Disusun Oleh:
ZURRIYATUN THOYIBAH
13/353949/PKU/13784
PHASE OF PRECEPTORSHIP
TRANSITION TO PRACTICE FACILITY
Pendidikan
keperawatan
merupakan
perpaduan
komprehensif
antara
pada kualitas melalui terciptanya suatu lingkungan belajar yang sarat dengan role model
(Ruesseler, M., 2011). Dalam proses pembelajaran klinik diperlukan metode yang
strategis untuk menyediakan pembelajaran yang kondusif atau Facilitating learning
strategi. Banyak strategi yang bisa digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran pada
peserta didik selama di klinik, salah satunya melalui metode Precepthorship.
Terdapat empat fase precepthorship yaitu:
1.
Preparation phase
Fase persiapan terdiri dari seleksi preseptor, persiapan preseptor, persiapan staff
dan perencanaan program dalam proses preseptoring. Peran dan tanggung jawab
preseptor memerlukan dukungan dan persiapan khusus (Bara Stan, 2013). Berdasarkan
jurnal Alison Smedley (2009) yang berjudul A Partnership Approach to the Preparation
of Preceptors disebutkan bahwa kualifikasi perawat yang dijadikan preseptor memainkan
peran kunci dalam keberhasilan integrasi mahasiswa keperawatan ke dalam profesi.
Sebagai salah satu unsur dalam pendidikan keperawatan, preceptorship diakui sebagai
proses pengalaman pembelajaran profesional yang saling menguntungkan bagi preseptee
dan perawat. Menurut Kathleen B. (2007) perseptor biasanya berasal dari lahan praktik,
tetapi bisa juga berasal dari institusi apabila pembimbing dari lahan praktik tidak dapat
memenuhi kriteria yang disyaratkan. Sebagai perseptor, perawat bertanggung jawab
terhadap semua tindakan preseptee selama pembelajaran di lahan praktik. Perawat juga
harus membuat pembatasan kewenangan yang jelas dan spesifik tentang asuhan
keperawatan yang menjadi tanggung jawab preseptee dan tanggung jawabnya.
Kekaburan tugas ini bisa berdampak besar pada kondisi-kondisi tertentu yang tidak
diharapkan. Misalnya terjadi kesalahan dalam pemberian atau pelaksanaan suatu
tindakan yang dapat berakibat fatal bagi pasien dan dapat menyebabkan kematian. Agar
pengajaran di klinik tetap efektif, seorang preceptor sebaiknya memiliki karakteristik di
bawah ini.
a. Pertama, preceptor harus tetap mengikuti perkembangan pengetahuan dan
keterampilan klinis terbaru. Menganalisa teori-teori, mengumpulkan dari berbagai
sumber, dan menekankan pemahaman konseptual diantara preseptee. Membantu
preseptee dalam menghubungkan teori yang melandasi praktik keperawatan. Mampu
menyampaikan atau mentransfer pengetahuan kepada preseptee. Memperlihatkan
kompetensi klinis, keahlian, dalam keterampilan dan pertimbangan klinis, dan sikap
serta nilai-nilai yang dikembangkan oleh preseptee.
b.
c.
serta memberikan umpan balik langsung yang positif terhadap kemajuan preseptee.
Ketiga, terkait dengan karakteristik personal yang harus dimiliki preceptor yaitu
dinamis dan antusias, memiliki rasa humor, ramah, kooperatif, sabar dan mau serta
mampu mengakui kesalahan dan keterbatasan yang dimilikinya.
Adapun perencanaan program preceptorship yang efektif memerlukan:
identifikasi peran dan tanggung jawab yang jelas, tujuan spesifik, harapan, dan hasil yang
terukur, penerapan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa, strategi pembelajaran
terstruktur yang mendorong perkembangan pemikiran kritis dan penilaian klinis secara
mandiri, strategi umpan balik yang konstruktif dalam proses komunikasi dan penilaian
oleh semua pihak yang terlibat, lingkungan belajar yang aman dan positif, dan
pengembangan pengajaran dan budaya belajar yang melibatkan staf klinis sebagai
preceptors. (Bara, Stan, at al. 2013)
2.
sebaya, rekan kerja, lembaga profesional dan masyarakat. Selain itu, preceptors
memainkan peran kunci dalam mengorientasikan rekan kerja mereka ke tujuan dan
sasaran dari preceptorship. Sebagai preseptor, preseptor akan mengatur pengalaman
belajar
dengan
preceptee
untuk
memfasilitasi
peningkatan
kemandirian
dan
preceptee terhadap performanya selama dalam fase transisi, pertemuan yang teratur
antara preceptors dan preceptee serta adanya dukungan dari semua staff. Dalam
preseptorsip, preceptor mengamati, membimbing, dan memberikan umpan balik kepada
preseptee pada saat mereka melaksanakan langkah-langkah/kegiatan. Preseptor
berdiskusi tentang kemampuan belajar peserta sesuai dengan kinerja mereka dan
memberi saran
Nursing
Preceptorship
Model.
Hindawi
Publishing