POKOK BAHASAN:
Sistem
kegiatan
JARINGAN TRANSPORTASI
Sistem
Jaringan (jalan)
sitem
pergerakan
SistemKelembagaan
02
JARINGAN TRANSPORTASI
02
Transporta
si
Jaringan Transportasi
JARINGAN TRANSPORTASI
02
2
3
Busur
(satu
arah)
5
Ruas (dua
arah)
4
JARINGAN TRANSPORTASI
02
Simpul
(node)
dapat
mencer-minkan
persimpangan, kota dan
fasilitas-fasilitas
tetap
lainnya seperti terminal
kereta (stasion), pelabuhan
dan bandar udara
Ruas (link) mencerminkan ruas
jalan antar persimpangan atau
ruas jalan antar kota, jalan rel
antar kota maupun antar stasiun,
alur penerbangan antara bandara
yang satu dengan bandara
lainnya serta pelabuhan laut yang
satu dengan pelabuhan laut
lainnya.
JARINGA
N GRID
JARINGAN TRANSPORTASI
JARINGA
N
RADIAL
JARINGAN
MODIFIKAS
I RADIAL
02
JARINGAN
POLA
HEXAGONA
L
02
JARINGAN TRANSPORTASI
Rumah/ terminal/
kantor
Desa
Jalan
lokal
Desa
Jalan bebas
hambatan
R
am
Kecamatan
Jalan
kolektor
Jalan
Akses
Ibukota
Propinsi
Ibukota
Propinsi
Jalan
Arteri
Ibukota
Kabupaten
JARINGAN TRANSPORTASI
02
Jalan lokal
Desa
Desa
Jalan
kolektor
Ibukota Propinsi
Kecamatan
Jalan
kolektor
Jalan arteri
Ibukota Propinsi
Jalan arteri
Ibukota Kabupaten
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam konsep dasar hirarki
sistem jaringan jalan antara lain adalah: jarak antar simpang, penentuan
jaringan yang baik dan efesien
JARINGAN TRANSPORTASI
Clearly serve
adjacent Land
100 %
100 %
Service only a
Network function
% traffic
Function
Land service
Function
Traffic Function
No network
function
% Land
Function
No Access
Arterials
Kollektor
Local Street
Road Type
02
JARINGAN TRANSPORTASI
02
Gambar Sistem Klasifikasi peran fungsional Jalan menurut pergerakan dan Akses
JARINGAN TRANSPORTASI
Ped. Trips
And access
Local traffic
distribution
District
Traffic distribution
1,0
Proportion of
Trips (Tij) with
journey
Distance, (d)
Pedes. Streets
And
Access Roads
Local
distribution
0,5
District
Distribution
Primary
Distribution
(A)
0
(L)
dA
(D)
dL
(P)
dD
Journey distance, d
02
JARINGAN TRANSPORTASI
02
Bahu
Jalan
Batis
pinggir
Jalur Lalu-lintas
Jalur
pejalan
Jalur
pejalan
Halaman
rumah
JARINGAN TRANSPORTASI
02
Kota
Jenjang
I
Jalan Arteri
Primer
Kota
Jenjang
II
JARINGAN TRANSPORTASI
F1
Kawasa
n
Primer
Kota
Jenjang
I
Jalan Arteri/
Sekunder
Jalan Arteri
Primer
Jalan Kolektor
Primer
F12
Kawasa
n
Sekund
er
Kota
Jenjang
II
Jalan Sekunder
Kota
Jenjang
III
F22
Kawasan
Sekunde
r II
Jalan Lokal
Sekunder
Jalan
Lokal
Primer
Kota di
Jenjang II
02
Jalan Arteri
Jalan Arteri
Sekunder
F21
Kawasa
n
Sekunde
rI
Jalan Kolektor
Sekunder
F22
Kawasan
Sekunde
r II
Jalan Kolektor
Sekunder
Jalan
Lokal
Sekunder
F23
Kawasan
Sekunder
III
Jalan Lokal
Sekunder
PERSIL
Perumah
an
JARINGAN TRANSPORTASI
Tingkat I atau
02
Yang
termasuk
dalam
klasifikasi Jalan Propinsi
JARINGAN TRANSPORTASI
02
Jalan Kabupaten/
Kotamadya/Kota
JARINGAN TRANSPORTASI
02
Angkutan massal
Angkutan masal pada umumnya
merupakan angkutan umum
Defenisi angkutan umum adalah
sistim transportasi yang dapat
dipergunakan oleh umum dengan
syarat-syarat tertentu
Misalnya ; bis kota , Trans Jakarta ,
kereta api , bis antar kota dll
Rekayasa transportasi
massal
Bertujuan untuk memberikan
gambaran tentang angkutan masal
dan kebutuhannya serta
operasionalnya untuk dapat dikelola
dan direncanakan sarana dan
prasarana penunjangnya dengan baik
Umumnya merupakan angkutan
umum diperkotaan
Kelompok captive
Kelompok masyarakat yang hanya punya
satu pilihan dalam mobilisasi
Pelaku Perjalanan
Trip Maker
Transit-captive
Modal Choice
Private Modes
Public Modes
(Choice Riders)
Prosedur Perencanaan
Lihat pola pergerakan dan prasarana
yang ada
Rancang alternatif jaringan dan
rencana operasi
Lakukan evaluasi dan iterasi sampai
equilibrium
K a r a k t e r is t ik
S o s ia l E k o n o m i
Penduduk
P o la A k t iv ita s /
T a ta R u a n g K o ta
K e b u tu h a n
P e r ja la n a n
J u m la h d a n P o la
P e r ja la n a n
d e n g a n A n g k u ta n
Um um
P o le & K o n fig u r a s i
S t r u k tu r J a r in g a n
In te ra k s i a n ta r
ru te & M o d a
A n g k u ta n
J u m la h d a n P o la
P e r ja la n a n
d e n g a n A n g k u ta n
P rib a d i
K a p a s it a s R u t e
B e s a r d a n S is t im
T a r if
J u n la h d a n p o la
o p e r a s io n a l k e n d a r a a n
P r ib a d i d i J a r in g a n J a la n
J u m la h d a n o p e r a s i
A n g k u ta n U m u m d i
J a r in g a n J a la n
K e b u t u h a n s is it m
ja r in g a n t e r m in a l d a n
f a s ilit a s P e n u n ja n g
L a in n y a
Pemindahan Penumpang
Load Factor
Variasi Frekuensi
Ukuran
5 10 menit
10 20 menit
300 500 m
500 1000 m
0 1 kali
3 kali
1 1,50 jam
23
jam
10 12 km/jam
15 18 km/jam
25 km/jam
10 %
KULIAH-3
ANALISIS
TRANSPORTASI
Land Value
Accessibility
Trips
Transportation
Needs
Transportation
Facility
interaksi manusia.
2. Terbatasnya jaringan jalan dan moda
transportasi.
3. Kebutuhan aksebilitas, efektivitas,
efisiensi dan kenyamanan
perjalanan, serta keselamatan
perjalanan.
4. Aspek sumber daya energi dan
lingkungan.
Perkuliahan 1 - Perencanaan
Transportasi
Peningkatan Aktivitas
Manusia
Kondisi ini dimulai dari
perubahan dan
perkembangan tata
guna lahan.
Kebutuhan
transportasi menjadi
berhubungan langsung
dengan penyebaran
dan intensitas tata
guna lahan
Perkuliahan 1 - Perencanaan
Transportasi
Perjalanan
orang/barang harus
memiliki standar
kualitas dan kuantitas
untuk mencapai kondisi
yang ketersediaan,
aman, lancar, nyaman
dan ekonomis.
Perkuliahan 1 - Perencanaan
Transportasi
Kebutuhan BBM
Berbagai Industri
Tujuan Perencanaan
Transportasi
Mencegah masalah transportasi di
masa depan (kemacetan, tundaan,
kecelakaan)
Problem Solving untuk masalah
transportasi
Melayani kebutuhan transportasi
Mempersiapkan kebijakan
transportasi masa depan
Menoptimalkan sumber daya untuk
pencapaian tujuan transportasi.
Perkuliahan 1 - Perencanaan
Transportasi
Posisi Perencanaan
Transportasi dalam Kebijakan
Transportasi
Perkuliahan 1 - Perencanaan
Transportasi
Signifikasi Perencanaan
Transportasi
Adanya kesenjangan antara harapan
dengan kondisi sekarang dalam
kinerja suatu sistem transportasi yang
menjadi masalah transportasi.
Perlunya alternatif kebijakan solusi
untuk pencapaian harapan.
Peran model (model fisik, model
matematis dan model grafis) sebagai
alat bantu pendekat untuk menjawab
kesenjangan dalam sistem transportasi.
Perkuliahan 1 - Perencanaan
Transportasi
Klasifikasi Perencanaan
Transportasi
PERENCANAAN JANGKA PENDEK :
Perencanaan Operasional (denah
persimpangan, penyeberangan jalan,
lokasi parkir, dll.).
PERENCANAAN JANGKA MENENGAH :
Perencanaan Taktis (manajemen lalu
lintas, organisasi angkutan umum, dll.)
PERENCANAAN JANGKA PANJANG :
Perencanaan Strategis (struktur dan
kapasitas jaringan jalan, keterkaitan
transportasi dan tata guna lahan, dll.)
Perkuliahan 1 - Perencanaan
Transportasi
Lingkup Perencanaan
STUDI PERENCANAAN PRASARANA
TRANSPORTASI : masterplan pengembangan
jaringan dan terminal, disain trase jalan, dll.
STUDI KEBIJAKAN TRANSPORTASI : sistem
sirkulasi lalu lintas, strategi pelayanan
angkutan umum, dll.
STUDI PERENCANAAN TRANSPORTASI YANG
KOMPREHENSIF : studi kebutuhan
prasarana, studi pengembangan sistem
transportasi regional dan nasional.
Perkuliahan 1 - Perencanaan
Transportasi
Tahapan Perencanaan
Transportasi
Formulasi Tujuan, Sasaran dan
Lingkup Perencanaan.
Prediksi Kondisi di Masa yang
Akan Datang.
Analisis Prediksi Kondisi di Masa
yang Akan Datang.
Perkuliahan 1 - Perencanaan
Transportasi
Model Perencanaan
Transportasi
Definisi Model
Peranan Model dalam
Perencanaan Transportasi
Konsep Pemodelan dalam
Transportasi
Model Tata Guna Lahan
Perkuliahan 1 - Perencanaan
Transportasi
Definisi Model
Model adalah representasi ringkas dari
kondisi riil dan berwujud suatu bentuk
rancangan yang dapat menjelaskan atau
mewakili kondisi riil tersebut untuk
suatu tujuan tertentu (Black, 1981)
Model adalah suatu kerangka utama
atau formulasi informasi atau data
tentang kondisi nyata yang dikumpulkan
untuk mempelajari atau menganalisis
sistem nyata teresebut (Gordon, 1978)
Perkuliahan 1 - Perencanaan
Transportasi
Konsep Pemodelan
Model Fisik : model miniatur bersekala
atau prototipe suatu kondisi tertentu.
Model Foto : model berbentuk gambar.
Model Diagram : model deskripsi
diagram.
Model Matematika : model hubungan
fungsional kuantitatif.
Perkuliahan 1 - Perencanaan
Transportasi
Perkuliahan 1 - Perencanaan
Transportasi
Land Value
Accessibility
Trips
Transportation
Needs
Transportation
Facility
Land Use
PEMILIHAN MODA
G-MS
D-MS
MS
MS
G:Trip Generation
MS : Modal Split
D : Trip Distribution
A : Trip Assignment
Trip End /
Trip Interchange /
Pre Distribution Model Post Distribution Model
Pelaku Perjalanan
Trip Maker
Transit-captive
Modal Choice
Private Modes
Public Modes
(Choice Riders)
Transit-captive subgroup :
Orang-orang yang tidak memiliki akses terhadap
kendaraan pribadi dan mobilitas mereka sangat
tergantung pada sistem angkutan umum
(diidentifikasi pada basis zona sebagai
persentase dari Bangkitan perjalanan)
Choice Riders subgroup :
Orang-orang yang akhirnya memilih untuk
menggunakan sistem angkutan umum, dalam
kompetisinya dengan kendaraan pribadi di dalam
Model Pemilihan Moda
The total ridership of public transit =
Transit captive + Choice Riders
= a + b1 (Pop) + b2 (Auto) ,
where :
: Trips (by mode) produced per household
T
Pop : Number of population
Auto : Auto ownership
Postdistribution
(trip-interchange) model
Trip-interchange models digunakan
setelah tahapan Distribusi Perjalanan
Model ini digunakan di wilayah yang
memiliki sistem angkutan umum yang
bervariasi di setiap pasang O-D-nya.
Sehingga pelaku perjalanan perlu tau
terlebih dahulu tujuan perjalanannya
baru dapat menentukan pilihan modanya.
eU
e
K
Ux
where
p (K) : Probabilitas menggunakan moda - K
UK : Utilitas moda K
Ux : Utilitas moda x
- 0.002 X4
X1
X2
X3
X4
Automobile
20
100
Local Bus
10
15
40
50
Assuming that the calibrated mode-spesific constant are 0.12 for the automobile mode and -0.56 for the bus mode,
apply the Logit model to estimate the target year market
share of the two modes.
Solution :
UA = 0.12 - 0.25 (5) - 0.032 (0) - 0.015 (20) - 0.002 (100) = - 0.745
UB = - 0.56 - 0.25 (10) - 0.032 (15) - 0.015 (40) - 0.002 (50) = - 1.990
p (A) =
p (B) =
e -0.745
e -0.745 + e -1.990
e
= 0.22
-1.990
e -0.745 + e
= 0.78
-1.990