Anda di halaman 1dari 3

Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi adanya narkotika

Bahan terpenting yang harus diambil adalah urin (tidak dapat diambil ginjal),
cairan empedu dan jaringan sekitar suntikan.
Isi lambung diambil jika ia menggunakan narkotika per-oral, demikian pula
hapusan mukosa hidung pada cara sniffling. Semprit bekas pakai dan sisa obat yang
ditemukan harus pula dikirim ke laboratorium.
Pada pemakain cara oral, morfin akan cepat dikonjugasi oleh asam glukoronat
dalam sel mukosa usus halus dan hati sehingga bahan sebaiknya dihidrolisis terlebih
dahulu.
Terhadap barang-barang bukti seperti bubuk yang diduga mengandung morfin,
heroin atau narkotika lainnya, dapat dilakukan berbagai pengujian. Pengujian tersebut
hanya dapat dilakukan terhadap benda bukti yang masih berupa preparat murni atau
pada tempat suntikan bila ternyata di tempat tersebut masih terkumpul narkotika yang
belum diserap dan tidak dapat dilakukan terhadap bahan biologis seperti urin, darah,
cairan empedu dan lain-lain.
a. Uji Marquis :
Kepekaan uji ini adalah sebesar 1 0,025 mikro gram. Reagen dapat dibuat
dari 3 ml asam sulfat pekat ditambah 2 tetes formaldehid 40 %. Pada umumnya
semua narkotika akan memberikan reaksi warna ungu. (Morfin, heroin dan codei
+ Marquis ungu; Pethidine + Marquis jingga).
Untuk heroin, dapat dilakukan pengujian yang lebih khas :
10 tetes campuran asam nitrit pekat dan 85% asam fosfor yang memiliki
perbandingan 12:38 diletakkan dalam tabung centrifuge ukuran 5 ml, kemudian
ditambahkan 3,25 ml kloroform dan diputar selama 30 detik.
Perhatikan lapisan warna di dasar tabung yang timbul setelah 10 menit:
Hijau muda = negatif.
Kuning muda = 10 mikro gram.
Kuning coklat = 1 mg.
Merah coklat gelap = 10 mg.
b. Uji mikrokristal :

Uji ini lebih sensitif dan lebih khas jika dibandingkan dengan reaksi warna
Amrquis.
Caranya :
1 tetes larutan narkotika ditambahkan reagen dan dengan mikroskop, dilihat kristal
apa yang terbentuk.
Hanging microdrop technique merupakan modifikasi untuk narkotika dengan
pembentukan kristal agak lama.
Contoh :
Morfin + reagen kalium kadmium yodida (1 gr kadmium yodida + 2 gr kalium
yodida) kristal berbentuk jarum.
Kepekaan uji : 0,01 mikrogram
Morfin + kalium triodida kristal berbentuk pirirng.
Kepekaan uji : 0,1 mikrogram
Heroin + merkuri klorida kristal berbentuk dendrit.
Kepekaan uji : 0,1 mikrogram
Heroin + platinum klorida kristal berbentuk roset.
Kepekaan uji : 0,25 mikrogram
Pethidin + asam pikrat pekat kristal berbentuk roset berbulu.
Kepekaan uji : 0,1 mikrogram
3) Untuk menentukan barbiturat dalam organ tubuh (2)
Untuk pemeriksaan toksikologik, bahan yang harus dikirim ialah isi lambung,
darah hati atau perifer, urin, ginjal, hati, sebagian otak dan lemak pada kasus
keracunan barbiturat golongan kerja sangat singkat.
Ada 5 macam metode ekstraksi (Moghrabi & Curry), dan yang memberikan hasil
terbaik ialah ekstraksi langsung dengan kloroform. Bila kadar dalam darah sangat
rendah maka metode yang diapakai adalah metode asam tungstat.
Konsentrasi barbiturat dalam otak, hati dan ginjal menunjukkan jumlah yang
besar sedangkan dalam otot dan tulang-tulang sedikit. Konsentrasi barbiturat yang
terbesar terdapat dalam otak dan hati yang bervariasi antara 2,5-8 mg/100 gr jaringan.

Dalam keadaan mayat yang membusuk lanjut, barbiturat masih tetap dapat
ditentukan (lebih kurang 25 % dari konsentrasi semula) sehingga dalam melakukan
penarikan kesimpulan, hal ini perlu diperhitungkan.

https://yumizone.wordpress.com/2009/03/19/pemeriksaan-laboratorium-forensiksederhana/

Anda mungkin juga menyukai