Anda di halaman 1dari 2

Metronidazole

Metronidazole merupakan antibiotik golongan nitroimidazole dengan nama


kimia 1-[-hydroxyethyl]-2-methyl-5-nitromidazole yang berbentuk kristal kuning
muda dan sedikit larut dalam air atau alkohol. Metronidazole termasuk ke dalam
golongan obat- obatan antibiotik yang bersifat bakteriosid dan amubisid. Merk
dagang metronidazole di Indonesia antara lain Velazole, Trichodazole, Grafazole, dan
Tricholet.
1.1 Farmakokinetik
1.1.1. Absorpsi
Absorpsi metronidazole per oral sangat efektif, dengan bioavalabilitas sebesar
lebih dari 90% dengan konsentrasi maksimum pada plasma
1.1.2

Distribusi
Protein binding pada metronidazole kurang dari 20%. Metronidazole

memasuki membran sel dan didistribusikan ke dalam jaringan dan cairan.


1.1.3

Metabolisme
Metronidazole merupakan antibiotik yang dimetabolisme pada hepar.

1.1.4

Ekskresi
Metronidazole diekskresikan melalui urin dalam bentuk metabolit hasil

oksidasi dan glukuronidasi


1.1.5

Waktu paruh
Waktu paruh metronidazole berkisar antara 6 10 jam pada pasien tanpa

disfungsi hepar dan renal.

1.2 Farmakodinamik
Metronidazole merupakan memperlihatkan daya bakterisid dan amubisid
langsung. Metronidazole bekerja dengan cara menghambat sintesis asam nukleat
dengan menginterferensi replikasi DNA bakteri. Namun, beberapa penelitian
menunjukkan

bahwa

metronidazole

merupakan

antibiotik

yang

bersifat

concentration-dependent- killing sehingga untuk mendapatkan hasil yang maksimal


diperlukan dosis yang lebih tinggi serta waktu pemberian yang lebih lama..
1.3 Indikasi
Metronidazol terutama digunakan untuk amubiasis, trikomoniasis, dan infeksi
bakteri anaerob.Metronidazol efektif untuk amubiasis intestinal atau ekstraintestinal.
Untuk amubiasis intestinal dianjurkan pemberian amubisid intestinal lain selain
pemberian metronidazol. Metronidazol juga efektif untuk abses hati dan
diindikasikan untuk profilaksis pascabedah daerah abdomen, infeksi pelvis, dan
pengobatan endokarditis yang disebabkan oleh B. Fragillis.
1.4 Kontraindikasi
Pada pasien dengan riwayat penyakit darah atau dengan gangguan SSP,
pemberian obat ini tidak dianjurkan. Pemberian selama lebih dari 7 hari sebaiknya
diikuti dengan pemeriksaan leukosit secara berkala, terutama untuk pasien dengan
daya tahan tubuh rendah. Neutropenia dapat terjadi selama pengobatan dan akan
kembali normal setelah pengobatan dihentikan.
Bila ditemukan ataksia, kejang, atau gejala susunan saraf pusat yang lain,
maka pemberian obat ini harus segera dihentikan. Metronidazol telah diberikan pada
berbagai tingkat kehamilan tanpa terjadi peningkatan kejadian terotogenik,
prematuritas, dan kelainan bayi lainnya. Namun penggunaan pada trimester pertama
kehamilan tidak dianjurkan.

Anda mungkin juga menyukai