(PMR)
OLEH :
1. AGUS SETYAWAN 2080720050
2. KUKUH RAHMAWATI 2080720040
3. SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullilah atas segala nikmat dan karunia yang telah Engkau
berikan kepada hambaMu hingga akhir penulisan laporan yang berjudul
Pembelajaran Matematika Realistik (CTL). Tanpa bimbingan dan petunjukMu,
tiada mungkin karya ini dapat di selesaikan.
Karya ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen strategi
pembelajaran Matematika kami. Dalam mewujudkan karya yang teramat
sederhana ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak pada kesempatan ini,
penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih pada pihak pihak
berikut ini :
1. Bpk. Drs. Mustangin, M.Pd selaku dosen strategi pembelajaran
Matematika kami yang dengan sabar dan bijak membimbing,
mengarahkan, dan memberi saran demi terwujudnya karya ini.
2. Teman teman yang telah memberikan dukungan kepada kami
sehingga kami bisa menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih sangat jauh dari sempurna. Hal
ini disebabkan keterbatasan dan dangkalnya pengetahuan serta keterampilan
penulis. Karena itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk menigkatkan
wawasan penulis. Akhirnya penulis berharap semoga ini bermanfaat bagi
masyarakat terutama bagi penulis.
Malang, 6 April 2010
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat
abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam
matematika.
Prestasi
matematika
siswa
baik
secara
nasional
maupun
Dalam makalah ini kelompok akan membahas lebih lanjut tentang apa
yang dimaksud dengan Pembelajaran matematika realistik beserta dengan
penjabaran penjabaran tentang hal yang terkait dengan Pembelajaran
matematika realistik.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah adalah untuk mengetahui dan membahas lebih
lanjut apa itu metode Pembelajaran matematika realistik, apa prinsip dari
pembelajaran matematika realistik, karekteristik pembelajaran matematika
realistik, kelebihan kekurangan pembelajaran matematika realistik serta
pengimplementasiannya atau langkah langkah penerapan terhadap pembelajaran
Matematika.
C. RUMUSAN MASALAH
Dalam laporan ini kelompok telah merumuskan berbagai masalah, yaitu :
1. Konsep dasar pembelajaran Matematika Realistik, apa itu
sesungguhnya?
2. Apa sajakah prinsip dalam pembelajaran matematika realistik?
3. Apa sajakah karekteristik pembelajaran matematika realistik itu?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari penerapan metode
pembelajaran matematika realistik?
5. Bagaimana cara mengimplementasikan metode pembelajaran
matematika realistik terhadap kehidupan sehari hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Matematika Realistik
Pendidikan matematika realistik atau Realistic Mathematics Education
(RME) mulai berkembang karena adanya keinginan meninjau kembali pendidikan
matematika di Belanda yang dirasakan kurang bermakna bagi pebelajar. Gerakan
ini mula-mula diprakarsai oleh Wijdeveld dan Goffre (1968) melalui proyek
Wiskobas. Selanjutnya bentuk RME yang ada sampai sekarang sebagian besar
ditentukan oleh pandangan Freudenthal
Selain
Hal ini disebabkan oleh pemaknaan realistik yang berasal dari bahasa
Belanda realiseren yang artinya bukan berhubungan dengan kenyataan, tetapi
membayangkan. Kegiatan membayangkan ini ternyata akan lebih mudah
dilakukan apabila bertolak dari dunia nyata, tetapi tidak selamanya harus melalui
cara itu.
Berdasarkan matematisasi horizontal dan vertikal, pendekatan dalam
matematika dapat dibedakan menjadi empat yaitu, mekanistik, empiristik,
struturalistik, dan realistik.
Pendekatan mekanistik merupakan pendekatan tradisonal dan didasarkan
pada apa yang diketahui dari pengalamn sendiri (diawali dari yang lebih
sederhana sampai ke kompleks) dalam pendekatan ini siswa dianggap sebagai
mesin.
Pendekatan empiristik adalah suatu pendekatan dimana konsep konsep
matematika tidak diajarkan dan diharapkan siswa mampu menemukan melalui
matematika horizontal. Pendekatan mekanis dan empiris tidak banyak diajarkan di
lingkungan sekolah.
Pendekatan strukturalistik merupakan pendekatan yang menggunakan
sistem formal, misalnya pengajaran penjumlahan cara panjang yang perlu
didahului dengan nilai tempat, sehingga suatu konsep dicapai melalui
matematisasi vertikal.
Pendekatan realistik merupan pendekatan dengan menggunakan metode
matematisasi horizontal dan vertikal dan mendekatan ini sebagai pangkal tolak
pembelajaran.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika realistik adalah metode pembelajaran matematika sekolah yang
dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik
awal pembelajaran. Selanjutnya siswa diberi kesempatan mengpalikasikan konsep
konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari hari atau dalam bidang
yang lainnya. Pembelajaran ini sengat berbeda dengan pembelajaran matematika
selama ini yang cenderung berorientasi kepada memberi informasi dan memakai
matematika yang siap pakai untuk memecahkan masalah.
3.
3.
Bertahap
Belajar matematika artinya peserta didik harus melalui berbagai tahapan
pemahaman, yaitu dari kemampuan menemukan pemecahan informal yang
5.
6.
mengendalikan
proses
pembelajaran
yang
lentur
untuk
1. Langkah pertama :
Memahami masalah kontekstual, yaitu guru memberikan masalah
kontekstual dalam kehidupan sehari hari dan meminta siswa untuk
memahami masalah tersebut.
2. Langkah kedua
Menjelaskan masalah kontekstual yaitu jika dalam memahami masalah
siswa mengalami kesulitan, maka guru akan menjelaskan situasi dan
kondisi sosial dengan cara meberikan petunjuk petunjuk yang seperlunya
saja.
3. Langkah ketiga
Menyelesaikan masalah kontekstual, yaitu siswa secara individu atau
kelompok mampu menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka
masing masing. Cara pemecahan masalah yang berbeda beda lebih di
utamakan .
4. Langkah keempat
Membandingkan dan mendiskusikan jawaban, yaitu guru menyediakan
waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawaban dari
permasalahan kontekstual secara berkelompok. Siswa dilatih untuk
mengeluarkan ide ide yang dimiliki.
5. Langkah kelima
Menyimpulkan, yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menarik kesimpulan tentang suatu konsep atau prosedur.
BAB II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat dismpulkan bahwa metode pembelajaran
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII / Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Alokasi Waktu
: 2 X 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran.
Siswa dapat menemukan sifat-sifat operasi tambah, kurang, kali, bagi pada
bilangan bulat.
Siswa dapat menggunakan sifat-sifat operasi tambah, kurang, kali, bagi pada
bilangan bulat.
B. Materi Ajar.
- Operasi tambah, kurang, kali, bagi pada bilangan bulat.
- Operasi tambah, kurang, kali, bagi pada bilangan pecahan.
C. Metode Pembelajaran
1) Pembelajaran matematika realistic
2) Diskusi Kelompok
3) Penugasan
4) Tanya Jawab
5) Ceramah variatif
D. Langkah langkah kegiatan pembelajaran
1. Pendahuluan
(10 Menit)
2. Kegiatan Inti
(60 Menit)
3. Penutup
(10 Menit)
E. Sumber Belajar
1) Marsigit (2008) . Matematika SMP Kelas VII. Jakarta : Yudhistira
2) LKS ( Lembar Kerja Siswa)
F. Uraian Materi
Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan
Dalam menyelesaikan operasi penjumlahan, kamu harus memerlukan
penyebut dari pecahan pecahan yang akan dijumlahkan. Jika pecahan pecahan
tersebut berpenyebut sama, kamu cukup menjumlahkan pembilangnya, akan tetapi
jika penyebutnya berbeda maka terlebih dahulu mencari KPK dari penyebut
penyebutnya. Contoh :
Hal ini berlaku pula bagi pengurangan. Sementara itu untuk menghitung
perkalian pecahan
Operasi pembagian pada pecahan adalah kebalikan dari operasi perkalian. Untuk
menghitung operasi pembagian pecahan a/b terhadap c/d adalah sebagai berikut
Contoh :
Tono membeli 1 kg jeruk, dijual dengan harga Rp 10.500,00. Jika Ina ingin
membeli 2 Kg jeruk tersebut berapakah uang yang harus dibayar Ina?
Jawab :
Diketahui : 1 Kg jeruk = Rp 10.500,00
2 Kg
Jawab
=..?
: 2 Kg x Rp 10.500,00
Rp 26.250,00
: A. Tes tulis
Bentuk Instumen
: Pertanyaan tertulis
: B. non tulis
Bentuk Instrumen
Skor
Kerja sama
Rubrik Penilaian :
Kerja Sama
Berinisiatif
Berinisiatif
Mencari model
mengungkapkan
model
pendapat
penyelesaian
Kerja
sama
antar anggota
satu
dengan
yang
lain
sangat baik
Kerja
sama
antar anggota
satu
dengan
yang lain baik
Kerja
sama
antar anggota
satu
dengan
yang
lain
cukup baik
Kerja
sama
antar anggota
satu
dengan
yang
lain
kurang baik
Skala
Nilai
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Tujuan
Waktu
: 30 Menit
Petnjuk Umum :
1. Selesaikanlah soal berikut ini dengan cara diskusi pada kelompok
masing masing
2. Setelah selesai, salah seorang wakil kelompok dipersilahkan untuk
mempresentasikannya.
Bahan Diskusi
1) Hotel nyaman memiliki 350 kamar. Adapun hotel sejuk memilik 450
kamar. Sebanyak 3/7 dari total kamar di Hotel Nyaman telah dipesan
untuk akhir pekan. Tentukan banyak kamar yang telah dipesan di Hotel
sejuk untuk akhir pekan jika total kamar yang telah dipesan dikedua hotel
tersebut 400 kamar.
2) Ibu Hesti membeli 5 kue. Kemudian kue kue itu dibagikan kepada
semua anaknya. Setiap anak mendapat 1 kue. Tentukan banyaknya anak
Ibu Hesti!
3) Pada suatu kelas , terdapat 48 siswa. Sebanyak di antara siswa siswa
tersebut pergi ke sekolah naik angkotan kota, 1/3 sisanya naik sepeda
motor, dan sisanya berjalan kaki. Banykanya siswa yang berjalan kaki ke
sekolah ada?
4) Ana sedang mengerjakan soal. Dia membutuhkan waktu 3 1/3 menit untuk
menyelesaikan soal pertama. Ana mengerjakan soal kedua dalam waktu
3/5 dari waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan soal pertama. Total
waktu yang dibutuhkan Ana untuk menyelesaikan soal kedua adalah......
DAFTAR PUSTAKA