Singkatnya, masalah penelitian adalah adanya gap atau kesenjangan antara harapan
dengan kenyataan, teori dengan praktek, yang seharusnya dengan yang terjadi. Salah satu
langkah paling penting dalam penelitian adalah penentuan permasalahan. Pemecahan
(problematic) adalah suatu penelitian lebih dititik beratkan pada sesuatu yang
dipermasalahkan sehingga harus dibedakan dengan permasalahan (subjec). Satu hal yang
harus disadari ialah bahwa pada hakikatnya suatu permasalahan tidak pernah berdiri
sendiri dan terpisah dari faktor-faktor lain. Permasalahan dapat merupakan variabel yang
menjadi tema pokok penelitian, dapat pula berupa kasus yang menjadi fokus suatu
penelitian. Suatu variabel atau suatu kasus akan diangkat menjadi permasalahan
penelitian jika terjadi kesenjangan antara kenyataan dan seharusnya dari variabel atau
kasus tersebut. Perumusan masalah dalam penelitian disebut research problem atau
dikenal juga dengan istilah pertanyaan penelitian (research question) yang digunakan
untuk menjadi panduan dalam menyusun instrument penelitian. Pertnyaan research
problem ini disusun setelah peneliti melakukan pembatasan masalah, sehingga
pertanyaan penelitian terfokus pada masalah yang iongin dibuktikan atau diteliti lebih
lanjut.
Ada beberapa persyaratan dalam menyusun research problem:
1. Pertanyaan harus sesuai dengan metode penelitian yang digunakan (pada penelitian
kuantitatif biasanya menggunakan kalimat Tanya apakah, seberapa besar, dan lain-lain
yang berorientasi hasil, sedangkan pada penelitian kualitatif biasanya menggunakan
kalimat Tanya bagaimana, mengapa, dan lain-lain yang berorientasi pada proses).
2. Pertanyaan harus layak dan dapat diteliti sebagai upaya untuk mencari jawaban/ solusi
(feasible).
3. Jawaban bersifat critical incidence artinya dapat member kontribusi bagi
pengembangan ilmu (minimal bagi peneliti).
4. Bisa diukur, bersifat konseptual (ada teori yang dapat dijadikan acuan), sehingga dapat
diukur (measurable) dan mudah dilaksanakan (manageable).
Berdasarkan level of explanation suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk
rumusan masalah yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
1. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti
untuk mengungkapkan atau memotret situasi social yang akan diteliti secara menyeluruh,
luas, dan mendalam.
2. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
membandingkan antara konteks social atau domain satu dibandingkan dengan yang lain.
3. Rumusan masalah asosiatif aatau hubungan adalah rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi social atau domain satu dengan
yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif I dibagi menjadi tiga yaitu hubungan simetris,
kausal, dan reciprocal atau interaktif. Hubungan simetris adalah hubungan suatu gejala
yang munculnya bersamaan sehingga bukan meupakan hubungan sebab akibat atau
interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab dan akibat. Selanjutnya,