Anda di halaman 1dari 6

1.

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Dosis Obat


1.1 Umur
Umur pasien merupakan suatu pertimbangan untuk menentukan dosis obat.
Dosis obat memiliki kekhususan dalam perawatan neonatal (kelahiran baru), pasien
pedriatik dan geriatik. Dosis yang diperuntukan bagi pediatrik merupakan pecahan
dari dosis orang dewasa. Tergantung pada umur pasien dan secara relative terhadap
pasien yang lebih muda.
1.2 Berat Badan
Dosis lazim secara umum dianggap cocok untuk orang dengan berat badan 70
kg (150 pound). Rasio antara jumlah obat yang digunakan dan ukuran tubuh
mempengaruhi konsentarsi obat pada tempat kerjanya. Untuk itu dosis obat
memerlukan penyesuaian dari dosis biasa untuk orang dewasa ke dosis yang tidak
lazim, pasien kurus atau gemuk, penentuan dosis obat untuk pasien yang lebih muda,
berdasarkan berat badan lebih tepat diandalkan dari pada yang mendasarkan kepada
umur sepenuhnya. Dosis obat berdasarkan kepada berat badan, dinyatakan dalam
milligram (obat) perkilogram (berat badan).
1.3 Luas Permukaan Tubuh
Luas permukaan perseorangan bisa ditentukan dari suatu monogram yang
membuat skala tinggi, lebar, dan luas permukaan.
1.4 Jenis Kelamin
Wanita dipandang lebih mudah terkena efek obat-obatan dari pada laki-laki,
dan dalam beberapa hal perbedaan ini dianggap cukup memerlukan pengurangan
dosis.

1.5 Status Patologi


Efek obat-obatan tertentu dapat dimodifikasikan oleh kondidi patologi pasien
dan harus dipertimbangkan dalam penentuan obat yang akan digunakan dan juga
dosisnya yang tepat. Obat-obat yang memiliki potensi berbahaya tinggi pada suatu
situasi terapeUtik tertentu hanya boleh dipakai apabila kemungkinan manfaatnya
melebihi kemungkinan resikonya terhadap pasien, dan bila sudah tidak ada lainnya
yang cocok dan kemungkinan keracunannya lebih rendah.
1.6 Toleransi
Kemampuan untuk memperpanjang pengaruh suatu obat, khususnya apabila
dibutuhkan untuk pemakaian bahan yang terus menerus disebut toleransi obat. Efek
toleransi obat ialah obat yang dosisnya harus ditambah untuk menjaga respon
terapeutik tertentu. Untuk kebanyakan obat-obatan pengembang toleransi dapat
diperkecil dengan cara memprakasai terapi dengan dosis efektifnya yang terendah
dengan cara mencegah perpanjangan pemakaian
Waktu Pemakaian
Waktu ketika obat itu dipakai mempengaruhi dosisnya. Hal ini terutama pada
terapi oral dalam hubungannya dengan makanan. Jadwal waktu yang tepat dari dosis
obat merupakan suatu faktor penyakit dan kadar obat dalam tubuh yang diharapkan,
sifat fisika kimia obat itu sendiri, rancangan bentuk sediaan dan derajat serta
kecepatan absorpsi obat.

2. Kalkulasi Dosis Obat


Pertimbangan pengaturan dosis khusus untuk pasien geriatrik dan pediatric
karena pasien geriatric mengalami penurunan fungsi fisiologis terkait usia dan pasien

Pediatrik memiliki bobot lebih kecil dari pasien dewasa dan sistem tubuh tertentu
belum berkembang sepenuhnya.
2.1. Berdasarkan Usia
Kalkulasi dosis berdasarkan usia kurang akurat karena tidak mempertimbangkan
sangat beragamnya bobot dan ukuran anak-anak dalam satu kelompok usia, dosis
hanya dikelompokkan atas usia. Persamaan yang digunakan adalah
2.1.1 Rumus Young (anak di bawah 8 tahun)
(n/n + 12) x DM (dewasa)

n = umur dalam tahun

2.1.2 Rumus Dilling (anak di atas 8 tahun)


(n/20) x DM (Dewasa)
2.1.3 Rumus Cowling
(n+1 / 24) x DM
2.1.4 Rumus Fried (khusus untuk bayi (dibawah 1 tahun))
n (dalam bulan) / 150
2.1.5 Rumus Gaubius
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

0 1 tahun : 1/12
1 2 tahun : 1/8
2 3 tahun : 1/6
3 4 tahun :
4 7 tahun : 1/3
7 14 tahun :
14 21 tahun : 2/3
21 60 tahun : dosis dewasa

2.2. Berdasarkan Berat Badan


2.2.1 Rumus Clark
BB(dalam pon) / 150 x DM
2.2.2 Rumus Thremich-Fier
BB (dalam kg) / 70 x DM
2.2.3 Rumus Black
BB (dalam kg) / 62 x DM

2.3. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh


Disebut juga dengan metode BSA (body surface area) dan merupakan
kalkulasi paling akurat karena mempertimbangkan tinggi dan berat badan pasien
dengan menggunakan rumus Du Bois dan Du Bois. Terutama digunakan untuk pasien
kanker yang menerima kemoterapi dan pasien pediatrik untuk pada semua usia
kanak-kanak, kecuali bayi prematur dan bayi normal yang fungsi hati dan ginjalnya
belum sempurna sehingga memerlukan penilaian tambahan dalam pengaturan dosis.
Rumus:
BSA (cm2) = W0,425 x H0,725 x 71,84
keterangan:
W = bobot (kg), H = Tinggi (cm)
BSA dewasa rata-rata = 1,73 m2. Beberapa literatur lain menyebut sekitar 1,75 m2.
Biasanya dosis untuk anakadalah BSA anak / 1,73

3. Dosis Dewasa
Besarnya dosis setiap obat yang tercantum dalam pustaka merupakan dosis
lazim obat untuk memberikan efek terapi pada individu dewasa, sehingga dosisnya
harus disesuaikan. Kadangkala seorang dokter memerlukan dosis obat yang akan
ditulis dalam resep melebihi dosis maksimal dalam pustaka. Untuk mengantisipasi
terjadinya kesalahan dalam pelayanan resep di apotek khususnya obat-obat yang
memerlukan dosis maksimal, maka dibelakang jumlah obat yang tertulis dalam resep
diberi tanda seru (!) disertai dengan paraf.
Dalam praktek sehari-hari banyak sekali kendala mengenai cara penentuan
dosis yang dihadapi oleh dokter terutama dalam menghadapi penderita anak-anak.
Hal ini disebabkan karena organ-organ tubuh anak (hepar, ginjal dan susunan syaraf
pusat) masih sangat labil dan belum berfungsi secara sempurna, sehingga penentuan
dosisnya harus benar-benar disesuaikan dengan kondisi anak tersebut. Namun pada
pasien dewasa pada umumnya diberikan sesuai dengan dosis yang tercantum pada
produsen obat atau pada buku Farmakoape Indonesia.

4. Dosis untuk Pasien dengan Penyakit Sistemik


Beberapa perhitungan dosis obat yang harus dipertimbangkan pada pasien dengan
kelainan sistemik atau biasa disebut dengan dosis khusus yaitu :
1.

Dosis penderita yang obesitas

Harus diperhitungkan jumlah lemak dan persentase BB tanpa lemak (BBTL).

2.

Dosis penderita geriatrik (>65 tahun)

Perubahan fisiologis dan patologis diperhatikan (cardivaskuler, ginjal, DM). Dosis


diturunkan ( 75 % DD)
3.

Dosis penderita penyakit ginjal

Ekskresi obat terganggu yang merupakan akibat dari penyakit ginjal menyebabkan
obat terdistribusi lebih lama di peredarah darah sehingga dosis dan interval obat harus
diatur.
4.

Dosis untuk pengguna dopamine

Salah satu indikasi penggunaan dopamine adalah pada TD sistolik <70mmHg disertai
dengan tanda-tanda syok. Rumus dosis obat untuk pasien pengonsumsi dopamine
yaitu

Contoh : Pasien dengan tekanan darah 80/50mmHg dan BB 50 kg. Dosis dopamine
dimulai

dari

5mikrogram/kgBB/menit,

5X50X60/4000=15000/4000=3.75 cc/jam

maka

perhitungannya

yaitu

Anda mungkin juga menyukai