Anda di halaman 1dari 94

INFEKSI

ODONTOGEN

BAGIAN BEDAH MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI UNIVERSITAS
JEMBER

Definisi
Infeksi : masuknya kuman ke dalam
jaringan sehingga menimbulkan
reaksi dari jaringan tersebut

Infeksi primer : infeksi yang terjadi


pertama kali oleh mikroorganisme
Infeksi sekunder : infeksi pada jaringan
yang sebelumnya sudah terinfeksi
primer
Infeksi nosokomial : infeksi yang terjadi
pada waktu penderita di rawat di RS

Definisi

Kontaminasi: menempelnya
mikroorganisme pada jaringan tubuh
Inflamasi : reaksi dari tubuh terhadap
masuknya mikroorganisme dengan gejala
rubor, kalor, dolor, fungsiolaesa, tumor
Bakteriemi : adanya mikoorganisme yang
menyebar pada pembuluh darah yang
bersumber pada fokus infeksi
Septikemi : adanya mikroorganisme dan
zat-zat toksik yang menyebar dalam
pembuluh darah secara konstans dan terus
menerus

Faktor yang berperan


terjadinya infeksi

Virulensi & quantity

Virulensi: kualitas bakteri (daya invasi, toksisitas,


enzim)
Quantity: jumlah mikroorganisme yang dapat
menginfeksi host

Pertahanan tubuh lokal

Kulit dan mukosa yang utuh


Populasi normal bakteri di RM

Pertahanan humoral: Ig, Komplemen


Pertahanan seluler: PMN, limfosit, Makrofag

Infeksi rongga mulut (odontogen)


disebabkan oleh mikroba normal
yang berubah menjadi patogen
Mikroba (Bakteri, Virus, Jamur &
Parasit)

INFASI KUMAN MELALUI:

PULPA (GIGI GANGRENA PULPA/RADIKS)


PERIODONTAL
PERIKORONA
ULKUS PADA MUKOSA RONGGA MULUT

GEJALA & TANDA FOKUS INFEKSI ODONTOGEN


BILA MELALUI PULPA:
PULPITIS: GIGI KARIES PROFUNDA PERFORASI
- Pulpitis akut (subyektif: sakit spontan seirama denyut

nadi):
Test vitalitas panas/dingin (+), perkusi (+), druk (-)
- pulpitis sub akut (subyektif taa), test vitalitas
panas/dingin (+)
perkusi (+), druk (-)
- pulpitis kronis (subyektif taa), test vitalitas (+),
perkusi (-),
druk (-)
- awal periodontitis: test vitalitas panas/dingin (+),
perkusi (+),
druk (+)
PERIODONTITIS: GIGI KARIES PROFUNDA ATAU SISA AKAR
- Periodontitis apikalis akut (subyektif: sakit spontan

: test vitalitas panas/dingion (-), perkusi (-),


druk (+)
- periodontitis apikalis sub akut (subyektif taa): test

PENYEBARAN PERKONTINUATUM
Infeksi dentoalveolar menembus korteks tulang
rahang menuju ke jaringan sekitar rongga mulut
(Ke spasia-spasia di daerah kepala dan leher)
Spasia kepala dan leher adalah rongga/daerah yang
tersusun oleh lapisan-lapisan fasia (berupa jaringan
ikat kendor)
Spasia-spasia ini mudah ditembus oleh eksudat yang
bersifat purulent (produk infeksi)
Penyebaran perkontinuatum dipengaruhi oleh:
- Gaya grafitasi,
- Ketebalan & kepadatan (porositas) tulang rahang
- Perlekatan otot-otot pada mandibula dan maksila
(Hubungannya dengan ujung akar gigi atau daerah
Periodontal)

FLORA
NORMAL
(APATOGEN)

PATOFISIOLOGI INFEKSI
ODONTOGEN

VIRULENSI
KUANTITAS
PERTAHANAN TUBUH

INFEKSI

PATOGEN

KERUSAKAN PADA:
PULPA
PERIODONTAL
MUKOSA
PERIKORONA

MENYEBAR KE JARINGAN SEKITAR


SECARA:
PERKONTINUATUM
HEMATOGEN
LIMFOGEN

INFASI MIKROBA

MEMBRAN PERIODONTAL APIKAL


MEMBENTUK DIDING UNTUK MENGISOLASI
PENYEBARAN INFEKSI

RADANG KRONIS

RADANG AKUT
(PERIODONTITIS APIKALIS)

DAERAH PERIAPIKAL:
NEKROSIS JARINGAN

LEKOSIT & SEL-2 RADANG MENINGKAT

DAERAH SEKITARNYA:
HIPEREMIA PEMB. DARAH

EDEMA

SUPURASI
(ABSES DENTOALVELAR)

INFILTRASI MELALUI KANAL


TULANG MENUJU PERMUKAAN
TULANG DAN PERIOSTEUM

lanjutan:
Infiltrasi infeksi kepermukaan tulang
& periosteum

INFILTRASI MENEMBUS PERIOSTEM


SELULITIS (SEREUS PERIOSTITIS)

ABSES SUBPERIOSTEAL (1-2 JAM)


Periostem pecah

ABSES-ABSES DI DALAM SPASIA-SPASIA


(membentuk rongga-rongga patologis)

INFEKSI ODONTOGEN ok
INVASI MIKROBA MELALUI:
(1) pulpa
(2) periodontal
(3) sistemik (pembukuh dara

INVASI MIKROBA MELALUI PULPA


(I) Pulpitis (akut

kronis)

(II)
Gangren
a pulpa

(III) Pulpitis parsialis,


dg awal periodontiti

(IVa) Periodontitis
apikalis
(VIa) Abses
periapikal

(IVb) - granuloma periapik


- kista rasdikular
(VIb) osteomyelitis

(VII) Serous periostitis


(Selulitis)
(IX) Abses pd
(VIII) Abses
spasia-spasia
subperiosteal

INVASI MIKROBA MELALUI


PERIODONTAL
(I) debris/kalkulus
(II) gingivitis

(III) - resesi gingiva


- resesi tulang
alveolar

(IV) Periodontitis
marginalis

Kerusakan membran
periodontal (poket +)

(V) Abses periapikal

(VI) osteomyelitis

(VII) Serous periostitis


(selulitis)
(VIII) Abses
subperiosteal

(IX) Abses pd spasiaspasia

GEJALA & TANDA FOKUS INFEKSI ODONTOGEN


BILA MELALUI PERIODONTAL:
DEBRIS/KALKULUS

GINGIVITIS: GINGIVA:

Kemerahan
Edema
Mudah berdarah
Resesi: (+/-)

PERIODONTITIS: Membran

Periodontal:
Poket: (+)
mobilitas
(goyang):(+/-)

Spasium Fasial di Kepala & Leher


Spasium fasialis primer

Spasium maksilaris primer


Spasium kaninus
Spasium bukalis
Infratemporalis
Spasium mandibulais primer
Spasium submental
Spasium sublingual
Spasium submandibular

Spasium fasialis sekunder

Spasium masseter
Spasium pterigomandibular
Spasium temporal

Spasium fasialis servikalis

Spasium faringeal lateral


Spasium retrofaringeal
Spasium prevertebra

Fascial Space of
Head and Neck

Suprahyoid Cross-Section
Of Neck Spaces

Coronal Section of
Head & Neck Spaces

Sagital Section of
Head & Neck Spaces

Penyebaran Infeksi Dari Gigi Molar


Ketiga Mandibula

Patofisiologi

Abses Rahang
Definisi Abses
Terkumpulnya nanah
dalam suatu rongga
yang terbentuk ok
disintegrasi jaringan
(Kruger,1984)
Daerah inflamasi yang
terlokalisir dan berisi
nanah (Dimitroulis,
1997)

Palpasi

Abses Periapikal
Definisi: kumpulan sel-sel peradangan akut
didaerah apikal gigi yang mati (Neville, 1995)
Mikroba bisa dari pulpa / sistemik
Peripikal abses akut: sakit hebat, pembengkakan
menyebar kemerah-merahan, pebesaran kel
limfe, gigi terasa memanjang, sensitif terhadap
sentuhan, gusi sekitar gigi kemerah-merahan,
lipatan mukosa mukobukal normal
Ro: gambaran radiolusen difuse di apikal gigi
Pus di periapikal dapat menembus kortek tulang

Periostitis Serous Fasial


(Selulitis Fasial)
Radang akut (awalnya non supuratif supuratif) pada

Jaringan ikat longgar di lapisan permukaan dan atau


yang
Lebih dalam dari wajah dan dasar mulut
GEJALA DAN TANDA KLINIS
SUBYEKTIF:
Bengkak dan sakit pada wajah yang diawali dari sakit gigi,
Disertai demam

OBYEKTIF:
INSPEKSI:
EKSTRA ORAL:
PENYEBAB GIGI-2 RAHANG ATAS:
- Insisive: bengkak edematus bibir atas, merata
- Kaninus, premolar dan molar: bengkak edematus pada
pipi, kadang-2 meluas s/d palpebra bawah, kemerahan
PENYEBAB GIGI-2 RAHANG BAWAH:
- Insisive & kaninus: bengkak edematus bibir bawah, merata
- Premolar & molar: bengkak edematus meluas pada pipi

Intra oral:

- Penyebab gigi-2 anterior: pendangkalan sulkus


nasolabial
- Penyebab gigi-2 posterior: pendangkalan sulkus
mukobukal

Palpasi:
ekstra oral:
- Bengkak tidak teraba (maksila dan korpus
mandibula teraba, dan tepi rahang mandibula
teraba),tenderness (nyeri tekan) (+) ringan, pada tahap
awal fluktuasi (-) dan tahap lanjut (+), suhu Meningkat
dibanding daerah sekitarnya.
- Limfonodi teraba (membesar), nyeri tekan (+)

intra oral: Bengkak tidak teraba, suhu meningkat

Abses Subperiosteal
Klinis: selulitis jaringan lunak mulut & maksilofasial,
pembengkakan menyebar ke EO, warna kulit sedikit
merah pada daerah gigi penyebab, sakit hebat &
terlokalisir/menyebar ke RB, sendi & telinga, kelejar
submandibula membesar & sakit.
IO: pembengkakan landai, palpasi sedikit sakit,
fluktuasi negatif, mukobukal fold sedikit terangkat
Abses subperiosteal terjadi hanya sekitar 1-2 jam, oleh
karena itu jarang dijumpai di tempat praktek, setelah
itu sakit hebat mendadak berkurang, demam juga
berkurang, tetapi pembengkakan bertambah besar
(terjadilah abses pada spasia)

ABSES GINGIVAL
Batas-batas:
Abses terletak di antara mukosa gingiva (Mukosa
tidak bergerak) dengan tulang Proc. Alveolaris)

Gambaran klinis:
Subyektif: sakit spontan (+/-) pada gigi penyebab atau
pada gingiva didekatnya
Obyektif:

EO: Taa

INTRA ORAL:

INSPEKSI: Bengkak pada mukosa gingiva sebelah bukal/labi

dari gigi penyebab, permukaan rata, warna: norm


s/d kemerahan
PALPASI: Konsistensi lunak, fluktuasi (+/-), batas jelas, nyer
tekan (+/-) dan kemungkinan ada keluar pus dari
sela-sela gingiva atau sulkus gingiva

Abses Submukus
Disebut jg abses spasium
vestibular
Kelanjutan abses
subperiosteal
Pus berkumpul dibawah
mukosa setelah menembus
periosteum
EO: Sakit berkurang tetapi
pembengkakan bertambah
besar, demam, kel limfe
submandibula teraba&sakit
IO: mukobukal fold terangkat,
palpasi lunak, fluktuasi positif

ABSES PALATAL
Kelanjutan abses subperiosteal yang
Bersumber dari gigi rahang atas
Menembus jaringan periosteum bagian
Palatinal

Gejala dan tanda klinis


Subyektif:
Sakit (++), hampir tidak ada perbedaan
Dengan abses subperiosteal

OBYEKTIF:
Inspeksi: bengkak sebelah palatinal dari gigi penyebab,
Merata, Warna normal s/d Kemerahan
Palpasi: konsistensi kenyal, berbatas tegas, fluktuasi
(+)
nyeri tekan (+)

Abses Fosa Kanina


Batas-batas: terletak antara
m. Levator anguli oris dan
m. Levator labii superior
Tempat infeksi berasal dari
gigi RA
Klinis: pembengkakan
wajah, sulkus nasolabialis
menghilang , edema
pelupuk mata bawah shg
tampak tertutup, bibir atas
edema, seluruh wajah
terasa sakit, warna kulit
tegang kemerahan
Limfonodi submandibula
teraba, sakit

Abses Spasium Bukal


Berada diantara m. masseter, m
Pterygoideus internus & m. bucinator
Abses terbentuk di bawah mukosa bukal &
menonjol ke RM
EO: pembengkakan difus, tidak jelas pada
perabaan
IO: Pada perabaan tidak teraba adanya
supurasi, fluktuasi negatif, gigi penyebab
kadang-kadang tidak jelas

Abses spasium bukal

Abses Spasium
Infeksi berasal
dr abses dentoalveolar, abses
Submandibula
periodontal & perikoronitis

periodontal & perikoronitis


Klinis: pembengkakan EO di regio submandibula,
meluas ke leher, warna kemerah-merahan, kalau pus
terlokalisir dan menembus m.platisma maka fluktuasi
positif
Palpasi: konsistensi kenyal s/d lunak (Tergantung
abses sudah/belum menembus M. Platisma, batas
tidak jelas, fluktuasi (+/-), nyeri tekan (+), tepi
mandibula teraba
Intra Oral: Inspeksi: Bengkak (-) (Kecuali Kasus Yang
Lanjut)
Limfonodi submandibula: teraba (membesar), sakit
Bila spasium parafaringeal terkena, px sakit menelan
dan sulit bernafas. Kadang-kadang trismus

Abses Spasium
Submandibula

Abses Spasium
Sublingual

Terletak diatas m. mylohioid, bagianmedial


dibatasi m. genioglosus dan lateral oleh
permukaan lingual mandibula
Klinis:
EO:
Inspeksi Bengkak ringan atau bahkan tidak ada
sama sekali
Palpasi: bengkak tidak teraba, nyeri tekan
(+/-),
limfonodi submadibula
teraba (membesar) dan nyeri tekan (+)
IO: pembengkakan dasar mulut, lidah terangkat
bergeser ke sisi normal, kel sublingual tampak
menonjol, sulit menelan dan sakit

Abses Spasium
Sublingual

Abses Spasium
Submental
Terletak diantara
m.
milohyoid & platisma
Gigi penyebab umumnya
gigi anterior/premolar RB
Klinis: selulitis regio
submental, tahap akhir
terjadi supuratif &
fluktuasi positif
IO: tidak terdapat adanya
pembengkakan, kadangkadang gusi di regio gigi
penyebab lebih merah
dari jar sekitar

Abses Perimandibula
Perluasan abses spasia bukal sampai
ke
Spasia submandibula, atau
kebalikannya.
Gejala dan tanda klinis
Subyektif:
Perluasan abses spasia bukal ke
spasia
Submandibula (atau kebalikannya)
Obyektif:
Gabungan abses spasia bukal dan
abses
Submandibula, dan tepi mandibula
tidak

Abses Subkutan

Abses Spasium
Infratemporal
Abses ini jarang
terjadi
Sangat berbahaya krn bisa fatal
Klinis: tahap awal tidak jelas,
sakit terasa dalam & tumpul
lokasi di RA belakang. Sakit jg
terasa menusuk telinga dan
waktu buka mulut
IO: pembengkakan faring
menyebar melewati tuber
hingga arkus glosopalatinus,
tidak ada fluktuasi
Gejala yang penting: rasa sakit
pada palpasi antara ramus dan
tuber diatas lipatan mukosa
Limfonodi submandibula: teraba
dan sakit tekan

Abses Spasium
Submasseter
Infeksi berasal
dari gigi
molar tiga RB
Klinis: sakit berdenyut di
regio ramus mandibula
bagian dalam,
pembengkakan jaringan
lunak wajah, trismus,
toksik & delirium.
Bagian posterior ramus
memiliki tegangan
besar, sakit saat ditekan

Trombosis Sinus
Klinis: odematus periorbita
Infeksi serius Cavernosus
melibatkan kelopak mata &
Membutuhkan perawatan
segera dan bedah
Terjadi karena penyebaran
infeksi odontogen lewat
hematogen
patofisiologi penyebaran
bakteri menuju sinus
cavernosus
bagian post maksila yi
lewat pleksus ptrigoideus
dan vena emisaria
Bagian ant yi lewat vena
angularis dan vena
opthalmica sup et inf

konjungtiva, bola mata


menonjol dan cekat,
pembengkakan & indurasi
pada dahi & hidung, dilatasi
pupil, keluar air mata terus
menerus, photophobia dan
gangguan penglihatan,
nyeri di mata, demam,
menggigil, berkeringat,
tahikardia, mual, muntah,
meningitis, tahipnea,
pernafasan tidak teratur,
leher kaku, delirium hingga
stupor

Trombosis Sinus
Cavernosus

ABSES PARAFARINGEAL
BATAS-BATAS:
LATERAL: M. Pterigoid interna
MEDIAL: M. Konstriktor faring sup
POSTERIOR: Glandula parotis,
M. Prevertebralis, prosesus
Stiloideus

PENYEBAB INFEKSI:
Gigi molar ketiga mandibula

Perluasan abses
pterigomandibula

Abses Spasium
Parafaringeal
Infeksi spasium
ini mudah
menyebar keatas menuju
otak shg terjadi abses otak,
meningitis/trombosis sinus
Umumnya infeksi akut dari
molar tiga RB/ perluasan
abses spasium
pterigomandibula/ bisa jg
penyebaran abses perikorona
Klinis: sakit hebat pada
tenggorokan, sakit waktu
menelan, sakit meyebar ke
telinga, kadang-kadang
sepsis, trismus

ABSES SPASIA LATERAL FARINGEAL


DAPAT MENYEBABKAN
TROMBOSIS PADA VENA JUGULARIS INTERNA
EROSI PADA ARTERI KAROTIS
GANGGUAN PADA NERVUS-NERVUS IX s/d XII

GEJALA DAN TANDA KLINIS:


SUBYEKTIF:
SULIT MENELAN DAN PANAS TUBUH TINGGI

OBYEKTIF:
EKSTRA ORAL:

INSPEKSI: TRISMUS (INFEKSI M. PTERIGOIDEUS MEDIALIS), ED


LATERAL LEHER (BAWAH ANGULUS MANDIBULA),
MERATA, WARNA KULIT NORMAL
PALPASI: BENGKAK KENYAL, BATAS TIDAK JELAS, NYERI
TEKAN (+)
LIMFONODI SUBMANDIBULA: TERABA DAN SAKIT

INTRA ORAL:
INSPEKSI: EDEMA DINDING FARING LATERAL, MENONJOL KE
ARAH MEDIAL

ABSES SPASIA RETROFARINGEAL


Spasia ini berupa jaringan ikat kendor
diblkang faring
Berada di antara M. konstriktor laringeal
superior
dan lapisan alar fasia servikal
Meluas ke inferior setinggi servikalis 7 atau
torakalis 1
Diagnosa dapat ditegakkan dengan:
Foto polos radiografi jaringan lunak
Ct-scan

ABSES SPASIA PREVERTEBRA

Berupa jaringan lunak meluas dari Tuberkel farin


dasar kranium s/d diafragma
Infeksi di daerah ini akan menyebabkan:
Obstruksi jalan nafas
Rupturnya spasia retrofaringeal,
keadaan ini akan menyebabkan:
- Asfiksi
- Perluasan infeksi ke mediastinum

PENYEBARAN INFEKSI ODONTOGEN


KE ARAH MEDIASTINUM
ABSES SPASIA PTERIGOMANDIBULA
Meluas ke arah
posterior

SPASIA FARINGEAL LATERAL


SPASIA RETROFARINGEAL

SPASIA PREVERTEBRA

MEDIASTINUM

Angina Ludwigs /
Phlegmon

Angina Ludwigs

Clinical finding
Result of a rapidly
expanding cellulitis
Severe pain and
neck swelling
Fever
Toothache
Malaise
Dysphagia

Fetid breath are


common
Trismus
Stridor
Dyspnea
Cyanosis
Indicate an
impending airway
crisis.

Microba

Alpha-Hemolytic Streptococci, Staphylococci


Bacteroides are commonly reported.
Peptostreptococci, Peptococci,
Fusobacterium nucleatum
Veillonella species and Spirochetes
Neisseria catarrhalis, Escherichia coli
Pseudomonas aeruginosa and Haemophilus
influenzae
Beta-Hemolytic Streptococcus

Therapy of Ludwig
Angina
Assessment and
protection of the airway

Use of intravenous antibiotics


Surgical evaluation (incision and drainage )
Recommended initial antibiotics are highdose penicillin G
Sometimes used in combination drug or
metronidazole
In penicillin-allergic patients, clindamycin
Alternative choices include cefoxitin sodium
Tracheostomy was necessary

Prinsip terapi infeksi


odontogen
Menentukan keparahahan infeksi
Riwayat medis
Penampakan klinis
Evaluasi mekanisme pertahanan tubuh
Menentukan perlu rujukan atau tidak
Perawatan infeksi secara bedah
Terapi pendukung
Terapi antibiotik
Evaluasi pasien

Kriteria untuk merujuk pasien


ke Spesialis

Kecepatan progresifitas infeksi


Kesulitan bernafas
Kesulitan penelanan
Melibatkan fascial space
Temperatur tubuh tinggi
Trismus yang parah
Menunjukkkan tanda toksik
Pasien dengan Compromised

Antibiotik pilihan untuk


infeksi odontogen
Penisilin
Erythromycin
Clindamycin
Cefadroxil
Metronidazole
Tetracycline

Indikasi
Tes kultur dan Sensitifitas

Kecepatan penyebaran infeksi


Infeksi post operasi
Infeksi yang tidak berespon terhadap
terapi
Rekuren infeksi
Pasien dengan compromised
Osteomielitis
Suspect actinomycosis

Insisi

Osteomielitis

Definisi
Merupakan proses inflamasi di dalam
ruang medula atau permukaan
korteks tulang yang dapat meluas
hingga mencapai bagian tepi tulang
yang disebabkan oleh bakteri dan
bisa bersifat akut atau kronis
(Nevile, 1995, Peterson, 2003).

Insidensi
osteomielitis rahang
saat ini

Jarang
( Topazian, 2002)

Peningkatan nutrisi
Peningkatan kesadaran akan kesehatan gigi
Tersedianya terapi antibiotik
Ketepatan diagnosa
Cepatnya intervensi medis

Etiologi
Infeksi odontogen yang parah
Virulensi mikroorganisme
Resistensi host rendah
Perubahan vaskularitas rahang
Penyakit sistemik

Penggunaan obat
Diabetes melitus
steroid
Usia pasien
Kemoterapi kanker
Fautoimun
aktor predisposisi
Penyakit
(Miles, 1991, Regezy & Sciubba
,1993, Topazian, 2002,

Malaria
Agranulositosis
Peterson
(1998),
Penyakit sel sikel
Leukemia
Anemia yang parah AIDS
Merokok
Malnutrisi
Alkohol
Sipilis

Klasifikasi Osteomielitis

1.
2.
A.
B.
1.

(Topazian, 2002)
Osteomielitis non
Osteomielitis
Supuratif
Supuratif
1. Osteomielitis
Osteomielitis
sclerosing difuse
supuratif akut
2. Fokal sclerosing
Osteomielitis
Osteomielitis
supuratif kronis
3. Proliferatif periostitis
Primer (tanpa fase
(periostitis ossificans,
akut)
Garres sclerosing
Sekunder (melalui
osteomielitis)
fase akut
4. Osteoradionecrosis
Osteomielitis infantil

Patogenesa
Acute inflamation

Increased
Intramedullary
pressure

Pus
Organism extension
Haversian system/
Nutrient canal
involvement
Elevation of
periosteum

Vascular collapse
Disrupted
Blood supply

Avascular bone

Avascular
Infected bone

Osteomielitis Supuratif
Akut

Klinis: nyeri hebat, demam tinggi terus


menerus, parestesi/anestesia pd bibir
bawah, penyebabnya jelas diketahui
biasanya dr gigi karies, gigi goyang,
pembengkakan minimal, tidak ada fistula
Ro konvensional tidak ada perubahan pd
stage awal
Bila tidak dirawat, 10-14 hr kemudian akan
menjadi sub akut

Osteomielitis Supuratif
Kronis

Gigi cenderung goyang, sensitif akan


perkusi dan palpasi, adanya pus dan
adanya rasa sakit (Peterson,2003)
Merupakan kelanjutan dari osteomielitis
akut yang tidak dirawat (Regezy &Sciubba,1993)
RO: lesi berbatas tegas, sekuster tampak
sebagai gambaran radiolusen yang besar,
kadang-kadang tampak diskontinuitas
kortek, saluran fistula diantara fokus
infeksi

Prinsip perawatan
osteomielitis
Evaluasi dan koreksi
(Topazian, 2002)
respon pertahanan
Pengambilan
host
sekuester tulang
Penentuan bakteri
Debridemen
penyebab
Sekuesterektomi
Penentuan
perluasan lesi
Sauserisasi
Pemberian antibiotik
Dekortikasi
Pengambilan gigi
Reseksi atau
yang goyang
rekonstruksi
HBO

Sinusitis Maksilaris
DEFINISI : (Dimitroulis, 1997)
Suatu peradangan yang meliputi
membran sinus, periosteum dan
dinding sinus maksilaris sebagai
akibat penyakit gigi atau jaringan
pendukungnya.

Anatomi sinus maksilaris

Rongga yang terdapat di maksila

Letaknya simetris kiri dan kanan


Hubungan dengan akar gigi bervariasi
Gigi yang dekat dengan sinus adalah P1, P2,
M1,M2
Perluasan sinus maksilaris ke alveolar,
palatum, infra
orbita & tuberositas
maksilaris.

Anatomi sinus
maksilaris

Etiolog
Trauma, infeksi, alergi i

Odontogen :
Faktor predisposisi
- Akar gigi dekat sinus maksilaris
- Adanya perluasan sinus
- Kelainan pada akar gigi
- Fraktura maksila
Penyakit periapikal / periodontal akut / kronis
Iatrogenik : overfill material endodontik
Trauma pembedahan gigi/ maxilla (fistula oroantral)
- Akibat pencabutan gigi
- Tehnik pencabutan kurang baik
- Trauma pada penggunan kuret
- Trauma pada penggunaan elevator

Bakteri
Non odontogenik :
Aerob : Streptococcus pneumoniae,
Haemophilus influenza,
Staphylococcus aureus
Anaerob : Porphyromonas,
Prevotella, Peptococcus,
Fusobacterium spp.
Odontogenic :
Aerob: streptococci
Anaerob: Peptococcus,
Peptostreptococcus, Porphyromonas,
Prevotella, Eubacterium spp.

Diagnosa sinusitis
maksilaris

Anamnesa, pemeriksaan klinis,


pemeriksaan radiologis, transluminasi,
endoscopy nasal, CT
Nose blowing test
Pasien berkumur
Dengan isntrumen tumpul
Pemeriksan klinis :
Perkusi : pada dinding lateral sinus
daerah tulang pipi
Palpasi : intraoral pada permukaan lateral
maksila antara fosa kanina dan zigoma

Gejala klinis
Sumber dari gigi : sakit unilateral,
sumber tdk jelas, sakit meningkat
saat pasien berubah posisi nunduk
atau duduk ke berdiri
Daerah vestibulum molar/ premolar
terasa sakit pada palpasi/ perkusi.
Gigi vital sensitif terhadap perkusi
dan terdapat drainase pada nasal
unilateral

Gejala klinis
Sinusitis maxilaris Akut :
Rasa penuh dan tertekan pd sinus yg
terlibat
Berkembang cepat dan sakit
Pembengkakan wajah
Eritema
Aliran material mukopurulen sangat
bau pada rongga hidung dan
nasoparing
Malaise
Demam

Gejala klinis
Sinusitis maxilaris kronis :
Ditandai oleh respon yg baik pada
perawatan awal namun timbul kembali,
atau gejala menetap > 3 bulan
Gambaran radiografi : Penebalan mukosa
sinus , gambaran radioopak seluruh
rongga sinus, polip nasal / antrum

Radiologis sinusitis
maksilaris
Batas cairan-udara
pada sinus,

penebalan dinding mukosa sinus,


radioopak menutupi semua rongga
sinus

KOMPLIKASI

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Fistula oroantral
Selulitis dan abses mata
Trombosis sinus cavernosus
Osteomielitis
Meningitis
Abses otak
Infeksi fokal

Penatalaksanaan Sinusitis
Maksilaris
Non-surgical

Bed rest, pemberian cairan yg cukup


Nasal dekongestan : pseudoephedrin (sistemik)
& Ephedrine sulfate (lokal)
Mucolitic agents
Antibiotik
Amoxicillin, Amoxicillin-Clavulanat,
Rimethoprim-Sulfamethoxazole, Cephalosporin,
Doxiciclin, Erythromycin, Clindamisin
Antiinflamasi
Analgesik
Eliminasi gigi penyebab

Penatalaksanaan Sinusitis
Maksilaris

Surgical :
Surgical drainage
Intranasal antrostomy
Caldwell-Luc approach
Penutupan fistula oroantral

Penatalaksanaan
Pada saat pencabutan gigi
Perforasi kecil :
- Dengan pemberian Hemostatic
agent akan dapat menutup
- Dapat dilakukan penjahitan
mukosa bukal dan palatinal
Perforasi besar ( > 5 mm )
- Secara pembedahan
- Flap bukal palatal
- Flap bukal
- Flap palatal

Flap Bukal - palatal

Flap bukal

Flap palatal

Caldwell-Luc

Anda mungkin juga menyukai