Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TANAMAN PERKEBUNAN (AGH 341)


PEMELIHARAAN TBM KELAPA SAWIT

Disusun oleh :
Kelompok 18
Yustia Yulianti

A24120103

Yusmadi

A24130004

I Gusti Ayu Widyastiti

A34120056

Fitri Munggarani

I34120087

Yudiansyah Eka Saputra

134120165

Asisten :
Ahmad Arif

A24110138

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan komoditas ekspor pertanian yang memberikan


pengaruh positif terhadap pendapatan nasional dan mampu menciptakan lapangan
pekerjaan sehingga menambah kesejahteraan masyarakat (Amir 2004).
Pengelolaan tanaman yang tepat merupakan kegiatan yang penting untuk
meningkatkan produksi kelapa sawit.
Tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan (TBM) memerlukan
pemeliharaan yang sesuai untuk mencapai pertumbuhan vegetatif normal dan fase
generatif yang produktif. Pemeliharaan tanaman kelapa sawit meliputi konsolidasi
tanaman, pemeliharaan jalan, penyulaman, penyiangan, pemupukan, pemeliharaan
tanaman penutup tanah, pengendalian hama dan penyakit, polinasi serta kastrasi.
Pengendalian gulma merupakan salah satu kegiatan pengelolaan yang penting
dibandingkan tindakan pengelolaan yang lain, maka perlu dilakukan tindakan
pengendalian gulma yang efektif dan efisien. Pengendalian gulma di piringan
kelapa sawit dapat mengurangi kompetisi pada tanaman dan gulma agar hara yang
diberikan saat pemupukan dapat diserap secara optimal oleh tanaman kelapa
sawit.
Sanitasi pada pertanaman kelapa sawit sangat penting untuk diperhatikan
agar menghindari penyakit yang dapat menyerang sawit. Sanitasi pada tandan
buah dan pelepah dapat mencegah terjadinya penyakit busuk tandan yang
disebabkan oleh cendawan Marasmius palmivorus yang disebabkan oleh
tingginya kelembapan di sekitar tandan buah (Risza 1994)

Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah melakukan pemeliharaan TBM kelapa sawit


yang meliputi sanitasi tanaman, pengendalian gulma di piringan dan gawangan,
serta pemupukan dan menentukan kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk
pemeliharaan TBM kelapa sawit.

BAHAN DAN METODE


Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah 3 cangkul, 2 parang, 1
ember, timbangan, dan 1 dodos. Bahan yang digunakan adalah 2 TBM sawit,
pupuk urea 350 g, SP36 600 g, KCl 750 g, dan kieserit 750 g, pupuk tersebut
adalah dosis untuk satu tanaman sawit.
Metode
Pemeliharaan TBM kelapa sawit dilakukan dengan membersihkan gulma
pada piringan TBM dengan cangkul dan parang. Selain penyiangan gulma,
sanitasi juga dilakukan terhadap pelepah sawit dan buah yang busuk. Pelepah
sawit yang telah kering dan menyentuh tanah dibuang dengan cara didodos dari
samping pada bagian pangkal pelepah. Pelepah yang di bagian atasnya terdapat
tandan buah tidak dibuang. Buah kelapa sawit yang busuk dibuang dengan cara
didodos untuk mencegah adanya penyakit busuk buah Maramius. TBM yang
sudah dibersihkan dari gulma dan dibuang pelepah dan buah yang busuk
kemudian dipupuk masing-masing dengan pupuk urea 350 g, SP36 600 g, KCl
750 g, dan kieserit 750 g per pohon.

TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa Sawit
Kelapa Sawit merupakan tanaman dari famili Palmae, genus Elaeis, dan
memiliki nama ilmiah Elaeis guineensis. Buah terdiri dari tiga lapisan yaitu
eksoskarp, mesoskarp, dan endoskarp. Perkembangbiakan generatif melalui biji
dan jarak tanamnya 9,2m atau segitiga sama sisi. Pemeliharaan standar dan yang
khas dari adalah dalam pengaturan pelepah daun sawit dari satu pelepah jumlah
daun tidak boleh kurang dari 48 dan lebih besar 56.
Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berakar serabut yang terdiri
atas akar primer, skunder, tertier dan kuartier. Akar-akar primer pada umumnya
tumbuh ke bawah, sedangkan akar skunder, tertier dan kuartier arah tumbuhnya
mendatar dan ke bawah. Akar kuartier berfungsi menyerap unsur hara dan air dari
dalam tanah. Akar-akar kelapa sawit banyak berkembang di lapisan tanah atas
sampai kedalaman sekitar 1 meter dan semakin ke bawah semakin sedikit
(Setyamidjaja 2006). Tanaman Kelapa Sawit merupakan tanaman yang
menghasilkan minyak nabati. Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang
umumnya dapat tumbuh di antara 120 Lintang Utara 120 Lintang Selatan. Curah
hujan optimal yang dikehendaki antara 2.000-2.500 mm per tahun dengan
pembagian yang merata sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang
optimum antara 5-7 jam per hari dan suhu optimum berkisar 240-380C.
Ketinggian di atas permukaan laut yang optimum berkisar 0-500 meter
(Setyamidjaja, 2006). Jenis tanah yang baik untuk kelapa sawit adalah tanah
latosol, podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut.

Pemeliharaan Kelapa Sawit Belum Menghasilkan (TBM)


Pemeliharaan tanaman pada komoditas perkebunan yang bersifat tahunan,
biasanya dikelompokkan ke dalam tanaman belum menghasilkan atau di singkat
(TBM) dan tanaman menghasilkan disingkat (TM). Tanaman belum menghasilkan
(TBM) pada kelapa sawit adalah masa sebelum panen (dimulai dari saat tanam
sampai panen pertama) yaitu berlangsung 30-36 bulan. Periode waktu TBM pada
tanaman kelapa sawit terdiri dari:

TBM 0 : menyatakan keadaan lahan sudah selesai dibuka, ditanami kacangan


penutup tanah dan kelapa sawit sudah ditanam pada tiap titik panjang.
TBM 1 : tanaman pada tahun ke I (0-12 bulan)
TBM 2 : tanaman pada tahun ke II (13-24 bulan)
TBM 3 : tanaman pada tahun ke III (25-30 atau 36 bulan).
Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) pada

kelapa sawit

dapat berupa pengendalian gulma. Pengendalian gulma diterapkan pada 3 area


pada kelapa sawit, yaitu area piringan, area gawangan (inter-row), dan area pasar.
Piringan kelapa sawit berupa area radius tertentu dari batang kelapa sawit. Area
piringan yang bebas gulma memudahkan pengamatan brondolan buah masak
yang jatuh dan efektivitas

pemupukan. Area pasar yang bebas gulma

memudahkan untuk pengangkutan pupuk (pasar pikul) dan pengangkutan buah


(Welly 2011).
Pemeliharaan TBM kelampa sawit dapat dilakukan dengan cara membuat
piringan di area tanaman kelapa sawit. Jari-jari piringan tersebut untuk TBM 3
sekitar 1,5-2 meter. Piringan berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk.
Selain itu, piringan juga merupakan daerah jatuhnya buah kelapa sawit. Karena
itu, kondisi piringan senantiasa bersih dari ganggu an gulma. Pemeliharaan
piringan dan gawangan bertujuan antara lain untuk:
Mengurangi kompetisi gulma terhadap tanaman dalam penyerapan unsur
hara, air,dan sinar matahari.
Mempermudah pekerja untuk melakukan pemupukan dan kontrol di
lapangan
Pemeliharaan piringan dan gawangan bebas dari gulma dapat dilakukan
secara manual atau secara kimia. Pemeliharaan piringan dan gawangan secara
manual yaitu tenaga manusia dengan menggunakan cangkul. Pemeliharaan
piringan dan gawangan secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan
herbisida.

Hasil dan pembahasan

Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat
menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan
manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional
Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada
kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumberdevisa negara. Penyebaran
perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini sudah berkembang di 22 daerah
propinsi. Luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 1968 seluas 105.808 hadengan
produksi 167.669 ton, pada tahun 2007 telah meningkat menjadi 6.6 juta ha
dengan produksi sekitar 17.3 juta ton CPO (Sastrosayono 2003).
Pertumbuhan awal daun berikutnya akan membentuk sudut. Daun pupus
yang tumbuh keluar masih melekat dengan daun lainnya. Arah pertumbuhan daun
pupus tegak lurus ke atas dan berwarna kuning. Anak daun (leaf let) pada daun
normal berjumlah 80-120 lembar (Setyamidjaja, 2006).
Tanaman yang di gunakan pada percobaan kelapa sawit yaitu tanaman
kelapa sawit yang belum menghasilkan. Adapun kondisi yang diperoleh
dilapangan menunjukkan kurangnya perawatan dan pemeliharaan yang belum
maksimal sehingga dapat dengan mudah da dapat dengan cepat di simpulkan
bahwa tanaman kelapa sawit beberapa tahun kemuadian akan menghasilkan buah
tandan segar yang kurang optimal. Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dalam hal
ini yaitu varietas tenera dimana varietas ini merupakan hasil dari persilangan
antara kelapa sawit varietas dura dan varietas psifera. Tanaman kelapa sawit yang
belum menghasilkan ini telah berumur..
Tanaman kelapa sawit berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai
mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong
memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit
mengadakan penyerbukan bersilang (cross pollination). Artinya bunga betina dari
pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan
perantaan angin dan atau serangga penyerbuk (Sunarko, 2008).
kenyataan dilapangan menunjukkan jarang sekali tanaman kelapa sawit di
pelihara misalnya dengan pengendalian gulma,pemupukan, sanitasi dan
pengendalian hama penyakit sehingga tanaman terlihat kurang terawat dapat
ditunjukkan dengan banyaknya gulma di sekitar batang dan akar tanaman itu
sendiri. Pelaksanaan pemeliharaan tanaman kelapa sawit pada percobaan kali ini
yaitu pembersihan gulma di sekitar batang dengan diameter 2 meter, bagian ini
dibersihkan dari gulma hingga mencapai keadaan w0 atau bersih tanpa ada gulma
sedikitpun.
Pemupukan pada tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan harus
menggunakan cara yang tepat, dosis yang cukup, tepat waktu, dan tepat tempat.
Sehingga dengan metode yang tepat dapat menghasilkan pertumbuhan tanaman
secara optimal.

daftar pustaka
Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta.
Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.
Agromedia Pustaka, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA
[Depdiknas]. 2009. Manajemen Pemeliharaan Kelapa Sawit [Internet]. [diunduh
2015
Maret
23].
Tersedia
pada:
https://www.academia.edu/4695906/MATERI1_MODUL_DIKLAT_PJJ_2_MANAJEMEN_PEMELIHARAAN_TANAMAN_KELAPA_SAWIT
Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Setyamidjaja D. 2010. Kelapa Sawit Tehnik Budi Daya, Panen, dan Pengolahan.
Yogyakarta (ID): Kanisius.
Welly HD. 2011. Pemeliharaan TBM kelapa sawit [Internet]. [diunduh 2015
Meret
23].
Tersedia
pada:
http://hansdw08.student.ipb.ac.id/files/2011/02/Pemeliharaan-tanamanbelum-menghasilkan.pdf

Amir H. 2004. Pengaruh ekspor pertanian dan nonpertanian terhadap pendapatan


nasional. Kajian Ekonomi dan Keuangan. 8(4): 101-115.
Risza S. 1994. Kelapa Sawit, Upaya Peningkatan Produktivitas. Yogyakarta (ID):
Kanisius

Anda mungkin juga menyukai