Anda di halaman 1dari 2

Proses Operatif

A. Persiapan Pasien
1. Menerima operan pasien dari bangsal
2. Klarifikasi identitas pasien dan rencana tindakan yang akan dilakukan
3. Pasien dibawa ke ruang operasi
4. Pasien diberi anestesi oleh perawat atau dokter spesialis anestesi
B. Persiapan Tim Medis
1. Tim operatif terdiri dari dokter spesialis bedah, asisten bedah, bagian
instrumen dan bagian anestesi.
2. Tim operatif menggunakan topi bedah dan sepatu.
3. Tim operatif melakukan cuci tangan sebagai tindakan asepsis,
menggunakan jas operasi dan sarung tangan steril.
C. Persiapan Instrumen dan Ruangan
1. Ruang operasi, operation table, alat suction, lampu operasi dan oksigen
bila perlu.
2. Instrumen bedah :
a) Pinset Chirurgis
b) Pinset Anatomis
c) Gunting Jaringan
d) Gunting Benang
e) Bisturi / Mess
f) Scapel
g) Klem Arteri Lurus
h) Klem Arteri Bengkok
i) Klem Kocker
j) Klem Duk
k) Jarum Lepas :
1. Cutting
2. Tapper
l) Jarum Atraumatic
m) Needleholder
n) Bengkok
o) Hag (Langen back)
p) Korentang
3. Bahan Habis Pakai
a) Benang Polysorb 2/0
b) Sarung Tangan Steril
c) Betadine 10%
d) NaCl
e) Alkohol 70%
f) Kassa
D. Proses Operatif

1. Pasien diberikan regional anestesi (RA)


2. Pasien dipasang kateter urine
3. Lokasi yang akan disayat dicuci atau dibersihkan dengan alkohol 70%,
kemudian diberikan antiseptik (betadine 10%) dengan arah dari dalam ke
luar.
4. Daerah abdomen pasien ditutup dengan duk steril, kecuali bagian yang
akan disayat (drapping).
5. Daerah kulit abdomen

pasien

dilakukan

pengetesan

dengan

menggunakan pinset chirurgis.


6. Dokter spesialis bedah memulai pembedahan dengan menggunakan
bisturi/mess + scapel.
7. Pertama dilakukan insisi pada lapisan kulit paling luar (kutis), kemudian
dilanjutkan sampai lapisan subkutis, fasia, muscullus dan peritonium
8. Daerah kongenital yang terkena hernia inguinalis lateralis diambil
kemudian dipotong dan daerah peritonium (leher hernia) dijahit dengan 3
jahitan menggunakan polysorb 2/0.
9. Kemudian bersihkan dengan NaCl
10. Lapisan fasia kemudiaan ditutup kembali dan dijahit sebanyak 5 jahitan.
11. Area kulit yang akan ditutup kembali dibersihkan telebih dahulu
antiseptik (betadine 10%).
12. Kemudian luka sayatan ditutup kembali dan lapisan subkutis dijahit
sebanyak dengan jahitan subkutikuler.
13. Setelah luka tertutup rapat dengan jahitan kemudian bersihkan dengan
NaCl.
14. Luka ditutup dengan kassa kering 1 buah, kemudian tutup kembali
dengan hepafix.
15. Instrumen dirapikan kembali.
16. Pasien dipindahkan ke blankar kemudian diobservasi di ruang observasi.
17. Dilakukan penilaian bromage scale (spinal anestesi) dengan penilaian :
a) 15 menit pertama pasien tidak mampu menggerakkan kaki dengan
nilai 3.
b) 15 menit kedua pasien mampu menggerakkan jari kaki dengan nilai
2.
c) 15 menit ketiga pasien mampu memfleksikan lutut dengan nilai 1.
Setelah 15 menit ketiga dan pasien mampu memfleksikan lututnya (1)
maka pasien sudah dapat dipindahkan ke bangsal.

Anda mungkin juga menyukai