Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR


MANUSIA, KERAGAMAN, DAN KESETARAAN
Diajukan kepada Dosen Pembimbing Mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar untuk
memenuhi salah satu syarat Akademik dalam menyelesaikan
Program Sarjana (S1)Teknik Elektro
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Di susun Oleh :
FATMA NASUTION
NPM :1107220012

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN

DAFTAR ISI

Daftar Isi

3-5
6-7

Kesimpulan Bab 5
Penjelasan Bab 5

KESIMPULAN BAB 5
2

Kesetaraan berasal dari kata sederajat, jadi Kesederajatan adalah suatu sikap
mengakui adanya persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban sebagai
sesama manusia. Kesetaraan atau kesederajatan menunjukkan adanya tingkatan yang sama,
kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau lebih rendah anatara satu sama yang lain.
Konsep masyarakat majemuk (plural society) pertama kali diperkenalkan oleh
Furnivall tahun 1948 yang mengatakan bahwa cirri utama masyarakat adalah berkehidupan
secara berkelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi terpisah oleh kehidupan social
dan tergabung dalam sebuah satuan politik.
Usman Pelly (1989)mengategorikan masyarakat majemuk di suatu kota berdasarkan
dua hal, yaitu pembelahan horizontal dan pembelahan vertical.
Secara horizontal, masyarakat majemuk, dikelompokkan berdasarkan:
1.
2.
3.
4.
5.

Etnik dan rasa tau asal usul keturunan


Bahasa daerah
Adat istiadat atau perilaku
Agama
Pakaian, makanan, dan budaya material lainnya.
Secara Vertikal, masyarakat majemuk, dikelompokkan berdasarkan :

1.
2.
3.
4.
5.

Penghasilan atau ekonomi


Pendidikan
Pemukiman
Pekerjaan
Kedudukan social politik.

Keragaman atau kemajemukan masyarakat terjadi karena unsure- unsure seperti ras,
etnik, agama, pekerjaan (profesi), penghasilan, pendidikan, dan sebagainya.
Ras adalah perbedaan manusia menurut atau berdasarkan ciri fisik biologis. Pada abad ke19, para ahli biologi membuat klasifikan ras atas tiga kelompok, yaitu Kaukasoid, Negroid,
dan Mongoloid. Sedangkan Koentjaraningrat (1990) membagi ras dalam 10 kelompok yaitu
Kaukasoid, Mongoloid, Negroid, Australoid, Polynesia, Melanesia, Micronesia, Ainu,
Dravida, dan Bushmen. Dan Negara Indonesia termasuk pada ras Mongolid Melayu pada
orang Indonesia bagian barat, dan Ras Melanesia pada oranag Indonesia yang tinggal di
Papua.

F. Baart (1988) menyatakan etnik adalah suatau kelompok masyarakat yang sebagian
besar secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan, mempunyai nilai budaya sama
dan sadar akan kebersamaan dalam suatu bentuk budaya, membentuk jaringan komunikasi
dan interaksi sendiri, dan menentukan sendiri ciri kelompok yang diterima kelompok lain dan
dapat di bedakan dari kelompok populasi lain.
Identitas kesukubangsaan antara lain dapat dilihat dari unsur unsur suku bangsa
bawaaan (etnictraits). Ciri- ciri tersebut meliputi natalis (kelahiran) atau hubungan darah,
kesamaan bahasa, kesamaan adat istiadat, kesamaan kepercayaan (religi), kesamaan mitologi,
dan kesamaan totemisme.
Jumlah etnik atau suku bangsa di Indonesia menyebar di banyak wilayah dengan
memiliki ciri dan karakter tersendiri.menurut para ahli, jumlah etnik atau suku bangsa di
Indonesia mencapai sekitar 400 suku. Hamper setiap pulau- pulau besar di Indonesia
memiliki etnik yang lebih dari satu. Bahkan, Papua di temukan kurang lebih 30 suku (Sugeng
H.R.,2006)
Etnik atau suku merupakan identitas social budaya seseorang. Artinya, identifikasi
seseorang dapat dikenali dari bahasa, tradisi, budaya, kepercayaan, dan pranata yang
dijalaninya yang bersumber dari etnik dari mana ia berasal.
Pengakuan akan prinsip kesetaraan dan kesederajatan itu secara yuridis di akui dan
dijamin oleh Negara melalui UUD 1945. Warga Negara tanpa dilihat perbedaan ras, suku,
agama, dan budaya diperlakukan sama dan memiliki kedudukan yang sama dalam hokum dan
pemerintahan Negara Indonesia. Seperti tertuang dalam pasal 27 ayat (1) UUD1945 bahwa
Segala warga Negara bersamaan kedudukannya didalam hokum dan pemerintahan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak adanya kecualinya.
Primordial adalah hal- hal yang berkaitan dengan asal atau awal seseorang, misalnya
suku, agama, ras, kelompok, sejarah, dan sebagainya.
Konflik atau pertentangan sebenarnya terdiri atas dua fase, yaitu fase disharmoni dan fase
disintegras. Disahrmoni menunjuk pada adanya perbedaan pandangan tentang tujuan, nilai,
norma, dan tindakan antarkelompok. Disintegrasi merupakan fase di mna sudah tidak dapat
lagi di satukannya pandangannya pandangan, nilai, norma, dan tindakan kelompok yang
meneyebabakan pertentangan antarkelompok.

Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menetapkan semua norma dan nilai budaya
orang lain dengan standar budayanya sendiri.
Dtereotip adalah pemeberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan kategori yang
bersifat subjektif, hanya karena dia berasal dari kelompok yang lain.
Rasisme bermakna anti terhadap ras lain atau rasa lain atau ras tertentu di luar ras sendiri.
Scape goating artinya pengkambinghitaman. Teori kambing hitam (scape goating)
mengemukakan kalau individu tidak bisa menerima perlakuan tertentu yang tidak adil, maka
perlakuan itu dapat di tanggungkan kepada orang lain.
Elly M. Setiadi dkk (2006) mengemukakan ada hal- hal yang dapat dilakukan untuk
memperkecil masalah yang diakibatkan pengaruh ngetif dari keragaman, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Semangat Religius
Semangat nasionalisme
Semangat pluralism
Semangat humanism
Dialog antar umat beragama
Membangun suatau pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan
antar agama, media massa, dan harmonisasi.

Indikator kesederajatan adalah sebagai berikut :


a. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan golongan.
b. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang layak.
c. Adanya persamaan kewajiban sebgai hamba Tuhan, individu, dan anggota
masyarakat.
Diskriminasi merupakan tindakan yang melanggar hak asasi manusia, diskriminasi juga
merupakan bentuk ketidakadilan. Perilaku diskriminatif tidak sesuai dengan nilai- niali dasar
kemanusiaan, karena itu perlu dihapuskan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
PENJELASAN BAB 5
Manusia adalah makhluk social yang diciptakan Tuhan yang memiliki kesempurnaan
sangat tinggi dibandingkan dengan makhluk ciptaan-Nya yang lain. Pada dasarnya tidak
adanya perbedaan antara satu orang dengan orang lain, di mata Tuhan pun tidak adanya
perbedaan yang membedakan hanyalah ketakwaan seseorang. Maksud dari kesetaraan ini
5

adalah dalam aplikasi kehidupan sehari- hari yang masih saja ada pembedaan antara ras yang
satu dengan ras yang lain atau bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Dimana jika kita
memahami arti dari Kesederajatan itu adalah suatu sikap mengakui adanya persamaan
derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban sebagai sesama manusia. Maka aplikasi
yang seharusnya dilakukan adalah perlunya jaminan hak- hak setiap manusia sehingga lebih
mudah dan leluasa pula seorang manusia itu menjalankan kewajibannya tanpa adanya
perbedaan- perbedaan yang tercipta oleh kondisi masyarakat itu sendiri.
Berbicara tentang masyarakat, manusia adalah sebagai makhluk social yang tidak
akan bisa hidup secara individualis atau pribadi sehingga adanya konsep masyarakat
majemuk (plural society) yang di kemukakan oleh Usman Pelly (1989)mengategorikan
masyarakat majemuk di suatu kota berdasarkan dua hal, yaitu pembelahan horizontal dan
pembelahan vertical.
Secara horizontal, masyarakat majemuk, dikelompokkan berdasarkan:
1.
2.
3.
4.
5.

Etnik dan rasa tau asal usul keturunan


Bahasa daerah
Adat istiadat atau perilaku
Agama
Pakaian, makanan, dan budaya material lainnya.
Secara Vertikal, masyarakat majemuk, dikelompokkan berdasarkan :

1.
2.
3.
4.
5.

Penghasilan atau ekonomi


Pendidikan
Pemukiman
Pekerjaan
Kedudukan social politik.

Keragaman atau kemajemukan masyarakat terjadi karena unsur- unsur seperti ras, etnik,
agama, pekerjaan (profesi), penghasilan, pendidikan, dan sebagainya. Dalam lingkup bangsa
Indonesia banyaknya perbedaan- perbedaan yang masih dianggap tabu dan masih sulit untuk
di terima. Keragaman akan ciri, ras, etnik, suku bangsa, dan agama adalah sebagai pemicu
adanya konflik. Baik di sadari ataupun tidak di sadari konflik itu muncul karena adanya
kecemburuan social. Dengan belum adanya pemahaman secara mendalam tentang
komunikasi antar masyarakat tersebut sehingga membuat pecahnya komunkasi tersebut dan
menimbulkan konflik itu sendiri. Yang dibutuhkan oleh masyarakat pada saat ini adalah

kesadaran untuk menghargai , menghormati, serta menegakkan prinsip kesetaraan atau


kesederajatan antar masyarakat tersebut.
Indikator kesederajatan adalah sebagai berikut :
a. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan golongan.
b. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang layak.
c. Adanya persamaan kewajiban sebgai hamba Tuhan, individu, dan anggota
masyarakat.
Kecemburuan social itu sendiri juga terkadang muncul oleh adanya perilaku diskriminatif
atau perilaku membeda- bedakan orang. Inilah juga menjadi salah satu akar masalah pada
masyarakat Indonesia saat ini yang selalu saja melakukan perlakuan diskriminatif terhadap
suatu ras, suku bangsa, dan agama.
Seharusnya kesadaran akan kemajemukan bangsa tercermin dari semboyan bangsa yaitu
Bhineka Tunggal Ika, dimana arti dari Bhineka sendiri aneka, berbeda- beda, beragam.
Bhineka sendiri menunjukka pada bangsa yang majemuk, heterogen, baik dari suku, ras,
agama, dan budayanya. Sedangkan Tunggal Ika mengarah pada semangat cita- cita akan
perlunya dari keanekaragaman tersebut. Jadi, walaupun bangsa Indonesia memiliki perbedaan
yang sangat besar justru harus tetaplah bersatu mementingkan persatuan. Persamaan itu
seperti contoh, Persamaan didepan hukum, berupa mengaharuskan setiap warga Negara di
perlakukan sama dan adil , tanpa pandang bulu oleh negara.maksudnya disini adanya jaminan
atas harkat dan martababt sebagai manusia. Persamaan di bidang ekonomi adalah setiap
warga negara mendapat kesempatan yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan ekonomi.
Persamaan di bidang social budaya merupakan, warga negara memiliki kesempatan hak, serta
pelayanan yang smaa dari pemerintah dalam bidang seperti agama, pendidikan, kesehatan,
kebudayaan, seni dan iptek.

Anda mungkin juga menyukai