PENDAHULUAN
Toksikologi merupakan ilmu yang sangat luas yang mencakup berbagai
disiplin ilmu yang sudah ada seperti Ilmu Kimia, Farmakologi, Biokimia,
Forensik Medicine dan lain-lain. Sampai abad ke-19, dokter, pengacara dan
pelaksana hukum yang dapat dipercaya menyatakan bahwa salah satu tanda atau
gejala keracunan pada seseorang adalah berwarna kehitaman, biru atau berbintik
pada tubuh korban. Pada awal abad ke-18, seorang dokter Belanda, Herman
Boerhoave berteori bahwa berbagai racun mempunyai ciri khas tersendiri terhadap
tubuh dari reaksi yang dihasilkannya.
Racun ialah suatu zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi dan faali,
yang dalam dosis toksik selalu menyebabkan gangguan fungsi tubuh, hal ini dapat
berakhir dengan penyakit atau kematian. Racun dapat masuk ke dalam tubuh
melalui ingesti, inhalasi, injeksi, penyerapan melalui kulit dan pervaginam atau
perektal. Intoksikasi merupakan suatu keadaan dimana fungsi tubuh menjadi tidak
normal yang disebabkan oleh suatu jenis racun atau bahan toksik lain. Salah satu
contohnya pada intoksikasi karbon monoksida dimana terjadi keadaan toksik
sebagai akibat dari terhirup dan terserapnya gas karbon monoksida, dimana
karbon monoksida berikatan dengan hemoglobin dan menggantikan oksigen
dalam darah. Di luar kematian akibat kebakaran, ada sekitar 2700 kematian yang
disebabkan oleh karbon monoksida setiap tahunnya di Amerika Serikat. Sekitar
2000 dari kasus ini adalah bunuh diri dan 700-nya adalah kecelakaan. Pada
kenyataannya seluruh kasus bunuh diri tersebut melibatkan penghirupan gas
buangan mobil.
Kasus di Amerika pada tahun 1991 dimana terdapat 3.022 disebabkan oleh
kasus kokain atau sekitar 45,75%, 2.436 kasus alkohol (36.90%), 2.333 kasus
heroin/morphin (35.3%). Penggunaan alkohol merupakan masalah yang sering
muncul di Amerika Serikat dimana sekitar 40.000 kematian disebabkan
kecelakaan akibat penggunaan alkohol, yang 50% kejadian tersebut dikarenakan
pengemudi yang mabuk dan 60% terjadi pada pejalan kaki.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Toksikologi
Toksikologi berasal dari kata Yunani, toxicos dan logos merupakan studi
mengenai perilaku dan efek yang merugikan dari suatu zat terhadap organism atau
mahluk hidup. Dalam toksikologi, dipelajari mengenai gejala, mekanisme, cara
detoksifikasi serta deteksi keracunan pada sistem biologis makhluk hidup.
Toksikologi sangat bermanfaat untuk memprediksi atau mengkaji akibat yang
berkaitan dengan bahaya toksik dari suatu zat terhadap manusia dan
lingkungannya.
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari sumber, sifat serta khasiat
racun, gejala-gejala dan pengobatan pada keracunan, serta kelainan yang
didapatkan pada korban yang meninggal. Toksikologi merupakan ilmu yang
sangat luas yang mencakup berbagai disiplin ilmu yang sudah ada seperti ilmu
kimia, Farmakologi, Biokimia, Forensik Medicine dan lain-lain. Di samping itu
ilmu ini terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu-ilmu lainnya, dan
ini semua pada gilirannya akan menyulitkan kita dalam membuat definisi yang
singkat dan tepat mengenai Toksikologi. Sebagai contoh, menurut Ahli Kimia
Toksikologi adalah ilmu yang bersangkutan paut dengan efek-efek dan
mekanisme kerja yang merugikan dari agent-agent Kimia terhadap binatang dan
manusia. Sedangkan dari para ahli Farmakologi Toksikologi merupakan cabang
Farmakologi yang berhubungan dengan efek samping zat kimia didalam sistem
biologik. Dengan keluasan Toksikologi maka sejumlah besar ahli-ahli dibidang
yang masing-masing turut terlibat dalam Toksikologi dalam bidang yang sesuai
dengan keahliannya.
Toksikologi forensik, adalah penerapan toksikologi untuk membantu
investigasi medikolegal dalam kasus kematian, keracunan maupun penggunaan
obat-obatan. Dalam hal ini, toksikologi mencakup pula disiplin ilmu lain seperti
kimia analitik, farmakologi, biokimia dan kimia kedokteran. Yang menjadi
perhatian utama dalam toksikologi forensik bukanlah keluaran aspek hukum dari
2
misalnya hipnotik sedatif. Pembagian lain berdasarkan atas kerja atau efek yang
ditimbulkan. Ada racun yang bekerja secara lokal, sistemik dan lokal-sistemik.
---2.2. Etiologi
Kontaminasi makanan dapat terjadi pada setiap saat selama produksi:
penanaman, pembelian bahan makanan atau cocok tanam, pengolahan,
penyimpanan, pengiriman atau mempersiapkan. Kontaminasi silang (transfer
organisme berbahaya dari satu permukaan ke yang lain) sering menjadi
penyebabnya. Hal ini sangat berisiko pada makanan seperti salad atau produk
lainnya, karena makanan ini tidak dimasak, organisme berbahaya tidak hancur
sebelum makan dan dapat menyebabkan keracunan makanan.
Bakteri dapat masuk ke makanan Anda dalam berbagai cara:
Daging atau unggas dapat datang ke dalam kontak dengan bakteri usus
ketika sedang diproses
Air yang digunakan selama tumbuh atau pengiriman dapat berisi binatang
atau kotoran manusia
jalan, kantin sekolah, acara makan massal, atau restoran. Sebagian besar kasus
keracunan makanan disebabkan oleh bakteri umum seperti Staphylococcus atau
Escherichia coli (E. coli).
Tabel berikut menunjukkan beberapa kontaminan mungkin, ketika Anda
mungkin mulai merasa gejala dan cara umum organisme menyebar.
Tabel 2.2. Berbagai Jenis Etiologi Kontaminan
Pencemaran
Campylobacter
Timbulnya
gejala
terkontaminasi.
Clostridium
12-72 jam
botulinum
Clostridium
perfringens
jam
H7
kecambah
alfalfa
dan
air
yang
terkontaminasi.
Giardia lamblia
Hepatitis A
28 hari
Listeria
9-48 jam
dan
keju,
dan
produk
baku
12 sampai 48Baku, siap saji produk dan kerang dari air yang
(Norwalk-like
jam
virus)
Rotavirus
Salmonella
kuning
telur. Selamat
memadai. Dapat
memasak
tidak
melalui
pisau,
ditularkan
24 sampai 48Seafood
jam
dan
mentah,
siap
saji
Staphylococcus
1 sampai 6Daging dan salad siap, saus krim dan krim yang
aureus
jam
Vibrio vulnificus 1 sampai 7Baku tiram dan kerang mentah atau setengah
hari
Gejala Klinis
Botulisme dapat bervariasi sebagai penyakit yang ringan sampai dengan
penyakit yang berat dan dapat menimbulkan kematian dalam waktu 24 jam. Bila
gejala timbul lebih cepat, maka keadaannya lebih serius dan berat.
Gejala klinis tersebut dapat berupa:
o Mual dan muntah
o Rasa lemah, pusing dan vertigo (perasaan berputar-putar)
o Rasa kering pada mulut dan tenggorokan, kadang-kadang disertai rasa nyeri
o Gejala neurologis berupa gangguan penglihatan (mata kabur), disfagia,
kelelahan dan diikuti dengan gangguan otot-otot pernafasan.
Penatalaksanaan
Pasien dengan botulisme dapat meninggal karena kegagalan pernafasan.
Tindakan segera yang kita lakukan adalah:
o Menjaga jalan nafas tetap terbuka dan mengontrol vital sign
o Muntahkan korban, bisa dilakukan dengan cara mekanik (menekan reflek
muntah di tenggorokan), atau pemberian air garam.
(Kontraindikasi : cara ini tidak boleh dilakukan pada keracunan zat korosif
(asam/basa kuat, minyak tanah, bensin), kesadaran menurun dan penderita
kejang.
o Bilas Lambung
o Pemberian susu dan air kelapa dapat dipertimbangkan
o Segera rujuk ke RS
2.3.2.1.
Insektisida
Golongan
Organofosfat
(Cholinesterase
Inhibitor
Insecticides)
Insektisida golongan penghambat kolinesterase sangat toksis dan insiden
keracunan oleh bahan ini cenderung meningkat karena senyawa organofosfat
banyak digunakan sebagai bahan pengganti untuk DDT, setelah pelarangan DDT
di beberapa negara.
Yang termasuk senyawa organofosfat misalnya paration, malation, systox,
TEPP, HEPP, OMPA, sedangkan yang lain adalah golongan carbonates misalnya
dimethan dan matacil. Insektisida ini bekerja dengan menghambat dan
mengaktivasikan enzim asetilkolinesterase. Enzim secara normal menghancurkan
asetilkolin yang dilepaskan oleh susunan saraf pusat, ganglion otonom, ujungujung
saraf
parasimpatis
dan
ujung-ujung
saraf
motorik
hambatan
Gejala Klinis
Gejala klinis biasanya muncul dalam 2 jam setelah kontak. Gejalanya antara
lain:
o nyeri kepala, mata miosis, kekacauan mental, bronchokonstriksi, hipotensi,
8
Penatalaksanaan
o Cegah kontak selanjutnya misal melepaskan pakaian, cuci kulit yang
terkontaminasi
o Bilas lambung bila racun tertelan
o Beri atropin
o Kontrol vital sign
o Segera rujuk ke rumah sakit terdekat
: Lindane
3. Derivat Chlorinated-ethan
: DDT
Gejala Klinis
Gejala permulaan keracunan akut adalah
o rasa mual dan muntah,
o sakit kepala, pusing, gelisah, tremor dan kelemahan.
9
Gejala Klinis
Gejala yang timbul disebabkan oleh hablur (kristal) asam jengkol yang
menyumbat tractus urinarius. Keluhan pada umumnya timbul dalam waktu 5-12
jam setelah memakan jengkol. Keluhan yang tercepat 2 jam dan yang terlambat 36
jam sesudah makan biji jengkol.
Gejala yang terjadi dapat berupa:
10
Penatalaksanaan
o Jika gejala penyakit ringan (muntah, sakit perut/pinggang saja) penderita
tidak perlu dirawat, cukup dinasehati untuk banyak minum serta memberikan
natrium bikarbonat saja. Atau pasien bisa dianjurkan untuk meminum
minuman bersoda seperti cola, dll.
o Bila gejala penyakit berat (oliguria, hematuria, anuria dan tidak dapat
minum) penderita perlu dimuat dan diberi infus natrium bikarbonat dalam
larutan glukosa 5% dengan dosis 2-5 mEq/KgBB selama 4-8 jam
o Antibiotik jika ditemui infeksi sekunder
o Anjuran untuk tidak memakan jengkol
11
dengan merendam singkong terlebih dahulu di dalam air dalam jangka waktu
tertentu, kadar asam cyanida (HCN) dalam singkong akan berkurang oleh karena
HCN akan larut dalam air.
HCN adalah suatu racun kuat yang menyebabkan asfiksia. Asam ini akan
mengganggu oksidasi (pengakutan O2) ke jaringan dengan jalan mengikat
enzyme sitokrom oksidasi. Oleh karena adanya ikatan ini, 02 tidak dapat
digunakan oleh jaringan sehingga organ yang sensitif terhadap kekurangan 02
akan sangat menderita terutama jaringan otak. Akibatnya akan terlihat pada
permukaan suatu tingkat stimulasi daripada susunan saraf pusat yang disusul oleh
tingkat depresi dan akhirnya timbul kejang oleh hypoxia dan kematian oleh
kegagalan pernafasan. Kadang-kadang dapat timbul detak jantung yang ireguler.
Dosis letal (mematikan) dari HCN adalah 60-90 mg. Waktu kerja HCN akan
semakin cepat jika HCN ditelan pada saat lambung kosong dimana kadar asam
lambung sangat tinggi.
Gejala Klinis
Biasanya gejala akan timbul beberapa jam setelah makan singkong. Gejala
keracunan singkong ini antara lain:
o Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah dan diare.
o Sesak nafas, takikardi, cyanosis dan hipotensi
o Perasaan pusing, lemah, kesadaran menurun dari apatis sampai koma.
o Renjatan (kejang)
o Syok.
Penatalaksanaan
Pengobatan harus dilakukan secepatnya. Penatalaksanaannya antara lain:
12
o Inhalasi
o Ingesti
13
Patofisiologi :
Efek toksis terpenting dari minyak tanah adalah pneumonitis aspirasi.
Studi pada binatang menunjukkan toksisitas pada paru > 140 x dibanding pada
saluran pencernaan. Aspirasi umumnya terjadi akibat penderita batuk atau muntah.
Akibat viskositas yang rendah dan tekanan permukaan, aspirat dapat segera
menyebar secara luas pada paru. Penyebaran melalui penetrasi pada membran
mukosa, merusak epithel jalan napas, septa alveoli, dan menurunkan jumlah
surfactan sehingga memicu terjadinya perdarahan, edema paru, ataupun kolaps
pada paru. Jumlah < 1 ml dari aspirasi pada paru dapat menyebabkan kerusakan
yang bermakna. Kematian dapat terjadi karena aspirasi sebanyak + 2,5 ml pada
paru (pada lambung + 350 ml). Selain itu, jumlah 1 ml/kg BB minyak tanah dapat
menyebabkan depresi CNS ringan sedang, karditis, kerusakan hepar, kelenjar
adrenal, ginjal, dan abnormalitas eritrosit. Namun efek sistemik tersebut jarang
karena tidak diabsorbsi dalam jumlah banyak pada saluran pencernaan. Minyak
tanah juga diekskresikan lewat urine.
14
pneumomediastinum,
pneumothorax,
dan
subcutaneus
emphysema.
Tanda lain seperti rash pada kulit dan dermatitis bila terjadi paparan pada
kulit. Sedangkan pada mata akan terjadi tanda-tanda iritasi pada mata hingga
kerusakan permanen mata.
Penatalaksanaan
o Monitor sistem respirasi
o Inhalasi oksigen
o Jangan muntahkan korban
o Nebulisasi dengan Salbutamol : bila mulai timbul gangguan napas
o Antibiotika : bila telah timbul infeksi, tidak dianjurkan sebagai profilaksis
o Hidrokortison : dulu direkomendasikan, sekarang jarang dilakukan
o Kumbah lambung dan charcoal aktif (arang): beberapa literatur menolak
penatalaksanaan
dengan
kumbah
lambung,
dengan
alasan
dapat
Gejala Klinis
Gejala timbul setelah 12-48 jam. Biasanya sekaligus beberapa anggota suatu
keluarga terkena. Kematian bisa timbul dari 1 -8 hari. Gejala intoksikasi yaitu :
o Pusing, diplopia, anorexia
o Merasa lemah, ptosis, strabismus
o Kesukaran bernafas, menelan atau berbicara.
Penatalaksanaan
o Kontrol Vital Sign
o Bilas Lambung atau muntahkan korban
o Antitoxin yang disertai dengan pemberian glukosa intravena. Pemberian
glukosa intravena ini sebaiknya disertai dengan larutan garam fisiologis
dan plasma. Cairan ini harus diberikan secepatnya bila ada persangkaan.
16
Gejala Klinis
Gejala klinis keracunan jamur antara lain:
1. Keracunan yang diakibatkan makan jamur, yang mengandung racun muskarin
mempunyai gejala-gejala:
o setelah 5-10 menit si penderita akan mengeluarkan air mata, peluh atau
ludah.
o penyempitan pupil mata, sesak nafas, buang air, pusing,
o lemah, kollaps, koma, diikuti kejang-kejang, apabila tidak segera ditolong
dapat menimbulkan kematian.
17
Orang dewasa yang lebih tua. Ketika anda beranjak tua, sistem kekebalan
tubuh tidak dapat merespon dengan cepat dan efektif untuk organisme
menular seperti ketika Anda muda.
Setiap makanan yang disiapkan oleh seseorang yang tidak mencuci tangan
dengan benar
18
Produk susu atau mayones makanan yang mengandung (seperti kubis atau
salad kentang) yang telah keluar dari lemari es terlalu lama
Makanan beku atau didinginkan yang tidak disimpan pada suhu yang tepat
atau tidak dipanaskan dengan benar
Air dari sumur atau sungai, atau air kota atau kota yang belum diobati
ikat dan korium kulit). Kulit akan berwarna kuning pada keracunan tembaga (Cu)
dan fosfor akibat hemolisis juga pada keracunan insektisida hidrokarbon dan arsen
karena terjadi gangguan fungsi hati.
Kuku. Keracunan arsen kronik dapat ditemukan kuku yang menebal yang tidak
teratur. Pada keracunan Talium kronik ditemukan kelainan trofik pada kuku.
Rambut. Kebotakan (alopesia) dapat ditemukan pada keracunan talium, arsen, ari
raksa dan boraks.
Sklera. Tampak ikterik pada keracunan dengan zat hepatotoksik seperti fosfor,
karbon tetraklorida. Perdarahan pada pemakaian dicoumarol atau akibat bias ular.
Perut kram
Sakit kepala
Hal ini dapat menyebabkan jumlah yang banyak kehilangan cairan yang
berakibat pada dehidrasi. Di negara-negara berkembang di mana epidemi menular
menyebabkan penyakit diare, ribuan orang mati karena dehidrasi.
Seperti telah dijelaskan pada bagian atas, sistem organ lainnya dapat terinfeksi
dan terkena keracunan makanan. Gejala akan tergantung pada apa sistem organ
yang terlibat (misalnya, ensefalopati akibat infeksi otak).
20
2.6. Patofisiologi
Patogenesis diare pada keracunan makanan diklasifikasikan luas menjadi
jenis peradangan atau inflamasi. Peradangan diare disebabkan oleh aksi
enterotoksin pada mekanisme sekresi mukosa dari usus kecil, tanpa invasi. Hal ini
menyebabkan tinja berair volume besar dengan tidak adanya darah, nanah, atau
sakit perut yang parah. Sesekali, dehidrasi yang mendalam dapat terjadi.
Enterotoksin dapat berupa proses sebelum menelan atau diproduksi dalam usus
setelah konsumsi. Contohnya termasuk Vibrio cholerae, enterotoxic Escherichia
coli,
Clostridium
perfringens,
lamblia ,Cryptosporidium,
Bacillus
rotavirus ,
cereus, aureus
norovirus
(genus
organisme, Giardia
Norovirus,
yang
makanan tidak menular (alami zat [misalnya, jamur , jamur payung] dan logam
berat [misalnya, arsenik, merkuri, timbal]) tidak dikenal.
2.7. Diagnosis
Tes dapat dilakukan pada darah rutin, tinja, muntahan, atau makanan yang
dimakan untuk menentukan penyebab dari gejala. Namun, tes mungkin
tidak dapat membuktikan bahwa Anda memiliki keracunan makanan.
mungkin perlu diperiksa kadar elektrolit di dalam darah serta fungsi ginjal
Jika ada kekhawatiran tentang hepatitis, tes fungsi hati dapat dilakukan.
(misalnya,
deteksi
racun
Shiga)
bahwa
CDC
Adanya tanda-tanda serta gejala yang sesuai dengan tanda dan gejala
dari keracunan racun yang diduga
Dari sisa benda bukti, harus dibuktikan bahwa benda bukti tersebut
memang racun yang dimaksud
24
Keracunan makanan biasanya akan pulih dari jenis yang paling umum dari
keracunan maknan dalam beberapa hari. Caranya adalah dengan mempertahankan
jumlah yang tepat dari cairan, dan menjaga kondisi tubuh.
Kunci untuk perawatan di rumah adalah mampu menjaga orang yang terkena
dehidrasi. Terapi rehidrasi oral dengan air atau larutan elektrolit seimbang seperti
Gatorade atau Pedialyte biasanya cukup untuk mengisi tubuh dengan
cairan. Seseorang bisa kehilangan sejumlah besar cairan dengan setiap buang air
besar diare, dan cairan yang harus diganti untuk rehydrate. Pasien yang
menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti buang air kecil menurun, pusing , atau
membran mukosa kering, terutama pada yang muda atau tua, akan melihat dokter.
2.9. Pencegahan
Untuk mencegah keracunan makanan, mengambil langkah-langkah berikut
ketika mempersiapkan makanan:
Bersihkan piring dan peralatan yang punya kontak dengan daging mentah,
unggas, ikan, atau telur.
Jangan menggunakan makanan yang memiliki bau yang tidak biasa atau
rasa aneh.
Jangan minum air dari sungai atau sumur yang tidak diobati. Hanya
minum air yang telah diobati atau diklorinasi.
Jika Anda merawat anak-anak muda, cuci tangan Anda sering dan
membuang popok hati-hati sehingga bakteri tidak dapat menyebar ke
permukaan atau orang lain.
Jika Anda sedang hamil atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang
lemah, jangan makan keju lunak, keju terutama yang lembut diimpor dari
negara di luar Amerika Serikat.
Jika orang lain mungkin makan makanan yang membuat Anda sakit, biarkan
mereka tahu. Jika Anda pikir makanan itu terkontaminasi ketika Anda
membelinya dari toko atau restoran, katakan toko dan departemen kesehatan
setempat.
2.10. Komplikasi
Dehidrasi adalah komplikasi yang paling umum. Hal ini dapat terjadi dari
salah satu penyebab keracunan makanan. Komplikasi yang kurang umum tetapi
lebih serius tergantung pada bakteri yang menyebabkan keracunan makanan. Ini
mungkin termasuk radang sendi, masalah perdarahan, masalah ginjal, kerusakan
26
pada sistem saraf, dan bengkak atau iritasi pada jaringan di sekitar jantung,
bahkan kematian,
Beberapa jenis keracunan makanan memiliki komplikasi yang serius bagi
orang-orang tertentu. Ini termasuk:
Listeria monocytogenes. Komplikasi dari keracunan makanan listeria mungkin
paling berat bagi bayi yang belum lahir. Pada awal kehamilan, infeksi listeria
dapat menyebabkan keguguran. Kemudian pada kehamilan, infeksi Listeria
dapat menyebabkan lahir mati, kelahiran prematur atau infeksi fatal pada bayi
setelah lahir - bahkan jika ibu itu hanya sedikit sakit. Bayi yang bertahan hidup
infeksi listeria dapat mengalami kerusakan jangka panjang neurologis dan
pengembangan tertunda.
Escherichia coli (E. coli). Beberapa strain E. coli dapat menyebabkan
komplikasi yang serius yang disebut sindrom uremik hemolitik. Sindrom ini
merusak
lapisan
pembuluh
darah kecil
pada ginjal,
kadang-kadang
27
BAB III
KESIMPULAN
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Mansyur. Toksikologi Keamanan Unsur Dan Bidang-Bidang Toksikologi.
htpp://www.freewweb.com.
2. Etam Odah. Keracunan Karbon Monoksida.
(htpp//www.kutaikartanegara.com)
3. http://www.mayoclinic.com/health/food-poisoning/DS00981
4. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001652.htm
(medline plus)
5. http://emedicine.medscape.com/article/175569-overview#showall
(medscape)
6. http://www.medicinenet.com/food_poisoning/article.htm
29