Anda di halaman 1dari 7

3/25/2012

Pemanfaatan radiasi nuklir


radiasi nuklir dimanfaatkan pada
berbagai macam bidang kegiatan,
karena radiasi nuklir mempunyai
beberapa sifat yang sangat
menguntungkan.
Radiasi nuklir yang dimanfaatkan
pada umumnya berasal dari
radioisotop yang yang sudah
ditentukan sesuai dengan keperluan.

Beberapa sifat yang menguntungkan pada


pemanfaatan radioisotop (radiasi nuklir)
adalah sebagai berikut :
Radiasi nuklir dapat menembus benda padat,
sehingga radiasi nuklir dapat untuk melihat
keadaan dalam benda padat tersebut. Sifat ini
banyak dimanfaatkan pada teknik radiografi dan
teknik gauging.
Radiasi nuklir yang berasal dari radioisotop
bersifat selektif, artinya radiasi nuklir sifatnya
tidak berubah walaupun telah mengalami proses
kimia maupun proses fisika. Sifat selektif ini
banyak dimanfaatkan dalam teknik perunut atau
tracing.

Radiasi nuklir pendeteksiannya


sangat peka, walaupun
keberadaannya hanya dalam
beberapa atom radioaktif saja
diantara jutaan atom yang terdapat
dalam benda padat, cair atau gas.

Radiasi nuklir yang dipancarkan


dari sumber radioisotop
mempunyai sifat yang khusus
(radiasi Alpha, Beta, Gamma dan
sinar-X), waktu paronya dan
energi radiasi yang dipancarkan.

Radiasi nuklir dapat mengubah


sifat-sifat bahan yang dikenai
radiasi. Kemampuan mengubah
sifat bahan ini dimanfaatkan untuk
proses kimia, fisika dan biologi
untuk mendapatkan sifat bahan
yang lebih baik.

Proses kehilangan energi radiasi akibat


berinteraksi dengan suatu bahan.
Sifat dan jenis radiasi nuklir yang
dimanfaatkan.

Radioisotop tertentu tidak akan


sama waktu paronya dan energi
radiasinya dengan radioisotop
lainnya. Sifat radioisotop yang
sangat khusus ini dipakai sebagai
tanda pengenal unsur radioaktif,

Akibat interaksi radiasi nuklir dengan suatu


bahan adalah sebagai berikut :
Jenis bahan perisai yang digunakan untuk
kepentingan proteksi radiasi.

3/25/2012

PROSES PELURUHAN ZAT


RADIOAKTIF :

Beberapa jenis radiasi mengalami


proses peluruhan :
Radiasi Alpha :

Proses peluruhan zat radioaktif sebenarnya


adalah proses alami dari suatu zat radioaktif
atau radioisotop dalam rangka
keseimbangan menuju kepada energi
dasarnya (ground state energy).

Radiasi ini pada umunya terjadi pada


elemen berat, yaitu atom yang nomor
massanya besar (mohon dilihat sistim
periodik / tabel berkala) yang tenaga
ikatnya rendah, yaitu tenaga ikat antara
elektron dan inti atomnya rendah.

Radiasi Alpha umumnya diikuti juga


peluruhan radiasi Gamma. Atom yang
mengalami peluruhan radiasi Alpha, nomor
massanya akan berkurang 4 dan nomor
atomnya berkurang 2
sehingga radiasi Alpha disamakan dengan
pembentukan inti Helium yang bermuatan
listrik 2 dan bermassa 4. Contoh peluruhan
Plutonium menjadi Uranium
94Pu239
2He4
+ 92U235
( 2He4 = radiasi Alpha ).

Radiasi Beta Negatif ( b - ) :

Radiasi Beta Positif ( b + ) :

Radiasi ini sama dengan pancaran


positron (elektron positif) dari inti
atom. Peluruhan ini terjadi pada
inti yang kelebihan proton.
Pancaran positron dapat terjadi
bila perbedaan energi antara inti
semula dengan inti hasil
perubahan (reaksi inti) sama
dengan 1,02 MeV.

Radiasi Beta Negatif disamakan dengan


pemancaran elektron dari inti atom.
Bentuk radiasi ini terjadi pada inti yang
kelebihan elektron dan umumnya juga
disertai dengan radiasi Gamma. Pada
radiasi Beta Negatif, nomor atom akan
bertambah 1, sedangkan nomor massanya
tetap. Contoh peluruhan radiasi Beta
Negatif adalah :
56Ba140 -1e0 + 57La140
(1e0 = elektron negatif )

Pemanfaatan radiasii nuklir dalam


bidang industri
Sumber radiasi nuklir dari zat
radioaktif atau radioisotop.
Radioisotop diperoleh dari reaktor
nuklir yang khusus memproduksi
radioisotop pada reaktor riset, yang
terdapat di reaktor nuklir Bandung,
reaktor nuklir Serpong.

3/25/2012

. Teknik

Sifat-sifat radioisotop yang menguntungkan


telah dibahas di muka, antara lain
kemampuannya dapat menembus bahan,
pendeteksiannya yang sangat peka dan
radioisotop bersifat selektif, banyak
digunakan dalam bidang industri.
Pemanfaatan radiasi nuklir dalam bidang
industri antara lain :
Teknik Radiografi.
Teknik gauging.

Teknik Perunut atau Teknik


Tracing.
Teknik perunut atau teknik tracing adalah satu
cara yang paling efektif untuk merunut suatu
proses industri. Sebelum teknik perunut dengan
zat radioaktif dikenal orang, cara merunut
sebenarnya sudah lama dikenal dalam proses
industri, yaitu dengan cara konvensional memakai
zat kimia berwarna yang digabungkan dengan
secara paksa pada molekul (senyawa) yang akan
dirunut. Cara konvensional ini pada saat ini sudah
tidak dipakai lagi, karena ada kekurangannya,
antara lain disebabkan :

Radioisotop yang digunakan dapat dipilih yang


mempunyai waktu paro panjang, sehingga tidak
mempengaruhi analisis selama proses
berlangsung.
Radioisotop walaupun dalam jumlah sedikit, tapi
dapat dideteksi dengan peralatan / detektor
nuklir yang sangat peka.
Radioisotop yang digunakan bisa dari senyawa
yang sama dengan senyawa yang akan dirunut,
sehingga sepenuhnya bisa menyatu dengan
senyawa yang dirunut selama proses
berlangsung

Radiografi.

Sebagai sumber radiasi pada


umumnya adalah :
Sumber radiasi sinar-X.
Sumber radiasi sinar Gamma.
Sumber radiasi neutron.

Senyawa perunut (zat kimia) yang digabungkan


secara paksa pada senyawa yang akan dirunut,
seringkali tidak selalu satu alur atau sukar
bergabung dengan senyawa yang dirunut,
sehingga seringkali menyulitkan dalam
mengikuti dan menganalisisnya.
Senyawa perunut (zat kimia) yang ditambahkan
ke dalam senyawa yang akan dirunut karena
sukar bergabung, maka jumlahnya harus relatif
banyak, sehingga kemungkinan pengaruhnya
terhadap senyawa yang dirunut harus
diperhatikan.

Radioisotop radiasinya dapat


menembus bahan dan
wadahnya, sehingga dapat diikuti
dari luar selama proses
berlangsung tanpa menghentikan
prosesnya.

3/25/2012

contoh pemakaian teknik


perunut dalam bidang industri

Penelitian pencampuran
Gerakan komponen dalam
proses laju aliran.
Waktu tinggal (residence time).

Efisiensi dalam produksi

Pemakaian teknik perunut radioaktif pada


saat ini terus berkembang dengan pesat,
karena banyak manfaat yang diperoleh
terutama dalam hal penghematan waktu
(karena proses dan hasilnya segera bisa
diketahui), penghematan tenaga kerja yang
berarti menekan biaya produksi.

Teknik perunut dalam industri


pupuk TSP
Untuk mengetahui kesempurnaan
pencampuran pada industri petrokimia,
misalnya industri pupuk TSP (Triple Super
Posphate). Dengan teknik perunut ini
sangat membantu peningkatan produksi
pupuk, karena bisa ditentukan berapa
jumlah bahan-bahan yang dimasukkan ke
pengumpan secara tepat agar diperoleh
produksi TSP terbaik. Untuk lebih jelasnya
dapat diikuti uraian secara garis besar
sebagai berikut :

Untuk dapat melakukan teknik analisis aktivasi


neutron dengan baik, diperlukan pengertian
dasar tentang analisis spektrum radiasi
Gamma. Analisis spektrum radiasi Gamma
pada prinsipnya adalah mendeteksi radiasi
Gamma yang masuk ke detektor khusus untuk
spektromeri Gamma, kemudian mencari berapa
besar energinya radiasinya serta berapa waktu
paronya. Berdasarkan data energi radiasi dan
waktu paronya, dapat ditentukan unsur
radioaktifnya.

Tempat berlangsungnya reaksi kimia atau


pencampuran antara bubuk batuan posfat dan
asam posfat adalah wadah berbentuk contong
atau cone mixer . Dari atas dimasukkan bubuk
batuan fosfat halus dan akan bertemu dengan
asam posfat yang dimasukkan dari samping.
Asam posfat dimasukkan dengan tekanan dan
keluar melalui nozzle dengan posisi sudut
tertentu supaya menyembur ke arah bawah
membentuk gerakan berputar yang disebabkan
karena tekanan dan gaya gravitasi.

Untuk mengetahui pencampuran sudah sempurna atau


belum, diteliti dengan teknik perunut. Radioisotop yang
digunakan sebagai perunut adalah La140 dalam bentuk
larutan La140Cl3 yang dimasukkan ke dalam bubuk batuan
posfat. Kemudian sampel diambil dari beberapa tempat
(bagian) belt conveyor ( titik A, B, dan C), lalu dilakukan
pendeteksian radiasi yang timbul dari radioisotop yang
terdapat pada sampel-sampel tersebut. Apabila hasil
cacah radiasi relatif sama, maka pencampuran boleh
dikatakan sudah baik. Apabila cacah radiasinya belum
sama, maka perlu ditinjau kembali pengaturan kecepatan
pencampurannya

3/25/2012

Skema pencampuran TSP dengan cone mixer dan belt


conveyor

Teknik Analisis Aktivasi Neutron.

slurry

plastis

solid

Pengambilan sampel
A

hasil TSP

Tampang lintang belt conveyor dan pengambilan


sampel.

Teknik analisis aktivasi neutron termasuk


analisis tak merusak dan hasil analisis dapat
diketahui dengan cepat. Teknik analisis
aktivasi neutron adalah suatu cara analisis
unsur yang didasarkan pada pengukuran
radioaktivitas imbas bila suatu cuplikan (bahan,
sampel) diiradiasi dengan neutron. Hampir
semua unsur dapat menjadi unsur radioaktif
bila bereaksi dengan neutron.

Radioaktivitas imbas yang terjadi ditentukan


oleh jumlah inti radioisotop tersebut dalam
cuplikan, jumlah neutron per detik (fluks
neutron) yang melewati cuplikan, tampang
lintang aktivasi radioisotop pada distribusi
energi tertentu, umur paro radioisotop dan
waktu irradiasi.

Jadi, cara kerjanya adalah memanfaatkan


radiasi neutron yang mengubah unsur yang
semula tidak aktif menjadi unsur radioaktif.
Reaksi yang terjadi pada umumnya adalah
reaksi (n, ),

Sedangkan untuk mengetahui unsur aslinya


(sebelum menjadi radioaktif), nomor massa
unsur radioaktif dikurangi dengan nomor
massa neutron, jadilah nomor massa unsur
yang dicari, sesuai dengan radiasi berikut :
ZXA
+ 0n1
00 +
ZXA+1
unsur radioaktif, nomor ma ssanya dikurangi nomor massa neutron
yang sama dengan satu, akan didapat
nomor massa unsur yang dicari ( ZXA ).

Untuk dapat melakukan teknik analisis aktivasi


neutron dengan baik, diperlukan pengertian dasar
tentang analisis spektrum radiasi Gamma.
Analisis spektrum radiasi Gamma pada prinsipnya
adalah mendeteksi radiasi Gamma yang masuk ke
detektor khusus untuk spektromeri Gamma,
kemudian mencari berapa besar energinya
radiasinya serta berapa waktu paronya.
Berdasarkan data energi radiasi dan waktu
paronya, dapat ditentukan unsur radioaktifnya.

3/25/2012

Irradiasi sampel (cuplikan)


Untuk itu, perlu diperhatikan beberapa hal
yang berkaitan dengan teknik pengaktivan
neutron, yaitu :
Bila sampel berupa padatan, maka sampel harus dibuat
sehomogen mungkin dengan cara penggerusan,
pengayakan dan pengeringan. Keadaan sampel dan
standart harus sama.
Sampel dan standart diusahakan mempunyai wadah,
bentuk senyawa kimia dan letak geometri yang sama.
Sampel harus dijaga agar tidak sampai menimbulkan
kontaminasi ke lingkungan, detektor dan peralatan
lainnya.

Untuk dapat melakukan radiasi terhadap sampel (cuplikan)


dengan baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
Fasilitas irradiasi :
Sumber radiasi neutron untuk meradiasi sampel (cuplikan)
dapat dipilih berdasarkan keadaan dimana analisis dilakukan,
maksudnya apabila pekerjaan analisis berada dekat dengan
reaktor nuklir, maka dipilih sumber radiasi langsung dari reaktor
nuklir. Apabila letak analisis jauh dari fasilitas reaktor nuklir,
maka radiasi dapat menggunakan sumber neutron isotropik.
Sumber radiasi neutron dapat juga menggunakan akselerator.
Wadah irradiasi :
Wadah untuk sampel sedapat mungkin terbuat dari bahan
kuarsa atau bahan polietilen, agar tidak terpengaruh oleh
radiasi neutron. Usahakan agar wadah benar-benar bersih,
sehingga tidak terjadi kontaminasi terhadap sampel (cuplikan).
Waktu irradiasi :

Spektrometri Gamma :
Lama (waktu) irradiasi ikut menentukan hasil
radioaktivitas imbas, oleh karena itu perlu diperhatikan
lama peradiasian dan besar fluks neutron yang
digunakan. Apabila fluks neutron stabil, waktu
irradiasi relatif tidak terlalu berpengaruh.
Radioaktivitas imbas tidak berubah walaupun waktu
irradiasi ditambah, karena radioaktivitas sudah
mencapai titik jenuh.
Selain dari pada itu, perlu juga diperhatikan apabila
radioaktivitas imbas mempunyai waktu paro pendek.
Bila waktu paronya pendek, maka kecepatan
pengeluaran dari irradiator ikut mempengaruhi hasil
pencacahan.

Setelah sampel (cuplikan) selesai diiradiasi,


selanjutnya siap dilakukan pencacahan dengan
peralatan spektrometri Gamma. Untuk melakukan
pencacahan dengan spektrometri, perlu diingat
bahwa peral`atan-peralatan : detektor (detektor
sintilasi / semikonduktor), preamplifier, counter,
multi channel analyzer / single channel analyzer
dan printer sudah terangkai sesuai prosedur untuk
spektrometri Gamma. Selain dari pada masalah
peralatan deteksi tersebut, juga perlu
memperhatikan hal-hal berikut ini :

A0

Penentuan efisiensi detektor

Efisiensi detektor perlu ditentukan terlebih


dahulu karena radiasi yang dipancarkan oleh
sumber radiasi bersifat seperti halnya cahaya.
Radiasi Gamma bila diukur pada jarak tertentu,
hanya sebagian saja yang tertangkap oleh
detektor, sedangkan zarah radiasi yang lainnya
hanya lewat begitu saja, sehingga dalam
pencacahan zarah radiasi dikenal pengertian laju
cacah dan aktivitas. Laju cacah dalam hal ini
tidak menggambarkan aktivitas sesungguhnya

t
0693
N A .W .L..
T )
(1 e
B

Efisiensi detektor
Atas dasar ini dikenal pengertian efisiensi
detektor yang ditunjukkan oleh persamaan :

cps
E
100 %
dps .

(E )

dimana :
E = efisiensi detektor.

cps = cacah per sekon.

dps = diintegrasi per sekon.

Y(E) = harga intensitas mutlak sebagai


fungsi energi.

3/25/2012

WC (CC .WS ) / C S

Penentuan radioaktivitas imbas


0

dimana :

.W . L . .
(1 e
B

0693

t
T

. Penentuan radioaktivitas imbas


relatif :
)

A0

= aktivitas imbas pada saat irradiasi


dihentikan, Bq
B
= berat atom induk, g.mol-1.
NA
= bilangan Avogadro, 6,02.1023 mol-1.
L
= kelimpahan isotop induk, dalam fraksi
pecahan.
W
= berat unsur induk, g.

= fluks neutron, cm-2.sekon-1.


= tampang lintang serapan neutron, cm-2.
t
= waktu irradiasi, sekon.
= waktu paro nuklida hasil aktivasi, sekon.

WC (CC .WS ) / CS
dimana :Wc = berat unsur dalam cuplikan, g.

Cc = laju cacah cuplikan,


cacah.sekon-1

Ws = berat unsur dalam standart,


g.

Cs = laju cacah standart, cacah.


sekon-1.

Perlu keahlian,ketelitian

Teknik analisis aktivasi neutron dapat untuk


menganalisis unsur dalam cuplikan secara
serempak yang hasil analisisnya
mempunyai ketelitian yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai