Odonto Gen
Odonto Gen
ODONTOGEN
Definisi
Infeksi : masuknya kuman ke dalam
jaringan sehingga menimbulkan
reaksi dari jaringan tersebut
Definisi
Kontaminasi: menempelnya
mikroorganisme pada jaringan tubuh
Inflamasi : reaksi dari tubuh terhadap
masuknya mikroorganisme dengan gejala
rubor, kalor, dolor, fungsiolaesa, tumor
Bakteriemi : adanya mikoorganisme yang
menyebar pada pembuluh darah yang
bersumber pada fokus infeksi
Septikemi : adanya mikroorganisme dan
zat-zat toksik yang menyebar dalam
pembuluh darah secara konstans dan terus
menerus
nadi):
Test vitalitas panas/dingin (+), perkusi (+), druk (-)
- pulpitis sub akut (subyektif taa), test vitalitas
panas/dingin (+)
perkusi (+), druk (-)
- pulpitis kronis (subyektif taa), test vitalitas (+),
perkusi (-),
druk (-)
- awal periodontitis: test vitalitas panas/dingin (+),
perkusi (+),
druk (+)
PERIODONTITIS: GIGI KARIES PROFUNDA ATAU SISA AKAR
- Periodontitis apikalis akut (subyektif: sakit spontan
PENYEBARAN PERKONTINUATUM
Infeksi dentoalveolar menembus korteks tulang
rahang menuju ke jaringan sekitar rongga mulut
(Ke spasia-spasia di daerah kepala dan leher)
Spasia kepala dan leher adalah rongga/daerah yang
tersusun oleh lapisan-lapisan fasia (berupa jaringan
ikat kendor)
Spasia-spasia ini mudah ditembus oleh eksudat yang
bersifat purulent (produk infeksi)
Penyebaran perkontinuatum dipengaruhi oleh:
- Gaya grafitasi,
- Ketebalan & kepadatan (porositas) tulang rahang
- Perlekatan otot-otot pada mandibula dan maksila
(Hubungannya dengan ujung akar gigi atau daerah
Periodontal)
FLORA
NORMAL
(APATOGEN)
PATOFISIOLOGI INFEKSI
ODONTOGEN
VIRULENSI
KUANTITAS
PERTAHANAN TUBUH
INFEKSI
PATOGEN
KERUSAKAN PADA:
PULPA
PERIODONTAL
MUKOSA
PERIKORONA
INFASI MIKROBA
RADANG KRONIS
RADANG AKUT
(PERIODONTITIS APIKALIS)
DAERAH PERIAPIKAL:
NEKROSIS JARINGAN
DAERAH SEKITARNYA:
HIPEREMIA PEMB. DARAH
EDEMA
SUPURASI
(ABSES DENTOALVELAR)
lanjutan:
Infiltrasi infeksi kepermukaan tulang
& periosteum
INFEKSI ODONTOGEN ok
INVASI MIKROBA MELALUI:
(1) pulpa
(2) periodontal
(3) sistemik (pembukuh dara
kronis)
(II)
Gangren
a pulpa
(IVa) Periodontitis
apikalis
(VIa) Abses
periapikal
(IV) Periodontitis
marginalis
Kerusakan membran
periodontal (poket +)
(VI) osteomyelitis
GINGIVITIS: GINGIVA:
Kemerahan
Edema
Mudah berdarah
Resesi: (+/-)
PERIODONTITIS: Membran
Periodontal:
Poket: (+)
mobilitas
(goyang):(+/-)
Spasium masseter
Spasium pterigomandibular
Spasium temporal
Fascial Space of
Head and Neck
Suprahyoid Cross-Section
Of Neck Spaces
Coronal Section of
Head & Neck Spaces
Sagital Section of
Head & Neck Spaces
Patofisiologi
Abses Rahang
Definisi Abses
Terkumpulnya nanah
dalam suatu rongga
yang terbentuk ok
disintegrasi jaringan
(Kruger,1984)
Daerah inflamasi yang
terlokalisir dan berisi
nanah (Dimitroulis,
1997)
Palpasi
Abses Periapikal
Definisi: kumpulan sel-sel peradangan akut
didaerah apikal gigi yang mati (Neville, 1995)
Mikroba bisa dari pulpa / sistemik
Peripikal abses akut: sakit hebat, pembengkakan
menyebar kemerah-merahan, pebesaran kel
limfe, gigi terasa memanjang, sensitif terhadap
sentuhan, gusi sekitar gigi kemerah-merahan,
lipatan mukosa mukobukal normal
Ro: gambaran radiolusen difuse di apikal gigi
Pus di periapikal dapat menembus kortek tulang
OBYEKTIF:
INSPEKSI:
EKSTRA ORAL:
PENYEBAB GIGI-2 RAHANG ATAS:
- Insisive: bengkak edematus bibir atas, merata
- Kaninus, premolar dan molar: bengkak edematus pada
pipi, kadang-2 meluas s/d palpebra bawah, kemerahan
PENYEBAB GIGI-2 RAHANG BAWAH:
- Insisive & kaninus: bengkak edematus bibir bawah, merata
- Premolar & molar: bengkak edematus meluas pada pipi
Intra oral:
Palpasi:
ekstra oral:
- Bengkak tidak teraba (maksila dan korpus
mandibula teraba, dan tepi rahang mandibula
teraba),tenderness (nyeri tekan) (+) ringan, pada tahap
awal fluktuasi (-) dan tahap lanjut (+), suhu Meningkat
dibanding daerah sekitarnya.
- Limfonodi teraba (membesar), nyeri tekan (+)
Abses Subperiosteal
Klinis: selulitis jaringan lunak mulut & maksilofasial,
pembengkakan menyebar ke EO, warna kulit sedikit
merah pada daerah gigi penyebab, sakit hebat &
terlokalisir/menyebar ke RB, sendi & telinga, kelejar
submandibula membesar & sakit.
IO: pembengkakan landai, palpasi sedikit sakit,
fluktuasi negatif, mukobukal fold sedikit terangkat
Abses subperiosteal terjadi hanya sekitar 1-2 jam, oleh
karena itu jarang dijumpai di tempat praktek, setelah
itu sakit hebat mendadak berkurang, demam juga
berkurang, tetapi pembengkakan bertambah besar
(terjadilah abses pada spasia)
ABSES GINGIVAL
Batas-batas:
Abses terletak di antara mukosa gingiva (Mukosa
tidak bergerak) dengan tulang Proc. Alveolaris)
Gambaran klinis:
Subyektif: sakit spontan (+/-) pada gigi penyebab atau
pada gingiva didekatnya
Obyektif:
EO: Taa
INTRA ORAL:
Abses Submukus
Disebut jg abses spasium
vestibular
Kelanjutan abses
subperiosteal
Pus berkumpul dibawah
mukosa setelah menembus
periosteum
EO: Sakit berkurang tetapi
pembengkakan bertambah
besar, demam, kel limfe
submandibula teraba&sakit
IO: mukobukal fold terangkat,
palpasi lunak, fluktuasi positif
ABSES PALATAL
Kelanjutan abses subperiosteal yang
Bersumber dari gigi rahang atas
Menembus jaringan periosteum bagian
Palatinal
OBYEKTIF:
Inspeksi: bengkak sebelah palatinal dari gigi penyebab,
Merata, Warna normal s/d Kemerahan
Palpasi: konsistensi kenyal, berbatas tegas, fluktuasi
(+)
nyeri tekan (+)
Abses Spasium
Infeksi berasal
dr abses dentoalveolar, abses
Submandibula
periodontal & perikoronitis
Abses Spasium
Submandibula
Abses Spasium
Sublingual
Abses Spasium
Sublingual
Abses Spasium
Submental
Terletak diantara
m.
milohyoid & platisma
Gigi penyebab umumnya
gigi anterior/premolar RB
Klinis: selulitis regio
submental, tahap akhir
terjadi supuratif &
fluktuasi positif
IO: tidak terdapat adanya
pembengkakan, kadangkadang gusi di regio gigi
penyebab lebih merah
dari jar sekitar
Abses Perimandibula
Perluasan abses spasia bukal sampai
ke
Spasia submandibula, atau
kebalikannya.
Gejala dan tanda klinis
Subyektif:
Perluasan abses spasia bukal ke
spasia
Submandibula (atau kebalikannya)
Obyektif:
Gabungan abses spasia bukal dan
abses
Submandibula, dan tepi mandibula
tidak
Abses Subkutan
Abses Spasium
Infratemporal
Abses ini jarang
terjadi
Sangat berbahaya krn bisa fatal
Klinis: tahap awal tidak jelas,
sakit terasa dalam & tumpul
lokasi di RA belakang. Sakit jg
terasa menusuk telinga dan
waktu buka mulut
IO: pembengkakan faring
menyebar melewati tuber
hingga arkus glosopalatinus,
tidak ada fluktuasi
Gejala yang penting: rasa sakit
pada palpasi antara ramus dan
tuber diatas lipatan mukosa
Limfonodi submandibula: teraba
dan sakit tekan
Abses Spasium
Submasseter
Infeksi berasal
dari gigi
molar tiga RB
Klinis: sakit berdenyut di
regio ramus mandibula
bagian dalam,
pembengkakan jaringan
lunak wajah, trismus,
toksik & delirium.
Bagian posterior ramus
memiliki tegangan
besar, sakit saat ditekan
Trombosis Sinus
Klinis: odematus periorbita
Infeksi serius Cavernosus
melibatkan kelopak mata &
Membutuhkan perawatan
segera dan bedah
Terjadi karena penyebaran
infeksi odontogen lewat
hematogen
patofisiologi penyebaran
bakteri menuju sinus
cavernosus
bagian post maksila yi
lewat pleksus ptrigoideus
dan vena emisaria
Bagian ant yi lewat vena
angularis dan vena
opthalmica sup et inf
Trombosis Sinus
Cavernosus
ABSES PARAFARINGEAL
BATAS-BATAS:
LATERAL: M. Pterigoid interna
MEDIAL: M. Konstriktor faring sup
POSTERIOR: Glandula parotis,
M. Prevertebralis, prosesus
Stiloideus
PENYEBAB INFEKSI:
Gigi molar ketiga mandibula
Perluasan abses
pterigomandibula
Abses Spasium
Parafaringeal
Infeksi spasium
ini mudah
menyebar keatas menuju
otak shg terjadi abses otak,
meningitis/trombosis sinus
Umumnya infeksi akut dari
molar tiga RB/ perluasan
abses spasium
pterigomandibula/ bisa jg
penyebaran abses perikorona
Klinis: sakit hebat pada
tenggorokan, sakit waktu
menelan, sakit meyebar ke
telinga, kadang-kadang
sepsis, trismus
OBYEKTIF:
EKSTRA ORAL:
INTRA ORAL:
INSPEKSI: EDEMA DINDING FARING LATERAL, MENONJOL KE
ARAH MEDIAL
SPASIA PREVERTEBRA
MEDIASTINUM
Angina Ludwigs /
Phlegmon
Angina Ludwigs
Clinical finding
Result of a rapidly
expanding cellulitis
Severe pain and
neck swelling
Fever
Toothache
Malaise
Dysphagia
Microba
Therapy of Ludwig
Angina
Assessment and
protection of the airway
Indikasi
Tes kultur dan Sensitifitas
Insisi
Osteomielitis
Definisi
Merupakan proses inflamasi di dalam
ruang medula atau permukaan
korteks tulang yang dapat meluas
hingga mencapai bagian tepi tulang
yang disebabkan oleh bakteri dan
bisa bersifat akut atau kronis
(Nevile, 1995, Peterson, 2003).
Insidensi
osteomielitis rahang
saat ini
Jarang
( Topazian, 2002)
Peningkatan nutrisi
Peningkatan kesadaran akan kesehatan gigi
Tersedianya terapi antibiotik
Ketepatan diagnosa
Cepatnya intervensi medis
Etiologi
Infeksi odontogen yang parah
Virulensi mikroorganisme
Resistensi host rendah
Perubahan vaskularitas rahang
Penyakit sistemik
Penggunaan obat
Diabetes melitus
steroid
Usia pasien
Kemoterapi kanker
Fautoimun
aktor predisposisi
Penyakit
(Miles, 1991, Regezy & Sciubba
,1993, Topazian, 2002,
Malaria
Agranulositosis
Peterson
(1998),
Penyakit sel sikel
Leukemia
Anemia yang parah AIDS
Merokok
Malnutrisi
Alkohol
Sipilis
Klasifikasi Osteomielitis
1.
2.
A.
B.
1.
(Topazian, 2002)
Osteomielitis non
Osteomielitis
Supuratif
Supuratif
1. Osteomielitis
Osteomielitis
sclerosing difuse
supuratif akut
2. Fokal sclerosing
Osteomielitis
Osteomielitis
supuratif kronis
3. Proliferatif periostitis
Primer (tanpa fase
(periostitis ossificans,
akut)
Garres sclerosing
Sekunder (melalui
osteomielitis)
fase akut
4. Osteoradionecrosis
Osteomielitis infantil
Patogenesa
Acute inflamation
Increased
Intramedullary
pressure
Pus
Organism extension
Haversian system/
Nutrient canal
involvement
Elevation of
periosteum
Vascular collapse
Disrupted
Blood supply
Avascular bone
Avascular
Infected bone
Osteomielitis Supuratif
Akut
Osteomielitis Supuratif
Kronis
Prinsip perawatan
osteomielitis
Evaluasi dan koreksi
(Topazian, 2002)
respon pertahanan
Pengambilan
host
sekuester tulang
Penentuan bakteri
Debridemen
penyebab
Sekuesterektomi
Penentuan
perluasan lesi
Sauserisasi
Pemberian antibiotik
Dekortikasi
Pengambilan gigi
Reseksi atau
yang goyang
rekonstruksi
HBO
Sinusitis Maksilaris
DEFINISI : (Dimitroulis, 1997)
Suatu peradangan yang meliputi
membran sinus, periosteum dan
dinding sinus maksilaris sebagai
akibat penyakit gigi atau jaringan
pendukungnya.
Anatomi sinus
maksilaris
Etiolog
Trauma, infeksi, alergi i
Odontogen :
Faktor predisposisi
- Akar gigi dekat sinus maksilaris
- Adanya perluasan sinus
- Kelainan pada akar gigi
- Fraktura maksila
Penyakit periapikal / periodontal akut / kronis
Iatrogenik : overfill material endodontik
Trauma pembedahan gigi/ maxilla (fistula oroantral)
- Akibat pencabutan gigi
- Tehnik pencabutan kurang baik
- Trauma pada penggunan kuret
- Trauma pada penggunaan elevator
Bakteri
Non odontogenik :
Aerob : Streptococcus pneumoniae,
Haemophilus influenza,
Staphylococcus aureus
Anaerob : Porphyromonas,
Prevotella, Peptococcus,
Fusobacterium spp.
Odontogenic :
Aerob: streptococci
Anaerob: Peptococcus,
Peptostreptococcus, Porphyromonas,
Prevotella, Eubacterium spp.
Diagnosa sinusitis
maksilaris
Gejala klinis
Sumber dari gigi : sakit unilateral,
sumber tdk jelas, sakit meningkat
saat pasien berubah posisi nunduk
atau duduk ke berdiri
Daerah vestibulum molar/ premolar
terasa sakit pada palpasi/ perkusi.
Gigi vital sensitif terhadap perkusi
dan terdapat drainase pada nasal
unilateral
Gejala klinis
Sinusitis maxilaris Akut :
Rasa penuh dan tertekan pd sinus yg
terlibat
Berkembang cepat dan sakit
Pembengkakan wajah
Eritema
Aliran material mukopurulen sangat
bau pada rongga hidung dan
nasoparing
Malaise
Demam
Gejala klinis
Sinusitis maxilaris kronis :
Ditandai oleh respon yg baik pada
perawatan awal namun timbul kembali,
atau gejala menetap > 3 bulan
Gambaran radiografi : Penebalan mukosa
sinus , gambaran radioopak seluruh
rongga sinus, polip nasal / antrum
Radiologis sinusitis
maksilaris
Batas cairan-udara
pada sinus,
KOMPLIKASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Fistula oroantral
Selulitis dan abses mata
Trombosis sinus cavernosus
Osteomielitis
Meningitis
Abses otak
Infeksi fokal
Penatalaksanaan Sinusitis
Maksilaris
Non-surgical
Penatalaksanaan Sinusitis
Maksilaris
Surgical :
Surgical drainage
Intranasal antrostomy
Caldwell-Luc approach
Penutupan fistula oroantral
Penatalaksanaan
Pada saat pencabutan gigi
Perforasi kecil :
- Dengan pemberian Hemostatic
agent akan dapat menutup
- Dapat dilakukan penjahitan
mukosa bukal dan palatinal
Perforasi besar ( > 5 mm )
- Secara pembedahan
- Flap bukal palatal
- Flap bukal
- Flap palatal
Flap bukal
Flap palatal
Caldwell-Luc