Kelapa Sawit
Pengubah Nasib
Mengadu nasib bertransmigrasi ke luar Jawa memerlukan keberanian, keuletan, kegigihan, dan kesabaran. Tidak semua transmigran
memilikinyakecuali bapak lima anak ini. Ia berhasil mengubah
nasibnya dari petani miskin di pulau Jawa menjadi petani sejahtera
di luar Jawa.
37
04_poNtiaNak_OKE.indd 37
12/3/08 10:06:23 AM
han yang subur untuk mengolah hasil budidaya petani yang menjadi
andalan pemerintah Indonesia ini. Tahun 2008, diperkirakan minyak
sawit mentah (Crude Palm Oil, CPO) Indonesia mencapai 18,8 juta ton.
Dan itu tak lepas dari hasil jerih payah petaninya di perkebunan kelapa sawit yang menjadi tujuan para transmigran dari pulau Jawa ke
Propinsi Kalimantan Baratsalah satu petani yang sukses tersebut
adalah pak Kasimin.
Usia 46 tahun bukanlah halangan bagi pak Kasimin untuk memulai kehidupan baru. Di saat banyak orang sudah mulai mengurangi produktivitas kerja, dan mulai berpikir untuk bersiap-siap
beristirahat di hari tua, bapak lima anak ini justru mengambil langkah yang sebaliknya. Berbekal tekad yang bulat untuk tujuan yang
diakuinya sangat sederhana, mencari makan, maka berangkatlah
bersama istri dan anak-anaknya mengikuti program pemerintah PIRTrans (Perkebunan Inti Rakyat-Transmigrasi) ke pulau Kalimantan
di tahun 1992.
Kisah hidup pak Kasimin yang baru dimulai di perkebunan kelapa sawit di lokasi transmigrasi, di desa Beloyang, kecamatan Belimbing, kabupaten Melawi, Propinsi Kalimantan Barat. Jika sebelumnya di Jawa hanya mengolah lahan tanaman padi atau jagung
yang arealnya semakin terbatas, maka di areal transmigrasi ini pak
Kasimin mengolah lahan kelapa sawit yang lebih luas, yaitu 2 ha (1
kapling). Pak Kasimin juga mendapatkan sebuah rumah sederhana
di atas tanah seluas 0,5 ha. Namun, meskipun mendapatkan tanah
yang lebih luas plus fasilitas rumah, ternyata kisah awal di wilayah
transmigrasi tidaklah seindah yang dibayangkan.
Pada mulanya, lahan seluas 2 ha itu belum menjadi milik pak
Kasimin sepenuhnya. pak Kasimin baru bertindak sebagai pekerja
perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Sinar Dinamika Kapuas
(SDK) dan mendapatkan gaji Rp 2.500 per hari dan jatah beras untuk makan secukupnya. Saat itu pohon kelapa sawit baru berusia dua
atau tiga tahun dan belum berbuah. Dalam kondisi memprihatinkan
38
04_poNtiaNak_OKE.indd 38
12/3/08 10:06:23 AM
39
04_poNtiaNak_OKE.indd 39
12/3/08 10:06:26 AM
40
04_poNtiaNak_OKE.indd 40
12/3/08 10:06:26 AM
lanbeda dengan padi atau jagung, dengan masa panen yang terjadi
hanya dua atau tiga kali setahun dan setelah masa panen harus mena
nam lagi. Dalam sebulan pak Kasimin bisa memanen satu lahannya
seluas 2 ha itu sebanyak 3 ton. Dalam dua kali masa panen itu, panen
pertama disebut sebagai buka buku, dan panen kedua tutup buku.
Itu adalah masa panen normal. Sekali dalam setahun, setiap lahan
kelapa sawit biasanya akan mengalami masa panen raya. Alhamdulillah, pada saat panen raya, atau buah agung, saya bisa memperoleh
6 ton dari satu lahan kebun kelapa sawit saya, ujar pak Kasimin.
Apalagi jika pada saat panen, harga buah sawit, atau tandan buah segar (TBS), sedang naik, maka pendapatan pak Kasimin dan petani kelapa sawit yang lain akan lebih besar. Harga TBS yang tertinggi yang
pernah dicapai adalah Rp 1.760/kg. Pada saat dilakukan wawancara
ini, harga TBS adalah sebesar Rp 1.063,93/kg.
Kuncinya adalah pemupukan. Setiap petani secara berkala minimal dua atau tiga kali dalam setahun memberi pupuk. Suratno,
Estate Manager PT SDK, dalam suatu penyuluhan sempat berujar,
Jika bapak-bapak tidak mau memberi pupuk, lebih baik tidak bertani sawit. Hal itu dibenarkan pak Kasimin. Meskipun lahan banyak
ditumbuhi rumput, jika pupuknya terjamin, maka pohon tetap akan
berbuah, akunya. Sebagaimana disinggung sebelumnya, pemupuk
an dikoordinasikan di KUD, dan biaya pemupukan biasanya dipotong dari tabungan petani di koperasi.
Kendala usaha
Jalan tidak selamanya mulus. Satu hal yang mengganggu usaha kebun kelapa sawit pak Kasimin adalah proses pengadaan pupuk yang
tersendat-sendat. Seringkali kita harus menunggu lama pengiriman
pupuk, padahal kita sudah bayar di muka jauh-jauh hari sebelumnya, ungkap pak Kasimin. Para petani pada umumnya mencari pupuk yang bersubsidi, namun mencari yang bersubsidi tidaklah mudah. Dalam hal ini, peran serta pemerintah amatlah kami butuhkan,
imbuh YS Marjitan, Ketua KUD Bale Yotro, koperasi yang menaungi
petani plasma desa Beloyang, kecamatan Belimbing. Dalam keadaan
41
04_poNtiaNak_OKE.indd 41
12/3/08 10:06:26 AM
Tandan sawit yang baru saja dipanen dinaikkan ke atas truk untuk dibawa ke tempat pengolahan sawit yang terletak di wilayah
perkebunan itu juga.
42
04_poNtiaNak_OKE.indd 42
12/3/08 10:06:29 AM
43
04_poNtiaNak_OKE.indd 43
12/3/08 10:06:29 AM
44
04_poNtiaNak_OKE.indd 44
12/3/08 10:06:29 AM
itu yang menjadi miliknya. Hikmah di balik itu adalah, dengan tidak
mengetahui lahan milik mereka sebelumnya, petani tidak pilih kasih
dalam perawatan lahan. Bagi mereka, lahan mana pun yang mereka
kerjakan, semuanya akan menjadi milik mereka.
Namun, kasihan pak Kasimin. Dia sudah rajin memupuki lahan
yang menjadi tanggung jawabnya, ternyata mendapatkan lahan yang
cukup jelek. Apa mau dikata, lahan itu tetap menjadi tanggung jawabnya. Yang terjadi adalah perolehan panennya tidak menggembirakan, kalah dengan petani lain yang mendapatkan lahan subur.
45
04_poNtiaNak_OKE.indd 45
12/3/08 10:06:29 AM
46
04_poNtiaNak_OKE.indd 46
12/3/08 10:06:33 AM
datangani akad kredit, atau kapan pohon yang mereka beri pupuk
berbuah, akhirnya memilih pergi meninggalkan kebunnya. Akhirnya
yang beruntung adalah mereka yang tahan banting dan bisa menambah lahan sawit mereka dengan membeli lahan yang ditinggalkan oleh rekan-rekannya itu.
Sifat dasar orang Jawa yang tidak neko-neko, tidak suka mencari
perkara dalam perantauan, juga menjadi faktor keberhasilan pak
Kasimin sekeluarga. Kita ke sini hanya untuk mencari makan, sudah itu saja, ungkapnya dengan polos. Orang Jawa itu istilahnya
kalau kepanasan ya pakai penutup kepala, kena marah ya lebih baik
diam, imbuhnya. Keluguan, kepolosan, dan selalu mengikuti aturan
yang telah ditetapkan tertanam kuat dalam diri pak Kasimin. Itulah
falsafah hidup yang menjadi pegangan pak Kasimin sehingga keberhasilan itu mendatanginya.
47
04_poNtiaNak_OKE.indd 47
12/3/08 10:06:33 AM
48
04_poNtiaNak_OKE.indd 48
12/3/08 10:06:33 AM
49
04_poNtiaNak_OKE.indd 49
12/3/08 10:06:34 AM