Anda di halaman 1dari 8

DIAGNOSIS SEROLOGIK

PENYAKIT BAKTERI DAN


VIRUS

PENDAHULUAN
Diagnosis dini dan pengobatan
dengan antimikroba sangat
diperlukan
Ada beberapa mikroorganisme yang
tidak dapat dibiakkan pada medium
buatan
Deteksi antibodi spesifik dalam
serum serta antigen mikroba dalam
cairan tubuh merupakan cara
diagnosis yang lebih cepat

DIAGOSIS IMUNOLOGIK
Berdasar reaksi imuologik, pemeriksaan
terhadap antigen atau antibodi terhadap
antigen mikroba
Antigen : protein, polisakarida, glikolipid,
nukleoprotein, produk dari mikroorganisme
(toksin berupa protein)
Contoh :
Kapsul/simpai bakteri
Lipopolisakarida dinding sel bakteri
Asam teichoat dinding sel bakteri
Protein secretory atau struktural virus

TES AGLUTINASI
Tes kuantitatif cepat dan sederhana
Contoh : tes aglutinasi widal
Menentukan titer antibodi terhadap antigen
salmonella di dalam serum pada penderita,
kemudian diberikan antigen (komponen bakteri
yang telah distandarisasi)
yang dapat dimodifikasi dengan menambah
partikel latex (Aglutinasi Latex), protein bakteri
tertentu yaitu protein A (Co aglutinasi), atau
direaksikan dengan sel darah merah
(hemaglutinasi)

AGLUTINASI LATEX
Mula-mula digunakan untuk deteksi Rheumatoid factor
di dalam serum
Antigen atau antibodi diabsorbsikan secara non-spesifik
pada permukaan latex polystirene beads, kemudian
ditambahkan antibod atau antigen sehingga akan
tampak aglutinasi berupa suspensi putih susu.
Reagen yang bisa diperoleh:
Streptococcus
Neisseria gonorrhoeae
Neisseria meningitidis
Haemophyllus influenza
Streptococcus pneumoniae
rotavirus

CoAglutinasi
Protein A pada permukaan sel
staphylococcus aureus akan direaksikan
dengan antibodi IgG yang akan berikatan
dengan fragmen Fc. Sedangkan fragmen
Fab yang bebas akan mengikat antigen
homolog dan menyebabkan aglutinasi dari
staphylococcus tadi.
Prosedur mirip aglutinasi latex, tetapi
bersifat nonspesifik tapi lebih stabil
Reagen sama dengan aglutinasi latex

Hemaglutinasi dan
Hemaglutinasi Inhibisi
Umumnya untuk diagnosis serologik virus kecuali
virus herpes, misal:
Virus influenza, parainfluenza, dan mumps mengaglutinasi
sel darah merah ayam, manusia, atau marmot
Virus measles, mengalutinasi sel darah merah kera
Adenovirus, mengaglutinasi sel darah merah tikus dan
kera
Teknik Reverse Passive Hemagglutination (RPHA) yang
dapat diperoleh dalam satu kit untuk deteksi HBsAg
menggunakan sel darah merah yang disensitisasi dengan
anti-HBs marmot
untuk sifilis adalah Treponema pallidum hemagglutination
test (TPHA)

REAKSI IKAT KOMPLEMEN


Sering dipakai untuk diagnosis infeksi virus
Reksi berdasarkan ikatan komplemen pada
komplek antigen antibodi, sistem antigen
antibodi akan berkompetisi dengan sistem
hemolisin untuk berikatan dengan komplemen
(eritrosit)
Bila komplemen tidak terikat dengan antigen
antibodi, maka komplemen akan berikatan
dengan hemolisin (indikator) sehingga lisis
Lisis menunjukkan tidak ada antibodi dalam
serum

Anda mungkin juga menyukai