Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
Toksikologi merupakan ilmu yang sangat luas yang mencakup berbagai
disiplin ilmu yang sudah ada seperti Ilmu Kimia, Farmakologi, Biokimia,
Forensik Medicine dan lain-lain. Sampai abad ke-19, dokter, pengacara dan
pelaksana hukum yang dapat dipercaya menyatakan bahwa salah satu tanda atau
gejala keracunan pada seseorang adalah berwarna kehitaman, biru atau berbintik
pada tubuh korban. Pada awal abad ke-18, seorang dokter Belanda, Herman
Boerhoave berteori bahwa berbagai racun mempunyai ciri khas tersendiri terhadap
tubuh dari reaksi yang dihasilkannya.
Racun ialah suatu zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi dan faali,
yang dalam dosis toksik selalu menyebabkan gangguan fungsi tubuh, hal ini dapat
berakhir dengan penyakit atau kematian. Racun dapat masuk ke dalam tubuh
melalui ingesti, inhalasi, injeksi, penyerapan melalui kulit dan pervaginam atau
perektal. Intoksikasi merupakan suatu keadaan dimana fungsi tubuh menjadi tidak
normal yang disebabkan oleh suatu jenis racun atau bahan toksik lain. Salah satu
contohnya pada intoksikasi karbon monoksida dimana terjadi keadaan toksik
sebagai akibat dari terhirup dan terserapnya gas karbon monoksida, dimana
karbon monoksida berikatan dengan hemoglobin dan menggantikan oksigen
dalam darah. Di luar kematian akibat kebakaran, ada sekitar 2700 kematian yang
disebabkan oleh karbon monoksida setiap tahunnya di Amerika Serikat. Sekitar
2000 dari kasus ini adalah bunuh diri dan 700-nya adalah kecelakaan. Pada
kenyataannya seluruh kasus bunuh diri tersebut melibatkan penghirupan gas
buangan mobil.
Kasus di Amerika pada tahun 1991 dimana terdapat 3.022 disebabkan oleh
kasus kokain atau sekitar 45,75%, 2.436 kasus alkohol (36.90%), 2.333 kasus
heroin/morphin (35.3%). Penggunaan alkohol merupakan masalah yang sering
muncul di Amerika Serikat dimana sekitar 40.000 kematian disebabkan
kecelakaan akibat penggunaan alkohol, yang 50% kejadian tersebut dikarenakan
pengemudi yang mabuk dan 60% terjadi pada pejalan kaki.
1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Toksikologi
Toksikologi berasal dari kata Yunani, toxicos dan logos merupakan studi
mengenai perilaku dan efek yang merugikan dari suatu zat terhadap organism atau
mahluk hidup. Dalam toksikologi, dipelajari mengenai gejala, mekanisme, cara
detoksifikasi serta deteksi keracunan pada sistem biologis makhluk hidup.
Toksikologi sangat bermanfaat untuk memprediksi atau mengkaji akibat yang
berkaitan dengan bahaya toksik dari suatu zat terhadap manusia dan
lingkungannya.
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari sumber, sifat serta khasiat
racun, gejala-gejala dan pengobatan pada keracunan, serta kelainan yang
didapatkan pada korban yang meninggal. Toksikologi merupakan ilmu yang
sangat luas yang mencakup berbagai disiplin ilmu yang sudah ada seperti ilmu
kimia, Farmakologi, Biokimia, Forensik Medicine dan lain-lain. Di samping itu
ilmu ini terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu-ilmu lainnya, dan
ini semua pada gilirannya akan menyulitkan kita dalam membuat definisi yang
singkat dan tepat mengenai Toksikologi. Sebagai contoh, menurut Ahli Kimia
Toksikologi adalah ilmu yang bersangkutan paut dengan efek-efek dan
mekanisme kerja yang merugikan dari agent-agent Kimia terhadap binatang dan
manusia. Sedangkan dari para ahli Farmakologi Toksikologi merupakan cabang
Farmakologi yang berhubungan dengan efek samping zat kimia didalam sistem
biologik. Dengan keluasan Toksikologi maka sejumlah besar ahli-ahli dibidang
yang masing-masing turut terlibat dalam Toksikologi dalam bidang yang sesuai
dengan keahliannya.
Toksikologi forensik, adalah penerapan toksikologi untuk membantu
investigasi medikolegal dalam kasus kematian, keracunan maupun penggunaan
obat-obatan. Dalam hal ini, toksikologi mencakup pula disiplin ilmu lain seperti
kimia analitik, farmakologi, biokimia dan kimia kedokteran. Yang menjadi
perhatian utama dalam toksikologi forensik bukanlah keluaran aspek hukum dari
2

investigasi secara toksikologi, namun mengenai teknologi dan teknik dalam


memperoleh serta menginterpretasi hasil seperti: pemahaman perilaku zat, sumber
penyebab keracunan atau pencemaran, metode pengambilan sampel dan metode
analisa, interpretasi data terkait dengan gejala atau efek atau dampak yang timbul
serta bukti-bukti lainnya yang tersedia.
Racun ialah zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi dan fisiologik
yang dalam dosis toksik akan menyebabkan gangguan kesehatan atau
mengakibatkan kematian. Berdasarkan sumber dapat digolongkan menjadi racun
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan; opium, kokain, kurare, aflatoksin. Dari
hewan; bias/toksin ular/laba-laba/hewan laut. Mineral; arsen, timah hitam. Dan
berasal dari sintetik; heroin.
Keracunan makanan didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh
konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan bakteri, parasit, virus,
atau bahan kimia. Gejala-gejala, yang bervariasi dalam derajat dan kombinasi,
termasuk sakit perut, muntah, diare, dan sakit kepala, lebih kasus serius dapat
mengakibatkan mengancam jiwa neurologis, hati, ginjal dan sindrom yang
menyebabkan cacat tetap atau kematian. Organisme dapat mencemari makanan
pada setiap saat selama pengolahan atau produksi. Kontaminasi juga dapat terjadi
di rumah jika makanan tidak benar ditangani atau dimasak. Makanan gejala
keracunan sering termasuk mual, muntah atau diare, yang dapat mulai hanya
beberapa jam setelah makan makanan yang terkontaminasi. Paling sering,
keracunan makanan ringan dan sembuh tanpa pengobatan. Tapi beberapa kasus
yang parah, yang memerlukan rawat inap.
Berdasarkan tempat dimana racun berada, dapat dibagi menjadi racun
yang terdapat di alam bebas, misalnya gas racun di alam, racun yang terdapat di
rumah tangga misalnya deterjen, insektisida, pembersih. Racun yang digunakan
dalam pertanian misalnya insektisida, herbesida, pestisida. Racun yang digunakan
dalam industri laboratorium dan industri misalnya asam dan basa kuat, logam
berat. Racun yang terdapat dalam makanan misalnya CN di dalam singkong,
toksin botulinus, bahan pengawet, zat aditif serta racun dalam bentuk obat

misalnya hipnotik sedatif. Pembagian lain berdasarkan atas kerja atau efek yang
ditimbulkan. Ada racun yang bekerja secara lokal, sistemik dan lokal-sistemik.
---2.2. Etiologi
Kontaminasi makanan dapat terjadi pada setiap saat selama produksi:
penanaman, pembelian bahan makanan atau cocok tanam, pengolahan,
penyimpanan, pengiriman atau mempersiapkan. Kontaminasi silang (transfer
organisme berbahaya dari satu permukaan ke yang lain) sering menjadi
penyebabnya. Hal ini sangat berisiko pada makanan seperti salad atau produk
lainnya, karena makanan ini tidak dimasak, organisme berbahaya tidak hancur
sebelum makan dan dapat menyebabkan keracunan makanan.
Bakteri dapat masuk ke makanan Anda dalam berbagai cara:

Daging atau unggas dapat datang ke dalam kontak dengan bakteri usus
ketika sedang diproses

Air yang digunakan selama tumbuh atau pengiriman dapat berisi binatang
atau kotoran manusia

Makanan yang tidak tepat penanganan atau persiapan


Keracunan makanan lebih sering terjadi setelah makan makanan pinggir

jalan, kantin sekolah, acara makan massal, atau restoran. Sebagian besar kasus
keracunan makanan disebabkan oleh bakteri umum seperti Staphylococcus atau
Escherichia coli (E. coli).
Tabel berikut menunjukkan beberapa kontaminan mungkin, ketika Anda
mungkin mulai merasa gejala dan cara umum organisme menyebar.
Tabel 2.2. Berbagai Jenis Etiologi Kontaminan
Pencemaran
Campylobacter

Timbulnya
gejala

Makanan terpengaruh dan sarana transmisi

2 sampai 5Daging dan unggas. Kontaminasi terjadi selama


hari

pemrosesan jika kotoran hewan menghubungi


permukaan daging.Sumber-sumber lain termasuk
susu yang tidak dipasteurisasi dan air yang

terkontaminasi.
Clostridium

12-72 jam

botulinum

Home-kaleng makanan dengan keasaman rendah,


makanan komersial tidak benar kaleng, ikan asap
atau asin, kentang dipanggang di aluminium foil
dan makanan lainnya disimpan pada suhu hangat
terlalu lama.

Clostridium

8 sampai 16Daging, semur dan gravies. Umumnya menyebar

perfringens

jam

ketika melayani hidangan tidak menyimpan cukup


makanan panas atau dingin makanan terlalu
lambat.

Escherichia coli 1 sampai 8Daging sapi yang terkontaminasi dengan kotoran


(E. coli) O157: hari

selama pembantaian. Menyebar terutama oleh

H7

daging sapi setengah matang. Sumber-sumber lain


termasuk susu yang tidak dipasteurisasi dan sari
apel,

kecambah

alfalfa

dan

air

yang

terkontaminasi.
Giardia lamblia

1 sampai 2Baku, siap saji memproduksi dan air yang


minggu

terkontaminasi. Dapat ditularkan oleh penjamah


makanan yang terinfeksi.

Hepatitis A

28 hari

Baku, siap saji produk dan kerang dari air yang


terkontaminasi. Dapat ditularkan oleh penjamah
makanan yang terinfeksi.

Listeria

9-48 jam

Hot anjing, makan siang daging, susu yang tidak


dipasteurisasi

dan

keju,

dan

produk

baku

dicuci. Dapat menyebar melalui tanah dan air


yang terkontaminasi.
Noroviruses

12 sampai 48Baku, siap saji produk dan kerang dari air yang

(Norwalk-like

jam

terkontaminasi. Dapat ditularkan oleh penjamah

virus)
Rotavirus

makanan yang terinfeksi.


1 sampai 3Baku, siap saji menghasilkan. Dapat ditularkan
hari

Salmonella

oleh penjamah makanan yang terinfeksi.

1 sampai 3Daging mentah atau tercemar, unggas, susu atau


hari

kuning

telur. Selamat

memadai. Dapat

memasak

tidak

melalui

pisau,

ditularkan

memotong permukaan atau penjamah makanan


yang terinfeksi.
Shigella

24 sampai 48Seafood
jam

dan

mentah,

siap

saji

menghasilkan. Dapat ditularkan oleh penjamah


makanan yang terinfeksi.

Staphylococcus

1 sampai 6Daging dan salad siap, saus krim dan krim yang

aureus

jam

dipenuhi kue-kue. Dapat menyebar melalui kontak


tangan, batuk dan bersin.

Vibrio vulnificus 1 sampai 7Baku tiram dan kerang mentah atau setengah
hari

matang, kerang dan remis keseluruhan. Dapat


menyebar melalui air laut yang terkontaminasi.

2.3. Jenis-Jenis Keracunan


2.3.1. Keracunan Botulisme
Botulisme adalah suatu bentuk keracunan yang spesifik, akibat penyerapan
toksin/racun yang dikeluarkan oleh kuman Clostridium botulinum. Toksin
botulinum mempunyai efek yang sangat spesifik, yaitu menghambat hantaran
pada serabut saraf kolinergik dan mengadakan sparing dengan serabut adrenergic,
Toksin mengganggu hantaran saraf di dekat percabangan akhir dan di ujung
serabut saraf. Kuman clostridium botulinum masuk ke dalam tubuh melalui
saluran cerna melalui makanan yang tercemar oleh kuman clostridium. Biasanya
terdapat juga makanan kaleng yang sudah habis masa berlakunya. Angka
kematian akibat keracunan botulisme ini sangat tinggi.

Gejala Klinis
Botulisme dapat bervariasi sebagai penyakit yang ringan sampai dengan
penyakit yang berat dan dapat menimbulkan kematian dalam waktu 24 jam. Bila
gejala timbul lebih cepat, maka keadaannya lebih serius dan berat.
Gejala klinis tersebut dapat berupa:
o Mual dan muntah
o Rasa lemah, pusing dan vertigo (perasaan berputar-putar)
o Rasa kering pada mulut dan tenggorokan, kadang-kadang disertai rasa nyeri
o Gejala neurologis berupa gangguan penglihatan (mata kabur), disfagia,
kelelahan dan diikuti dengan gangguan otot-otot pernafasan.

Penatalaksanaan
Pasien dengan botulisme dapat meninggal karena kegagalan pernafasan.
Tindakan segera yang kita lakukan adalah:
o Menjaga jalan nafas tetap terbuka dan mengontrol vital sign
o Muntahkan korban, bisa dilakukan dengan cara mekanik (menekan reflek
muntah di tenggorokan), atau pemberian air garam.
(Kontraindikasi : cara ini tidak boleh dilakukan pada keracunan zat korosif
(asam/basa kuat, minyak tanah, bensin), kesadaran menurun dan penderita
kejang.
o Bilas Lambung
o Pemberian susu dan air kelapa dapat dipertimbangkan
o Segera rujuk ke RS

2.3.2. Keracunan Insektisida

Insektisida digunakan untuk membasmi bermacam-macam hama (tumbuhan


maupun binatang) khususnya hama serangga yang dijumpai dalam kehidupan
manusia. Insektisida digunakan di negara-negara dunia ini untuk melindungi
tanaman dari kerusakan.
Walaupun dalam jumlah dan ukuran kecil tetapi insektisida jelas menimbulkan
keracunan pada manusia. Insektisida yang sering menyebabkan keracunan antara
lain:

2.3.2.1.

Insektisida

Golongan

Organofosfat

(Cholinesterase

Inhibitor

Insecticides)
Insektisida golongan penghambat kolinesterase sangat toksis dan insiden
keracunan oleh bahan ini cenderung meningkat karena senyawa organofosfat
banyak digunakan sebagai bahan pengganti untuk DDT, setelah pelarangan DDT
di beberapa negara.
Yang termasuk senyawa organofosfat misalnya paration, malation, systox,
TEPP, HEPP, OMPA, sedangkan yang lain adalah golongan carbonates misalnya
dimethan dan matacil. Insektisida ini bekerja dengan menghambat dan
mengaktivasikan enzim asetilkolinesterase. Enzim secara normal menghancurkan
asetilkolin yang dilepaskan oleh susunan saraf pusat, ganglion otonom, ujungujung

saraf

parasimpatis

dan

ujung-ujung

saraf

motorik

hambatan

asetilkolinesterase menyebabkan tertumpuknya sejumlah besar asetilkolin pada


tempat-tempat tersebut.

Gejala Klinis
Gejala klinis biasanya muncul dalam 2 jam setelah kontak. Gejalanya antara
lain:
o nyeri kepala, mata miosis, kekacauan mental, bronchokonstriksi, hipotensi,
8

o Kejang yang diikuti dengan penurunan kesadaran dan depresi pernafasan


o Penglihatan kabur, kejang perut,mual, muntah dan diare
o Perangsangan kelenjar sekretoris menyebabkan rinorea, hipersalivasi, banyak
keringat
o Pada kulit menimbulkan gatal-gatal atau dapat menimbulkan ekzem

Penatalaksanaan
o Cegah kontak selanjutnya misal melepaskan pakaian, cuci kulit yang
terkontaminasi
o Bilas lambung bila racun tertelan
o Beri atropin
o Kontrol vital sign
o Segera rujuk ke rumah sakit terdekat

2.3.2.2. Insektisida Golongan Chlorinated


Organokhlorin atau disebut Chlorinated hydrocarbon terdiri dari
beberapa kelompok yang diklasifikasi menurut bentuk kimianya. Yang paling
populer dan pertama kali disinthesis adalah Dichloro-diphenyl-trichloroethan
atau disebut DDT. Insektisida golongan Chlorinated ini dibagi menjadi 3 golongan
antara lain:
1. Cyclodienes

: Aldrin, Chlordan, Dieldrin, Heptachlor,

endrin, Toxaphen, Kepon, Mirex.


2. Hexachlorocyclohexan

: Lindane

3. Derivat Chlorinated-ethan

: DDT

Gejala Klinis
Gejala permulaan keracunan akut adalah
o rasa mual dan muntah,
o sakit kepala, pusing, gelisah, tremor dan kelemahan.
9

Gejala ini berkembang dengan cepat dan terjadi :


o hipereksitabilitas susunan saraf pusat secara umum dengan delirium dan
kejang klonik atau tonik.
Fase ini kemudian diikuti oleh depresi yang progresif, paralysis, koma dan
kematian
Penatalaksanaan
o Control vital sign
o Bilas lambung
o Muntahkan bila perlu
o Rujuk ke rumah sakit
2.3.3. Keracunan Jengkol (Pithecolobium lobatum)
Jengkol sering menimbulkan gejala keracunan. Yang menyebabkan keracunan
tersebut ialah asam jengkol, yaitu suatu asam amino yang mengadung belerang
yang dapat diisolasi dari biji jengkol (Pithecolobium lobatum). Timbulnya
keracunan tidak bergantung dari jumlah biji jengkol yang di makan dan apakah
jengkol itu dimakan mentah atau di masak lebih dahulu. Demikian juga tidak ada
hubungan dengan muda atau tuanya biji jengkol yang di makan. Van Veen dan
Hyman berkesimpulan bahwa timbulnya gejala keracunan tergantung dari
kerentanan seseorang terhadap asam jengkol.

Gejala Klinis
Gejala yang timbul disebabkan oleh hablur (kristal) asam jengkol yang
menyumbat tractus urinarius. Keluhan pada umumnya timbul dalam waktu 5-12
jam setelah memakan jengkol. Keluhan yang tercepat 2 jam dan yang terlambat 36
jam sesudah makan biji jengkol.
Gejala yang terjadi dapat berupa:

10

o Merasa nyeri perut, kadang-kadang disertai muntah


o Adanya serangan kolik pada waktu berkemih
o Volume air kemih juga berkurang bahkan sampai terjadi anuria. Kadangkadang terdapat hematuria.
o Nafas dan urine berbau jengkol.

Penatalaksanaan
o Jika gejala penyakit ringan (muntah, sakit perut/pinggang saja) penderita
tidak perlu dirawat, cukup dinasehati untuk banyak minum serta memberikan
natrium bikarbonat saja. Atau pasien bisa dianjurkan untuk meminum
minuman bersoda seperti cola, dll.
o Bila gejala penyakit berat (oliguria, hematuria, anuria dan tidak dapat
minum) penderita perlu dimuat dan diberi infus natrium bikarbonat dalam
larutan glukosa 5% dengan dosis 2-5 mEq/KgBB selama 4-8 jam
o Antibiotik jika ditemui infeksi sekunder
o Anjuran untuk tidak memakan jengkol

2.3.4. Keracunan Singkong (Manihot utilissima)


Bagian yang dimakan dari tumbuhan singkong atau cassava ialah umbi, akar
dan daunnya. Baik daun maupun umbinya, mengandung suatu glikosida
cyanogenik, artinya suatu ikatan organik yang dapat menghasilkan racun biru atau
HCN (cyanida) yang bersifat sangat toksik. Zat glikosida ini diberi nama
Linamarin.
Penyebab keracunan singkong adalah asam cyanida yang terkandung
didalamnya. Bergantung pada jenis singkong kadar asam cyanida berbeda-beda.
Namun tidak semua orang yang makan singkong menderita keracunan. Hal ini
disebabkan selain kadar asam cyanida yang terdapat dalam singkong itu sendiri,
juga dipengaruhi oleh cara pengolahannya sampai di makan. Diketahui bahwa

11

dengan merendam singkong terlebih dahulu di dalam air dalam jangka waktu
tertentu, kadar asam cyanida (HCN) dalam singkong akan berkurang oleh karena
HCN akan larut dalam air.
HCN adalah suatu racun kuat yang menyebabkan asfiksia. Asam ini akan
mengganggu oksidasi (pengakutan O2) ke jaringan dengan jalan mengikat
enzyme sitokrom oksidasi. Oleh karena adanya ikatan ini, 02 tidak dapat
digunakan oleh jaringan sehingga organ yang sensitif terhadap kekurangan 02
akan sangat menderita terutama jaringan otak. Akibatnya akan terlihat pada
permukaan suatu tingkat stimulasi daripada susunan saraf pusat yang disusul oleh
tingkat depresi dan akhirnya timbul kejang oleh hypoxia dan kematian oleh
kegagalan pernafasan. Kadang-kadang dapat timbul detak jantung yang ireguler.
Dosis letal (mematikan) dari HCN adalah 60-90 mg. Waktu kerja HCN akan
semakin cepat jika HCN ditelan pada saat lambung kosong dimana kadar asam
lambung sangat tinggi.

Gejala Klinis
Biasanya gejala akan timbul beberapa jam setelah makan singkong. Gejala
keracunan singkong ini antara lain:
o Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah dan diare.
o Sesak nafas, takikardi, cyanosis dan hipotensi
o Perasaan pusing, lemah, kesadaran menurun dari apatis sampai koma.
o Renjatan (kejang)
o Syok.

Penatalaksanaan
Pengobatan harus dilakukan secepatnya. Penatalaksanaannya antara lain:
12

o Bila makanan diperkirakan masih ada di dalam lambung (kurang dari 4


jam setelah makan singkong), dilakukan pencucian lambung atau
membuat penderita muntah.
o Natrium thiosulfat 30% (antidotum) sebanyak 10-30 ml secara intravena
perlahan. Sebelumnya dapat diberikan amil nitrit secara inhalasi.
o Bila timbul cyanosis dapat diberikan 02.
o Beri 10 cc Na Nitrit 5 % iv dalam 3 menit
Beri 50 cc Na Thiosulfat 25 % iv dalam 10 menit.
o Bila gejala sangat berat, bawa ke Rumah Sakit.

2.3.5. Keracunan Minyak Tanah


Karakteristik Minyak Tanah :
Minyak tanah (kerosene) merupakan cairan bahan bakar yang jernih, tidak
berwarna, tidak larut dalam air, berbau, dan mudah terbakar. Termasuk dalam
golongan petrolium terdistilasi hidrokarbon. Memiliki berat jenis 0,79. Titik didih
163oC 204oC, titik beku 54oC.

Efek Toksik Minyak Tanah


-

Efek pada paparan akut minyak tanah :


o Kontak kulit : kering, dapat iritasi, menyebabkan rash
o Absorbsi kulit : jarang
o Kontak mata : iritasi, dapat menyebabkan kerusakan permanen

o Inhalasi

: iritasi, sakit kepala, pusing, mengantuk, intoksikasi

o Ingesti

: sakit kepala, pusing, mengantuk, intoksikasi

Efek pada paparan kronis minyak tanah :

13

o Secara umum : kulit pecah-pecah, dermatitis, kerusakan hepar/kelenjar


adrenal/ginjal, dan abnormalitas eritrosit

Insiden Intoksikasi Minyak Tanah :


o Terutama pada anak-anak < 6 tahun. Khususnya pada negara-negara
berkembang.
o Daerah perkotaan > daerah pedesaan
o Pria > wanita
o Umumnya terjadi karena kelalaian orang tua

Patofisiologi :
Efek toksis terpenting dari minyak tanah adalah pneumonitis aspirasi.
Studi pada binatang menunjukkan toksisitas pada paru > 140 x dibanding pada
saluran pencernaan. Aspirasi umumnya terjadi akibat penderita batuk atau muntah.
Akibat viskositas yang rendah dan tekanan permukaan, aspirat dapat segera
menyebar secara luas pada paru. Penyebaran melalui penetrasi pada membran
mukosa, merusak epithel jalan napas, septa alveoli, dan menurunkan jumlah
surfactan sehingga memicu terjadinya perdarahan, edema paru, ataupun kolaps
pada paru. Jumlah < 1 ml dari aspirasi pada paru dapat menyebabkan kerusakan
yang bermakna. Kematian dapat terjadi karena aspirasi sebanyak + 2,5 ml pada
paru (pada lambung + 350 ml). Selain itu, jumlah 1 ml/kg BB minyak tanah dapat
menyebabkan depresi CNS ringan sedang, karditis, kerusakan hepar, kelenjar
adrenal, ginjal, dan abnormalitas eritrosit. Namun efek sistemik tersebut jarang
karena tidak diabsorbsi dalam jumlah banyak pada saluran pencernaan. Minyak
tanah juga diekskresikan lewat urine.

14

Tanda / Gejala Klinis :


Gejala dan tanda klinis utamanya berhubungan dengan saluran napas,
pencernaan, dan CNS. Awalnya penderita akan segera batuk, tersedak, dan
mungkin muntah, meskipun jumlah yang tertelan hanya sedikit. Sianosis, distress
pernapasan, panas badan, dan batuk persisten dapat terjadi kemudian. Pada anak
yang lebih besar mungkin mengeluh rasa panas pada lambung dan muntah secara
spontan. Gejala CNS termasuk lethargi, koma, dan konvulsi.
Pada kasus yang gawat, pembesaran jantung, atrial fibrilasi, dan fatal
ventrikular fibrilasi dapat terjadi. Kerusakan ginjal dan sumsum tulang juga
pernah dilaporkan. Gejala lain seperti bronchopneumonia, efusi pleura,
pneumatocele,

pneumomediastinum,

pneumothorax,

dan

subcutaneus

emphysema.
Tanda lain seperti rash pada kulit dan dermatitis bila terjadi paparan pada
kulit. Sedangkan pada mata akan terjadi tanda-tanda iritasi pada mata hingga
kerusakan permanen mata.

Penatalaksanaan
o Monitor sistem respirasi
o Inhalasi oksigen
o Jangan muntahkan korban
o Nebulisasi dengan Salbutamol : bila mulai timbul gangguan napas
o Antibiotika : bila telah timbul infeksi, tidak dianjurkan sebagai profilaksis
o Hidrokortison : dulu direkomendasikan, sekarang jarang dilakukan
o Kumbah lambung dan charcoal aktif (arang): beberapa literatur menolak
penatalaksanaan

dengan

kumbah

lambung,

dengan

alasan

dapat

menyebabkan aspirasi dan kerusakan paru. Sedangkan literatur lain


memperbolehkannya, utamanya bila jumlah yang ditelan cukup banyak,
karena dikhawatirkan terjadi penguapan dari lambung ke paru.
15

o Antasida : untuk mencegah iritasi mukosa lambung


o Pemberian susu atau bahan dilusi lain
o Anus dan perineum harus dibersihkan secepatnya untuk mencegah iritasi
(skin burn) sekunder
o Bila terjadi gagal napas, dapat dilakukan ventilasi mekanik (Positive End
Expiratory Pressure PEEP)

2.3.6. Keracunan Bongkrek


Bongkrek ialah sejenis tempe yang dalam proses pembuatannya di campur
dengan ampas kelapa dan kacang tanah. Sering pada proses pembuatan ini terjadi
kontaminasi dengan Clostridium botalinum suatu kuman anaerob yang
membentuk spora dan Bacterium cocovenenans yang mengubah gliserinum
menjadi racun toksoflavin.

Gejala Klinis
Gejala timbul setelah 12-48 jam. Biasanya sekaligus beberapa anggota suatu
keluarga terkena. Kematian bisa timbul dari 1 -8 hari. Gejala intoksikasi yaitu :
o Pusing, diplopia, anorexia
o Merasa lemah, ptosis, strabismus
o Kesukaran bernafas, menelan atau berbicara.

Penatalaksanaan
o Kontrol Vital Sign
o Bilas Lambung atau muntahkan korban
o Antitoxin yang disertai dengan pemberian glukosa intravena. Pemberian
glukosa intravena ini sebaiknya disertai dengan larutan garam fisiologis
dan plasma. Cairan ini harus diberikan secepatnya bila ada persangkaan.
16

2.3.7. Keracunan Jamur


Jamur merupakan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan dalam melakukan
survival. Rasanya enak dan bentuknya yang khas sangat mudah untuk dikenali.
Jamur biasanya hidup di alam bebas terutama muncul pada waktu musim
penghujan atau tempat lembab lainnya. Walaupun banyak diantaranya yang sudah
dikenal sebagai jenis jamur yang tidak berbahaya dan dapat dimakan atau
digunakan sebagai bahan ramuan obat, tetapi pada umumnya masih tetap
merupakan jenis jamur liar.
Kalau sesekali kita berjalan-jalan di alam bebas dan menemukan jamur, maka
amatilah bentuk dan sifat timbulnya. Bentuk tubuh buah jamur pada umumnya
tersusun oleh bagian bagian yang dinamakan tudung (pileus), bilah (lamellae),
cincin (annulus), batang/tangkai (stipe), cawan (volva), dan akar semu (rhizoids).
Sampai saat ini masih belum diketahui, berapa jenis jamur yang dapat dimakan
serta berapa jenis yang dapat dimakan dan tidak membahayakan.

Gejala Klinis
Gejala klinis keracunan jamur antara lain:
1. Keracunan yang diakibatkan makan jamur, yang mengandung racun muskarin
mempunyai gejala-gejala:
o setelah 5-10 menit si penderita akan mengeluarkan air mata, peluh atau
ludah.
o penyempitan pupil mata, sesak nafas, buang air, pusing,
o lemah, kollaps, koma, diikuti kejang-kejang, apabila tidak segera ditolong
dapat menimbulkan kematian.
17

2. Keracunan akibat racun yang lain, mempunyai gejala-gejala :


o setelah 4-6 jam si penderita akan menjadi haus.
o sakit perut, muntah-muntah dan berak encer, shock, apabila tidak segera
ditolong dapat menimbulkan kematian
Penatalaksanaan
o Muntahkan korban
o Bilas lambung
o Jika berat, kirim ke Rumah Sakit dan diberi antidotum Atopin.

2.4. Faktor Risiko


Sakit setelah makan makanan tercemar tergantung pada organisme, jumlah
paparan, usia dan kesehatan Anda. Kelompok berisiko tinggi meliputi:

Orang dewasa yang lebih tua. Ketika anda beranjak tua, sistem kekebalan
tubuh tidak dapat merespon dengan cepat dan efektif untuk organisme
menular seperti ketika Anda muda.

Ibu hamil. Selama kehamilan, perubahan dalam metabolisme dan sirkulasi


dapat meningkatkan resiko keracunan makanan. Reaksi Anda mungkin
lebih parah saat hamil. Jarang, bayi Anda mungkin sakit juga.

Bayi dan anak-anak muda. sistem kekebalan tubuh mereka belum


sepenuhnya dikembangkan.

Orang dengan penyakit kronis. Memiliki kondisi kronis - seperti diabetes,


penyakit hati atau AIDS - atau menerima kemoterapi atau terapi radiasi
untuk kanker mengurangi respon kekebalan tubuh.

Keracunan makanan sering terjadi dari makan atau minum karena:

Setiap makanan yang disiapkan oleh seseorang yang tidak mencuci tangan
dengan benar

18

Makanan disajikan dengan menggunakan peralatan memasak najis,


talenan, atau alat lainnya

Produk susu atau mayones makanan yang mengandung (seperti kubis atau
salad kentang) yang telah keluar dari lemari es terlalu lama

Makanan beku atau didinginkan yang tidak disimpan pada suhu yang tepat
atau tidak dipanaskan dengan benar

Baku ikan atau kerang

Baku buah atau sayuran yang belum dicuci bersih

Baku sayur atau jus buah dan susu

Kurang matang daging atau telur

Air dari sumur atau sungai, atau air kota atau kota yang belum diobati

Faktor Yang Mempengaruhi Keracunan


1. Cara masuk
----Keracunan paling cepat terjadi jika masuknya racun secara inhalasi. Cara
masuk lain secara berturut-turut melalui intravena, intramuskular, intraperitoneal,
subkutan, peroral dan paling lambat ialah melalui kulit yang sehat.
2. Umur.
----Orang tua dan anak-anak lebih sensitif misalnya pada barbiturat. Bayi
prematur lebih rentan terhadap obat oleh karena ekskresi melalui ginjal belum
sempurna dan aktifitas mikrosom dalam hati belum cukup.
Pakaian. Pada pakaian dapat ditemukan bercak-barcak yang disebabkan oleh
tercecernya racun yang ditelan atau oleh muntahan. Misalnya bercak berwarna
coklat karena asam sulfat atau kuning karena asam nitrat.
Lebam mayat. Warna lebam mayat yang tidak biasa juga mempunyai makna,
karena warna lebam mayat pada dasarnya adalah manifestasi warna darah yang
tampak pada kulit.
Perubahan warna kulit. Pada hiperpigmentasi atau melanosis dan keratosis pada
telapak tangan dan kaki pada keracunan arsen kronik. Kulit berwarna kelabu
kebirubiruan akibat keraunan perak (Ag) kronik (deposisi perak dalam jaringan
19

ikat dan korium kulit). Kulit akan berwarna kuning pada keracunan tembaga (Cu)
dan fosfor akibat hemolisis juga pada keracunan insektisida hidrokarbon dan arsen
karena terjadi gangguan fungsi hati.
Kuku. Keracunan arsen kronik dapat ditemukan kuku yang menebal yang tidak
teratur. Pada keracunan Talium kronik ditemukan kelainan trofik pada kuku.
Rambut. Kebotakan (alopesia) dapat ditemukan pada keracunan talium, arsen, ari
raksa dan boraks.
Sklera. Tampak ikterik pada keracunan dengan zat hepatotoksik seperti fosfor,
karbon tetraklorida. Perdarahan pada pemakaian dicoumarol atau akibat bias ular.

2.5. Gejala Klinis


Ketika Anda mengembangkan gejala tergantung pada penyebab yang tepat
dari keracunan makanan. Jenis yang paling umum dari keracunan makanan
umumnya menimbulkan gejala dalam waktu 2 - 6 jam makan makanan.
Gejala mungkin termasuk:

Perut kram

Diare (mungkin berdarah)

Demam dan menggigil

Sakit kepala

Mual dan muntah

Kelemahan (mungkin serius dan menyebabkan serangan pernapasan,


seperti dalam kasus botulisme)

Hal ini dapat menyebabkan jumlah yang banyak kehilangan cairan yang
berakibat pada dehidrasi. Di negara-negara berkembang di mana epidemi menular
menyebabkan penyakit diare, ribuan orang mati karena dehidrasi.
Seperti telah dijelaskan pada bagian atas, sistem organ lainnya dapat terinfeksi
dan terkena keracunan makanan. Gejala akan tergantung pada apa sistem organ
yang terlibat (misalnya, ensefalopati akibat infeksi otak).
20

2.6. Patofisiologi
Patogenesis diare pada keracunan makanan diklasifikasikan luas menjadi
jenis peradangan atau inflamasi. Peradangan diare disebabkan oleh aksi
enterotoksin pada mekanisme sekresi mukosa dari usus kecil, tanpa invasi. Hal ini
menyebabkan tinja berair volume besar dengan tidak adanya darah, nanah, atau
sakit perut yang parah. Sesekali, dehidrasi yang mendalam dapat terjadi.
Enterotoksin dapat berupa proses sebelum menelan atau diproduksi dalam usus
setelah konsumsi. Contohnya termasuk Vibrio cholerae, enterotoxic Escherichia
coli,

Clostridium

perfringens,

lamblia ,Cryptosporidium,

Bacillus

rotavirus ,

cereus, aureus

norovirus

(genus

organisme, Giardia
Norovirus,

yang

sebelumnya disebut virus Norwalk) dan adenovirus.


Diare inflamasi disebabkan oleh aksi cytotoxin pada mukosa, yang
menyebabkan invasi dan kehancuran. Usus besar atau usus kecil distal umum
yang terlibat. Diare biasanya berdarah, berlendir dan leukosit yang hadir. Pasien
biasanya demam dan mungkin muncul beracun. Dehidrasi kurang mungkin
dibandingkan dengan diare peradangan karena volume tinja lebih kecil. Leukosit
tinja atau feses tes laktoferin positif menunjukkan proses inflamasi, dan lembar
leukosit menunjukkan kolitis.
Kadang-kadang, organisme menembus mukosa dan berkembang biak
dalam jaringan limfatik lokal, diikuti dengan penyebaran sistemik. Contohnya
termasuk Campylobacter jejuni , Vibrio parahaemolyticus, enterohemorrhagic dan
enteroinvasif E coli , Yersinia enterocolitica, Clostridium difficile , Entamoeba
histolytica , dan Salmonella dan Shigella spesies.
Pada beberapa jenis keracunan makanan (misalnya, staphylococci, B
cereus), muntah disebabkan oleh toksin yang bekerja pada sistem saraf
pusat. Sindrom klinis botulisme hasil dari penghambatan pelepasan asetilkolin di
ujung saraf oleh botulinum itu. Mekanisme patofisiologis yang menghasilkan
gejala gastrointestinal akut yang dihasilkan oleh beberapa penyebab keracunan
21

makanan tidak menular (alami zat [misalnya, jamur , jamur payung] dan logam
berat [misalnya, arsenik, merkuri, timbal]) tidak dikenal.
2.7. Diagnosis

Anamnesis tentang makanan yang Anda makan sebelumnya, keluhan.

memeriksa tanda-tanda keracunan makanan, Pemeriksaan fisik dimulai


dengan mengambil tanda-tanda vital pasien (seperti tekanan darah, denyut
nadi dan suhu).Tanda-tanda klinis dehidrasi termasuk kering, kulit tenting,
mata cekung, mulut kering dan kurangnya keringat di ketiak dan pangkal
paha. Pada bayi, selain tanda-tanda dehidrasi halus di atas mungkin
termasuk otot miskin, miskin menyusui, dan fontanel cekung.

Tes dapat dilakukan pada darah rutin, tinja, muntahan, atau makanan yang
dimakan untuk menentukan penyebab dari gejala. Namun, tes mungkin
tidak dapat membuktikan bahwa Anda memiliki keracunan makanan.
mungkin perlu diperiksa kadar elektrolit di dalam darah serta fungsi ginjal
Jika ada kekhawatiran tentang hepatitis, tes fungsi hati dapat dilakukan.

Dalam kasus yang jarang tetapi mungkin serius, mungkin dilakukan


sigmoidoskopi, suatu prosedur dimana sebuah tabung tipis ditempatkan di
anus untuk mencari sumber perdarahan atau infeksi.

Sampel tinja mungkin berguna terutama jika ada kekhawatiran tentang


infeksi yang disebabkan oleh Salmonella, Shigella dan Campylobacter,
terutama terjadi ketika pasien hadir dengan diare berdarah, dianggap
akibat infeksi. Jika ada kekhawatiran tentang infeksi parasit, sampel tinja
dapat diperiksa juga untuk kehadiran parasit.

Tergantung pada penyebab diduga keracunan makanan, ada beberapa tes


imunologi

(misalnya,

deteksi

racun

Shiga)

bahwa

CDC

merekomendasikan. Metode lain dapat digunakan (misalnya, deteksi prion


dalam contoh jaringan).
Diagnosa Kasus Keracunan
Kriteria diagnostik pada keracunan:
22

Anamnesa kontak korban dengan racun

Adanya tanda-tanda serta gejala yang sesuai dengan tanda dan gejala
dari keracunan racun yang diduga

Dari sisa benda bukti, harus dibuktikan bahwa benda bukti tersebut
memang racun yang dimaksud

Dari bedah mayat dapat ditemukan adanya perubahan atau kelainan


yang sesuai dengan keracunan dari racun yang diduga

Analisa kimia atau pemeriksan toksikologik

Kriteria 4 dan 5 adalah kriteria yang terpenting.


2.8. Penatalaksanaan Secara Umum
Pengobatan untuk keracunan makanan biasanya tergantung pada sumber
penyakit, jika diketahui, dan tingkat keparahan gejala. Bagi kebanyakan orang,
penyakit sembuh tanpa pengobatan dalam beberapa hari, meskipun beberapa jenis
keracunan makanan dapat berlangsung seminggu atau lebih. Pengobatan
keracunan makanan dapat termasuk:
Penggantian cairan yang hilang. Cairan dan elektrolit - mineral seperti natrium,
kalium dan kalsium yang menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh Anda hilang untuk kebutuhan diare persisten diganti. Anak-anak dan orang dewasa
yang sangat membutuhkan pengobatan dehidrasi di rumah sakit, di mana
mereka dapat menerima garam dan cairan melalui vena (intravena), bukan
melalui mulut. Hidrasi intravena memberikan tubuh dengan air dan nutrisi
penting jauh lebih cepat daripada larutan oral lakukan.
Antibiotik. Dokter mungkin meresepkan antibiotik jika Anda memiliki
beberapa jenis keracunan makanan bakteri dan gejala yang berat.Keracunan
makanan disebabkan oleh kebutuhan listeria untuk diobati dengan antibiotik
intravena di rumah sakit. Dan pengobatan cepat dimulai, lebih baik. Selama
kehamilan, pengobatan antibiotik yang cepat dapat membantu menjaga infeksi
dari mempengaruhi bayi.
Obat untuk membantu mengontrol mual dan muntah.
23

Obat untuk mengurangi frekuensi diare dapat diindikasikan tetapi jika


keracunan makanan dicurigai, yang terbaik adalah berkonsultasi dengan
praktisi kesehatan sebelum menggunakan obat OTC seperti loperamide
(Imodium), karena dapat menimbulkan masalah lebih lanjut bagi pasien.
Gaya Hidup dan Pengobatan Rumah
Keracunan makanan biasanya akan membaik dengan sendirinya dalam
waktu 48 jam. Untuk membantu menjaga diri Anda lebih nyaman dan mencegah
dehidrasi saat Anda sembuh, coba berikut ini:
Biarkan perut Anda puas. Berhenti makan dan minum selama beberapa jam.
Cobalah mengisap chip es atau menyesap air. Anda juga dapat mencoba minum
soda yang jelas, seperti 7UP atau Sprite atau noncaffeinated minuman
olahraga. Orang dewasa yang terkena dampak harus mencoba untuk minum
setidaknya delapan sampai 16 gelas cairan setiap hari, mengambil kecil, teguk
sering. Anda akan tahu bahwa Anda mendapatkan cukup cairan ketika Anda
buang air kecil secara normal, dan urin Anda jelas dan tidak gelap.
Kemudahan kembali ke makan. Secara bertahap mulai makan hambar, mudah
mencerna makanan, seperti keripik, soda, roti bakar, agar-agar, pisang dan
beras. Berhenti makan jika kembali mual Anda.
Hindari makanan tertentu dan zat sampai Anda merasa lebih baik. Ini termasuk
produk susu, kafein, alkohol, nikotin, dan makanan berlemak atau sangat
berpengalaman.
Banyak istirahat. Penyakit dan dehidrasi mungkin telah membuat Anda lemah
dan lelah.
Jangan gunakan obat anti-diare. Obat dimaksudkan untuk mengobati diare,
seperti loperamide (Imodium, lainnya) dan diphenoxylate dengan atropin
(Lomotil, Lonox), dapat memperlambat penghapusan bakteri atau racun dari
sistem anda dan dapat membuat kondisi Anda lebih buruk.
Berikan anak cairan elektrolit yang dijual di toko obat.

24

Keracunan makanan biasanya akan pulih dari jenis yang paling umum dari
keracunan maknan dalam beberapa hari. Caranya adalah dengan mempertahankan
jumlah yang tepat dari cairan, dan menjaga kondisi tubuh.
Kunci untuk perawatan di rumah adalah mampu menjaga orang yang terkena
dehidrasi. Terapi rehidrasi oral dengan air atau larutan elektrolit seimbang seperti
Gatorade atau Pedialyte biasanya cukup untuk mengisi tubuh dengan
cairan. Seseorang bisa kehilangan sejumlah besar cairan dengan setiap buang air
besar diare, dan cairan yang harus diganti untuk rehydrate. Pasien yang
menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti buang air kecil menurun, pusing , atau
membran mukosa kering, terutama pada yang muda atau tua, akan melihat dokter.

2.9. Pencegahan
Untuk mencegah keracunan makanan, mengambil langkah-langkah berikut
ketika mempersiapkan makanan:

Cuci tangan sesering mungkin, dan selalu sebelum memasak atau


membersihkan. Selalu cuci lagi setelah menyentuh daging mentah.

Bersihkan piring dan peralatan yang punya kontak dengan daging mentah,
unggas, ikan, atau telur.

Gunakan termometer saat memasak. Masak daging sapi untuk setidaknya


160 F, unggas setidaknya 180 F, dan ikan untuk setidaknya 140 F.

Jangan menempatkan daging dimasak atau kembali ikan ke piring yang


sama atau wadah yang memegang daging mentah, kecuali wadah telah
sepenuhnya dicuci.

Segera mendinginkan makanan apapun Anda tidak akan makan. Jauhkan


lemari es diatur ke sekitar 40 F dan freezer Anda pada atau di bawah 0
F. Jangan makan daging, unggas, atau ikan yang telah didinginkan mentah
selama lebih dari 1 sampai 2 hari.

Masak makanan beku untuk waktu penuh dianjurkan pada kemasan.

Jangan menggunakan makanan usang, makanan dikemas dengan segel


rusak, atau kaleng yang menggembung atau penyok.
25

Jangan menggunakan makanan yang memiliki bau yang tidak biasa atau
rasa aneh.

Jangan minum air dari sungai atau sumur yang tidak diobati. Hanya
minum air yang telah diobati atau diklorinasi.

Lain langkah yang harus diambil:

Jika Anda merawat anak-anak muda, cuci tangan Anda sering dan
membuang popok hati-hati sehingga bakteri tidak dapat menyebar ke
permukaan atau orang lain.

Jika Anda membuat makanan kaleng di rumah, pastikan untuk mengikuti


teknik pengalengan yang tepat untuk mencegah botulisme.

Jangan memberi makan madu untuk anak di bawah usia 1 tahun.

Jangan makan jamur liar.

Bila bepergian dimana kontaminasi lebih mungkin, makan hanya panas,


makanan yang baru dimasak.Minum air hanya jika telah direbus. Jangan
makan sayuran mentah atau buah dikupas.

Jangan makan kerang yang telah terkena air pasang merah.

Jika Anda sedang hamil atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang
lemah, jangan makan keju lunak, keju terutama yang lembut diimpor dari
negara di luar Amerika Serikat.

Jika orang lain mungkin makan makanan yang membuat Anda sakit, biarkan
mereka tahu. Jika Anda pikir makanan itu terkontaminasi ketika Anda
membelinya dari toko atau restoran, katakan toko dan departemen kesehatan
setempat.

2.10. Komplikasi
Dehidrasi adalah komplikasi yang paling umum. Hal ini dapat terjadi dari
salah satu penyebab keracunan makanan. Komplikasi yang kurang umum tetapi
lebih serius tergantung pada bakteri yang menyebabkan keracunan makanan. Ini
mungkin termasuk radang sendi, masalah perdarahan, masalah ginjal, kerusakan
26

pada sistem saraf, dan bengkak atau iritasi pada jaringan di sekitar jantung,
bahkan kematian,
Beberapa jenis keracunan makanan memiliki komplikasi yang serius bagi
orang-orang tertentu. Ini termasuk:
Listeria monocytogenes. Komplikasi dari keracunan makanan listeria mungkin
paling berat bagi bayi yang belum lahir. Pada awal kehamilan, infeksi listeria
dapat menyebabkan keguguran. Kemudian pada kehamilan, infeksi Listeria
dapat menyebabkan lahir mati, kelahiran prematur atau infeksi fatal pada bayi
setelah lahir - bahkan jika ibu itu hanya sedikit sakit. Bayi yang bertahan hidup
infeksi listeria dapat mengalami kerusakan jangka panjang neurologis dan
pengembangan tertunda.
Escherichia coli (E. coli). Beberapa strain E. coli dapat menyebabkan
komplikasi yang serius yang disebut sindrom uremik hemolitik. Sindrom ini
merusak

lapisan

pembuluh

darah kecil

pada ginjal,

kadang-kadang

menyebabkan gagal ginjal. Orang dewasa, anak-anak di bawah usia 5 dan


orang dengan sistem kekebalan yang lemah memiliki risiko lebih tinggi
mengalami komplikasi ini. Jika Anda berisiko tinggi sindrom uremik
hemolitik, pergilah ke dokter pada tanda pertama dari diare berlimpah atau
berdarah.
2.11. Prognosis
Kebanyakan orang benar-benar pulih dari jenis yang paling umum dari
keracunan makanan dalam waktu 12 - 48 jam. Komplikasi serius dapat timbul
Namun, dari beberapa jenis keracunan makanan.
Kematian dari keracunan makanan pada orang yang sehat jarang terjadi di
Amerika Serikat.

27

BAB III
KESIMPULAN

3.1. Keracunan makanan didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh


konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan bakteri, parasit,
virus, atau bahan kimia.
3.2. Cara racun masuk kedalam tubuh yaitu peroral (ingesti), inhalasi, parenteral
(injeksi), penyerapan melalui kulit yang sehat atau sakit dan per-rektal atau
pervaginal.
3.3. Mekanisme kerja racun dalam tubuh yaitu bekerja lokal atau setempat (zatzat korosif), yang bekerja secara sistemik (narkotika, karbon-monoksida,
sianida, insektisida) dan racun yang bekerja secara lokal maupun sistemik
(asam oksalat, arsen).
3.4. Diagnosis kasus keracunan dengan : Anamnesa kontak korban dengan
racun, adanya tanda-tanda serta gejala yang sesuai dengan tanda dan gejala
dari keracunan racun yang diduga, dari sisa benda bukti, harus dibuktikan
bahwa benda bukti tersebut memang racun yang dimaksud, dari bedah
mayat dapat ditemukan adanya perubahan atau kelainan yang sesuai dengan
keracunan dari racun yang diduga, analisa kimia atau pemeriksan
toksikologik
3.5. Pengobatan untuk keracunan makanan biasanya tergantung pada sumber
penyakit, jika diketahui, dan tingkat keparahan gejala.

28

DAFTAR PUSTAKA
1. Mansyur. Toksikologi Keamanan Unsur Dan Bidang-Bidang Toksikologi.
htpp://www.freewweb.com.
2. Etam Odah. Keracunan Karbon Monoksida.
(htpp//www.kutaikartanegara.com)
3. http://www.mayoclinic.com/health/food-poisoning/DS00981
4. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001652.htm
(medline plus)
5. http://emedicine.medscape.com/article/175569-overview#showall
(medscape)
6. http://www.medicinenet.com/food_poisoning/article.htm

29

Anda mungkin juga menyukai