Anda di halaman 1dari 13

Kelapa Sawit Pengubah Nasib

Kelapa Sawit
Pengubah Nasib

Mengadu nasib bertransmigrasi ke luar Jawa memerlukan keberanian, keuletan, kegigihan, dan kesabaran. Tidak semua transmigran
memilikinyakecuali bapak lima anak ini. Ia berhasil mengubah
nasibnya dari petani miskin di pulau Jawa menjadi petani sejahtera
di luar Jawa.

37

04_poNtiaNak_OKE.indd 37

12/3/08 10:06:23 AM

ejauh mata memandang, yang terlihat adalah hamparan luas


kebun kelapa sawit. Bumi Kalimantan yang indah adalah la-

han yang subur untuk mengolah hasil budidaya petani yang menjadi
andalan pemerintah Indonesia ini. Tahun 2008, diperkirakan minyak
sawit mentah (Crude Palm Oil, CPO) Indonesia mencapai 18,8 juta ton.
Dan itu tak lepas dari hasil jerih payah petaninya di perkebunan kelapa sawit yang menjadi tujuan para transmigran dari pulau Jawa ke
Propinsi Kalimantan Baratsalah satu petani yang sukses tersebut
adalah pak Kasimin.
Usia 46 tahun bukanlah halangan bagi pak Kasimin untuk memulai kehidupan baru. Di saat banyak orang sudah mulai mengurangi produktivitas kerja, dan mulai berpikir untuk bersiap-siap
beristirahat di hari tua, bapak lima anak ini justru mengambil langkah yang sebaliknya. Berbekal tekad yang bulat untuk tujuan yang
diakuinya sangat sederhana, mencari makan, maka berangkatlah
bersama istri dan anak-anaknya mengikuti program pemerintah PIRTrans (Perkebunan Inti Rakyat-Transmigrasi) ke pulau Kalimantan
di tahun 1992.
Kisah hidup pak Kasimin yang baru dimulai di perkebunan kelapa sawit di lokasi transmigrasi, di desa Beloyang, kecamatan Belimbing, kabupaten Melawi, Propinsi Kalimantan Barat. Jika sebelumnya di Jawa hanya mengolah lahan tanaman padi atau jagung
yang arealnya semakin terbatas, maka di areal transmigrasi ini pak
Kasimin mengolah lahan kelapa sawit yang lebih luas, yaitu 2 ha (1
kapling). Pak Kasimin juga mendapatkan sebuah rumah sederhana
di atas tanah seluas 0,5 ha. Namun, meskipun mendapatkan tanah
yang lebih luas plus fasilitas rumah, ternyata kisah awal di wilayah
transmigrasi tidaklah seindah yang dibayangkan.
Pada mulanya, lahan seluas 2 ha itu belum menjadi milik pak
Kasimin sepenuhnya. pak Kasimin baru bertindak sebagai pekerja
perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Sinar Dinamika Kapuas
(SDK) dan mendapatkan gaji Rp 2.500 per hari dan jatah beras untuk makan secukupnya. Saat itu pohon kelapa sawit baru berusia dua
atau tiga tahun dan belum berbuah. Dalam kondisi memprihatinkan

38

04_poNtiaNak_OKE.indd 38

12/3/08 10:06:23 AM

Kelapa Sawit Pengubah Nasib

Pak Kasimin bersama isteri.


Menjadi transmigran awalnya
membutuhkan kesabaran dan
ketabahan.

seperti itu, gaji kecil dan


belum memanen, dibutuhkan kesabaran dan ketabahan hidup di daerah yang
amat terpencil itu. Apalagi
wilayah Kalimantan masih banyak dipenuhi hutan
belantara, dan mereka harus beradaptasi dengan lingkungan yang
baru.
Ketika menginjak usia lima tahunan dan mendekati masa panen,
lahan kelapa sawit tersebut dialihkan kepemilikannya secara kredit
kepada petani penggarapnya. Ini adalah titik awal yang membahagiakan pak Kasimin dan petani pada umumnya, karena dengan status baru tersebut, para petani bertanggung jawab sepenuhnya untuk
merawat dan menikmati hasil lahan mereka.
Kisah pak Kasimin bertransmigrasi dan mendapatkan lahan kelapa sawit tentu tak dapat dilepaskan dari dukungan perbankan. Saat
itu di tahun 1990-an, atau tepatnya tahun tanam 1992/1993, melalui
Bank BNI, Bank Indonesia mengucurkan KLBI, yakni Kredit Likuiditas Bank Indonesia untuk Perkebunan Inti Rakyat (PIR)-Trans. Kredit
PIR-Trans sebesar Rp 11.438.000 per 1 kalping (2 Ha) untuk Tahun
Tanam 1992/93 dari Bank BNI diterima oleh PT SDK, sebagai per
usahaan perkebunan inti, yang digunakan untuk membuka lahan,
pembibitan, pengupahan, pemupukan, dan lain-lain.
Empat atau lima tahun kemudian, petani menerima pengalihan
(pasca konversi) bahwa kebun siap untuk dialihkan kepemilikannya
yang telah dinilai kelayakannya oleh tiga pihak Instansi terkait, yaitu
Dinas Perkebunan, Bank BNI, dan Askrindo. Selanjutnya, petani

39

04_poNtiaNak_OKE.indd 39

12/3/08 10:06:26 AM

tidak hanya bertanggung jawab untuk merawat dan memanen hasil


kebunnya, melainkan juga menerima pengalihan kredit bank sebesar Rp 11.438.000 tersebut, dan berkewajiban untuk mengangsurnya.
Angsuran disetor setiap bulan maksimal sebesar 30% dan 70% untuk
petani. Misalnya dari dua kali panen pada bulan ini, saya memanen
tandan sawit sebanyak satu ton, maka 300 kg tandan saya setorkan ke
SDK, dan 700 kg untuk saya, kata pak Kasimin. Karena petani sudah
menerima hasil jerih payahnya sendiri, maka mereka sudah tidak lagi
mendapatkan gaji dari perusahaan. Atau dalam bahasa pak Kasimin,
tujuh puluh persen itu adalah gaji yang diperolehnya.
Dengan pengalihan kepemilikan itu, tanggung jawab para petani juga mencakup penyediaan pupuk, pemeliharaan jalan, dan
penyediaan angkutan kelapa sawit, yang semuanya itu dikoordinasikan di Koperasi Unit Desa (KUD) masing-masing.
Pak Kasimin menerima pengalihan kredit tersebut pada bulan
Februari 1998, dan berhasil melunasinya pada Januari 2006. Dengan
telah selesainya kewajiban hutang terhadap Bank BNI, maka pak Kasimin menerima sepenuhnya hasil panen kebun kelapa sawitnya. Perusahaan sudah mengalihkan hak kepemilikan lahan, atau konversi
lahan, kepada petani.
Memang awalnya sedikit ada keragu-raguan dari pihak inti,
apakah petani plasma yang mereka bebani kredit nantinya mampu
mengangsur. Namun terbukti dengan berjalannya waktu, ternyata
banyak petani berhasil melunasi utangnya tepat waktu. Seorang Account Officer Bank BNI Pontianak, Yuli Setianingsih SE, mengungkapkan, dari 2.672 petani yang ditanganinya, sebagian besar tidak
bermasalah dengan kredit yang dimilikinya. Angsuran mereka selalu
dipenuhi dengan tepat waktu dan lancar.
Begitu pula sebaliknya di pihak petani. Awalnya pak Kasimin
juga ragu-ragu, bisa atau tidak dirinya mengangsur utangnya ke
Bank BNI. Tetapi begitu lunas, pak Kasimin mengakui mengangsur
utang sebanyak itu ternyata terasa ringan.
Kembali ke masalah panen sawit, pohon sawit sekali tanam bisa
dipanen selama dua puluh lima tahun dan masa panen dua kali sebu-

40

04_poNtiaNak_OKE.indd 40

12/3/08 10:06:26 AM

Kelapa Sawit Pengubah Nasib

lanbeda dengan padi atau jagung, dengan masa panen yang terjadi
hanya dua atau tiga kali setahun dan setelah masa panen harus mena
nam lagi. Dalam sebulan pak Kasimin bisa memanen satu lahannya
seluas 2 ha itu sebanyak 3 ton. Dalam dua kali masa panen itu, panen
pertama disebut sebagai buka buku, dan panen kedua tutup buku.
Itu adalah masa panen normal. Sekali dalam setahun, setiap lahan
kelapa sawit biasanya akan mengalami masa panen raya. Alhamdulillah, pada saat panen raya, atau buah agung, saya bisa memperoleh
6 ton dari satu lahan kebun kelapa sawit saya, ujar pak Kasimin.
Apalagi jika pada saat panen, harga buah sawit, atau tandan buah segar (TBS), sedang naik, maka pendapatan pak Kasimin dan petani kelapa sawit yang lain akan lebih besar. Harga TBS yang tertinggi yang
pernah dicapai adalah Rp 1.760/kg. Pada saat dilakukan wawancara
ini, harga TBS adalah sebesar Rp 1.063,93/kg.
Kuncinya adalah pemupukan. Setiap petani secara berkala minimal dua atau tiga kali dalam setahun memberi pupuk. Suratno,
Estate Manager PT SDK, dalam suatu penyuluhan sempat berujar,
Jika bapak-bapak tidak mau memberi pupuk, lebih baik tidak bertani sawit. Hal itu dibenarkan pak Kasimin. Meskipun lahan banyak
ditumbuhi rumput, jika pupuknya terjamin, maka pohon tetap akan
berbuah, akunya. Sebagaimana disinggung sebelumnya, pemupuk
an dikoordinasikan di KUD, dan biaya pemupukan biasanya dipotong dari tabungan petani di koperasi.

Kendala usaha
Jalan tidak selamanya mulus. Satu hal yang mengganggu usaha kebun kelapa sawit pak Kasimin adalah proses pengadaan pupuk yang
tersendat-sendat. Seringkali kita harus menunggu lama pengiriman
pupuk, padahal kita sudah bayar di muka jauh-jauh hari sebelumnya, ungkap pak Kasimin. Para petani pada umumnya mencari pupuk yang bersubsidi, namun mencari yang bersubsidi tidaklah mudah. Dalam hal ini, peran serta pemerintah amatlah kami butuhkan,
imbuh YS Marjitan, Ketua KUD Bale Yotro, koperasi yang menaungi
petani plasma desa Beloyang, kecamatan Belimbing. Dalam keadaan

41

04_poNtiaNak_OKE.indd 41

12/3/08 10:06:26 AM

Tandan sawit yang baru saja dipanen dinaikkan ke atas truk untuk dibawa ke tempat pengolahan sawit yang terletak di wilayah
perkebunan itu juga.

mendesak seperti ini, sebetulnya kebutuhan pupuk bersubsidi atau


tidak, tidaklah menjadi masalah. Yang penting, pupuk yang dibutuhkan cepat tersedia.
Jalan tidak selamanya mulus bukan hanya ungkapan bahasa saja.
Ternyata juga berlaku bagi kondisi jalan di perkebunan kelapa sawit
itu. Jalan yang berbukit-bukit, berlumpur dan banyak kubangan di
musim hujan, mengakibatkan sering terhambatnya truk pengangkut
kelapa sawit menuju pabrik pengolahannya. Akibatnya, pengeluaran
petani jauh lebih banyak. Di lain pihak, para sopir truk pengangkut
terpaksa harus menunggu lama karena terjadi antrean panjang. Pak
Kasimin sering merasa iba dan memberi mereka makan atau rokok
sekadarnya.
Tandan sawit yang dipanen juga akan menumpuk terlalu lama,
sehingga tidak dapat diolah dan akan merugikan petani, keluh pak
Kasimin. Kecuali jika jalan sudah diperbaiki, kemungkinan transportasi dari lahan kebun ke pabrik pengolah akan berjalan dengan lancar. Beruntung PT SDK menanggung semua kerugian ini dan tetap
membayar penuh kepada petani.
Namun, di luar semua itu, pak Kasimin mencermati adanya
daya tampung perusahaan yang sudah tidak mencukupi akibat ter-

42

04_poNtiaNak_OKE.indd 42

12/3/08 10:06:29 AM

Kelapa Sawit Pengubah Nasib

lalu banyaknya sawit yang dipanen, sehingga sering terjadi antrean


panjang truk pengangkut kelapa sawit. Dugaan pak Kasimin ada
benarnyameskipun beliau tidak memahami sepenuhnya apa yang
sedang terjadi. Saat ini, stok CPO Indonesia bersama Malaysia seba
nyak 4 juta ton per bulan, padahal biasanya hanya 2,5 juta 3 juta
ton. Indonesia bersama Malaysia adalah pemasok 85% CPO dunia.
Seiring terjadinya krisis keuangan global, permintaan CPO di pasar
dunia turun 70%. Menurut Direktur Jenderal Perkebunan Achmad
Mangga Barani, Indonesia akan meremajakan 50.000 hektar tanaman
sawit. Dengan asumsi produktivitas 1,5 ton CPO per hektar per tahun, Indonesia bakal mengurangi pasokan sekitar 75.000 ton CPO
(Kompas, 7 November 2008).

Peran perusahaan inti dan KUD


PT Sinar Dinamika Kapuas (PT SDK) adalah perusahaan perkebunan
yang membuka lahan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Melawi Propinsi Kalimantan Barat. Untuk mengolah kelapa sawit menjadi CPO, PT SDK juga membuka pabrik pengolahan kelapa sawit
tersebut. Sehingga, kelapa sawit hasil panenannya langsung diolah
di pabrik yang terletak di areal perkebunan sawit.
PT SDK mengadopsi pola plasma dan inti: plasma adalah petani
penggarap kebun, dan inti adalah perusahaan perkebunan kelapa
sawit yang membina petani penggarapnya. Saat ini PT SDK memiliki 2.800 hektar kebun inti dan 11.200 hektar kebun plasma. Di tahun 1990-an, di saat pemerintahan Era Soeharto mengadakan Program PIR-Trans, atau Transmigrasi Perkebunan Inti Rakyat, PT SDK
mendatangkan petani-petani dari pulau Jawa untuk menggarap
perkebunan kelapa sawit ini di tanah Borneo ini.
Begitu para petani tiba di perkebunan, mereka langsung diajari
untuk memupuki pohon kelapa sawit yang akan menjadi milik mereka. Petani juga mendapatkan pengarahan bagaimana memberantas
hama yang menyerang pohon mereka, dan beragam cara untuk memelihara maupun merawat pohon kelapa sawit agar berbuah dengan

43

04_poNtiaNak_OKE.indd 43

12/3/08 10:06:29 AM

baik dan melimpah. Bekerja sama dengan Dinas Perkebunan, PT


SDK juga banyak memberikan penyuluhan kepada para petani.
Setelah akad kredit, PT SDK tidak henti melaksanakan berbagai
program untuk mendorong para petani meningkatkan hasil panen
mereka. Misalnya, mengadakan lomba-lomba dengan hadiah berupa peralatan yang mereka perlukan seperti alat semprot pembunuh
hama. Atau melakukan penyuluhan bagaimana meningkatkan taraf
hidup dengan usaha sampingan seperti beternak sapi atau membuat
tempe.
Pada intinya, meskipun sudah dilakukan akad kredit, namun per
usahaan tidak berlepas tangan begitu saja. Perusahaan membentuk
CD, atau Community Development, yang bertujuan untuk melakukan pembinaan kepada para petani. Apalagi setelah konversi lahan,
petani sudah tidak lagi menjadi pekerja perusahaan, melainkan sebagai mitra. Jika sebelumnya kita bisa memerintahkan petani untuk
menyemprotkan pupuk ke tanaman sawit, maka sekarang kita tidak
bisa lagi memaksa mereka. Kita hanya bisa memberikan penyuluhan kepada mereka, ungkap Suratno. Selanjutnya terpulang kepada
masing-masing petani, apakah mau berusaha untuk memperoleh
yang terbaik dari lahan kelapa sawit mereka, dan meraih kehidupan
yang lebih layak dibanding kehidupan di tanah kelahiran mereka.
Kehidupan seperti itu saat ini telah dibuktikan oleh pak Kasimin beserta keluarganya.
Tak kalah penting adalah juga peran KUD Bale Yotro Kecamat
an Belimbing. Pertama adalah memonitor 644 lahan yang tergabung
dalam KUD Bale Yotro, baik itu perawatannya, pemupukannya,
maupun hasil produksinya. Kedua, mendidik anggotanya untuk
mengatur rumah tangganya. Dari hasil panen yang diperoleh setiap
anggota, KUD mengetahui secara persis berapa besar kebutuhan
petani untuk merawat hamparannya. Kebutuhan pengadaan transportasi maupun pupuk juga menjadi tanggung jawab KUD, kata YS
Marjitan.
Menurut Marjitan, hubungan KUD dengan pihak perusahaan
juga sangat erat. Misalnya, untuk mengambil hasil panen petani, PT

44

04_poNtiaNak_OKE.indd 44

12/3/08 10:06:29 AM

Kelapa Sawit Pengubah Nasib

SDK harus selalu berkoordinasi dengan KUD, karena KUD-lah yang


tahu jadwal panen masing-masing petani kelapa sawit. PT SDK tidak
bisa mengambil hasil panen secara langsung kepada petani.

Kesabaran dan Kemauan Bekerja


Pasca akad kredit memunculkan cerita lucu. Sebelumnya, selama
merawat dengan memupuki dan membersihkan pohon kelapa sawit,
para petani tidak mengetahui mana lahan kelapa sawit yang akan
menjadi milik mereka. Baru setelah dilakukan cabut undi, cara
yang dilakukan untuk menentukan lahan mana yang menjadi bagian
petani, para petani baru mengetahui di mana letak lahan mereka.
Kadang ada petani yang merasa kecewa, ternyata lahan yang telah lama mereka incar ternyata tidak menjadi milik mereka. Atau,
saat mereka bermalas-malas saat merawat lahan tertentu, ternyata

Pada intinya, meskipun sudah dilakukan akad kredit,


namun perusahaan tidak berlepas tangan begitu saja.
Perusahaan membentuk CD, atau Community Development, yang bertujuan untuk melakukan pembinaan kepada para petani. Apalagi setelah konversi lahan, petani
sudah tidak lagi menjadi pekerja perusahaan, melainkan
sebagai mitra.

itu yang menjadi miliknya. Hikmah di balik itu adalah, dengan tidak
mengetahui lahan milik mereka sebelumnya, petani tidak pilih kasih
dalam perawatan lahan. Bagi mereka, lahan mana pun yang mereka
kerjakan, semuanya akan menjadi milik mereka.
Namun, kasihan pak Kasimin. Dia sudah rajin memupuki lahan
yang menjadi tanggung jawabnya, ternyata mendapatkan lahan yang
cukup jelek. Apa mau dikata, lahan itu tetap menjadi tanggung jawabnya. Yang terjadi adalah perolehan panennya tidak menggembirakan, kalah dengan petani lain yang mendapatkan lahan subur.

45

04_poNtiaNak_OKE.indd 45

12/3/08 10:06:29 AM

Bukannya dikasihani, oleh beberapa rekannya pak Kasimin diminta


untuk melakukan syukuran. Dapat lahan jelek kok malah disuruh
syukuran, keluh pak Kasimin tertunduk lesu. Namun ternyata, berkat keuletan dan kegigihannya, setelah beberapa tahun kebun kelapa
sawit pak Kasimin tumbuh lebih subur di saat kebun petani lain mulai berkurang buahnya. Sehingga pak Kasimin bisa melunasi utangnya lebih cepat dari yang dijadwalkan.
Sekali lagi, hikmah yang bisa kita tarik adalah bahwa tekad untuk
memperoleh kehidupan yang lebih baik di pulau seberang merupakan pendorong pak Kasimin untuk bersungguh-sungguh mengolah
lahan kelapa sawit yang dipercayakan kepadanya. Kemauan untuk
bekerja adalah kunci dari keberhasilannya di pulau seberang ini.

Pak Kasimin bersama isteri di depan rumah barunya, rumah yang


lama masih berdiri di sebelah.

Sebenarnya tidaklah sulit untuk meraih keberhasilan seperti


ini. Beda dengan di Jawa yang lahannya terbatas, di wilayah ini lahan
yang kita miliki lebih luas, sehingga apa pun yang ingin kita kerjakan
sesungguhnya sudah tersedia, jelas pak Kasimin.
Kesabaran juga menjadi kunci keberhasilan bagi warga transmigran. Banyak di antara rekan-rekan sesama transmigran yang kurang
sabar, atau yang merasa terlalu lama menunggu kapan akan menan-

46

04_poNtiaNak_OKE.indd 46

12/3/08 10:06:33 AM

Kelapa Sawit Pengubah Nasib

datangani akad kredit, atau kapan pohon yang mereka beri pupuk
berbuah, akhirnya memilih pergi meninggalkan kebunnya. Akhirnya
yang beruntung adalah mereka yang tahan banting dan bisa menambah lahan sawit mereka dengan membeli lahan yang ditinggalkan oleh rekan-rekannya itu.
Sifat dasar orang Jawa yang tidak neko-neko, tidak suka mencari
perkara dalam perantauan, juga menjadi faktor keberhasilan pak
Kasimin sekeluarga. Kita ke sini hanya untuk mencari makan, sudah itu saja, ungkapnya dengan polos. Orang Jawa itu istilahnya
kalau kepanasan ya pakai penutup kepala, kena marah ya lebih baik
diam, imbuhnya. Keluguan, kepolosan, dan selalu mengikuti aturan
yang telah ditetapkan tertanam kuat dalam diri pak Kasimin. Itulah
falsafah hidup yang menjadi pegangan pak Kasimin sehingga keberhasilan itu mendatanginya.

Memanen Sawit, Memanen Hasil


Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Agaknya peribahasa ini telah dijalani oleh pak Kasimin. Membuka kehidupan baru di pulau seberang, awalnya memang penuh dengan perjuangan. Namun, agaknya
saat ini pak Kasimin sudah memanen hasilnya. Rumah yang bagus
dan besar telah berdiri di samping rumah lamanya menunjukkan keberhasilannya. Rumah itu dibangun di tahun 2005-an.
Kedua, di antara lima anaknya, tiga di antaranya sudah berumah
tangga, satu masih bersekolah di Akademi Perawat (Akper) di kota
kelahirannya, Ngawi, dan bungsu bersekolah di SMP negeri di kecamatan Belimbing.
Dan ketiga, yang paling ditunggu-tunggu umat muslim bila sudah mampu adalah menunaikan Rukun Islam kelima, yaitu naik haji.
Bila tidak ada aral melintang, di tahun 2011 pak Kasimin beserta istri
akan memenuhi panggilan Allah ke rumah-Nya di Mekah. [] hari

47

04_poNtiaNak_OKE.indd 47

12/3/08 10:06:33 AM

Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit


dengan Pola PIR-TRANS
Kebijaksanaan pengembangan perkebunan dengan pola PIRTRANS didasarkan pada Inpres No.1 Tahun 1986. PIR-TRANS
atau Perusahaan Inti Rakyat Transmigrasi adalah pola pe
ngembangan perkebunan yang dikaitkan dengan program transmigrasi, yang merupakan paket pengembangan wilayah yang
terdiri dari komponen pembangunan kebun inti, kebun plasma,
pemukiman dan unit pengolahan hasil atau Pabrik Kelapa Sawit
(PKS).
Perusahaan Inti adalah perusahaan di bidang perkebunan
yang dimiliki baik oleh negara maupun swasta yang memba
ngun Kebun Inti dan Kebun Plasma berikut fasilitas pengolahan
hasil kebunnya. Sedangkan pengertian dari Kebun Inti adalah
kebun yang dibangun oleh perusahaan inti, sementara kebun
plasma adalah kebun yang dibangun oleh perusahaan inti dan
pada saatnya akan dialihkan kepada petani plasma.
Pada awal pelaksanaan program, kepada Perusahaan Inti
diberikan fasilitas pembiayaan berupa Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). Kredit ini digunakan untuk membangun kebun
inti dan kebun plasma. KLBI dikenal sebagai PIR Trans Pra Konversi, yaitu Kredit Investasi (KI) yang diberikan kepada perusahaan untuk keperluan pembangunan kebun dan atau fasilitas
pengolahannya. Adapun bank pemberi kredit adalah bank milik Pemerintah dengan pembagian pembiayaan Bank Indonesia
sebesar 55% dan bank pemberi kredit sebesar 45%, suku bunga
KL sebesar 6,50% dan suku bunga kredit (KI) sebesar 14% p.a.
Setelah kebun plasma selesai dibangun dan layak dialihkan sesuai penilaian teknis dari Tim Penilai yang dibentuk oleh
Direktur Jenderal Perkebunan, KI untuk kebun plasma tersebut
di atas dikonversi menjadi Kredit Investasi Kecil (KIK) kepada
petani plasma, bersamaan dengan penyerahan kebun kepada
masing-masing petani transmigran. Pada skim ini, porsi pen-

48

04_poNtiaNak_OKE.indd 48

12/3/08 10:06:33 AM

Kelapa Sawit Pengubah Nasib

danaan menjadi 80% sebagai Kredit Likuiditas Bank Indonesia,


dan 20% dana bank pemberi kredit. Plafon kredit ditetapkan berdasarkan besarnya biaya pembangunan proyek sejak persiapan
sampai dengan penyerahan kebun kepada petani. Suku bunga
per tahun adalah 12%, dengan suku bunga KLBI 3,75%. Jangka
waktu kredit maksimal 13 tahun. Kredit ini wajib dijaminkan
kepada PT Askrindo dengan premi 4%, yang ditanggung Bank
Indonesia sebesar 2,5% dan bank pemberi kredit 1,5%.
Pelaksanaan program pengembangan perkebunan de
ngan pola PIR-TRANS di berbagai wilayah di luar Pulau Jawa ini
telah memberikan dampak positif bagi perekonomian wilayah,
dan telah menumbuhkan sentra produksi kelapa sawit, menumbuhkan kegiatan ekonomi setempat, meningkatkan pendapatan wilayah, dan meningkatkan pendapatan devisa negara dari
ekspor. Di samping itu, program ini juga telah meningkatkan
kesejahteraan petani, dan membantu penyebaran penduduk antarwilayah di Indonesia. Setelah berlakunya UU RI No. 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan
UU RI No. 3 Tahun 2004, Bank Indonesia tidak diperkenankan
lagi untuk menyalurkan Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)
dalam rangka kredit program. Semua pengelolaan skim KLBI
dialihkan ke BUMN yang ditunjuk pemerintah, termasuk skim
KIK pola PIR- TRANS yang dialihkan ke PT Permodalan Nasional Madani (PNM). []

49

04_poNtiaNak_OKE.indd 49

12/3/08 10:06:34 AM

Anda mungkin juga menyukai