Kopi
Kopi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kopi adalah spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam famili
Rubiaceae. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan dapat mencapai tinggi 12 m
(Najiyati & Danarti, 1999). Tanaman kopi merupakan komoditas ekspor yang
mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia, di samping
merupakan salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di Jawa Barat. Sudah
hampir tiga abad kopi diusahakan penanamannya di Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi di dalam dan luar negeri (Siswoputranto, 1978).
Kopi di Indonesia berasal dari Afrika, tahun 1696 oleh Belanda dibawa ke
Jawa jenis kopi Arabika, terserang penyakit Hemilia Vastatrix, tahun 1876
didatangkan lagi jenis Liberika, tapi terserang juga tahun 1900 dimasukkan kopi jenis
Robusta yang tahan terhadap penyakit tersebut (Djumarti, 2011). Lebih dari 90%
tanaman kopi diusahakan oleh rakyat. Di dunia perdagangan dikenal beberapa
golongan kopi, akan tetapi yang paling sering dibudidayakan adalah kopi arabika,
robusta, dan liberika (Najiyati & Danarti, 1999).
Melihat perolehan devisa dan jumlah kopi yang dikonsumsi di dalam negeri,
prospek kopi cukup menggembirakan. Namun demikian perdagangan kopi di
Indonesia masih mempunyai kendala yang cukup berat. Hingga saat ini Indonesia
masih mempunyai sisa produksi setiap tahunnya. Pada tahun 1985 total produksi
325,2 ribu ton, sisa produksi 34,4 ribu ton. Sedang pada akhir tahun 1988 sisa
produksi mencapai 86.000 ton. Untuk mengatasi masalah sisa produksi telah
dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak yang terkait, yaitu dengan merangsang
peningkatan konsumsi dalam negeri maupun peningkatan nilai ekspornya (Djumarti,
2011). Peningkatan nilai ekspor harus diimbangi dengan peningkatan nilai mutu kopi.
Dengan demikian telah di jelaskan sebelumnya, dilakukanlah pengujian mutu kopi
berdasarkan ketetapan Standar Nasional Indonesia (SNI) biji kopi.
1.2 Tujuan
Arabika (%)
Robusta (%)
Protein kasar
Seratkasar
Hemiselulosa
Gula
Pentosan
Abu
Light petroleum extract
1,46
50,20
11,60
21,30
26,00
0,96
0,35
2,20
60,24
7,58
3,30
-
Kulit tanduk yang terlepas atau tidak terlepas dari biji kopi yang berukuran
sampai bagian kulit tanduk utuh.
l. Kulit Tanduk Ukuran Kecil
Kulit tanduk yang terlepas dari biji kopi yang berukuran kurang dari bagian
kulit tanduk yang utuh.
m. Biji Pecah
Biji kopi yang tidak utuh yang besarnya sama atau kurang dari bagian biji
yang utuh.
n. Biji Muda
Biji kopi yang kecil dan keriput pada seluruh bagian luarnya.
o. Biji Berlubang Satu
Biji kopi yang berlubang satu akibat serangan serangga.
p. Biji Berlubang Lebih Dari Satu
Biji kopi yang berlubang lebih dari satu akibat serangan serangga.
q. Biji Bertutul-Tutul
Biji kopi yang bertutul-tutul pada (setengah) atau lebih bagian luarnya.
Ketentuan ini hanya berlaku untuk kopi yang diolah dengan cara pengolahan
basah.
r. Ranting, Tanah Atau Batu Berukuran Besar
Ranting, tanah, atau batu berukuran panjang atau diameter lebih dari 10 mm.
s. Ranting, Tanah Atau Batu Berukuran Sedang
Ranting, tanah, atau batu berukuran panjang atau diameter 5 mm -10 mm.
t. Ranting, Tanah Atau Batu Berukuran Kecil
Ranting, tanah, atau batu berukuran panjang atau diameter kurang dari 5 mm.
u. Bau Khas Biji Kopi
Bau dari populasi kopi yang khas dan tidak menunjukkan biji berbau busuk,
berbau kapang, atau bau asing lainnya.
v. Biji Berbau Kapang
Bau yang ditimbulkan oleh kapang, atau berbau apek, sebagai akibat dari
penyimpanan biji kopi berkadar air tinggi yang terlalu lama.
w. Biji Kopi Berbau Busuk
Bau dari populasi kopi yang bukan khas bau kopi (fresh coffee), melainkan
seperti kulit buah kopi atau selaput lendir (mucillage) yang membusuk
x. Kopi Lolos Ayakan
Biji pecah atau biji kopi yang lolos ayakan sesuai ukuran yang ditentukan.
y. Bagian Luar Biji Kopi
Bagian permukaan biji kopi di bawah kulit ari. Untuk meyakinkan bahwa
suatu biji kopi benar-benar mempunyai jenis cacat dimaksud maka biji kopi
yang diduga sebagai biji hitam, biji hitam sebagian, biji coklat, boleh dikerik
sekedar mengelupaskan kulit ari agar permukaan di bawahnya tampak lebih
jelas.
z. Kopi Peaberry
Biji kopi yang berasal dari buah kopi (Arabika dan Robusta) yang berisi
1(satu) keping biji di dalamnya (biji tunggal).
aa. kopi polyembrioni (PE)
Biji kopi yang mengandung 2 (dua) keping biji atau lebih yang saling
bertautan satu sama lain, sehingga mudah terlepas satu sama lain menyerupai
biji pecah.
bb. Kotoran
Benda-benda selain biji kopi.
cc. Nilai Cacat
Nilai yang diberikan kepada masing-masing jenis cacat.
2.3 Syarat mutu
Syarat mutu biji kopi menurut SNI 01-2907-2008 sebagai berikut:
2.3.1 Syarat Mutu Umum
Tabel 2. Syarat mutu umum
No Kriteria
Satuan
Persyaratan
1.
Serangga hidup
Tidak ada
2.
Tidak ada
3.
Kadar air
% fraksi massa
Maks 12,5
4.
Kadar kotoran
% fraksi massa
Maks 0,5
Satuan
Persyaratan
Besar
Kecil
Satuan
Persyaratan
Kriteria
Satuan
Persyaratan
Besar
Sedang
Kecil
Kriteria
Satuan
Persyaratan
Peaberry
Polyembrio
Persyaratan
Mutu 1
Mutu 2
Mutu 3
Mutu 4a
Mutu 4b
Mutu 5
Mutu 6
Nilai cacat
1.
1 (satu)
2.
(setengah)
3.
(setengah)
4.
1 (satu)
5.
(seperempat)
6.
1 (satu)
7.
(setengah)
8.
1/5 (seperlima)
9.
(setengah)
(setengah)
1/5 (seperlima)
12
1/10 (sepersepuluh)
1/5 (seperlima)
1/5 (seperlima)
1/10 (sepersepuluh)
1/5 (seperlima)
1/10 (sepersepuluh)
5(lima)
Besar
19. 1 (satu) ranting, tanah atau batu
berukuran sedang
2 (dua)
1 (satu)
Kecil
KETERANGAN : Jumlah nilai cacat dihitung dari contoh uji seberat
300 g. Jika satu biji kopi mempunyai lebih dari satu nilai cacat, maka
penentuan nilai cacat tersebut didasarkan pada bobot nilai cacat
terbesar
Satuan
Persyaratan
Serangga hidup
Tidak ada
Tidak ada
Kadar air
% fraksi massa
Ulangan 1= 13,2
Ulangan 2= 13,2
Ulangan 3= 13,7
Ulangan 4= 13,2
Ulangan 5= 13,6
Kadar kotoran
% fraksi massa
Tidak ada
No. Kriteria
Satuan
Persyaratan
Serangga hidup
Tidak ada
Tidak ada
Kadar air
% fraksi massa
Ulangan 1= 10,8
Ulangan 2= 10,8
Ulangan 3= 10,6
Ulangan 4= 10,7
Ulangan 5= 11,1
Kadar kotoran
% fraksi massa
Tidak ada
2. Kopi Arabika
Kriteria
Satuan
Berat biji
(gr)
Besar
% fraksi massa
147,94
Sedang
% fraksi massa
151,85
Kecil
% fraksi massa
0,54
2. Kopi Arabika
Berat awal = 300 gr
Berat akhir = 299,86 gr
Ukuran
Kriteria
Satuan
Berat biji
(gr)
Besar
%
fraksi
massa
71,74
Sedang
%
fraksi
massa
203,8
Kecil
%
fraksi
massa
24,32
Nilai cacat
per biji
Jumlah biji
cacat
Biji hitam
32
39
Biji gelondong
Biji coklat
30
1/5
10
11
1/5
12
1/10
13
Biji pecah
1/5
150
14
Biji muda
1/5
15
1/10
23
16
1/5
10
17
1/10
101
18
19
20
395
Kode sampel
Robusta
Mutu kopi
IV B
2. Kopi Arabika
No.
Jenis cacat
Nilai cacat
per biji
Jumlah biji
cacat
Biji hitam
16
Biji gelondong
Biji coklat
1/5
10
11
1/5
12
1/10
13
Biji pecah
1/5
72
14
Biji muda
1/5
15
1/10
16
16
1/5
17
1/10
18
19
20
115
Kode sampel
Arabika
Mutu kopi
III
Satuan
Persyaratan
Robusta
Arabika
Serangga
hidup
Tidak ada
Tidak ada
Biji berbau
busuk atau
berbau
kapang
Tidak ada
Tidak ada
Kadar air
% fraksi
massa
Rata-rata = 13,38
Rata-rata = 10,82
Kadar
kotoran
% fraksi
massa
Tidak ada
Tidak ada
Kriteria
Besar
Satuan
Persyaratan (%)
Robusta
Arabika
% fraksi
massa
49,31
23,91
Sedang
50,60
67,93
Kecil
0,181
8,11
Jenis cacat
Arabika
Biji hitam
32
19,5
Biji gelondong
Biji coklat
7,5
0,25
1,5
10
11
0,2
12
0,1
13
Biji pecah
30
14,4
14
Biji muda
15
23
1,6
16
0,2
17
10,1
18
19
20
77,7
29,15
Kode sampel
Robusta
Arabika
Mutu kopi
IVB
III
BAB 4. PEMBAHASAN
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum dan hasil pembahasan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Kopi robusta yang di uji sebagai sampel termasuk mutu 4b sedangkan kopi
arabika termasuk mutu 3
2. Kopi robusta yang uji bisa dikatakan termasuk kopi dengan mutu rendah dan
hal tersebut sesuai dengan kondisi pada sebagian besar kopi di Indonesia
3. Kecacatan yang ditemukan pada sampel yang diuji diantaranya dari biji hitam,
biji hitam sebagian, biji hitam pecah, biji cokelat, biji berkulit tanduk, kulit
tanduk ukuran sedang, kulit tanduk ukuran kecil, biji pecah, biji berlubang
satu, biji berlubang lebih dari satu dan biji bertutul.
4. Kadar air kopi arabika termasuk memenuhi syarat SNI sedangkan kopi
robusta tidak memenuhi syarat SNI kopi.
5. Cacat rasa yang harus dihindari dari kopi adalah adanya bau basi (stink), bau
tanah (earthy), bau jamur (mouldy), bau lumut (musty), rasa asam tidak enak
(sour), bau minyak bumi (oily), bau bahan kimia (chemical) dan bau asap
(smooky)
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, sebaiknya diberikan penjelasan
terlebih dahulu secara fisik tentang cacat pada kopi sehingga sortasi yang
dilakukan hasilnya akan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Najiyati, S. dan Danarti. 1999. Palawija Budidaya dan Analisa Usaha Tani. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Siswoputranto, P.S. 1978. Perkembangan Teh, Kopi, Cokelat Internasional. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
Djumarti, Ir. 2011. Handout Kuliah Teknologi Pengolahan Lateks. Jember: Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian Universitas Jember.
Rahardjo, Pudji. 2012. Kopi Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Jakarta: Penebar Swadaya.
AAK. 1980. Pemeliharaan Kopi. Yogyakarta: Kanisius.
Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Jakarta. Ar-Ruzz Media