
menampung tinja dan setelah itu terdapat lantai bambu berlubang-lubang.

C. Pemeliharaan Anak Ayam

1) Oleh 1 Induk

Setelah ayam menetas semua dan bulunya sudah kering maka induknya segera
membawa anak ayam yang baru menetas itu keluar dari pengeraman. Bila memakai sistem
pemeliharaan halaman berumur 4 – 7 hari, induknya dan anaknya dapat dilepas kehalaman.

6
2) Oleh Induk Buatan

Cara ini merupakan salah satu kegiatan yang banyak dilakukan. Contoh, telur yang
ditetaskan oleh induk lain yang bukan mengeluarkan telurnya. Yang bertujuan memberi
kehangatan pada telur. Yang kemudian juga dapat memberi pengalaman pada induk ayam
buatan

D. Pemeliharaan Lepas Induk

Hal ini dilakukan induk ayam apabila anak ayam sudah mampu hidup sendiri.
Meskipun anak ayam sudah mampu hidup sendiri induk ayam tetap menjaga apabila anaknya
diganggu.

Vaksinasi tetes pada masa lepas induknya dilakukan kurang lebih 1,5 bulan sebelum bertelur.
Sebagian vaksinasi yang pertama dilakukan semasa anak ayam. Kemudian dalam hal
pemisahan, dapat dilakukan semenjak awal masa lepas dan yang betina dilakukan 2 minggu
setelah bertelur.

E. Perbaikan Sistem Pemeliharaan dan Produksi

Contoh cara tradisional hanya dihasilkan 30 – 40 butir telur. Sedangkan pemeliharaan yang
baik dapat dicapai 160 butir per bulan.

 Cepat atau lambatnya bertelur terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi :

1) Kualitas dan kuantitas makanan.

2) Cahaya matahari.

3) Kesehatan ayam.

4) Perawatan umum pada ayam

 Tinggi atau rendahnya produksi telur dipengaruhi :

1) Keturunan

2) Makanan

3) Pemeliharaan

4) Penyakit

7
 Manfaat Vitamin Terhadap Pertumbuhan Ayam Kampung

Pemberian vitamin bagi ayam di suatu peternakan sudah menjadi hal yang wajib.
Mengenai kebutuhan vitamin bagi Ayam Kampung Super, sebenarnya pakan yang dijual di
toko ternak juga sudah ditambahkan vitamin oleh pihak pabrik sesuai dengan standar
kebutuhan vitamin masing-masing ayam. Akan tetapi, asupan vitamin dari pakan saja
ternyata tidak cukup, sehingga para peternak perlu menambahkan vitamin lewat air
minumnya.

Jenis vitamin yang dibutuhkan ayam sangat banyak. Tetapi penggunaan vitamin pada
ayam hanya sedikit, namun memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat pertumbuhan dan
daya tahan tubuh ayam. Vitamin terbagi menjadi 2 jenis, yaitu vitamin yang larut dalam air
(vitamin B kompleks dan vitamin C) dan vitamin yang larut oleh lemak (A, D, E, dan K).
Vitamin yang larut di dalam lemak bisa disimpan dalam tubuh jika terjadi kelebihan asupan.
Sedangkan apabila kelebihan vitamin larut air akan dibuang melalui kotorannya.

 Kegunaan Vitamin Bagi Tubuh Ayam Kampung


1. Vitamin A berguna untuk proses pertumbuhan, menstabilkan saluran pencernaan,
pernafasan, saluran reproduksi dan mengoptimalkan indera penglihatan.
2. Vitamin B kompleks (B1 sampai dengan B12) berguna untuk membantu proses
metabolisme nutrisi mulai dari karbohidrat, protein dan lemak.
3. Vitamin C berguna untuk anti oksidan.
4. Vitamin D menjaga rasio kalsium dan fosfor di dalam darah. Rasio ini mempengaruhi
kerangka normal, kekerasan paruh dan cakar serta kekuatan kerabang telur yang
terbentuk.
5. Vitamin E berguna untuk meningkatkan fertilitas telur, menjaga pertumbuhan embrio
normal dan sebagai anti oksidan.
6. Vitamin K berguna untuk membentuk protrombin (protein pembekuan darah) yang
akan digunakan untuk pengaturan proses pembekuan darah.

Kebutuhan vitamin merupakan kebutuhan vitamin pada kondisi normal, dimana suhu
lingkungan dan kesehatan ayam masih terkontrol dengan baik. Pemberian vitamin hanya
bertujuan untuk mencukupi kebutuhan pokok ayam.

 Vitamin mudah rusak

8
Di pabrik yang memproduksi pakan, kerusakan vitamin yang disebabkan oleh proses
pemanasan dengan suhu tinggi sudah bisa diatasi melalui teknologi coating (pembungkusan)
dan beadled (perlindungan yang berlapis) menggunakan bahan kimia tertentu sebelum
vitamin tersebut diproses. Bahan kimia yang digunakan sudah diteliti tidak akan menganggu
pencernaan karena bisa terlarut oleh asam lambung.

Vitamin bersifat mudah rusak, oleh karena itu sangat sulit bagi kita untuk menjaga
kestabilan dalam pakan. Apalagi jika pakan menjalani proses pengangkutan yang cukup jauh.
Apabila terjadi kekurangan vitamin pada ayam, maka gejala kekurangan vitamin pun kadang
akan muncul.

Contohnya saja pada kasus vitamin B kompleks bisa terjadi penurunan syaraf, energi,
pertumbuhan dan produksi. Karena vitamin B kompleks merupakan pembentuk ko-enzim.
Sementara gejala vitamin C pada ayam jarang terjadi karena ayam memiliki enzim
glukolaktone yang berfungsi sebagai penghasil sesuatu yang baru dari glukosa. Vitamin C
diperlukan di saat tertentu terutama di saat kondisi lingkungan tiba-tiba berubah dan dapat
menyebabkan stres akibat dari vaksinasi, pemindahan kandang atau pergantian ransum.

 Vitamin bersifat bisa meracuni apabila penggunaannya melebihi dosis

Pemberian vitamin yang berlebihan juga menimbulkan efek yang tidak baik bagi
kesehatan ayam jawa super. Contohnya saja apabila pemberian vitamin A diberikan secara
berlebihan, 4 sampai 10 x lipat dari kebutuhan semestinya, maka ayam akan mengalami
keracunan.

Peternak juga harus memperhatikan pemberian vitamin yang larut di dalam lemak
karena memiliki ambang batas meracuni lebih rendah jika dibandingkan dengan vitamin yang
larut dalam air. Pemberian vitamin yang berlebihan bisa membahayakan unggas, kasus
keracunan vitamin bisa terjadi apabila dosis yang diberikan menyalahi aturan yang telah
ditentukan. Bahkan pencampuran vitamin yang tidak rata juga bisa menjadi penyebab ayam
keracunan.

9
F. Pemeliharaan Masa Bertelur

Anak ayam jantan sebaiknya diambil yang umurnya 1 – 2 bulan lebih tua dan ayam
betina supaya pada masa bertelur ayam betina dapat mengkonsentrasikan diri pada telur yang
dieraminya.

G. Masa Pemanenan

Dalam pemanenan ayam akan dimasukkan pada satu bot, dan setiap bot diisi paling
banyak 5 ekor, agar ayam tidak lemas. Dalam membawa ayam itu atau menstranfer ke daerah
lainnya, kecepatan rata-rata mobil harus diatas 85 km/jam, dalam hal ini juga diperlukan
kemahiran supir mengangkut ayam tersebut, agar ayam tidak cepat pusing.

10
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari tulisan-tulisan yang di cantumkan dalam “Sejarah Ayam Kampung”, maka bisa
disimpulkan :

1. Proses Perawatan

Perawatan yang lebih efektif juga akan menimbulkan efek terhadap ayam-ayam, kemudian
setiap 1 x 5 hari kandang dibersihkan agar bulu ayam tetap bersih.

2. Pembuatan Kandang

Proses pembuatan kandang tidak harus terlalu besar, tetapi setidaknya kandang untuk induk
dibedakan pada usia anak ayam melebihi 15 hari.

3. Langkah – Langkah Yang Harus Diingat

Ayam tidak perlu dikasih mineral setiap saat karena akan melebihi lemak pada daging-
dagingnya, setidaknya mineral dicampur jika 200 ekor ayam cukup hanya 20 bks mineral.
Jadi setiap jumlah ayam dibagi 10 dengan mineral.

3.2. Saran

Untuk kegiatan yang seterusnya disarankan agar, berhati-hati melihat atau membaca susunan
dari buku ini yang dianggap palsu.

11
DAFTAR PUSTAKA

Rasyat Muhammad. 1986. Beternak Ayam Kampung. Sindang Barang : Penebar Sajada.

F. Komar, Sopiandi. 1968. Mengenal dan Beternak Ayam. Yogyakarta-Jakarta : Dian


Publishing Company.

Soeseno, Ari. 1987. Beternak Ayam. Jakarta : Penebar Swadaya.

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/77591/Manfaat-Vitamin-Terhadap-Pertumbuhan-
Ayam-Kampung-/

12
Pertanyaan:

1. Kenapa ayam putih /potong tidak bias menghasilkan telor?

2. Apa yang menjadi perbedaan ayam potong betina dan jantan di ayam putih/potong?

13

Anda mungkin juga menyukai