Anda di halaman 1dari 6

PORTOFOLIO DAN CPD PDKI

Oleh
KRT.Adi Heru Husodo
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia
Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta

PENGANTAR
Apakah yang dimaksud PDKI itu ? Kiranya banyak pihak yang hingga kini
tetap saja mempertanyakannya karena berbagai kepentingan, misalkan :
-

Ingin tahu apa makna PDKI = Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia/


KDKI
Apa visi dan misinya ?
Dimana kantornya ?
Siapa anggotanya ?
Bagaimana prosedur pelatihannya ?
Dan sebagainya

Kiranya bertolak dari pemikiran tersebut diatas itulah maka Portofolio dan
CPD PDKI itu perlu sekali untuk diuraikan agar dapat dipahami oleh berbagai pihak
DIFINISI
1.Portofolio = The office and functions of a minister of state or member of a cabinet
Jadi secara garis besar Portofolio PDKI adalah penjelasan mengenai
ABC dan D-nya PDKI

2.CPD PDKI = Continuing Professional Development Perhimpunan Dokter Keluarga


Indonesia
Jadi CPD PDKI adalah Pengembangan profesi Dokter Keluarga yang
dapat dilakukan secara berkesinambungan seperti CME (Continuing Medical
Education = Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan atau PKB)

PEMBAHASAN

Berawal dari ke-ikut-serta-an beberapa dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat


(IKM) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang menghadiri International
Conference of Family Doctor di Philipina pada tahun 1970-an, maka sepulangnya ke
Indonesia didirikanlah Organisasi Dokter Umum yang mempelajari Ilmu Kedokteran
Keluarga yang selanjutnya dinamakan :
-

KOLESE DOKTER KELUARGA INDONESIA atau KDKI

Selanjutnya pada tahun 2000-an KDKI berubah nama menjadi :


-

PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA atau PDKI

KDKI atau PDKI adalah Organisasi Profesi yang berskala nasional karena
hampir di seluruh propinsi di Indonesia terdapat cabang-cabangnya, namun KDKI
atau PDKI juga merupakan organisasi profesi berskala internasional, karena
merupakan anggota WONCA yaitu the World Organization of National
. Atau Organisasi Dokter Keluarga di Seluruh Dunia
Program- program kerja PDKI telah banyak yang dilaksanakan, misalkan :
1.Sosialisasi Dokter Keluarga di seluruh Indonesia
2.Pelatihan Dokter Keluarga memakai paket A,paket B, paket C dan paket D
3.Penerbitan buku-buku panduan pelatihan dokter keluarga
4.Menghadiri dan menyelenggarakan pertemuan-pertemuan ilmiah
5.Menggalang kerjasama pelatihan dokter keluarga bersama Tri Partit (Departemen
Kesehatan, PDKI dan Fakultas Kedokteran )
6. Menyelenggarakan pertemuan tahunan dokter keluarga nasional (misalkan :
Konggres Nasional Dokter Keluarga, Musyawarah Nasional Dokter Keluarga, dan
sebagainya)
7. Pembentukan ranting-ranting PDKI di berbagai kabupaten di Indonesia
8. dan sebagainya

Sesuai arahan BP2KB IDI (PDKI-IDI, 2008) maka secara retrospektif kegiatan
professional PDKI yang telah dilakukan meliputi :
1.Pembelajaran (Continuing Profesional Development= CPD)
2.Profesionalisme (Praktik sebagai Dokter Layanan Primer)

3.Pengabdian kepada masyarakat


4.Publikasi Ilmiah Kedokteran layanan primer
5. Pengembangan Ilmu Kedokteran Layanan Primer

Dokter Praktek Umum (DPU) jumlahnya amat banyak, yaitu pada tahun 2008
sekitar 65.000 dokter, sehingga karena menyadari permasalahan tersebut diatas
maka PDKI menyelenggarakan :
-

TOT (Training of Trainers)


CPD (diantaranya adalah Program Konversi DPU menjadi DK)
Pelatihan Dokter Keluarga memakai Paket A,Paket B,Paket C dan Paket D

Program Konversi DPU menjadi DK menilai 4 Pilar Profesionalisme, yaitu :


1.Perilaku dokter dengan parameter antara lain :
- SIP
-Tempat Praktek
- Perlengkapan tempat praktek
2.Ilmu Pengetahuan dengan parameter antara lain :
- CPD yang telah di-ikuti
- Tulisan yang telah dipublikasi
- Buku teks dan jurnal yang biasa dibaca
3.Ketrampilan klinis dengan parameter antara lain :
- Pendekatan Kedokteran Keluarga pada setiap kasus selama praktek
- Kasus yang pernah ditangani selama praktek
- Kursus ketrampilan medis teknis yang pernah dijalani
4.Kinerja dengan parameter :
- Jumlah kasus yang telah diselesaikan
- Jenis kasus yang telah pernah dilayani
- Keberhasilan menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi
- Manajemen praktek dengan pendekatan Kedokteran Keluarga

Tujuan Program Konversi DPU menjadi DK adalah :


1.Menarik dan meningkatkan minat dan member peluang seluas-luasnya kepada
DPU untuk menilai profesionalisme diri dan menilai dirinya sendiri
2.Menghargai profesionalisme DPU yang dinilai dapat menjadi sarana
pembelajaran mandiri
3.Menyediakan peluang yang luas bagi DPU untuk berkarir di ranah pelayanan
primer
4.Memfasilitasi pengembangan Ilmu Kedokteran Layanan Primer
5.Meningkatkan mutu pelayan kedokteran primer
6.Menyusun basis data distribusi dan kinerja dokter layanan primer di Indonesia

Instrumen dari program Konversi DPU menjadi DK tersebut diatas dapat


mencapai nilai lebih dari 250 SKP IDI. Karena itu selain memperoleh gelar DK
(Dokter Keluarga), maka peserta juga memenuhi syarat untuk RESERTIFIKASI.
Program Konversi berlaku dari 2008 hingga 2012. Sesudah tahun 2012, maka
resertifikasi dilakukan melalui CPD.

Di lain pihak Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui Sub Direktorat


Pembinaan Dokter Keluarga saat ini tengah melakukan :
1. Uji coba pelayanan dokter keluarga di :
a. Kabupaten Gorontalo
b. Kabupaten Kediri
c. Tembilahan, Kepulauan Riau
2. Peningkatan kualitas pelayanan primer melalui kerjasama dengan berbagai
pihak, misalkan :
a. PDKI
b. Perguruan Tinggi
c. Penyelenggara Asuransi Kesehatan (Misalkan : ASKES,Jamsostek,dsb)
d. Luar negeri
e. Dan sebagainya
Terkait dengan permasalahan tersebut diatas, pihak penyelenggara
pendidikan juga memberikan tanggapan, misalkan :
-

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Memasukkan Ilmu Kedokteran Keluarga dalam kuliah-kuliah S-1 di


Bagian Kedokteran Komunitas
o Membantu Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam
pengadaan Dokter Keluarga
o Mengirimkan beberapa orang dosen untuk sekolah Dokter Keluarga
di Philipina dan Australia
o Mendirikan Klinik Dokter Keluarga di Kiara dan Cempaka Putih,
Jakarta
o Banyak sekali staf pengajar FKUI yang menempati posisi- posisi
penting di :
Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia
Kolegium Ilmu Kedokteran Indonesia
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia
Dan sebagainya
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
o Memasukkan Ilmu Kedokteran Keluarga dalam dalam kuliah S-1
dalam blok kedokteran keluarga
o Membentuk Tim Pengembangan Dokter Keluarga yang bertugas
melakukan Post Graduate Certification on Family Medicine melalui
Blok 1, Blok 2, Blok 3 dan Blok 4
o Melakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
dalam pelatihan dokter keluarga memakai Blok 1,Blok 2, Blok 3 dan
Blok 4
o Melakukan kerjasama dengan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia dan PDKI DIY dalam hal pelatihan Dokter Keluarga
o Melakukan kerjasama dengan Mastrijt University of Amsterdam
(Prof.DR. Job Metsemaker.,Ph.D & Prof.Marijke & DR.Geraldine)
dengan dukungan dana dari NPT Belanda serta Iowa University of
United Stated of America (Prof.Dr.Mark Alan Graber.,Ph.D) dengan
dukungan dana dari AMINEF mengembangkan pendidikan dokter
keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surakarta
o Menyelenggarakan pendidikan S-2 Dokter Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
o Memasukkan Ilmu Kedokteran Keluarga dalam kuliah S-1 di Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat
o Mendirikan Klinik Dokter Keluarga di lingkungan kampus FK Unair
(Prof.DR.Arsiniati) bekerjasama dengan IDI Surabaya (dr.Suroto)
dengan bantuan dari PDKI Pusat
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
o Memasukkan Ilmu Kedokteran Keluarga dalam kuliah S-1 di Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
o Memasukkan Ilmu Kedokteran Keluarga dalam kuliah S-1 di Blok
Kedokteran Keluarga
o

Mengirimkan seorang dosen untuk sekolah S-3 Dokter Keluarga di


Australia

KESIMPULAN
Demikianlah Portofolio PDKI dan CPD PDKI adanya yang semuanya
diselenggarakan hanyalah untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan primer
yang sebenarnya merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
PDKI-IDI 2008.PROGRAM KONVERSI DOKTER PRAKTIK UMUM-DOKTER KELUARGA,
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia & Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta.
Anonim 1973.TIME WEBSTERS NEW IDEAL DICTIONARY, G & C Merriam Co, United
States of America

Anda mungkin juga menyukai