Anda di halaman 1dari 8

GIZI BURUK

Pengobatan
Meskipun terdapat 3 bentuk gizi buruk, tidak ada perbedaan dalam penanganannya. 4
Terdapat 10 langkah tatalaksana yang harus dilakukan untuk setiap anak yang menderita gizi
buruk5,11-13 (tabel 2).
Tabel 2. Skema Tatalaksana Gizi Buruk Menurut Waktu11
N

Tatalaksana

o.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1
0

Stabilisasi
H 1-2

Transisi
H 3-7

Rehabilitasi
Minggu 2-6

Tindak Lanjut
Minggu 7 - 26

Mencegah dan mengatasi


hipoglikemia
Mencegah dan mengatasi
hipotermia
Mencegah dan mengatasi
dehidrasi
Memperbaiki gangguan
elektrolit
Mengobati infeksi
Memperbaiki kekurangan Tanpa Fe
zat gizi mikro
Memberikan
makanan
untuk
stabilisasi
dan
transisi
Memberikan
makanan
untuk tumbuh kejar
Memberikan
stimulasi
untuk tumbuh kembang
Mempersiapkan
untuk
tindak lanjut di rumah

Dengan Fe

1. Atasi/cegah hipoglikemia
Periksa kadar gula darah bila ada hipotermia (suhu aksila<35,0 oC; rektal <35,5oC). Pemberian
makanan penting untuk mencegah terjadinya kedua kondisi tersebut.
Bila anak sadar dan dan kadar gula darah <54mg/dl, berikan :

50 ml bolus glukosa 10% atau larutan sukrosa 10% (1 sdt gula dalam 3,5 sdm air), secara
oral atau sonde/pipa nasogastrik. Kemudian berikan F-75 setiap 30 menit selama 2 jam
(berikan bagian dari jatah 2 jam setiap kalinya)

Berikan antibiotika

Berikan makan setiap 2 jam, siang dan malam

Bila anak tidak sadar, letargi, berikan:

Infus glukosa 10% (5 ml/kg), diikuti dengan 50 ml glukosa 10% atau sukrosa.
Selanjutnya seperti diatas.

Bila kita tidak mempunyai alat pengukur kadar gula darah, anggaplah setiap anak dengan
malnutrisi berat mengalami hipoglikemia dan obatilah secara tepat.
2. Atasi/cegah hipotermia
Bila suhu rektal < 35,5oC:

Segera berikan makanan (atau lakukan rehidrasi jika perlu)

Hangatkan anak: baik dengan pakaian atau selimut sampai menutup kepala dan letakkan
dekat lampu atau pemanas (jangan gunakan botol air panas), atau letakkan anak di dada
ibu (kulit dengan kulit) dan selimuti

Berikan antibiotika

Suhu diperiksa setiap 2 jam sampai suhu rektal mencapai > 36,5 oC serta periksa kadar
gula darah bila terjadi hipotermia

3. Atasi/cegah dehidrasi

Jangan menggunakan jalur intravena untuk rehidrasi kecuali keadaan syok dan berikan
dengan hati-hati, tetesan pelan untuk mencegah terjadinya beban sirkulasi dan jantung.

Berikan larutan garam khusus yaitu ReSoMal (Rehydration Solution for Malnutrition)
yang mengandung kalium yang tinggi serta natrium yang rendah.

Karena sangat sukar untuk menilai status dehidrasi pada anak dengan gizi buruk
berdasarkan hanya pada gejala klinis, maka anggap semua anak dengan diare encer
mengalami dehidrasi sehingga harus diberi:
o ReSoMal 5 ml/kg setiap 30 menit, selama 2 jam, secara oral atau sonde, kemudian
o 5-10 ml/kg/jam selama 4-10 jam berikutnya; jumlah tepat yang harus diberikan
tergantung berapa banyak anak menginginkannya, dan muntah atau buang air
besar.
o Ganti ReSoMal pada jam ke- 4,6,8 dan ke-10 jam dengan F-75 bila masih
berlanjut, kemudian lanjutkan pemberian F-75.

4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit

Semua anak gizi buruk terjadi kelebihan natrium walaupun natrium plasma rendah.
Defisiensi kalium dan magnesium juga terjadi dan mungkin membutuhkan waktu sekitar 2
minggu untuk pemulihan. Berikan :

Tambahan Kalium 3-4 mmol/kg/hari

Tambahan Magnesium 0,4-0,6 mmol/kg/hari

Siapkan makanan tanpa diberi garam

Tambahan kalium dan magnesium dapat diberikan dalam bentuk cairan dan ditambahkan
langsung ke dalam makanan. Tambahkan 20 ml larutan elektrolit ke dalam 1 liter formula.
Dapat juga dimasukkan ke dalam ReSoMal.
5. Obati/cegah infeksi
Pada malnutrisi berat tanda-tanda umum untuk infeksi, seperti demam, sering tidak ada, dan
infeksi sering tersembunyi. Oleh karena itu berikan secara rutin saat anak masuk:

Antibiotika spektrum luas dan

Vaksin campak jika anak berumur > 6 bulan dan belum diimunisasi (tunda bila terjadi
syok)

Pilihan antibiotika spektrum luas:

Bila tidak ada komplikasi, berikan kotrimoksazol per oral (25 mg sulfametoksazol + 5
mg trimetoprim/kgbb) setiap 12 jam selama 5 hari , atau

Bila anak sakit berat (apatis, letargi) atau memiliki komplikasi (hipiglikemia,
hipotermia, infeksi kulit, infeksi sal nafas atau saluran kencing), berikan ampisilin 50
mg/kg IM/IV setiap 6 jam selama 2 hari, kemudian secara oral amoksisilin 15 mg/kg
setiap 8 jam selama 5 hari, atau bila amoksisilin tidak ada, lanjutkan pemberian
ampisilin per oral 5 mg/kg setiap 6 jam dan gentamisin 7,5 mg/kg IM/IV sekali sehari
selama 7 hari.

Bila dalam 48 jam tidak ada kemajuan klinis, tambahkan kloramfenikol 25 mg/kg IM/IV
setiap 8 jam selama 5 hari.
Bila terdeteksi kuman yang spesifik, berikan pengobatan yang sesuai. Bila anoreksia menetap
setelah 5 hari pemakaian antibiotika, cukupkan pemberian sampai 10 hari.
6. Koreksi defisiensi mikronutrien

Pada anak gizi buruk terjadi defisiensi vitamin dan mineral. Meskipun anemia sering
ditemukan, jangan dulu berikan besi tetapi tunggu sampai anak telah memiliki nafsu makan
yang baik, dan mulai bertambah berat badan (biasanya pada minggu ke-2). Berikan:

Vitamin A oral pada hari pertama (untuk usia > 12 bulan, berikan 200.000 IU; untuk usia
6-12 bulan, berikan 100.000 IU; untuk usia 0-5 bulan, berikan 50.000 IU ) kecuali bila
telah diberikan pada bulan sebelumnya. Bila terdapat tanda-tanda klinis defisiensi
vitamin A (seperti rabun senja xerosis konjungtiva, bitot spot, dan lain-lain), diberikan
dosis yang sama pada hari ke-2, diikuti dosis ke-3 minimal 2 minggu kemudian

Berikan setiap hari selama paling tidak 2 minggu:

Suplemen multivitamin

Asam folat 1 mg/hari (berikan 5 mg pada hari pertama)

Zinc 2 mg/kg/hari

Tembaga 0,3 mg/kg/hari

Besi 3 mg/kg, hanya bila berat badan telah naik karena memberikan besi dapat
memperburuk infeksi yang ada

7. Mulai pemberian makanan


Pada fase stabilisasi, perlu pendekatan yang sangat hati-hati karena keadaan faali anak sangat
lemah dan rendahnya kapasitas homeostatik. Pemberian makan harus dimulai secepatnya
setelah anak dirawat dan harus dirancang sedemikian rupa sehingga cukup energi dan protein
untuk metabolisme basal.
Prinsip pemberian makan pada fase stabilisasi adalah:

Porsi kecil, sering, rendah laktosa dan osmolaritas

Diberikan secara oral atau sonde (jangan parenteral)

Energi: 80-100 kkal/kg/hari

Protein: 1-1,5 g/kg/hari

Cairan: 130 ml/kg/hari (100 ml/kg/hari bila ada edema berat)

Bila anak mendapat ASI, teruskan, tetapi beri formula khusus terlebih dahulu.

Formula khusus awal seperti F-75 mengandung 75 kkal/100ml dan 0,9 g protein/100 ml
cukup untuk hampir semua anak. Berikan dengan cangkir. Bila anak terlalu lemah berikan
dengan sendok atau pipet.

Jadwal makan yang dianjurkan adalah volume makanan dinaikkan bertahap disertai
pengurangan frekuensi pemberian makanan.
Hari ke

Frekuensi

Vol/kg/kali makan

Vol/kg/hari

1-2

setiap 2 jam

11 ml

130 ml

3-5

setiap 3 jam

16 ml

130 ml

6-7+

setiap 4 jam

22 ml

130 ml

Pada anak dengan selera makan yang baik dan tidak ada edema, jadwal ini dapat diselesaikan
dalam 2-3 hari saja(1 hari untuk setiap tahap)
Jika asupan makanan kurang dari 80 kkal/kg/hari (105 ml formula khusus awal/kg) berikan
sisa formula melalui pipa nasogastrik. Jangan beri makanan lebih dari 100 kkal/kg/hari pada
fase stabilisasi ini.
Pada fase stabilisasi, diare secara bertahap harus berkurang dan anak dengan edema harus
tejadi penurunan berat badan.

8. Fasilitas tumbuh kejar


Pada masa pemulihan dibutuhkan berbagai pendekatan secara gencar agar tercapai asupan
makanan yang tinggi dan pertambahan berat badan > 10 g/kg/hari. Formula yang dianjurkan
adalah F-100 yang mengandung 100 kkal dan 2,9 g protein/100 ml. Bubur yang dimodifikasi
atau makanan keluarga yang dimodifikasi dapat digunakan jika mengandung kalori dan
protein yang sama.
Kesiapan untuk memasuki fase rehabilitasi ditandai dengan munculnya nafsu makan,
biasanya sekitar 1 minggu setelah dirawat. Transisi bertahap dianjurkan untuk mencegah
resiko gagal jantung yang dapat terjadi bila anak secara mendadak mengkonsumsi makanan
dalam jumlah yang banyak.
Untuk mengganti formula khusus awal ke formula khusus lanjutan:

Ganti F-75 awal dengan formula F-100 lanjutan dengan jumlah yang sama dalam
waktu 48 jam kemudian,

Naikkan jumlah makanan 10 ml untuk setiap pemberian sampai ada sedikit formula
tersisa, biasanya pada saat tercapainya jumlah 30 ml/kg/kali (200 ml/kg/hari)

Awasi terjadinya gagal jantung dengan memantau frekuensi nafas dan nadi. Bila
frekuensi nafas meningkat 5/menit dan frekuensi nadi 25/menit dalam
pemantauan setiap 4 jam secara berurutan, kurangi volume pemberian. Setelah
normal kembali, ulangi menaikkan volume seperti di atas.

Setelah fase transisi dilewati, berikan:

Makanan/formula dengan frekuensi sering (setiap 4 jam) dengan jumlah yang tidak
terbatas

Energi: 150-220 kkal/kg/hari

Protein: 4-6 g/kg/hari

Bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi beri formula terlebih dahulu karena
energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh kejar.

Kemajuan dinilai berdasarkan kecepatan pertambahan berat badan:

Timbang anak setiap pagi sebelum makan

Setiap minggu hitung kenaikan berat badan dalam g/kg/hari.

Bila kenaikan berat badan:

Kurang (<5g/kg/hari), anak perlu dievaluasi menyeluruh

Sedang (5-10 g/kb/hari), periksa apakah asupan makanan mencapai target, atau
apakah infeksi telah dapat diatasi.

Baik (>10 g/kg/hari), berikan penghargan kepada ibu dan staf

9. Sediakan stimulasi sensorik dan dukungan emosional/mental


Pada malnutrisi berat terjadi keterlambatan perkembangan mental dan prilaku, karenanya
berikan:

Kasih sayang

Lingkungan yang ceria dan merangsang

Terapi bermain terstruktur selama 15-30 menit per hari

Aktifitas fisiksegera setelah anak mulai baik

Keterlibatan ibu semaksimal mungkin (memberi makan, memandikan, bermain, dsb)

10. Siapkan follow up setelah sembuh


Bila berat per tinggi badan anak mencapai 90% (sama dengan -1 SD) dapat dikatakan anak
sembuh, dan dapat dipulangkan. Anak biasanya tetap memiliki berat badan per umur yang

rendah karena stunting. Cara pemberian makanan yang baik dan stimulasi sensorik harus
tetap diberikan di rumah. Tunjukkan kepada orang tua:

Pemberian makan yang sering dan mengandung energi dan nutrien yang padat.

Berikan terapi bermain terstruktur

Sarankan:

Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur

Memberikan imunisasi ulang (booster)

Memberikan vitamin A setiap 6 bulan

Bila BB/TB < 90%, anak dapat dipulangkan bila:

Usia 12 bulan atau lebih

Pemberian antibiotika telah selesai

Nafsu makan baik

Kenaikan berat badan baik

Tidak ada edema

Kalium, magnesium, suplemen mineral, dan suplemen vitamin telah diberikan selama
2 minggu

Ibu atau pengasuh tidak bekerja di luar rumah, telah diajarkan cara pemberian
makanan yang baik, dan telah dimotivasi untuk selalu mematuhi nasehat yang
diberikan.

4. Bhan MK, Bhandari N, Bahl R. Management of the Severely Malnourished Child:


Perspective from Developing Countries. BMJ 2003; 326:146-51.
5. World Health Organization. Management of The Child with a Serious Infection or
Severe Malnutrition. Guidelines for Care at the First-Referral Level in Developing
Countries. Geneva: WHO, 2000.
11. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat. Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk-Buku I. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 2003.

13. Asworth A, Khanum S, Jackson A, Schofield C. Guidelines for The Inpatient Treatment
of Severely Malnourished Children. SEARO Technical Publication No.24, WHO, 2003.

Anda mungkin juga menyukai