Anda di halaman 1dari 14

PENYAKIT BAKTERIAL

Penyakit bakterial dapat dihubungkan dengan kematian yang tinggi pada ikan liar dan
ikan yang diternakkan. Mikroorganisme tersebut dapat berperan sebagai penyebab primer
penyakit tertentu ataupun hanya sebagai infeksi sekunder mengikuti penyakit lainnya,
misalnya penyakit virus.
Bakteri dapat hidup di dalam air, udara, tanaman dan di dalam tubuh makhluk hidup,
termasuk ikan. Pada umumnya bakteri-bakteri tersebut bersifat saprofitik. Jadi, secara
normal bikteri saprofitik dapat ditemukan pada kulit ataupun di dalam intestinum ikan
sedangkan alat-alat dalam lainnya tidak mengandung bakteria. Air, terutama yang
kandungan bahan-bahan organiknya cukup tinggi merupakan suatu lingkungan tempat hidup
bagi berbagai bakteri. Berbagai laporan membuktikan bahwa mikroorganisme normal di
dalam tubuh ikan merupakan refleksi dari flora bakteri di dalam air yang dihuni oleh ikan
tersebut. Walaupun demikian, terdapat sejumlah bakteri yang tidak dapat hidup lama di luar
tubuh ikan.
Bakteri yang bersifat patogen terhadap ikan terutama dari golongan Gram negatif.
Untuk mengidentifikasi suatu bakteri tertentu diperlukan isolasi secara laboratorik.
Infeksi bakteri dapat ditemukan di dalam alat-alat viseral, otot dan kulit, termasuk
sirip. Ikan yang tidak menderita stres oleh lingkungan yang jelek ataupun tidak terinfeksi oleh
parasit biasanya tahan terhadap serangan bakteri. Hal ini disebabkan oleh adanya substansi
yang bersifat bakterisidal di dalam darah yang membantu ikan untuk mengatasi terjadinya
suatu infeksi bakteri tertentu. Jika ikan-ikan tersebut terluka ataupun daya tahan tubuhnya
menurun, maka infeksi bakteri kerapkali akan terjadi. Hal ini akan menyulitkan dalam
menentukan apakah infeksi bakteri bersifat primer ataupun sekunder. Sehingga, cara terbaik
untuk mencegah terjadinya infeksi pada ikan adalah memelihara ikan pada kondisi yang
memadai di dalam kolam dengan kualitas air yang optimal dan menerima sinar matahari
yang cukup.
Ikan yang terinfeksi dengan berbagai jenis bakteri patogen dapat memperlihatkan
gejala-gejala sebagai berikut: (1) perubahan warna kulit menjadi gelap, (2) nafsu makan
yang menurun/hilang, (3) kurang aktif berenang, dan kerapkali diikuti oleh gangguan
keseimbangan, (4) pendarahan berbagai ukuran kulit, (5) erosi pada sirip, (6) exophthalmos
(protrusi bola mata, popeye condition) dan (7) asites yang disertai oleh sisik yang
mengalami protrusi.

Universitas Gadjah Mada

FURUNKULOSIS
Etiologi
Aeromonas salmonicida (gram negatif).
Spesies Ikan yang terserang
Salmonida, terutama yang hidup di daerah Atlantik (Atlantic salmon) dan kadang
kadang ikan-ikan lain yang hidup di daerah air tawar dan air laut. Ikan dari segala umur
dapat terserang.
Cara penularan
Kontak dengan ikan sakit, air yang tercemar, alat perlengkapan tambak dan melalui
telur yang terinfeksi. Sebagai faktor predisposisi adalah temperatur air yang tinggi kadar
oksigen yang rendah dan tambak yang sangat padat.
Gejala klinik
Ikan muda, terutama Atlantic salmon akan terlihat berwarna lebih gelap, anoreksia,
berkumpul di sekitar saluran pembuangan dan kolam dan kerapkali berakhir dengan
kematian.
Perubahan makroskopik
Pada stadium awal akan terlihat kebengkakan fokal pada daerah subkutan, yang
kerapkali mengalami ulserasi dan akhirnya membentuk kavitasi. Terlihat juga adanya
petechiae pada otot; nekrosis pada ginjal, limpa, hati dan otot skelet.
Perubahan mikroskopik
Furunkel terjadi akibat mengumpulnya bakteri yang bersifat fokal di daerah dermis
dan kadang-kadang di daerah epidermis. Bakteri ini akan merangsang terjadinya hiperemia
di daerah subkutis dan dermis yang diikuti oleh edema bercampur fibrin, infiltrasi makrofag
dan sejumlah leukosit polimorfonuklear. Pada bagian tengah dan lesi tersebut akan
terbentuk daerah nekrosis liquifaktif yang disertai oleh deposisi fibrin, kolomsasi bakteri dan
infiltrasi sel radang.
Kontrol
Cegah kontaminasi pada air dan keluarkan semua ikan yang telah terinfeksi.
Pengobatan : Pemberian antibiotikaJantibakteri.

RED SORE DISEASE


(Bacterial Hemorrhagic Septisemia; Septicemia Hemorrhagika)
Etiologi
Aeromonas hydrophila (gram negatif).
Species ikan yang terserang
Berbagai jenis ikan air tawar, termasuk large-mouth bass.

Universitas Gadjah Mada

Cara penularan
Kontak dengan ikan sakit ataupun air yang tercemar bakteri tersebut; dapat pula
melalui ektoparasit.
Gejala klinik
Sebagai faktor predisposisi adalah stres. Penyakit ini dapat dihubungkan dengan
adanya septisemia hemorrhagika. Ikan akan berwarna Iebih gelap disertai oleh adanya
daerah hemorrhagik yang merah irreguler pada permukaan tubuh dan dasar sirip; terlihat
pula adanya asites.
Perubahan makroskopik
Hemorrhagik pada kulit dan dasar sirip; hemorrhagik pada organ viseral; bidang
irisan ginjal dan limpa mengeluarkan cairan kental; asites.
Perubahan Mikroskopik
Terlihat adanya nekrosis dan reduksi daerah hemopoietik pada ginjal dan limpa;
nekrosis daerah mukosa usus; nekrosis fokal pada otot jantung, hati, gonade dan pancreas.
Terlihat juga adanya ulserasi yang disertai oleh hemorrhagik yang ekstensif pada dermis.
Kontrol
Perbaikan sanitasi lingkungan, terutama pengurangan polutan organik dan
penyesuaian temperatur.
Pengobatan
Pemberian antibiotik secara parenteral (oleh karena nafsu makan/minum hilang)

PSEUDOMONIASIS
Etiologi
Pseudomonas fluorescens (gram negatif).
Species ikan yang terserang
Terutama ikan air tawar dan kadang-kadang ikan air Taut.
Cara penularan
Kontak dengan ikan sakit ataupun lingkungan yang tercemar. Faktor predisposisi
meliputi lingkungan yang tercemar dan tambak yang sangat padat
GejaIa klinik
Penyakit ini biasanya sulit dibedakan dari red sore disease dan dapat dihubungkan
dengan gejala septisemia hemorrhagika akibat bakteri yang bersifat akut ataupun kronis.
Gejala yang paling sering terlihat adalah perdarahan (ukuran besar) pada kulit, yang diikuti
oleh angka kematian yang tinggi.

Universitas Gadjah Mada

Perubahan makroskopik
Hemorrhagik pada kulit, kongesti dan perdarahan pada daerah viseral. Pada kasus
kronis akan terlihat adanya peritonitis fibrinosa. Ikan famili cyprinidae akan menunjukkan
adanya asites.
Perubahan mikroskopik
Perubahan yang paling menyolok adalah pada kulit dan jaringan hemopoietik. Pada
stadium awal akan terlihat hiperemia dan edema pada kulit mencakup epidermis dan dermis.
Perubahan ini akan diikuti oleh ulserasi yang dapat meluas sampai ke otot di bawahnya.
Limpa dan ginjal akan memperlihatkan adanya ruptur pada melanomacrophage center dan
nekrosis pada elemen hematopoietik Terlihat juga adanya makrofag yang mengandung
granula melanin pada ginjal dan kadang-kadang pada darah perifer. Pada kasus kronis,
perubahan yang terlihat biasanya hanya pada kulit.
Kontrol
Perbaikan sanitasi lingkungan, kualitas air dan kurangi kepadatan ikan dalam kolam.
Pengobatan
Pemberian antibiotika (misalnya oksitetrasiklin) per oral ataupun per injeksi (infra
peritoneal) (misalnya kanamisin).
VIBRIOSIS
Etiologi
Vibrio anguillarum (gram negatif).
Species ikan yang terserang
Terutama pada ikan air laut, tetapi telah dilaporkan juga pada ikan air tawar.
Cara penularan
Sumber utama penularan vibriosis adalah ikan carrier dalam lingkungan tambak.
Dapat juga terjadi penularan secara tidak langsung melalui invertebrata yang hidup di dalam
lingkungan tambak tersebut
Gejala klinik
Anoreksia, kulit akan berwarna lebih gelap, lalu diikuti oleh kematian yang mendadak.
Ikan dewasa dapat memperlihatkan adanya kulit yang berwama gelap, yang dapat
mengalami ulserasi. Dapat juga terlihat adanya exophtalmus, asites ataupun tanpa gejala
sama sekali.
Perubahan makroskopik
Pada ikan turbot dan salmon yang muda akan terlihat adanya edema periorbital dan
asites.
Pada stadium akut, ikan dewasa akan memperlihatkan adanya kulit yang
membengkak, lebih gelap dan dapat melanjut menjadi ulser. Limpa tampak membesar dan
Universitas Gadjah Mada

nekrotik; ginjal dapat memperlihatkan adanya nekrosis; peritoneum bagian viseralis dan
parientalis akan menunjukkan adanya petechiae. Jantung menunjukkan adanya hemorrhagik
fokal; insang akan lebih pucat. Pada infeksi kronis, akan terlihat adanya lesi granulomatosa
pada kulit; insang akan tampak pucat; pentoneum bagian viseralis dan parietalis akan
mengalami adhesi fibrinosa. Mata akan menunjukkan adanya kekeruhan pada cornea yang
biasanya melanjut menjadi ulserasi; daps juga ditemukan adanya asites.
Perubahan miroskopik
Pada kasus perakut, akan ditemukan adanya cardiac myopathy; ginjal dan limpa
akan terlihat nekrosis; edema periorbital. Kasus akut akan memperlihatkan adanya sel
radang pada subkutis. Hati akan mnunjukkan adanya nekrosis fokal.
Pada limpa dan ginjal akan dijumpai adanya nekrosis dan berkurangnya bagian hemopoietik;
pada ginjal dapat ditemukan adanya nekrosis pada glomeruli dan tubuli. Pada kasus kronis,
akan dijumpai adanya anemia hemolitika. Terlihat juga adanya makrofag yang mengandung
hemosiderin pada melanomakrophage center limpa dan ginjal.
Kontrol
Vaksinasi dan seleksi genetik.
pengbatan
Pemberian antibiotika.
EMPHYSEMATOUS PUTREFACTIVE DISEASE OF CAT FISH
(EPDC; Penyakit Putrefaktif Emfisematosa pada Lele)
Penyakit ini ditemukan pada ikan yang hidup di air yang tercemar bahan-bahan
organik
Etiologi
Edwardsiella tarda (gram negatif).
Spesies ikan yang terserang
Ikan lele; famili Ictaluridae; Cyprinidae dan Anguillidae.
Cara penularan
Penularan dapat terjadi secara langsung melalui kontak dengan ikan sakit atau tidak
langsung melalui air yang tercemar ikan sakit ataupun urine dan feces manusia yang
mengandung kuman tersebut.
Gejala klinik
Tidak tersifat, anoreksia
Perubahan makroskopik
Terlihat adanya foki nekrotik pada kulit, peritonitis fibrinosa dan nekrosis pada hati
dan ginjal. Di samping itu, hati ditutupi juga oleh eksudat fibrinus; pada otot dan ginjal dapat
ditemukan adanya gas yang berbau.
Universitas Gadjah Mada

Perubahan mikroskopik
Terlihat adanya fokal nekrosis pada otot, jaringan hemopoietik dan hati. Terlihat juga adanya
peritonitis fibrinosa yang disertai oleh infiltrasi sel radang.
Kontrol
Perbaikan higiene lingkungan, kualitas air dan kurangi kepadatan ikan dalam tambak.
Pengobatan
Antibiotik yang sesuai.
RED MOUTH DISEASE
Etiologi
Yersinia ruckeri (gram negatif).
Spesies ikan yang terserang
Salmonidae; Rainbow trout.
Cara penularan
Kontak dengan ikan sakit atau carrier. Dapat juga melalui air yang air yang tercemar
ikan sakit.
Gejala klinik
Ikan terlihat lesu/gerakannya lamban; kulit tampak lebih gelap; epithel rahang
(terutama bagian bawah), palatum dan operculum tampak merah dan dapat berkembang
menjadi ulsher.
Perubahan makroskopik
Lesi pada mulut meliputi erosi, hemorrhagik dan ulcer; mukosa intestinum tampak
mengalami nekrosis.
Perubahan mikroskopik
Lesi pada daerah mulut meliputi hiperemia, hemorrhagik fokal, edema dan nekrosis
pada pembuluh darah dermal. Epidermis daerah mulut terlihat mengalami degenerasi
hidropik ataupun ulserasi. Limpa dan ginjal akan mengalami nekrosis pada jaringan
hemopoetik; peritoneum terlihat hemorrhagik mukosa intestinum menunjukkan adanya
nekrosis.
Kontrol
Tingkatkan sanitasi.
Pengobatan
Antibiotik (oksitetrasildin, khloramfenikol) ataupun sulfa.

Universitas Gadjah Mada

COLUMNARIS DISEASE (BACTERIAL GILL DISEASE)


Etiologi
Flexibacter columnaris (gram negatif)
Spesies ikan yang terserang
Ikan air tawar.
Cara penularan
Melalui kontak langsung dengan ikan sakit ataupun air yang tercemar oleh bakteri
tersebut
Gejala klinik
Infeksi dapat bersifat perakut, akut ataupun kronis. Temperatur air (sekitar 18C) dm
virulensi dan bakteri sangat berpengaruh terhadap berat/ringannya penyakit ini. Gangguan
pernafasan yang disertai oleh protrusi operculum. Insang tampak kotor dan biasanya diikuti
oleh kematian.
Perubahan makroskopik
Kulit di daerah kepala dan belakang dan insang menunjukkan adanya plaque
berwarna putih dan menonjol yang disertai oleh daerah hiperemia di bagian perifer. Insang
terlihat mengalami nekrosis dan kongesti. Lesi pada kulit dapat melanjut menjadi ulser dan
hemorrhagik.
Perubahan mikroskopik
Epidermis terlihat mengalami degenerasi hidropik, nekrosis dan ulserasi. Nekrosis
dapat meluas ke arah dermis dan lesi tersebut biasanya dikelilingi oleh daerah hemorrhagik.
Kontrol
Perbaikan sanitasi lingkungan dan kualitas air, tingkatkan kadar oksigen, turunkan
temperatur tambak dan kontrol kandungan bahan organik air.
Pengobatan
Pemberian antibiotik. Sanitasi air tambak biasanya akan membantu mengurangi
kematian. dari ikan
PEDUNCLE DISEASE (COLD WATER DISEASE)
Biasanya ditemukan pada temperatur yang relatif rendah, sekitar 4 sampai 12C
sehingga penyakit ini disebut juga sebagai cold water disease.
Etiologi
Flexibacter psychrophila (gram negatif).
Spesies ikan yang terserang
Salmonidae (muda).
Cara penularan
Kontak langsung dengan ikan sakit ataupun air yang tercemar oleh bakteri tersebut.
Universitas Gadjah Mada

Gejala klinik
Tidak ada yang tersifat. Kematian pada kasus akut dapat mencapai 50%.
Perubahan makroskopik
Terbatas pada sirip, kulit dan otot terlihat adanya busuk sirip dan furunkulosis.
Perubahan mikroskpik
Kulit terlihat mengalami nekrosis disertai oleh ulserasi yang prosesnya berjalan
lambat; terlihat juga adanya hiperplasia epitel.
Kontrol
Tingkatkan temperatur air.
Pengobatan
Pemberian antibiotik bersama pakan.

BACTERIAL KIDNEY DISEASE


Etiologi
Renibacterium salmoninaris (gam positif).
Spesies ikan yang terserang
Salmonidae; brook trout (infeksi berat); rainbow trout (jarang).
Cara penularan
Secara percobaan dapat ditularkan melalui luka pada kulit Penyakit ini diperkirakan
dapat ditularkan secara vertikal.
Gejala klinik
Proses penyakit berlangsung kronis. Dapat ditemukan adanya exophthalmus, kulit
yang lebih gelap; perdarahan pada dasar sirip pektoralis.
Perubahan makroskopik
Ginjal terlihat pucat, mengandung noduli atau granuloma ukuran kecil berwarna putih
Lesi yang sama dapat juga ditemukan pada hati dan limpa Perubahan lain yang terlihat
adalah asites.
Perubahan mikroskopik
Pada ginjal dapat ditemukan adanya lesi granulomatosa; insang menunjukkan
adanya lesi proliferatif. Pada sel-sel hemopoietik ginjal dapat ditemukan adanya makrofag
yang mengandung bakteri.
Kontrol
Tingkatkan sanitasi pakan ataupun lingkungan.
Pengobatan
Pemberian eritromisin atau antibiotik lain yang sesuai dapat menekan terjadinya
kematian.

Universitas Gadjah Mada

NOKARDIOSIS
Etiologi
Nocardia asteroides (gram positif, positif lemah terhadap pengecatan tahan asam).
Spesies ikan yang terserang
Ikan di daerah tropis; beberapa ikan air tawar, termasuk rainbow trout dan chinook
salmon.
Cara penularan
Tidak diketahui secara pasti
Gejala klinik
Anoreksia, emasiasi, distensi cavum oris dan pembesaran abdomen.
Perubahan makroskopik
Granuloma di dalam cavum oris yang tumbuh dan organ-organ viseral; kadangkadang terlihat adanya granuloma yang difus pada mesenterium. Granuloma biasanya
mengandung bakteri.
Kontrol
Tidak ada yang bersifat spesifik
Pengobatan
Pemberian antibiotika yang sesuai untuk bakteri gram positif, walaupun hasilnya
kerap kali kurang memuaskan.
TUBERKULOSIS
Etiologi
Mycobacterium marinum dan Mycobacterium fortuitum (gram positif, tahan asam).
Spesies ikan yang terserang
Semua spesies dapat terserang. Paling banyak pada ikan air laut dan kadangkadang ikan air tawar.
Cara penularan
Biasanya oleh karena mengkonsumsi ikan sakit atau air/bahan yang tercemar oleh
ikan sakit Penyakit ini dapat ditularkan secara vertikal, terutama pada spesies ovoviviparous.
Kulit yang luka memudahkan masuknya bakteri.
Manusia juga peka terhadap M. marinum sehingga tuberkulosis pada ikan digolongkan juga
sebagai penyakit yang bersifat zoonosis.
Gejala klinik
Sangat bervariasi. Kerapkali terlihat adanya emasiasi, ulserasi, sirip busuk, warna
kulit yang gelap, deformitas pada vertebrae, anoreksia dan exopthalmus.

Universitas Gadjah Mada

Perubahan makroskopik
Terlihat adanya tuberkel miliaris pada hati, ginjal dan limpa. Organ-orang dapat juga
terserang.
Perubahan mikroskopik
Penyakit ini menyebabkan lesi yang karakteristik untuk radang granulomatosa; lesi
tersebut ditandai oleh adanya daerah nekrosis di bagian sentral yang dikelilingi oleh limfosit,
netrofil, makrofag dan kadang-kadang giant pada penyakit yang berlangsung lama, maka di
bagian luar dari lesi tersebut terlihat kapsul jaringan ikat.
Kontrol
Cegah pemberian pakan yang tercemar oleh ikan sakit. Ikan sakit harus
dimusnahkan dan peralatan harus disterilisasi.
Pengobatan
Dapat diobati dengan antibiotik. Pada kondisi lapangan, ikan/kelompok ikan
terserang tuberkulosis cenderung untuk dimusnahkan.

ULCER DISEASE (PENYAKIT ULSER)


Etiologi
ophiluspiscium (gram negatif).
Spesies ikan yang terkena
Paling banyak ditemukan pada brook trout; jenis lain yang terserang brown trout dan
rainbow trout.
Cara penularan
Tidak diketahui secara pasti. Mungkin melalui ikan carrier.
Gejala klinik
Tidak ada yang tersifat.
Perubahan makroskopik
Kulit (epidermis) menunjukkan adanya ulser yang dibatasi oleh tepi yang berwarna
putih. Ulser dapat juga ditemukan pada mulet dan sirip. Tanda-tanda septisemia meliputi
hemorrhagik dapat juga ditemukan pada berbagai organ.
Kontrol
Hindari ikan carrier.
Pengobatan
Pemberian antibiotik yang sesuai biasanya memberikan hasil yang memuaskan.

FLAVOBACTERIOSIS
Etiologi
Flavobacterium sp. (gram negatif).
Universitas Gadjah Mada

10

Spesies ikan yang terserang


Ikan air tawar dan ikan air laut.
Cara penularan
Kontak langsung dengan ikan sakit, dapat juga melalui ektoparasit yang mengandung
bakteri tersebut.
Gejala klinik
Dapat terlihat gejala syaraf (jika bakteri telah mengeluarkan neurotoksin).
Perubahan makroskopik
Lesi yang berbentuk perdarahan ataupun nekrosis dapat ditemukan pada berbagai
organ sehubungan dengan adanya gejala septisemia hemorrhagika Di samping itu, dapat
juga ditemukan adanya lesi granulomatosa pada sistem syaraf pusat dan alat-alat viseral.
Kontrol
Tingkatkan sanitasi.
Pengobatan
Pemberian antibiotika untuk mengatasi septisemia hemorrhagika; pada bentuk
granulomatosa, cara yang cukup berhasil adalah desinfeksi Iingkungan dan mengeluarkan
ikan sakit.
PASTEURELOSIS
Etiologi
Pasteurella piscicida (gram negatif).
Spesies ikan yang terserang
Terutama ikan laut; kejadiannya jarang.
Perubahan patologik
Dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ yang berhubungan dengan septisemia
hemorrhagika.
Kontrol
Tidak ada yang khusus. Hindari kontak dengan ikan sakit
Pengobatan
Pemberian antibiotika yang sesuai.

TAlL AND FIN ROT (BUSUK EKOR DAN SIRIP)


Etiologi
Meliputi beberapa jenis bakteri, yaitu Pseudomonas sp., Aeromonas sp. Dan
Flexibacter sp.
Sebagai faktor predisposisi adalah temperatur yang sangat rendah, lingkungan yang
kotor, kadar oksigen yang rendah dan kelemahan umum akibat penyakit lainnya.
Universitas Gadjah Mada

11

Perubahan patologik
Daerah ekor dan sirip ekor atau sirip-sirip lainnya akan mengalami nekrosis dan
ulserasi.
Kontrol
Tingkatkan sanitasi.
Pengobatan
Pemberian antibiotika yang sesuai.

Universitas Gadjah Mada

12

DIAGNOSIS PENYAKIT BAKTERIAL PADA IKAN

Diagnosis penyakit baktenal pada ikan dapat didasarkan atas gejala klinik dan
perubahan patologik yang timbul. Diagnosis definitif hendaklah didasarkan atas isolasi dan
identifikasi kuman penyebab penyakit tertentu. Di samping itu, diagnosis penyakit bakterial
dapat juga dilakukan dengan uji imunohistokimia, misalnya teknik antibodi monokional, atau
imunoperoksidase untuk mendeteksi patogen pada jaringan abnormal. Pada berbagai
laboratorium diagnostik digunakan juga teknik finger printing, hibridasasi, polymerase chain
reaction (FUR) untuk mendeteksi DNA bakteri untuk memperjelas diagnosis dan mekanisme
suatu penyakit.
Bakteri yang mampu menimbulkan penyakit pada ikan hampir selalu di dalam
lingkungan tempat ikan itu hidup dan pada permukaan tubuh ikan. jarang terjadi secara
spontan. Biasanya merupakan akibat sekunder penyebab lainnya yang menyebabkan ikan
lebih peka terhadap infeksi kuman tertentu. Stres dan infeksi parasit adalah dua faktor
predisposisi penyakit bakterial yang terpenting. Stres dapat ditimbulkan oleh temperatur air
yang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah; pH yang rendah; kadar oksigen terlarut yang
rendah pakan dengan kualitas dan/atau kuantitas yang kurang memadai.
Pendekatan dalam melakukan diagnosis penyakit bakterial pada ikan hendaklah
dimulai dengan mengeliminasi faktor penyebab yang berhubungan kualitas air atau faktor
lingkungan lainnya yang mungkin dapat menjadi penyebab kematian dari ikan. Kemudian
disusul dengan mengeliminasi kemungkinan adanya parasit (ekto dan endo). Jika kualitas air
dan lingkungan baik, demikian juga tidak ada parasit, maka dapatlah diarahkan terhadap
kemungkinan adanya infeksi bakteri.
Untuk kepentingan diagnostik, dibutuhkan minimum 3 sampai 5 ekor ikan kelompok
yang diduga mengalami suatu penyakit tertentu. Contoh ikan yang diambil hendaklah dipilih
dari ikan-ikan yang hampir mati. ikan yang telah mati jangan dipakai untuk kepentingan
pemeriksaan mikrobiologis, khususnya bakteriologik oleh karena proses pembusukan yang
cepat setelah kematian don bahkan menjelang kematian.
Ikan yang masih hidup dapat dibunuh dengan cara dekapitasi ataupun dengan
pemberian anastetikum dosis tinggi, misalnya ether ataupun chloroform.
Hati dan ginjal adalah organ-organ utama yang dipakai untuk mengisolasi bakteri.
Jaringan jaringan tersebut hendaklah (tiambil dari ikan yang dibunuh dan bukan dari ikan
yang telah mati. Untuk mendapatkan obat yang cocok, maka biasanya dilakukan uji
sensitifitas terhadap antibiotik.
Cara pengobatan pada ikan
Pemberian obat pada ikan daat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

Universitas Gadjah Mada

13

a. Dicampur dengan air kolam obat dilarutkan dengan kadar tertentu. ya kadar 0,005%
setera dengan 50 ppm
b. Ikan dicelupkan dalam suatu bak khusus (dipping).
c. Di campur dengan makanan.
d. Obat diberikan melalui suntikan (parenteral) per intra muscular (LM.) ataupun per
intrapentoneal (ip).
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengobatan dengan antibiotik pada ikan adalah
kemungkinan adanya residu di dalam jaringan pada saat dikonsumsi oleh manusia ataupun
kemungkinan adanya resistensi oleh karena pemakaian antibiotik yang tidak tepat.
Vaksinasi pada ikan
Vaksinasi pada ikan yang banyak dikerjakan di lapangan adalah terhadap Vibriosis
yang disebabkan oleh bakteri Vibrio anguillarum; Furunkulosis yang disebabkan oleh
Aeromonas salmonicida; Red sore disease (Bacterial hemorrhagic disease) yang
disebabkan oleh Aeromonas hydrophila; Red mouth disease yang disebabkan oleh Yersinia
ruckery.
Teknik vaksinasi pada ikan dapat dilakukan dengan cara pemberian secara spray,
rendam (dipping), infiltrasi hiperosmotik dan melalui suntikan per peritoneal.

Universitas Gadjah Mada

14

Anda mungkin juga menyukai