Memeriksa, Menguji
20:12
Raiga Anjaya
Pemeriksaan dan perbaikan perlu dilakukan pada motor starter jika terjadi kerusakan atau
gangguan pada motor starter. Pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan pada motor starter
reduksi, planetary maupun konvensional secara umum sama. Pemeriksaan yang harus dilakukan
adalah pemeriksaan pada armature, pemeriksaan pada yoke, pemeriksaan pada sikat dan
pemegang sikat dan pemeriksaan pada kopling starter. Pemeriksaan pada motor starter adalah
sebagai berikut:
1. Ukur run out atau kelengkungan pada komutator dengan menggunakan DTI pada meja
rata dan V-blok. Ganti komutator jika kelengkungannya melebihi standar. Nilai standar =
0.02 mm, limit = 0.05 mm (atau melihat buku pedoman perbaikan jika jenis atau model
starternya berbeda). (Lihat gambar 2 no 1).
2. Pemeriksaan segmen komutator dari keausan dan ukur kedalaman dari segmen mika
menggunakan jangka sorong. Nilai standar = 0.7-0.9 mm, limit = 0.2 mm. jika kedalaman
segmen ini lebih kecil dari standar tetapi lebih besar dari limit komutator dapat di bubut
dan jika kurang dari limit ganti komutator. (atau lihat buku pedoman perbaikan jika jenis
atau model starternya berbeda). (Lihat gambar 2 no 2).
3. Ukur diameter luar komutator. Standar 35 mm, limit 34 mm. jika diameter luar kurang
dari limit, ganti komutator (atau lihat buku pedoman perbaikan jika jenis atau model
starternya berbeda). (Lihat gambar 2 no 3).
4. Lakukan pengujian dengan glow tester. Pasang armature pada alat tersebut dan dekatkan
bilah gergaji besi atau feeler gauge di sekitar inti armature. Bilah gergaji akan bergetar
atau menempel ke armatur jika ada hubungan arus pendek, ganti jika ada hubungan arus
pendek. (Lihat gambar 2 no 4).
5. Gunakan ohm meter, ukur hubungan antara komutator dengan bodi armature. Jika
terdapat hubungan berarti terjadi hubungan massa, dan ganti armature. (Lihat gambar 2
no 5).
6. Gunakan ohm meter, ukur hubungan antara komutator, lakukan untuk semua komutator.
Semua segmen komutator harus berhubungan, ganti armature jika tidak berhubungan.
(Lihat gambar 2 no 6).
7. Gunakan ohm meter, ukur hubungan antara ujung kumparan medan dengan bodi, harus
tidak ada hubungan dan ganti jika berhubungan. (Lihat gambar 2 no 7). Perlu
diperhatikan, hal itu berlaku untuk motor starter tipe seri. Untuk tipe parallel, ujung
kumparan medan lainnya biasanya langsung diklem dengan bodi. Untuk model ini harus
ada hubungan.
8. Ukur hubungan antara ujung terminal C dan ujung kumparan medan yang berhubungan
dengan sikat. Harus terdapat hubungan. Ganti kumparan medan jika tidak ada hubungan.
(Lihat gambar 2 no 8).
9. Ukur panjang sikat dengan jangka sorong. Standar 14.5 mm limit 9.5 mm. ganti sikat jika
kurang dari limit (lihat buku pedoman perbaikan jika jenis atau model starter nya
berbeda). (Lihat gambar 2 no 9).
10. Ukur hubungan antara dudukan sikat positif dan plat pemegang sikat. Tidak boleh ada
hubungan, jika terdapat hubungan berarti isolasi rusak. Periksa sikat dari keausan yang
berlebihan , ganti sikat jika ada keausan yang berlebihan. (Lihat gambar 2 no 10).
11. Periksa gigi kopling starter (gigi reduksi) dari keausan atau kerusakan. Putar gigi pinion
searah jarum jam dan pinion harus dapat berputar dengan lembut. Putar pinion dengan
arah yang berlawanan, pinion harus terkunci. (Lihat gambar 2 no 11).
12. Periksa bearing dari keausan, kekocakan dan kerusakan, putaran bearing harus halus.
Ganti jika diperlukan. (Lihat gambar 2 no 12).
Jika terjadi masalah pada sistem starter, maka perlu dilakukan pengecekan dan pengujian motor
starter. Motor starter harus dilepas untuk diuji. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat akan
melakukan pengujian adalah sebagi berikut :
1. Kabel negatif baterai harus dilepas sebelum melepas motor starter.
2. Pengujian dengan motor starter dengan menggunakan baterai secara langsung dilakukan
hanya 3 sampai 5 detik untuk menghindari terjadinya terbakarnya kumparan.
3. Selalu gunakan buku manual yang sesuai untuk melakukan pengujian.
Pengetasan pada motor starter dilakukan sebagai berikut:
Pengetesan Pull in Coil (PIC) Solenoid
1. Lepas kabel kumparan medan dari terminal C.
2. Hubungkan positif baterai ke terminal 50 dan negatif baterai ke terminal C dan bodi.
3. Gigi pinion harus bergerak maju, jika tidak bergerak ganti solenoid.
Pengetessan Hold in Coil (HIC) Solenoid
1. Pada saat gigi pinion maju (seperti pengetesan diatas) lepaskan kabel negatif dari
terminal C.
2. Gigi pinion harus tetap maju, jika gigi pinion kembali ke posisi semula, ganti solenoid.
Pengetesan Kembalinya Pinion atau Pegas Pengembali
1. Lepas kabel negatif dari bodi.
2. Gigi pinion harus kembali ke dalam. Jika tidak kembali ganti solenoid.
Pengetesan Motor Starter Tanpa Beban
1. Hubungkan kabel negatif baterai ke bodi motor starter.
2. Hubungkan kabel positif baterai ke ampere meter dan kaki ampere meter lainnya ke
terminal 30, kemudian ke terminal 50.
3. Motor starter harus dapat berputar dengan lembut dan gigi pinion bergerak keluar. Lihat
buku petunjuk perbaikan untuk mengetahui berapa arus yang harus mengalir.
Tapi kalau dinilai dari hasilnya tidak kalah dengan yang 30 % otot dan 70 %
mikirnya. Dan yang jelas bagi saya lebih banyak suksesnya dari pada gagalnya. OK
lah kalo begitu..hanya sekedar kata pembuka dan intermezo saja.
Kerusakan yang umum dan biasa di temui dari pompa air, baik yang biasa ataupun
Jet pump hampir sama. Hanya beberapa kasus saja agak memerlukan ketelitian dan
kejelian pada saat servicenya.
untuk pompa air yang tidak menggunakan Tandon air alias kran dibuka pompa
nyala, kran di tutup pompa mati.
Jika tegangan sampai ke terminal pompa air tetapi motor pompa tidak hidup dan
tak ada suara sama sekali dapat dipastikan Spull dari pompa air putus atau Thermal
Switch yang berada dalam spull pompa air putus.Atau bisa juga Spull sudah
terbakar dengan kondisi kawat di dalamnya sudah putus.Karena biasanya kalau
terbakar tetapi tidak putus efeknya akan membuat MCB listrik rumah kita Trip
karena konslet.
Sebagai catatan pengecekan jangan hanya menggunakan Testpen karena yang
terdeteksi hanya Phasenya saja sedangkan neutralnya tidak .Dan Tespen pun
kadang menyala karena tegangan induksi.
Dengan penggantian part part yang rusak seperti yang tersebut diatas biasanya
pompa akan normal kembali. Spull pompa yang short antara gulungan utama dan
gulungan Bantu juga akan mengakibatkan hal seperti ini. Kerusakan pada Capasitor
tidak selalu terlihat secara fisik, kadang capasitor meledak atau retak, kadang
bentuknya masih utuh tetapi sudah mati juga bisa.
bisa naik tetapi kemudian jika di matikan beberapa saat seperti itu lagi berarti harus
di lakukan penggantian foot klep.Akan tetapi jika tetap lancar berarti Footklep
hanya terganjal pasir dan pada saat di nyalakan pasir ikut terangkat ke atas.
Cara yang lain lagi dengan meratakan kembali tutup dengan impellernya dengan
cara di Bubut, tetapi biayanya terlalu mahal. Tidak sesuai dengan harga pompa
airnya.
Bisa karena Mechanical Seal yang sudah lemah atau keramiknya tidak rata ( aus )
atau bisa juga karena pada saat melakukan pengeleman pipa pipa tidak sempurna
sehingga udara masuk melalui sambungan tersebut. Juga bisa dari pemasangan sok
drat kurang banyak Seal tape nya.
Untuk pemasangan pompa baru ada baiknya sebelum di pasang kencangkan lagi
baut baut pada pompa karena kadang pemasangan dari pabrik kurang kencang.
Untuk kerusakan pompa air dari jenis Jet pump selain kerusakan yang tersebut
diatas ada kerusakan kerusakan khusus yang kadang memang sangat memerlukan
ketelitian dan kejelian kita sebagai tukang service untuk memperbaikinya.
Semoga Cara Service Pompa Air dengan berbagai kerusakan ini bermanfaat
untuk rekan rekan service atau untuk siapa saja yang memerlukan informasi. Jika
dirasa kurang lengkap dan ingin melengkapi silahkan saja kasih comment.