Anda di halaman 1dari 5

Etiologi Cleft

Penyebab pasti dari celft masih tidak diketahui pada kebanyakan kasus. Walaupun
keturunan memainkan peran dalam pembentukan cleft, namun cleft bibir dan palatum tidak
hanya disebabkan dari penyakit gen tunggal. Cleft bersifat memiliki penyebab yang
multifaktorial dengan beberapa faktor tambahan.
Pada kebanyakan kasus cleft, tidak ada satu faktor pun yang dapat diidentifikasikan
sebagai penyebab. Sebelumnya harus dibedakan antara isolated cleft (tidak berhubungan
dengan sindrom lain) dan cleft associated with other birth disorder or syndrome (cleft yang
berhubungan dengan sindrom lain). Syndrome adalah sekelompok ciri fisik, perkembangan,
atau sikap yang muncul bersamaan. Dari kebanyakan kasus, ditemukan sekitar 15% syndromic
cleft dan 50% non-syndromic cleft.
Untuk non-syndromic cleft, faktor-faktor yang diperkirakan berperan dalam terjadinya
cleft adalah sebagai berikut:
1. Faktor genetic atau herediter (20%-30%)

Bukan terjadi hanya karena single gen, melainkan karena interaksi antara gn-gen
individu.
Terjadinya cleft karena hal-hal berikut:
a) Kesalahan dalam masa peralihan dalam suplai darah pada masa embrio, juga
faktor dari ibu yang dapat memberikan ketidakkebalan embrio terhadap terjadinya
cleft.
b) Adanya abnormalitas kromosom yang menyebabkan terjadinya malformasi
congenital yang multiple.
c) Adanya tripel sindrom yang termasuk juga cleft di rongga mulut yang diikuti
anomaly congenital lain.
2. Faktor lingkungan atau non-genetik

a) Defisiensi nutrisi
Kekurangan atau kelebihan vitamin A dan defisiensi vitamin riboflavin dapat
menyebabkan cleft
b) Radiasi
c) Zat kimia atau obat-obatan
Pemberian aspirin, kortison, insulin pada kehamilan trimester pertama dapat
menyebabkan cleft. Selain itu juga pemakaian obat-obatan teratogenik seperti
thalidomide, phenytoin, penggunaan kafein, dan injeksi steroid.

d) Hipoksia
Kadar oksigen menurun akibatnya oksigen yang diperlukan pertumbuhan jaringan
mesenkim menjadi berkurang sehingga terjadi cleft.
e) Virus
f) Stress/ trauma mental
Menyebabkan fungsi korteks adrenal terangsang untuk melepaskan sekresi
hidrokortison dan menyebabkan adanya malformasi
g) Mekanik atau obstruksi fisik
h) Anemia malnutrisi (pada ibu)
i) Infeksi pada kehamilan trimester pertama yang dapat mengganggu fetus
j) Kecanduan alcohol
k) Gangguan tambahan pada faktor pertumbuhan atau reseptornya yang mungkin
terlibat dalam kegagalan fusi, yaitu fibroblast growth factor, transforming growth
factor-B, platelet-derived growth factor, dan epidermal growth factor.
Embriologi Cleft
Untuk mengetahui mekanisme terjadinya cleft palate, kita harus mengetahui embriologi
bibir, hidung, dan palatum. Waktu terjadinya yaitu pada minggu ke lima dan kesepuluh usia
janin.

Pada minggu kelima, terdapat dua linggir yang tumbuh cepat, yaitu lateral and medial
nasal swelling, yang terdapat disekitar nasal vestige. Lateral swelling membentuk alae nasal.
Medial swelling membentuk 4 area: 1) bagian tengah hidung; 2) bagian tengah bibir atas; 3)
bagian tengah maksila; 4) keseluruhan palatum primer. Bersamaan dengan perkembangan nasal
swelling, maxillary swelling mendekati medial dan lateral nasal swelling tetapi tetap terpisah
melalui groove.
Selama 2 minggu ke depan, tampilan wajah berubah. Maxillary swelling terus tumbuh
ke arah medial dan menekan medial nasal swelling menuju midline. Kemudian kedua swelling
ini menyatu satu sama lain bersamaan dengan maxillary swelling di sebelah lateral. Sehingga,
bibir atas terbentuk oleh 2 medial nasal swelling (kanan-kiri) dan 2 maxillary swelling.
Dua medial swelling menyatu tidak hanya pada permukaan namun juga pada level lebih
dalam. Struktur yang terbentuk oleh penyatuan 2 swelling ini disebut intermaxillary segment
yang terdiri atas 3 komponen: 1) komponen labial; 2) komponen rahang atas yang terdiri atas 4
insisif; 3) komponen palatal yang terdiri atas triangular primary palate. Di atasnya
intermaxillary segment, berlanjut dengan nasal septum yang dibentuk oleh frontal prominence.
Dua shelflike outgrowth dari maxillary swelling yang membentuk secondary palate
(palatum sekunder). Palatine shelves tampak pada minggu ke enam dan tumbuh turun ke bawah
kedua sisi lidah. Pada minggu ketujuh, palatine shelves tersebut naik untuk memperoleh posisi
horizontal di atas lidah , sehingga membentuk secondary palate.
Pada anterior, anterior palatine shelves bergabung dengan triangular primary palate, dan
terbentuklah foramen insisvus dari pertemuan tersebut. Pada saat yang bersamaan nasal septum
tumbuh ke bawah dan bergabung dengan permukaan superior dari palatum yang baru saja
terbentuk. Palatine shelves tersebut, bersatu dengan primary palate, dan menyatu sisi kanan dan
kirinya pada minggu ketujuh dan kesepuluh.
Celft dari primary palate terjadi karena gagalnya mesoderm penetrasi ke groove diantara
prosesus medial nasal dan maxillary, sehingga mereka gagal bersatu. Cleft pada secondary
palate terjadi karena kegagalan palatine shelves bergabung satu dengan yang lainnya.
Penyebabnya masih spekulatif dan termasuk kegagalan lidah untuk turun ke rongga mulut.

Referensi:

Berkowitz, Samuel. The Cleft Palate History. 1994. Quiintessence.

M, Michael. Ghali, GE. Larsen, P. Waite, P. Peterson's Principle of Oral and


Maxillofacial Surgery. 2nd ed. BC Decker, London, 2004.

Anda mungkin juga menyukai