Anda di halaman 1dari 19

WIRAUSAHA BUDIDAYA UNGGAS PEDAGING

NAMA KELOMPOK :
1) AGUSTINA
2) HENI APRILIA
A. PERENCANAAN USAHA BUDIDAYA TERNAK UNGGAS
PEDAGING
 1. Ide dan peluang usaha

Budidaya ternak unggas pedaging merupakan kegiatan untuk menghasilkan produk budidaya ternak berupa
daging sehingga dikenal daging ayam , daging bebek , atau daging burung puyuh. Tujuan budidaya unggas
pedaging adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor
produksi yang telah dikombinasikan secara optimal.
 2. sumber daya yang dibutuhkan

Dalam melalui sebuah usaha budidaya unggas pedaging diperlukan berbagai sumber daya untuk mendukung
berlangsungnya proses budidaya unggas petelur berikut adalah sumber daya yang dibutuhkan dalam budidaya
unggas pedaging.

a. Man/ manusia
manusia sangatlah mempunyai peran yang penting dalam proses budidaya unggas pedaging.
Dalam hal ini manusia memiliki peran penting, yaitu menuangkan segala ide dan pengetahuan
dan wawasan tentang pelaksanaan budidaya unggas pedaging.
b. Material/bahan
Dalam memulai suatu kegiatan budidaya unggas pedaging selaku calon pelaku usaha harus
menyiapkan segala sesuatu seperti, bibit ayam, lahan, kandang, pakan, jerami, dan tempat pakan
dan minum bagi unggas pedaging.

c. Machine/mesin
dalam pelaksanaan budidaya unggas pedaging diperlukan alat atau mesin sebagai alat pendukung,
seperti mesin pemberi pakan, lampu penerangan, dan mesin pembuat pakan unggas pedaging.

d. Method/metode
Selaku calon pelaku usaha budidaya unggas pedaging, metode sangat penting diperhatikan seperti
pemberian vitamin yang rutin dalam jangka waktu yang teratur.
Dalam membangun kandang juga harus diperhatikan, letak kandang sebaiknya ditempatkan di
tempat yang jauh dari keramaian agar unggas pedaging dapat berkembang biak secara maksimal.
e. Money/uang
Uang merupakan alat tukar dan transaksi guna menyediakan bibit unggas pedaging yang
unggul, sebagai biaya pembangunan kandang, pembelian pakan, perawatan unggas pedaging,
sampai pada tahap pendistribusian unggas pedaging ke pasaran.

 3. Administrasi dan pemasaran

untuk memulai suatu usaha budidaya unggas pedaging, seorang pelaku usaha harus menentukan dan
mempersiapkan sistem administrasi yang baik, dan tertata dengan teratur sehingga dalam proses budidaya
unggas pedaging dapat terorganisir. Dalam pemasaran pun pelaku usaha harus mengetahui pasar manakah
yang memiliki prospek yang bagus bukan hanya untuk jangka pendek tetapi juga untuk jangka panjang.
Dengan demikian, pelaku usaha harus menentukan pasar yang dinilai tepat untuk mendistribusikan produk
unggas pedaging.
a. Administrasi produk usaha
Administrasi merupakan salah satu alat untuk mengatur dan mengontrol semua kegiatan
produksi budidaya unggas daging. Administrasi merupakan alat pencatat semua kegiatan mulai
dari penyediaan bibit sampai pendistribusian barang produksi sampai ke pasaran meliputi
administrasi pengolahan ketersediaan, admistrasi pembukuan, sistem pembukuan dan
administrasi perkantoran, serta sistem penunjang produksi.
b. Pemasaran budidaya unggas pedaging
Pemasaran merupakan suatu cara untuk mendistribusikan barang produksi ke pasaran. Sebagai
pelaku usaha, dalam melakukan pemasaran harus dilakukan secara menyeluruh dan dilakukan secara
inovatif sehingga dapat meraih perhatian konsumen.

B. Perancangan dan kegiatan budidaya ternak unggas pedaging

 1. Mengenal unggas pedaging


a. Jenis-jenis unggas pedaging
Berdasarkan produk yang dihasilkan, unggas dibagi menjadi unggas pedaging, petelur, serta pedaging-
petelur. Jenis-jenis unggas pedaging sebagai berikut.
1) Ayam adalah jenis unggas pedaging yang paling diminati oleh masyarakat. Ayam pedaging memiliki
ciri-ciri antara lain ukuran badan besar, pertumbuhan cepat, berdaging, memiliki temperamen tenang dan
lamban, serta kaki berbulu.
2) Itik/bebek pada awalnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik ata liar (Anasmoscha) atau Wild
mallard. Kemudian terus-menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang dipelihara sekarang
yang disebut Anas domesticus (itik ternak).
3) Entok ( c. Muscovy) adalah unggas yang termasuk jenis bebek banyak nama yang diberikan untuk
bebek ini, diantaranya entok (Jawa), serati (Sumatera), entong, bebek basur, dan dalam bahasa Indonesia
disebut itik Manila.
4) Angsa adalah burung air berukuran besar dari genus cygnus family anatidae yang dapat terbang.
5) Puyuh yang dalam bahasa asing disebut “quail” merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang,
ukuran tubuh relatif kecil, dan berkaki pendek.
6) Kalkun adalah salah satu unggas yang memiliki badan besar. Kalkun pertama kali ditemukan di
Amerika.

b. Mengenal produk budidaya ternak unggas pedaging


Produk budidaya unggas pedaging dapat dikonsumsi dengan cara digoreng, digulai, dan dipanggang atau diolah
menjadi berbagai bahan cepat saji atau dicampur dengan bahan makanan lainnya. Contoh bahan makanan cepat
saji yang menggunakan daging ayam sebagai bahan baku adalah sosis, nuget, burger dan rolade.
c. Mensyukuri keberagaman produk budidaya dan wirausaha di bidang unggas pedaging
sebagai anugerah Tuhan yang maha kuasa
Daging yang berasal dari unggas pedaging merupakan sumber protein dan lemak hewani yang lebih murah
dan mudah didapatkan. Berbagai jenis unggas pedaging hidup di sekitar kita. Secara alami unggas pedaging
berkembang biak dengan telur.

2. Budidaya unggas pedaging


Ayam ras pedaging disebut juga boiler, yaitu jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa
ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya
ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an. Hingga kini ayam broiler telah dikenal
masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa panen.
a.Sarana dan peralatan
Sarana dan peralatan yang dibutuhkan dalam budidaya ayam pedaging terdiri atas kandang,
peralatan dalam kandang, bibit ayam, pakan , obat-obatan, serta vitamin.
1) Kandang
Kandang adalah bangunan yang berfungsi untuk melindungi ternak dari iklim buruk, seperti
hujan, panas dan angin. Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras
sebagai berikut.
a) Temperatur berkisar antara 32,2 - 35 derajat Celcius
b) Kelembaban berkisar antara 60 – 70%, penerangan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan
yang ada.
c) Tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin
kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam.
d) Untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang boks, untuk ayam remaja ±
1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang boks yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa
bisa dengan kandang postal ataupun kandang battery.
e) Untuk konstruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan
tahan lama.

2) Peralatan
a) Litter (alas lantai) harus dalam keadaan kering maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan
tidak ada yang masuk walaupun angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter
dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau
hasil serutan kayu dengan panjang antara 3- 5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
b) Indukan atau brooder berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m
dengan alat pemanas di tengah.
c) Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jauh
ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya
lebih rendah dari tempat bertelur.
d) Tempat makan, minum, dan tempat grit harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, aluminium,
atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus.
e) alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi
kecil, dan lain-lain.

3) Pembibitan
Bibit unggas pedaging dapat diperoleh pada penyediaan bibit bibit unggas. Misalnya untuk
ayam, bibit yang digunakan disebut DOC ( day old chicken) / ayam umur sehari. Bibit unggas
pedaging sebaiknya berasal dari pembibitan pendaki sesuai standar yang telah ditetapkan dalam
SNI 01. 4868.1-1998, yaitu memiliki berat badan minimal 37 g/ekor untuk ayam. Bibit unggas
pedaging yang dipelihara harus bebas dari penyakit unggas.
4) Pakan dan minum
Pakan adalah campuran bahan-bahan makanan yang mengandung nutrisi lengkap dan sesuai
dengan kebutuhan pakan yang baik adalah pakan yang memiliki keseimbangan nutrisi sehingga
dapat diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan unggas.
5) obat-obatan, vitamin dan hormon pertumbuhan
Selain pakan, perlu disiapkan juga obat-obatan untuk ayam pedaging. Obat-obatan yang
digunakan sebaiknya adalah obat yang sudah terdaftar. Penggunaan obat-obatan harus sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Vaksinasi adalah usaha untuk menimbulkan kekebalan tubuh.
Tujuan Vaksinasi adalah untuk pengendalian penyakit menular yang disebabkan oleh virus.
Pemberian vaksin secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit.

B. Teknik budidaya ayam pedaging


1) Penyediaan kandang
Kandang yang umum digunakan dalam budidaya unggas ayam pedaging adalah kandang
postal. Kandang dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana yang penting dapat mencegah ternak
kabur dan dapat berlindung dari hujan dan panas. Di dalam kandang harus dilengkapi dengan
hal-hal sebagai berikut.
a) Tempat makan, tempat makan unggas pedaging disesuaikan umur unggas
b) Tempat minum, tempat minum biasanya terbuat dari plastik
c) Alas kandang
d) Pemanas, sangat diperlukan pada saat pertumbuhan DOC sebagai induk ayam untuk
memberikan kehangatan pada anak ayam.
e) Tempat bertengger
f) Instalasi air
2) Penyediaan bibit
Bibit ayam dapat dibeli pada penyediaan bibit. Untuk mengurangi risiko, dapat menggunakan bibit
yang sudah agak besar.
3) Penyediaan pakan
Pakan untuk budidaya ayam dapat menggunakan pakan siap pakai, tapi untuk menghemat biaya
pakan dapat membuat pakan alternatif berbahan dedak, jagung, bungkil, dan tepung tulang. Pakan
ayam dibagi menjadi dua jenis yakni pakan untuk ayam starter dan ayam dewasa.
4) Pemeliharaan
a)Hari ke-1
Sebelum doc datang pastikan kandang telah siap. Sebaiknya litter telah terpasang di seluruh area
dalam kandang, buat sekat dengan ukuran 2 m bujur sangkar / 100 DOC, pastikan penghangat
menyala dengan baik hingga suhu dalam area Sekaten stabil berkisar 30° Celcius.
b) Hari ke -2
Campur air minum dengan vitamin (sebagai anti stres) merk dagang dan dosis penggunaan
silakan langsung konsultasi ke poultry shop/, petugas kesehatan hewan di daerah kita.
c) Hari ke-3
Perlakuan dan kegiatan berternak ayam sama dengan pemeliharaan ayam broiler di hari kedua
d) Hari ke-4
Pemberian vaksin pada broiler dilakukan dengan meneteskan pada mata dan hidung (lubang paruh).
Vitamin dalam air minum tetap diberi. Pada hari ini area sekat diperlebar sesuai pertumbuhan ayam.
Pelebaran dilakukan setiap 4 hari sekali hingga umur 2 minggu. Kisaran suhu kandang sekitar 31
sampai 32 derajat Celcius.
e) Hari ke- 5-14
Setiap 4 hari sekali lakukan pelebaran sekat, air minum tetap dicampur dengan vitamin, pemberian
pakan dilakukan sedikit demi sedikit.
f) Hari ke-15-20
Litter masih digunakan, periksa bagian yang menggumpal dan ganti, pembuangan litter dilakukan
pada umur 18 sampai 21 hari tergantung daerah (makin dingin makin lama).
g) Hari ke-21 beternak ayam broiler hingga panen
Masa terberat dalam budidaya ayam broiler hanya di hari 1 hingga membuka alas kandang ( buang
litter ). Pada hari ke 21 pastikan kandang panggung tidak menggunakan litter lagi. Tugas kita sehari-
hari berikutnya hanya mengisi tempat pakan dan mengontrol air minum. Minum tetap dicampur
dengan vitamin Anti stress hingga panen terutama untuk daerah panas. Penggantian pakan dilakukan
minimal 2 kali sehari.
5) Panen dan pascapanen
a) Menentukan umur panen
Menentukan waktu panen tidak boleh dilakukan dengan asal-asalan karena waktu yang tepat untuk
menjual ayam broiler akan menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh peternak.
Ada beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan sebagai berikut.
(1) Nilai konversi ransum (FCR)
Feed convertion ratio (FCR) atau nilai konversi ransum didefinisikan sebagai nilai satuan yang
menunjukkan perbandingan antara jumlah kg ransum yang dikonsumsi ayam untuk
menghasilkan 1 kg berat badan.
(2) Kegemaran konsumen
Saat ini peternak ayam broiler banyak memanen ayamnya di umur 30 sampai 35 hari dengan
bobot hidup antara 1,5 sampai 2,0 kg per ekor ayam. Namun waktu panen ini bisa pula
disesuaikan dengan waktu pencapaian bobot badan ayam yang digemari konsumen.
(3) Harga jual di pasaran
Fluktuatifnya harga jual daging ayam broiler di pasaran kandang mempengaruhi hasil jual
panen ayam sehingga faktor ini pun bisa menjadi pertimbangan penentuan umur panen.
(4) Kesehatan ayam
Terjadinya serangan penyakit pada ayam broiler tak jarang menyebabkan ayam harus dipanen lebih
awal. Pertimbangan ekonomis utama ialah terkait dengan berkurangnya keuntungan akibat pengeluaran
biaya pengobatan dan biaya racun selama ayam sakit. Belum lagi adanya risiko penurunan bobot badan
dan juga kematian ayam.
b) Tata laksana panen ayam broiler
Berikut hal-hal penting yang berkaitan dengan tata laksana panen ayam broiler yang bisa diaplikasikan di
lapangan.
(1) Persiapan sebelum panen
(a) Satu minggu sebelum dipanen, berikan pencahayaan kandang selama 24 jam agar ayam selalu makan
dan minum sehingga didapatkan bobot ayam yang diharapkan.
(b) Buatlah jadwal kandang mana yang ayamnya akan dipanen sesuai dengan ukuran berat ayam dan
letak kandang.
(c) Persiapkan pekerja kandang atau tim tangkap sesuai dengan kebutuhan dan sudah terbiasa berkutat
dengan aktivitas panen ayam.
(d) Siapkan peralatan panen seperti timbangan ,alat tulis ,surat jalan, nota timbangan, tali rafia, keranjang
ayam, dan lampu senter untuk membantu penerangan jika panen dilakukan pada malam hari
(e) Periksa laporan stok ayam yang terakhir ada di kandang dan diambil beberapa sampel ayam terlebih
dahulu untuk ditimbang perindividu.
(f) Jangan memberi ransum full pada ayam, 12 jam atau minimal 8 jam sebelum ayam dipanen
agar sisa racun tidak banyak terbuang percuma.
(g) Segera sebelum ayam ditangkap, keluarkan tempat ransum dan minum agar tidak mengganggu
aktivitas pekerja saat penangkapan ayam.
(h) Jangan berikan antibiotik minimal 2 sampai 10 hari sebelum ayam dipanen ( tergantung dari jenis
antibiotik yang dipakai).
(i)Usahakan sirkulasi atau ventilasi udara tetap baik, dan gunakan lampu yang redup untuk
memudahkan penangkapan.

(2) Pelaksanaan panen


Waktu pemanenan sebenarnya fleksibel atau bisa dilakukan kapan saja. Adapun tata cara
pelaksanaannya sebagai berikut.
(a) Buatlah penyekat ayam secara bertahap sesuai dengan ayam mana yang akan ditangkap terlebih
dahulu agar ayam lain yang belum ditangkap tidak keburu lemas.b sekat bisa dibuat dengan ukuran 7
× 3 m atau sesuai dengan kebutuhan. Selain itu saat membuat sekat hindari penumpukan (over
lapping) ayam disudut kandang dan jangan terlalu padat agar tidak banyak ayam yang mati.
(b) Cara menangkap ayam ketika panen: pegang kaki ayam secara perlahan-lahan kemudian pegang bagian
dadanya dan tarik ayam ke atas. Hindari menangkap ayam dengan kasar dan memegang salah satu sayapnya
terlebih dahulu karena ayam akan berontak dan akibatnya sayap akan memar dan ayam menjadi stress.
(c) Saat panen umumnya setiap pekerja kandang bisa memegang 3 sampai 5 ekor ayam sekaligus.
(d) Sebelum melakukan penimbangan sebaiknya timbangan dikalibrasi terlebih dahulu untuk mencegah
terjadinya kesalahan hitung yang bisa merugikan peternak.
(e) Setelah ditimbang masukkan ayam ke dalam keranjang ayam dan hindari tindakan kasar untuk mengurangi
risiko banyaknya ayam yang diafkir akibat sayap atau kakinya patah. Keranjang keranjang berisi ayam tersebut
kemudian dimasukkan dan ditata ke dalam truk pengangkutan.
(f) Lakukan cek ulang terhadap kondisi ayam setelah penangkapan selesai.
(g) Setelah semua data benar dan sesuai dengan surat jalan penangkapan barulah kendaraan pengangkut ayam
boleh diizinkan keluar meninggalkan lokasi kandang untuk menuju ke pengepul atau langsung dibawa ke
tempat pemotongan ayam.
(h) Waktu pengangkutan ayam sebaiknya dilakukan pada malam hari dengan tujuan menghindari cuaca panas
saat siang hari serta menghindari lalu lintas yang relatif lebih padat.
(i) Lamanya waktu antar ayam dimasukkan ke keranjang sampai dipotong dan tingginya suhu udara di sekitar
keranjang akan mempengaruhi banyaknya sudut bobot badan dan kematian.
(3) Tindakan pascapanen
Kegiatan pascapanen untuk ayam pedaging adalah mengumpulkan semua peralatan dan membersihkannya.
Pemeliharaan bangunan kandang dilakukan setelah panen.

D. Promosi produk hasil budidaya ternak unggas pedaging


1) Media promosi budidaya unggas pedaging
Media promosi merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk mengenalkan suatu produk usaha
agar dikenal di kalangan umum atau lebih tepatnya calon konsumen. Di mana Dengan melakukan
promosi diharapkan calon konsumen dapat mengetahui tentang produk yang dipasarkan.
a) Tujuan dan fungsi media promosi
1) Tujuan media promosi
a) Untuk alat sebagai penyebaran informasi tentang produk yang telah diproduksi di pasar
tentang produk unggas pedaging.
b) Membentuk suatu Citra yang baik yaitu pada produk unggas pedaging di mata konsumen
secara luas.
c) Untuk mendapatkan pelanggan baru dan digunakan untuk menjaga kesetiaan pelanggan dalam
hal ini produk unggas pedagang.
2) Fungsi media promosi
a) Sebagai alat untuk mencari perhatian dari calon konsumen, dalam hal ini unggas pedaging
b) Untuk menimbulkan rasa tertarik pada hasil produk budidaya unggas pedaging.
c) Untuk mengembangkan rasa ingin tahu pada calon konsumen sehingga timbul rasa tertarik pada
produk unggas pedaging.
b. Jenis-jenis media promosi
1) Media brosur
2) Media pembicaraan
3) Media koran

C. Pembuatan media promosi


Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media promosi antara lain biaya dalam
pembuatan media promosi, sasaran yang akan dituju dalam pemasaran sebuah produk.
2. Pemasaran produk budidaya unggas dengan sistem konsinyasi
Konsinyasi adalah sebuah bentuk kerjasama penjualan yang dilakukan oleh pemilik barang atau produk
yang menyalur ( toko) . Pemilik produk menitipkan barangnya kepada penyalur untuk dijual di tokonya.
Pembagian keuntungan dilakukan antara pemilik gerai atau toko dengan calon peniti produk sehingga
pemilik toko atau gerai membayarkan sejumlah neto dari barang yang sudah laku terjual.

E. PENJUALAN PRODUK HASIL BUDIDAYA UNGGAS PEDAGING SECARA LANGSUNG DAN


ONLINE.
1) Penjualan secara langsung
Produk hasil budidaya unggas pedaging dapat memiliki sasaran pasar lokal ataupun pasar yang lebih luas.
2) Media online
Pemasaran dan penjualan dengan jangkauan yang luas dapat menggunakan media online yaitu dengan internet.

F. Evaluasi diri pembelajaran wirausaha budidaya unggas pedaging


Evaluasi diri pada wirausaha budidaya unggas pedaging terdiri atas evaluasi individu dan evaluasi kelompok. Evaluasi
individu dibuat untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pembelajaran terhadap tiap peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai