Anda di halaman 1dari 8

RESUME TENTANG INVENTORY (PERSEDIAAN)

NAMA

: NURRESTA PUTERA UTAMA

NPM

: 0112U293

BUKU

: INTERMEDIATE ACCOUNTING EDISI 7

PENERBIT

: BPFE YOGYAKARTA

PENGARANG

: ZAKI BARIDWAN

PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG


Yang dimaksud dengan penilaian persediaan barang adalah
menetukan nilai persediaan yangg dicantumkan dalam neraca. Persediaan
akhir bisaa dihitung harga pokoknya dengan menggunakan beberapa cara
penentuan harga pokok persediaan akhir, tetapi nilai ini tidak selalu
nampak dalam neraca tergantung pada metodepenilaian yang digunakan.
Ada 3 mmetode penilaian persediaan yaitu a) metode harga pokok,
b) metode harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah, dan c)
metode harga jual.

A. Metode harga pokok


Dalam metode ini harga pokokmpersediaan akhir akan dicantumkan
dalam neraca. Disini tidak ada perbedaan antara harga pokok persediaan
dan nilai persediaan dalam neraca. Harga pokok persediaan barang dapat
ditentukan dengan cara MPKP, rata rata tertimbang, MTKP atau yang lain
dan hasilnya dicantumkan dalam neraca tanpa perubahan.
B. Metode harga pokok atau harga pasar lebih rendah
Sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim, persediaan barang akan
dicantumkan dalam neraca dengan nilai sebesar harga pokoknya, tatpi
dalam keadaan tertentu penyimpangan dari prinsip harga pokok dapat
dibenarkan. Apabila pada akhir periode terjadi perubahan harga
persediaan barang dimana nilai penggantgi atau biaya memproduksi
persediaan bisa lebih rendah dari harga pokok barang barang tersebut
maka dapat digunakan metode harga pokok atau harga pasar yang lebih
rendah. Harga pasar diartikan sebagai berikut :

Bila menggunakan harga pokok atau harga pasar yang lebih


rendah, yang dimaksud harga pasar adalah nilai ganti pada saat itu
(current replacment cost) yang didapat deengan cara membeli atau
memproduksi menurut keadaan, kecuali :
a. Harga pasar tidak boleh melebihi nilai bersih yang dapat
direalisasikan ( yaitu, taksiran harga jual dalam kegiatan
usaha sehari hari dikurangi biaya yang dapat diperkirakan
lebih dahulu untuk penyelesaian atau penjualannya), dan
b. Harga pasar tidak boleh lebih rendah daripada nilai bersih
yang dapat direalisasikan sesudah dikurangi dengan laba
yang normal.
Nilai bersih yang direalisasikan merupakan batas maksimum yang
diperkenankan untuk mencantumkan persediaan dan disebut batas atas.
Nilai bersih yang direalisasi dikurang laba normalmerupakan batas
minimum dimana nilai persediaan barang tidak boleh lebiih rendah. Untuk
menentukan dengan nilai berapakah persediaan barang akan
dicantumkan dalam neraca, pertama kali dibandingkan dengan harga
pokok dengan harga pasar, dipilih yang lebih rendah. Jumlah yang lebih
rendah tersebut kemudian di bandingkan dengan bataas atas dan batas
bawahnya.apabila jumlah yang lebih rendah tersebut masih dalam batas
batas atas dan bawah maka nilai persediaan dalam neraca adalah jumlah
yang lebih renddah tersebut. Tetapi apabila jumlah yang lebih rendah
tersebut berada diluar batas atau dibawah batas bawah, maka persediaan
akan dinilai dengan batas atau batas bawah.

Pencatatan metode harga pokok atau harga pasar yang lebih


rendah
Pembelian barang barang dicatat pada saat terjadinya berdasar
harga pokok, oleh karena itu jika persediaan akan dicatat di bawah harga
pokoknya ( misalnya, apabila harga pasar lebih rendah ) maka ada 2 hal
yaitu :

Harga pokok penjualan/harga pokok barang-barang yang


dipakai.
Kerugian karena turunya harga persediaan.

Ada tiga prosedur yang dapat digunakan untuk mencatat aturan


harga pokok atau harga pasar yang lebih mudah :
a. Metode pengurangan persediaan langsung, dimana kerugian
penurunan harga persediaan tidak dilaporkan sendiri.

b. Metode pengurangan persediaan langsung, dimana hanya


kerugian penurunan harga persediaan akhir yang dilaporkan
tersendiri.
c. Metode cadangan persediaan, dimana kerugian penurunan
harga persediaan awal dan akhir dilaporkan tersendiri.
Cara pencatatan dan akibat penggunann kketiga
tersebutterhadap laporan laba rugi adala sebagai berikut :

metode

a. Metode pengurangan persediaan langsung


- Kerugian tidak disendirikan
Dalam cara ini harga pokok penjualan dan persediaan barang awal
dan akhir dicatat dengan jumlah harga pokok atau harga pasar yang lebih
rendah. Apabila harga pasar lebih rendah dengan harga pokok, maka
rekening harga pokok penjualanya mengandung 2 elemen yaitu,
-

Harga pokok penjualan barang barang yang dijual


bedasarkan harga pokok.
Kerugiian penurunan harga persediaan barang.

Metode ini sederhana tetapi tidak memisahkan harga pokok


penjualan dan kerugian penurunan harga persediaan. Apabila dipakai
metode buku, harus dibuat penyesuaian terhadap buku pembantu
persebiaan barang.

b. Metode pengurangan persediaan langsung


- Kerugian penurunan harga persediaan
disendirikan.

akhir

Dalam cara ini persediaan awal dan akhir dicatat dengen harga
pokok atau harga pasar yang lebih rendah. Tetapi rugi laba dikredit
dengan persediaan barang akhir sebesar harga pokooknya. Selisih
merupakan kerugian penurunan harga persediaan yang dicatat tersendiri.
Rekening harga pokok penjualan mengandung 2 elemen, yaitu :
-

Harga pokok barang yang dijual berdasar harga pokok.


Penurunan harga peersediaan barang awal periode.

Apabila metode buku, buku pembantu persediaan harus disesuaikan.


c. Metode cadangan persediaan
- Kerugian penurunan harga persediaan awal dan
akhir disendirikan

Dalam cara ini rekening harga pokok penjualan dan persediaan awal
dicatat dengan harga pokok. Apabila harga pasar lebih rendah maka
kerugian penurunan persediaan barang awal periode dicatat tersendiri
dan dikreditkan ke rekening cadangan.
Rekening cadangan ini setiap periode disesuaikan dengan jumlah
kerugian penurunan harga pada saat itu. Apabila kerugian penurunan
harga persediaan akhir lebih besar daripada kerugian penurunan harga
persediaan awal periode, maka rekening cadangan ditambah dan
dibebankan sebagai keruugian. Tetapi apabila rugi penurunan harga
persediaan akhir lebih kecil dari rugi penurunan harga persediaan awal,
maka rekening cadangan dikurangi dan dicatat sebagai laba. Jika dipakai
metode buku, tidak diperlukan penyesuaian terhadap buku pembantu
persediaan barang.
C. Metode harga jual
Penyimpangan dari prinsip harga pokok untuk penilain persediaan yaitu
dengan mencantumkan persediaan dengan harga jual bersihnya dapat
diterima asalkan memenuhi syarat : (1) ada kepastian bahwa barangbarang itu dapat segera dijual dengan harga yang telah ditetapkan dan
(2) merupakan produk standar, yang pasarnya mampu menampung serta
sulit untuk menentukan harga pokoknya. Penyimpangan dengan penilaian
sebesar harga jual biasanya dilakukan untuk produk dari tambang logam
mulia ( emas dan perak ) dan hasil-hasil pertanian/perternakan. Apabila
persediaan dicantumkan dalam neraca sebesar harga jual bersihnya maka
,metode penilaian yang digunakan hendaknya dijelaskan dalam neraca.

PENILAIAN PERSEDIAAN DALAM KONTRAK JANGKA PANJANG


Dalam pekerjaan pembangunan jangka panjang (lebih dari satu
periode), pada akhir periode timbul masalah penilaian persediaan dan
penentuan laba atu rugi untuk periode tersebut. Apabila pekerjaan
yang belum selesai pada akhir periode tetap dicatat bedasarkan harga
pokoknya maka laba baru akan diakui pada saat pembangunan itu
slesai, metode ini disebut dengan metode kontrak selesai (completed
contract method). Tetapi bila pada setiap akhir periode dilakukan
perhitungan lugi laba atas pekerjaan yang belum selesai, maka
pekerjaan yang belum selesai dicatat diatas/dibawah harga pokoknya.
Metode inin disebut dengan metode presentase penyelesaian
(percentage of completion method).

1. Metode kontrak selesai


Dalam metode ini semua biaya yang dikeluarkan dalam
kontrakpembanguanan di kumpulkan dalam rekening bangunan
dalam pelaksanaan. Uang yang diterima dari pemesan dikreditkan
ke rekening uang muka pesanan, sebelum bangunan selesai tidak
ada pendapatan yang diakui.
2. Metode presentase penyelesaian
Dalam metode ini semua biaya yang dikeluarkan untuk
pembangunan
dicatat
dalam
rekening
bangunan
dalam
pelaksanaan. Penerimaan uang dari pemesan dikreditkkan ke
rekening uang muka pesanan. Setiap akhir periode dilakukan
perhitungan laba atau rugi berdasarkan presentase penyelesaian.
Taksiran laba dicatat dengan mendebit rekening bangunan dalam
pelaksanaan dan mengkredit rekening pengankuan laba kontrak
jangka panjang.

Metode harga bruto


Menentukan jumlah persediaan dengan metode laba
biasanya dilakukan dalam keadaan keadaan sebagai berikut :

bruto,

a. Untuk menaksir jumlah persediaan barang yang diperlukan untuk


menyusun laporan laporan jangka pendek, dimana perhitungan
fisik tidak mungkin dijalankan.
b. Untuk menaksir jumlah persediaan barang yang rusak karena
terbakar dan menetukan jumlah barabg sebelum terjadinya
kebakaran. Perhitungan ini sering diperlukan untuk menetukan
besarnya klaim terhadap perusahaan asuransi. Dalam keadaan
seperti ini metode laba bruto dapat digunakan bila sebagian
catatan yang diperlukan ada dan tidak musnah terbakar.
c. Untuk mengece jumlah persediaan yang dihitung dengan cara
cara lain, disebut teori laba bruto.
d. Untuk menyusun taksiran harga pokok penjualan, persediaan
akhir dan laba bruto. Taksiran ini dihitung sesudah dibuat budget
penjualan.
Dalam metode laba bruto, pertama kali harus ditentukan besarnya
presentase laba bruto. Presentase ini bisa didasarkan pada penjualan atau
harga pokok penjualan. Biasanya presentase laba bruto ditentukan
dengan menggunakan data-data tahun sebelumnya. Sesuai presentase
laba bruto diketahui, kemudian dikalikan pada penjualan dan hasilnya

dikuraingi pada penjualan sehingga dapat ditentukan jumlah harga pokok


penjualan. Selisih antara harga pokok penjualan dengan barang-barang
yang tersedia untuk dijual merupakan persediaan akhir.
Apabila barang yang di jual bermacam macam dan presentase laba
brutonya berbeda beda, maka perhitungan taksiran nilai persediaan
dilakukan untuk masing-masing kelompok barang yang presentase laba
brutonya sama. Dengan demikian hasil perhhitungan akan lebih
mendekaati kenyataan bila dibandingkan dengan perhitungan seluruh
persediaan barang sekaligus.

dalam buku pembantu diawasi rekening kontrol persediaan barang dalam


buku besar. Kalau terjadi pembelian barang,maka pencatatannya adalah :
Persediaan barang dagangan ..... Rp. XXX
Hutang dagang ............... Rp. XXX
Atau Persediaan barang dagangan ..... Rp. XXX
K a s ...................... Rp. XXX
Apabila terjadi penjualan atau pemakaian bahan baku adalah
1. Untuk mencatat transaksi penjualan
Piutang dagang ........ Rp. XXX
Penjualan ................. Rp. XXX
2. Untuk mencatat pembebanan harga pokok penjualan

Metode

Pencatatan Persediaan
Titik

berat

daripada

pencatatan

adalah

pengawasan

dan

pengamatan persediaan guna menentyukan persediaan secara fisik.


membadi prosedur pencatatan persediaan di dalam dua metode yaitu
metode fisik, metode permanen (perpetual).

a. Metode pisik
Mengartikan metode fisik sebagai berikut metode fisik adalah
metode pencatatan persediaan yang tidak mengikuti mutasi persediaan
sehingga untuk mengetahui jumlah persediaan pada suatu saat tertentu
dengan menggunakan sistem pencatatan persediaan barang.
Pada metode ini dalam pencatatannya tidak ada hubungan antara
transaksi pembelian dengan perkiraan persediaan barang, demikian pula
penjualan atau pemakai barang dalam proses produksi.
Apakah terjadi pembelian barang, maka dijurnal sebgai berikut :
Pembelian ............... Rp. XXX
Hutang Dagang ............ Rp. XXX
Apabila terjadi penjualan baik tentang barang dagangan maupun
hasil produksi maka pencatatan di dalam jurnal, sebagai berikut :
Piutang dagang ............. Rp. XXX
Penjualan ................ Rp. XXX
b. Metode permanen (perpetual)
Dalam metode ini setiap persediaan dibuktikan dalam rekening sendirisendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Metode perpetual
adalah metode pencatatan persediaan yang mengikuti mutasi persediaan
baik kuantitasnya maupun harga pokoknya.
Pengertian di atas, maka perincian
Harga pokok penjualan ....... Rp. XXX
Persediaan barang dagangan ........ Rp. XXX

Anda mungkin juga menyukai