Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKTOR KIMIA DI LINGKUNGAN KERJA

Oleh : Kelompok VI

1. Anis Susulowati
2. Rizky Tri Swastiko
3. M. Abdi Aminullah
4. Moh. Cahyo Utomo
5. Siti Asruril Jannah
6. Zakaria Fikri Al Faqih

(A2A013037)
(A2A013038)
(A2A013039)
(A2A013040)
(A2A013042)
(A2A013044)

Dosen Pengampu : Ulfa Nurullita, SKM, M.Kes

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
DESEMBER, 2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya,
penyusun masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah Biologi Umum II ini.
Makalah ini disusun agar menambah wawasan pembaca mengenai Makalah Dasar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penyusun menyajikan makalah ini berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Dasar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang.
Dalam penulisan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Ibu Ulfa Nurullita, SKM, M.Kes, selaku dosen pengampu pada mata kuliah Dasar
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Dasar K3.
3. Keluarga yang selalu mendukung penyusun.
4. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Makalah Dasar Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan semua yang
membaca makalah ini serta mudah-mudahan dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Dalam penyusunan makalah ini penyusun merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan

maupun materi, mengingat akan

kemampuan yang dimiliki penyusun. Penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan dalam makalah selanjutnya.

Semarang, 2 Des 2014

Penyusun

PEMBAHASAN
Bahaya di lingkungan kerja dapat didefinisikan sebagai segala kondisi yang dapat
memberi pengaruh yang merugikan terhadap kesehatan atau kesejahteraan orang yang
terpajang. Ada beberapa faktor bahaya di lingkungan kerja meliputi faktor Kimia, Biologi,
Fisika, Fisiologi dan Psikologi.
Dalam makalah ini bahaya kimia yang akan kita kaji lebih lanjut. Fakta mengenai
potensi bahaya yang bersumber dari bahan kimia di dunia industri memang tak terbantahkan.
Karena hampir dapat dipastikan setiap jenis industri kimia mempergunakan bahan kimia
berbahaya, baik yang berupa gas, cairan maupun padatan. Orang yang terkena langsung
dengan cairan asam misalnya, kulitnya akan mengalami oksidasi, berubah warnanya menjadi
putih disertai dengan rasa perih dan gatal. Bahkan pada industri kimia yang menggunakan
B3, potensi bahayanya bisa lebih fatal, yaitu menyebabkan kematian bila sampai menghirup
B3 dengan konsentrasi tertentu.
Adapun jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh:
-

Pernapasan ( inhalation ),
Kulit (skin absorption ),
Tertelan ( ingestion )

2.1. Klasifikasi Bahan Berbahaya Beracun (B3)


A. Korosi
Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada permukaan tempat
dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan adalah bagain tubuh yang
paling umum terkena.
Contoh : konsentrat asam dan basa , fosfor.
B. Iritasi
Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak. Iritasi kulit bisa
menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat pernapasan
yang hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan oedema ( bengkak )
Contoh :
- Kulit : asam, basa,pelarut, minyak.
- Pernapasan : aldehydes, alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide, phosgene,
chlorine ,bromine, ozone.
C. Reaksi Alergi

Bahan kimia alergen atau sensitizers dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit atau
organ pernapasan. Contoh :
- Kulit : colophony ( rosin), formaldehyde, logam seperti chromium atau nickel,
epoxyhardeners, turpentine.
- Pernapasan : isocyanates, fibre-reactive dyes, formaldehyde, nickel.
D. Asfiksiasi
Asfiksian yang sederhana adalah inert gas yang mengencerkan atmosfer yang ada,
misalnya pada kapal, silo, atau tambang bawah tanah. Konsentrasi oksigen pada udara
normal tidak boleh kurang dari 19,5% volume udara. Asfiksian kimia mencegah
transport oksigen dan oksigenasi normal pada darah atau mencegah oksigenasi normal
pada kulit. Contoh :
- Asfiksian sederhana : methane, ethane, hydrogen, helium.
- Asfiksian kimia : carbon monoxide, nitrobenzene, hydrogen cyanide, hidrogen
sulphide.
E. Kanker
Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas telah terbukti pada
manusia. Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara
jelas sudah terbukti menyebabkan kanker pada hewan. Contoh :
- Terbukti karsinogen pada manusia : benzene ( leukaemia); vinylchloride ( liver
angiosarcoma); 2-naphthylamine, benzidine (kanker kandung kemih ); asbestos
-

(kanker paru-paru , mesothelioma).


Kemungkinan karsinogen pada manusia : formaldehyde, carbon tetrachloride,

dichromates, beryllium.
F. Efek Reproduksi
Bahan-bahan beracun mempengaruhi fungsi reproduksi dan seksual dari seorang
manusia. Perkembangan bahan-bahan racun adalah faktor yang dapat memberikan
pengaruh negatif pada keturunan orang yang terpapar, sebagai contoh :
- Aborsi spontan. Contoh : Manganese, carbondisulphide, monomethyl dan ethyl
ethers

dari

ethylene

glycol,

mercury.

Organic

mercury

compounds,

carbonmonoxide, lead, thalidomide, pelarut.

G. Racun Sistemik
Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada organ atau sistem
tubuh. Contoh :
- Otak : pelarut, lead, mercury, manganese.
- Sistem syaraf peripheral : n-hexane,lead,arsenic,carbon disulphide.
- Sistem pembentukan darah : benzene,ethylene glycol ethers.
- Ginjal : cadmium,lead,mercury,chlorinated hydrocarbons.
- Paru-paru : silica,asbestos, debu batubara ( pneumoconiosis).
4

Berikut adapun beberapa penjelasan tentang arti simbol/logo berbahaya dari beberapa bahan
kimia yang ada ditempat kerja :

1. Explosive (bersifat mudah meledak)


Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya explosive dapat
meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain
bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari
bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak
sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam
Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat
dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak. Sebagai contoh,
asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti
aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak
memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus.
Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit
mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan.
2. Oxidizing (pengoksidasi)
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya oxidizing
biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau
bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara
signifikan.
5

Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like)
dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik. Jenis bahaya
flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat mudah
terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar).
Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat
mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi
panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya
terbakar, juga diberi label sebagai highly flammable.
3. Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya toxic dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit.

4. Harmful Irritant (bahaya iritasi)


Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan
Xi. Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko
merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit. Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi
irritant atau kode Xi adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika
kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera
berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
5. Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi corrosive adalah merusak jaringan hidup.
Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi
karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai
bahan korosif.
Bahan dan formulasi dengan notasi dangerous for environment adalah dapat
menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen
lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan
gangguan ekologi.
Pengendaliannya Bahan Berbahaya Beracun disertai Undang Undang yang
Mengatur Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifatnya dan
atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau
6

membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta


mahluk hidup lainnya.
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah nomor 74
tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Dimana di
dalamnya mengkategorikan B3 yang dilarang digunakan, terbatas digunakan dan
bebas digunakan. Salah satu contoh jenis B3 adalah pestisida. Departemen Pertanian
melalui Keputusan Menteri Pertanian nomor 949/Kpts.270/12/1998 mengelompokan
jenis-jenis pestisida yang dilarang dan terbatas
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.187/MEN/1999 Tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja. Pengendalian bahaya yang bersumber dari
bahan kimia berbahaya dan beracun atau B3 telah diatur oleh keputusan menteri,
yakni Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 187/MEN/1999.
Dalam keputusan menteri (kepmen) ini dinyatakan bahwa pengusaha atau
pengurus yang menggunakan, menyimpan, memakai, memproduksi dan mengangkut
bahan kimia berbahaya di tempat kerja, wajib mengendalikan bahan kimia berbahaya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Konkritnya, menurut kepmenaker no.187/MEN/1999 ini pengendalian bahaya
dari bahan kimia berbahaya meliputi penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB) atau Material Safety Data Sheet (MSDS) dan label, serta penunjukkan
petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia.
Pokok-pokok Isi Selain mewajibkan pengendalian bahaya dengan MSDS,
label dan petugas/ahli K3 kimia, di dalam kepmen ini juga disebutkan beberapa hal
pokok diantaranya: Pengusaha wajib melaporkan daftar nama, sifat dan kuantitas
(jumlah) bahan kimia berbahaya yang ada di tempat kerja. Potensi bahaya masingmasing perusahaan diklasifikasikan menjadi bahaya besar dan bahaya menengah.
Klasifikasi atau kategori ini didasarkan pada kriteria dan Nilai Ambang Kuantitas
(NAK) bahan kimia berbahaya yang ada di perusahaan tersebut. Kriteria bahan kimia
berbahaya terdiri dari bahan beracun, bahan sangat beracun, cairan mudah terbakar,
cairan sangat mudah terbakar, gas mudah terbakar, bahan mudah meledak, bahan
reaktif dan bahan oksidator.
NAK untuk masing-masing bahan berbahaya ditetapkan. Sebagai contoh NAK
untuk bahan kimia beracun adalah 10 ton. Kewajiban-kewajiban perusahaan dengan
potensi bahaya besar dan potensi bahaya menengah. Kewajiban-kewajiban tersebut
meliputi pengadaan petugas K3 kimia, ahli K3 kimia, dokumen pengendalian bahaya,
pelaporan perubahan bahan kimia dan instalasi, pengujian periodik faktor kimia,
pengujian instalasi secara berkala dan pemeriksaan berkala kesehatan tenaga kerja.
7

Kewajiban dan kualifikasi petugas dan ahli K3 kimia. Pada bagian lampiran
dijelaskan pula mengenai bentuk LDKB, form pelaporan daftar bahan kimia
berbahaya dan kuantitasnya, NAK untuk masing-masing bahan kimia berbahaya dan
kurikulum kursus teknis petugas K3 kimia. Adapun pengertian dari pada MSDS yang
wajib kita ketahui sebagai calon ahli K3 guna mengetahui informasi dari sifat serta
pengendalian dari bahan kimia yang tertera pada MSDS sebagai berikut: Bahan kimia
berbahaya atau B3 dengan mudah dapat kita temukan dipabrik kimia. Diperlukan
tindakan pengendalian yang tepat agar bahan kimia B3 tidak membahayakan kita
sebagai tenaga kerja, peralatan/instalasi dan tentu tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai