Anda di halaman 1dari 11

PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI

(SARARI)

Apakah SARARI itu?


Pemeriksaan payudara sendiri atau sarari merupakan salah satu
komponen dalam mendeteksi dini kanker payudara selain dari pemeriksaan
payudara klinis oleh dokter dan mammografi atau alat untuk mendeteksi
adanya kelainan pada payudara. SARARI yang dilakukan setiap bulan
meliputi melihat dan meraba seluruh daerah payudara dan dada yang
bertujuan agar wanita mengenali payudaranya sendiri karena terbiasa
melihat dan merabanya sendiri, agar mudah untuk mengetahui jika ada
perubahan atau kelainan pada payudara.

Apa Kegunaan dari SARARI?


Kegunaan memeriksa sendiri payudara setiap bulan terbukti dari
kenyataan bahwa banyak kanker payudara ditemukan sendiri oleh wanita
waktu memeriksa payudaranya sendiri. Wanita-wanita yang sudah
berpengalaman dalam memeriksa payudara sendiri dapat meraba benjolanbenjolan kecil yang timbul pada payudara, sehingga jika benjolan ini
ganas, dapat diobati dalam stadium awal dan kemungkinan sembuh juga

besar. Atas dasar kegunaan inilah maka setiap wanita penting untuk
diajarkan cara pemeriksaan payudara sendiri (SARARI) dengan benar.

Kapan SARARI Dilakukan?


SARARI dianjurkan dilakukan oeh semua wanita setiap bulan pada
saat mulai haid pertama atau mulai pada usia 20 tahun. Pemeriksaan ini
hendaknya dilakukan secara rutin sekali sebulan pada waktu yang sama
setiap bulan. Melakukan SARARI secara berlebihan dalam sebulan
biasanya tidak berguna, karena siklus haid bulanan dapat membingungkan
pasien sehingga ia tidak dapat mengetahui apakah telah terjadi perubahan
yang berarti pada payudaranya.
Untuk wanita yang masih haid (usia subur), SARARI sebaiknya
dilakukan beberapa hari sampai sekitar 1 minggu setelah haid, dimana pada
saat itu kedua payudara dalam keadaan lemas, sehingga bila ada benjolanbenjolan yang timbul maka dapat dengan mudah diraba. Sebaiknya tidak
dilakukan pada waktu dekat masa haid karena pada saat itu kedua payudara
dalam keadaan tegang sehingga bisa teraba benjolan-benjolan dalam
payudara yang sebenarnya normal.
Untuk wanita yang sudah tidak mendapatkan haid (menopause),
sementara hamil, menyusui atau memiliki siklus haid yang tidak teratur,

SARARI sebaiknya dilakukan pada hari yang sama tiap bulan, misalnya
tiap tanggal satu setiap bulannya.
Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral dianjurkan untuk
melakukan SARARI setiap bulan pada hari mereka mulai menggunakan
satu kemasan baru obat tersebut. Wanita yang menggunakan susuk juga
dianjurkan memeriksa payudaranya secara teratur.
Selain wanita yang tanpa benjolan di payudaranya, SARARI juga
penting untuk wanita yang memiliki benjolan di payudara yaitu untuk
mengetahui apakah benjolan itu bertambah jumlahnya atau bertambah
besar, dan perlu diperhatikan berapa lama perubahan itu terjadi untuk
mengarahkan adanya suatu keganasan atau tidak.

Bagaimana Cara Melakukan SARARI?


SARARI meliputi dua tahap penting yaitu melihat dan meraba
payudara. Setiap langkah SARARI adalah penting. SARARI sebaiknya
dilakukan di tempat yang jauh dari gangguan, agar SARARI dapat
dilakukan dengan konsentrasi penuh. Juga dilakukan di ruangan yang
hangat atau sewaktu mandi air hangat agar payudara tidak tegang sehingga
memudahkan pemeriksaan. Hindari pemeriksaan dengan udara atau air
dingin karena dapat membuat payudara menjadi tegang dan menyulitkan
pemeriksaan.

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan SARARI


tergantung pada ukuran dan bentuk dari payudara, tetapi biasanya hanya
memakan waktu sekitar 15-20 menit setiap bulan. Sebaiknya langkahlangkah SARARI dilakukan dalam urutan yang sama setiap bulan, dan
dianjurkan untuk mengingat bahkan mencatat

bagaimana keadaan

payudara setiap bulannya.

A. Pemeriksaan dengan melihat (Visual)


Pemeriksaan dengan melihat membutuhkan cermin dalam ruangan
dengan cahaya yang baik. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Dalam posisi berdiri di depan cermin dengan kedua lengan di
samping, perhatikan baik-baik kedua payudara apakah ada
perubahan bentuk, besar atau letaknya. Kemudian lihat apakah ada
perubahan

pada

permukaan

kulit

seperti

kemerahan,

pembengkakan, kulit tertarik kedalam atau seperti kulit jeruk,


kerutan atau benjolan. Setelah itu perhatikan puting susu dan
sekitarnya. Lihat apa kedua puting susu sama tinggi, ada
pengeluaran cairan seperti susu, dan apakah puting susu tertarik
kedalam atau kesamping. Juga perhatikan apakah ada gambaran
seperti sisik atau kemerahan disekitar puting susu.

2. Dengan kedua tangan diangkat ke atas, lakukan pemeriksaan seperti


pada tahap pertama. Putar badan juga kesamping kanan dan kiri
untuk melihat keadaan payudara dari samping. Perhatikan apa ada
perubahan simetris pada payudara kanan dan kiri. Tetapi perlu
diingat, seringkali juga normal bila seorang wanita memiliki
payudara yang tidak sama ukuran dan bentuk.
3. Kedua tangan menekan kuat daerah pinggang sehingga otot-otot
dinding dada tegang, kemudian lakukan pemeriksaan seperti tahap
sebelumnya dan perhatikan pula apakah ada benjolan pada
payudara, kalau ada akan terlihat lebih menonjol, juga apakah
sekarang terlihat pengerutan kulit yang lebih jelas. Kemudian dalam
posisi yang sama membungkuk ke depan dan perhatikan jika ada
sesuatu yang tidak normal.

B. Pemeriksaan dengan Meraba (Taktil)


Dalam pemeriksaan dengan meraba digunakan telapak jari dari ketiga
jari tengah yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis. Perlu
diperhatikan, pemeriksaan bukan menggunakan ujung jari. Untuk
memeriksa payudara kiri gunakan jari-jari tangan kanan yang
dirapatkan, dan sebaliknya.

Penekanan yang dilakukan pada payudara terdiri atas penekanan ringan


untuk meraba daerah yang paling dekat dengan kulit, penekanan sedang
untuk meraba lebih dalam lagi dan penekanan kuat untuk meraba
daerah dekat tulang dada.
Perabaan payudara dilakukan dengan gerakan memutar tanpa
mengangkat jari-jari agar tidak ada bagian yang terlewatkan, dapat
dilakukan 3 cara:
1. Perabaan dapat dilakukan secara vertikal dengan gerakan memutar
dari atas ke bawah mulai dari satu sisi payudara dalam pola zig-zag.
2. Perabaan dilakukan dengan mulai lingkaran besar dari bagian tepi
payudara kemudian lingkarannya semakin kecil dan berakhir di
puting susu
3. Dapat pula dilakukan dengan menganggap payudara dibagi-bagi
seperti pie (kue bundar) dengan titik tengahnya adalah puting susu,
payudara diraba tiap bagian dengan gerakan memutar mulai dari
bagian puting.
Perabaan payudara dapat dilakukan pada saat berdiri di depan cermin
dan berbaring, banyak juga wanita yang melakukan SARARI ketika
mandi karena akan sangat membantu meraba perubahan payudara
ketika kulit basah dan bersabun dan tekniknya sama dengan posisi
berdiri.

Dalam posisi berdiri, dengan menggunakan pola dan kekuatan menekan


yang ada diatas, perabaan payudara dilakukan pada masing-masing
payudara untuk mencari apakah ada benjolan, perubahan atau sesuatu
yang lain dari biasanya. Setelah itu penting juga untuk meraba bagian
lekukan kedua ketiak secara bergantian untuk mencari apakah ada
benjolan atau bagian yang tebal.
Pemijatan puting susu juga dilakukan dalam posisi berdiri di depan
cermin, dengan memijat pelan-pelan daerah di sekitar puting dan
amatilah apakah keluar cairan yang tidak normal. Kemudian tekan
puting susu ke dalam dan lihat apakah ada tahanan yang tidak normal,
kekerasan atau benjolan di bawah puting susu.
Setelah dilakukan dalam posisi berdiri, perabaan payudara dilakukan
dengan posisi tidur. Langkah-langkahnya:
1. Berbaring di tempat tidur, dengan tangan dimana payudara yang
akan diraba diletakkan di bawah kepala dan bantal atau handuk
diletakkan di bawah bahu sesisi dengan payudara yang akan
diperiksa sehingga payudara terletak datar di atas dinding dada
dengan puting susu di tengah-tengah.
2. Dengan mengunakan pola dan penekanan seperti diatas, lakukan
pemeriksaan payudara.
3. Selain itu penting juga untuk meraba bagian ketiak apa ada benjolan

4. Lakukan langkah yang sama untuk payudara yang lain.


Dalam pemeriksaan perabaan ini, penting untuk membedakan atau
memperhatikan apa ada perbedaan kedua payudara. Bila sesuatu yang
tidak biasanya teraba di payudara yang satu, harus juga diperiksa
apakah pada payudara yang lainnya terdapat hal yang sama. Bila
ternyata sama, mungkin merupakan sesuatu yang normal. Bila tidak,
maka sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.
Penting juga untuk kaum wanita memeriksa BH. Maksudnya untuk
melihat apakah pada BH melekat cairan atau darah yang keluar dari
puting susu, baik berupa kerak ataupun cairan yang berwarna merah
atau nanah.

Kelainan-kelainan Apa Saja yang Dapat Ditemukan dengan SARARI?


1. Nyeri
Payudara yang nyeri merupakan keluhan payudara yang paling bayak di
kalangan wanita. Dapat terjadi pada satu atau kedua payudara atau di
bagian ketiak. Nyeri pada payudara ini ada dua. Pertama; nyeri yang
berhubungan dengan pola haid atau hormonal, payudara terasa sakit,
tegang, membengkak atau berbenjol beberapa hari sebelum haid dan
biasnya berakhir ketika haid selesai. Kedua; tidak berhubungan dengan
siklus menstruasi, sering dirasakan pada daerah tertentu payudara.

Nyeri lokal dapat menunjukkan adanya abses (bisul) yang dalam,


daerah dengan trauma ataupun (jarang) keganasan.
2. Perubahan di kulit payudara
Perubahan yang dapat terjadi pada kulit payudara antara lain: kulit
payudara mengkerut, adanya benjolan yang terlihat, gambaran kulit
payudara seperti kulit jeruk (Peau dorange), kemerahan, ulserasi dan
kulit yang bersisik atau luka.
3. Benjolan
Benjolan yang ditemukan dapat berupa: payudara yang tegang dan
berbenjol, benjolan-benjolan kecil dan tekstur yang berpasir secara
menyeluruh, benjolan tunggal oval dan teraba keras pada bagian luar
namun lunak di bagian dalamnya, benjolan tunggal, benjolan padat,
benjolan yang dapat digerakkan dan teraba seperti bola karet, suatu
benjolan besar yang nyata dan benjolan tunggal yang padat dan tidak
bisa digerakkan.
4. Kelainan puting susu
1.

Puting susu yang menonjol kedalam

2.

Ruam pada puting susu atau areola atau keduanya

3.

Pengeluaran cairan dari puting susu seperti cairan susu,


cairan kehijauan bahkan pengeluaran darah

Jika pada SARARI ditemukan hal-hal yang tidak biasanya pada payudara
seperti

diatas,

dianjurkan

untuk

sesegera

mungkin

melakukaan

pemeriksaan ke dokter, agar dapat diketahui apa kelainan tersebut


berbahaya atau tidak, dan jika berbahaya dapat dilakukan penanganan yang
dini dengan tingkat keberhasilan yang tentunya akan semakin baik
dibandingkan jika datang sudah pada tahap lanjut.

10

DAFTAR PUSTAKA

1.

Manoppo A. Bahan kuliah peranan dokter umum


dalam diagnosis dini kanker payudara. Manado: Bagian Bedah FK
UNSRAT

2.

Rahayu.TA. Kanker payudara. Surabaya: Yayasan


Kanker Wisnu Wardharma, 1991: 22-52

3.

Tjindarbumi

D. Penanganan kanker payudara

masa kini dengan berbagai macam issu di Indonesia. Dalam:


Indonesian issues on breast cancer I. Surabaya, 2004
4.

Gondhowiarjo S. The alternative approach vs


classical external irradiation on the treatment of breast cancer. In:
Indonesian issues on breast cancer I. Surabaya, 2004

5.

Suprabawati DGA. Clinical examination and the


importance of team work diagnosing (Early) breast cancer. In:
Indonesian issues on breast cancer I. Surabaya, 2004

6.

Mc Latchie GR. Screening for breast cancer. In:


Oxford handbook of clinical surgery. Oxford Medical Publication.
US, 1991.p. 16

11

Anda mungkin juga menyukai