PENGEMBANGAN SISTEM
OLEH:
Kelompok 2
Ni Luh Gede Mahayu Dicriyani (1491661005)
Ketut Kartika Diah Utami (1491661021)
Dwi Haryadi Nugraha (1491661022)
Ni Putu Ika Parianti (1491661024)
PENGEMBANGAN SISTEM
Proses akuntan sebagai user, evaluator, dan pengembang adalah penting dalam semua
tahap pengembangan system. Sebagai user, akuntan memperhatikan model dasar yang
menghasilkan informasi yang berdasarkan prinsip akuntansi.
PENGORGANISASIAN DARI SISTEM INFORMASI FUNGSIONAL
Sistem tanggung jawab secara tradisional telah diterapkan pada fungsi akuntansi. Fungsi
sistem secara umum memperoleh status dan akibatnya telah bergerak lebih tinggi di dalam
organisasi.
Struktur Internal dari Sistem Informasi Fungsional
Setiap manajer dalam bagan hirearki organisasi yang bertanggung jawab dalam
pengembangan sistem adalah sbb:
1. Manajer Sistem Informasi
Manajer Sistem Informasi membantu untuk mengatur tujuan untuk fungsi, mengambil
bagian dalam sistem jangka panjang perencanaan, dan sistem baik mengarahkan
pengembangan dan kegiatan operasi dari fungsi.Manajer sistem informasi juga (1)
mengawasi dan mengevaluasi kinerja manajer dan staf kunci dalam fungsi personil dan
(2) mempekerjakan dan melatih manajer baru bila diperlukan.
2. Staff
Seorang staf perencanaan membantu dalam mengembangkan rencana sistem jangka
panjang, dalam berkoordinasi dengan perencanaan strategis perusahaan kelompok, dan
dalam menetapkan kebijakan informasi yang berkaitan. Staf teknis membantu dalam
memantau perkembangan teknologi, mengevaluasi potensi untuk menerapkan teknologi
baru dalam perusahaan, dan perencanaan difusi hardware dan software baru di seluruh
perusahaan. Seorang staf personil membantu dalam merekrut dan sistem pelatihan
profesional.
3. Komite Pengawas atau Komite Pengarah
Komite Pengawas atau Komite Pengarah, keseluruhan memberikan bimbingan dalam
pengembangan sistem. Ini tinjauan dan menyetujui sistem jangka panjang rencana dan
hardware / perangkat lunak akuisisi, menetapkan prioritas mengenai proyek-proyek
pengembangan sistem, mengontrol kemajuan proyek-proyek sistem, dan memantau
kinerja fungsi. Hal ini umumnya terdiri dari pengguna utama dari sistem informasi.
4. Manajer Pengembangan Sistem
Tanggung jawab langsung untuk pengembangan sistem terletak pada manajer
pengembangan sistem, yang memberikan arah secara keseluruhan proyek-proyek sistem
Karena fungsi akuntansi sangat tergantung dengan produk informasi, maka ia harus tetap dekat
dengan bagian Sistem Informasi. Beberapa cara untuk tetap dekat yaitu:
1. Menetapkan baik pengawas atau controller dan manajer sistem informasi kepada panitia
untuk menjadi komite pengawas
2. Menetapkan akuntan sebagai bagian dalam tim proyek sistem
3. Menetapkan atau menugaskan orang-orang yang berpengetahuan luas baik dalam
akuntansi dan teknologi informasi untuk bertugas sebagai koordinator antara sistem
informasi akuntansi dan fungsi
4. Membentuk kelompok audit internal, dibantu oleh akuntan dan auditor yang berorientasi
pada sistem
5. Membentuk kelompok pengendalian atau kontrol data dalam fungsi akuntansi
PENDEKATAN MENUJU PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PENDEKATAN TOP-DOWN VS BOTTOM-UP
Pendekatan top-down dimulai dari level atas organisasi untuk menuju strategi dan tujuan
keseluruhan. Pendekatan bottom-up dimulai dari level bawah organisasi.
PENDEKATAN IN-HOUSE VERSUS OUTSOURCING
Pendekatan ini mempekerjakan perusahaan luar untuk menangani sistem informasi
kegiatan. Outsourcing mungkin melibatkan semua kegiatan, dengan organisasi outsourcing
bahkan memperoleh diperlukan hardware dan software dan sistem karyawan. Sedangkan
pendekatan in-house mempekerjakan karyawan sendiri.
PENDEKATAN RE-ENGINEERING
Pendekatan ini berfokus pada proses operasional perusahaan. Dibutuhkan sebuah
pandangan revolusioner yang berkaitan dengan mengapa suatu proses diperlukan atau suatu
proses penting daripada dengan rinciannya serta bagaimana hal itu dilakukan atau bagaimana
pelaksanaannya.
PENDEKATAN PROTOTYPE ATAU PENDEKATAN PROTOTYPING
Pendekatan ini menyediakan proses pembelajaran atas pengembangan system.
Prototyping terdiri dari merancang desain awal dalam periode waktu yang relatif singkat sebagai
iteraksi awal. Prototipe ini desain, yang merupakan perkiraan kasar yang diharapkan rancangan
akhir, kemudian dimasukkan ke dalam dan digunakan.
SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
Siklus hidup pengembangan system (system
development
life
cycle
SDLC)
menggambarkan periode perkembangan dan setelahnya dalam suatu siklus hidup SI. Setiap
tahapnya perencanaan, analisis, desain, pemilihan, selekasi, implementasi, dan operasi
melibatkan beberapa aktivitas dan menyimpulkan output nyata yang disebut deliverable.
d. Tim Proyek. Tim proyek terdiri dari analis sistem dan programmer
e. Pengendalian Proyek. Waktu dan biaya proyek harus dikendalikan sehingga proyek dapat
berjalan efektif.
ANALISIS SISTEM
Analisis system adalah proses untuk menguji system informasi yang ada berikut dengan
lingkungannya dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk mengenai berbagai kemungkinan
perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan system itu sendiri.
Analisis system dilakukan karena beberapa hal. Pertama, karena system yang ada tidak
dapat memenuhi kebutuhan informasi yang dapat mendukung strategi yang dijalankan. Kedua,
karena diperlukan informasi baru. Jika terjadi perubahan peraturan atau perubahan di tingkat
persaingan, maka besar kemungkinan manajemen akan memerlukan jenis-jenis informasi baru
yang selaras dengan perubahan tersebut. Ketiga, karena munculnya teknologi baru. Analisis
system itu sendiri dapat dilaksanakan dalam dua tahap :
1. Analisis Pendahuluan
Analisis terhadap system yang ada (existing system) dengan tujuan untuk menentukan ruang
lingkup, keunggulan, dan kelemahan yang terdapat dalam system tersebut. Disini dilakukan
survey dan penelitian pendahuluan,selanjutnya berdasarkan hasil tersebut dilakukan analisis
berikutnya.
2. Analisis Mendalam
Tujuannya untuk menyusun studi kelayakan (feasibility study). Jika dari hasil study itu
diperoleh kesimpulan bahwa pengembangan system dapat diterima, maka informasi yang
diperlukan oleh pengguna system dan manajer dapat dirumuskan dan ditetapkan.
Kebutuhan informasi ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk menentukan persysratanpersyaratan system yang harus dipenuhi.
DESAIN SISTEM
Dalam tahap ini, tim penyusun harus dapat menerjemahkan saran-saran yang dihasilkan
dari analisis system ke dalam bentuk yang dapat diimplementasikan. Desain system dapat
dilakukan dalam dua tahap :
1. Desain dilakukan secara konseptual yang bertujuan untuk menentukan berbagai
alternative pemenuhan kebutuhan pengguna system. Pada tahap ini, jika alternative
desain telah ditentukan, maka dirumuskan spesifikasi yang harus dipenuhi oleh system
agar kebutuhan pengguna system dapat dipenuhi. Tahap ini dianggap selesai jika desain
konseptual system itu telah disetujui oleh manajemen.
2.
PEMILIHAN SISTEM
Sekali manajemen menyetujui spesifikasi dari sebuah system, maka proses pemilihan
dapat dimulai. Selama proses pemilihan perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan
untuk sistem yang baru dirancang, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai opsi akuisisi,
meminta proposal tentang hardware dan software, dan mengevaluasi proposal.
Pilihan Akuisisi
Beberapa keputusan penting menuntut perhatian yang sangat awal dalam proses akuisisi.
Pilihan harus dibuat dari pilihan seperti pembelian atau penyewaan diperlukan sumber daya,
berurusan dengan satu vendor atau dengan beberapa vendor, menginstal sistem in house atau
outsourcing layanan informasi, dan mengembangkan perangkat lunak in-house atau membeli
paket perangkat lunak komersial.
Permohonan Proposal
Untuk memperoleh sumber daya komputer yang diperlukan, perusahaan harus
menginformasikan kemungkinan vendor dari kebutuhannya dan memperoleh tanggapan dari
mereka. Karena kebutuhan dapat lebih terlibat dan kadang-kadang kompleks, prosedur ajakanhati harus digunakan. Langkah-langkah yang paling penting dalam prosedur ini adalah untuk
mempersiapkan permintaan proposal.
Evaluasi Proposal
Proposal yang diterima dari vendor dasarnya merekomendasikan hardware tertentu atau
software yang dipasarkan oleh vendor. Nilai dari setiap proposal adalah dalam deskripsi rinci
dari cara di mana perangkat keras atau perangkat lunak yang direkomendasikan dapat melayani
kebutuhan spesifik permintaan perusahaan.
IMPLEMENTASI SYSTEM
Kegiatan yang paling banyak menyita waktu dalam tahap implementasi adalah kegiatan
pengujian programming computer, karena seringkali program yang satu berhubungan dengan
yang lain. Misal, suatu program menghasilkan output yang akan digunakan sebagai inpu bagi
program lain. Dalam hal demikian, kedua program tersebut hendaknya dilakukan pengujian
secara bersama untuk memastikan bahwa interface dan kompatibilitasya benar-benar terjaga.
Pendesain system menyebut proses sebagai proses pengujian persetujuan (acceptance testing).
Sedangkan pengujian program yang dilakukan bersama-sama dengan prosedur manual disebut
pengujian system (system testing).
Proses akhir tahap implementasi adalah konversi system. Disini semua anggota tim
termasuk pengguna system, harus ikut berperan serta. Semua data yang disimpan pada file
system lamaharus dipindahkan ke file dengan formatsesuai system baru. Setelah itu, system
baru dapat mulai dioperasikan.
OPERASIONAL SYSTEM
Setelah berjalan dengan baik, system baru perlu dipelihara dan terus dievaluasi untuk
mengetahui adanya kelemahan-kelemahan tertentu yang mungkin belum terliaht dalam tahap
sebelumnya. Bilamana dalam pemeliharaan system diperoleh kesimpulan bahwa system
ternyata sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan pengguna, maka proses pengembangan
system akan dimulai dari awal.