atas
5. Mencegah reflek-reflek yang tidak diharapkan, misalnya cardiac arrhythmia karena
obat anesthesia
6. Menghilangkan side efek dari obat-obatan sebelum premedikasi dan obat-obat
anesthesia sendiri
7. Dengan memberikan obat-obatan premedikasi, dosis obat-obat anesthesia dapat
dikurangi karena efek potensiasi
8. Menciptakan amnesia
9. Mengurangi cairan lambung dan mengurangi muntah pasca bedah
Obat obat yang sering digunakan sebagai premedikasi adalah :
1. Obat antikholinergik
2. Obat sedative
3. Obat analgetik narkotik
1. Obat antikholinergik
Obat golongan antikholinergik adalah obat-obatan yang berkhasiat menekan /
menghambat aktivitas kholinergik atau parasimpatis. Obat antikholinergik digunakan untuk
mencegah salvasi dan sekresi bronkus sebagai respon terhadap objek kering didalam
mulut,seperti pipa nafas atau pipa trakea. Beberapa zat inhalasi juga mengiritasi dan
merangsang aktivitas sekretorik, tetapi zat-zat ini hamper tinggal riwayat saja.Reflek laring
bekerja aktif pada tingkatan ringan anestesi, dan saliva dalam jumlah kecil pun dapat
menyebabkan spasme laring.Pencegahan salvasi pun amat penting sebelum penggunaan
ketamin. Obat ini juga melindungi jantung dari aritmia.
Tujuan utama pemberian obat golongan ini untuk premedikasi adalah:1
a. Mengurasi sekresi kelenjar : saliva, saluran cerna dan saluran nafas
b. Mencegah spasme laring dan bronkus
c. Mengurangi motilitas usus
d. Mencegah bradikardi
e. Melawan efek depresi narkotik terhadap pusat nafas
Obat golongan antikholinergik yang digunakan dalam praktik anesthesia adalah
preparat Alkoloid Belladona, yang turunannya adalah sulfas atropine dan skopolamin.
Mekanisme kerja asetil kolin pada organ yang diinervasi oleh serabut otonom parasimpatis
atau serabut saraf yang mempunyai neurotransmitter asetil kolin.alkaloid belladonna
menghambat muskarinik secara kompetitif yang timbul oleh asetil kolin pada sel efektor
organ utama pada kelenjar eksorin, otot polos dan otot jantung.
Cara pemberian dan dosis yang diberikan :
a. Intramuskular, dosis 0,01 mg/kg BB, diberikan 30-45 menit sebelum induksi.
b. Intravena, dosis 0,005 mg/kg BB, diberikan 5-10 menit sebelum induksi.
Kontraindikasi
Alkaloid belladonna ini tidak diberikan pada pasien yang menderita : demam,
takikardi, glukoma dan tirotoksikosis.
2. Obat golongan sedative
Obat golongan sedative adalah obat-obat yang berkhasiat anti cemas dan
menimbulkan rasa kantuk. Tujuan pemberian obat-obat golongan ini adalah untuk
memberikan susasana nyaman bagi pasien prabedah, bebas dari rasa cemas dan takut,
sehingga pasien menjadi tidak peduli dengan lingkungannya. Untuk keperluan ini, obat
golongan sedative / tranquilizer yang sering digunakan adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
Sebagai analgetik, opioid bekerja secara sentral pada reseptor-reseptor opioid yang
diketahui ada 4 reseptor, yaitu:
a. Reseptor Mu
Morpin bekerja secara agonis pada reseptor ini. Stimulasi pada reseptor ini
menyebabkan analgesia, rasa segar, euphoria, dan depresi respirasi.
b. Reseptor Kappa
Stimulasi reseptor ini menyebabkan analgesia, sedasi dan anesthesia.Morpin
bekerja pada reseptor ini.
c. Reseptor Sigma
Stimulasi reseptor ini menimbulkan perasaan disforia, halusinasi, pupil
midriasis dan stimulasi respirasi.
d. Reseptor Beta
INDUKSI ANASTESI
Induksi anastesi ialah tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak
sadar sehingga memungkinkan dimulainya anesthesia dan pembedahan.
Untuk persiapan indukai anestesia sebaiknya kita ingat kata STATICS :
S = Scope
Stetoskop untuk mendengarkan suara paru dan jantung. LaringoScope. Pilih bilah atau daun (blade) yang sesuai dengan usia pasien.
Lampu harus cukup terang.
T = tubes
Pipa trakea. Pilih sesuai usia. Usia < 5 tahun tanpa balon (cuffed) dan >
5 tahun dengan balon (cuffed).
A = Airway
T = Tape
I = Introducer
Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus plastik (kabel) yang mudah
dibengkokkan untuk pemandu supaya pipa trakea mudah dimasukkan.
C = Connector
S = Suction
1. Benzodiazepine
Anggota tertentu dalam kelompok obat sedative hypnosis seperti diazepam,
lorazepam, dan midazolam, yang dipergunakan pada prosedur anestesi (dasar-dasar
farmakologi benzodiazepin) diazepam dan lorazepan tidak larut dalam air dan penggunaan
intravenanya memerlukan vehikulum yang tidak encer, sehingga pemberian intravena dapat
menyebabkan iritasi luka. Formulasi mudah larut dalam air dan kurang iritasi tetapi mudah
larut dalam lemak pada pH fisiologis serta mudah melewati pembuluh darah otak.
efek farmakologi benzodiazepine merupakan akibat aksi gamma-aminobutyric acid
(GABA) sebagai neurotransmitter penghambat sistem kanal klorida terbuka dan terjadi
hiperpolarisasi post sinaptik membran sel dan mendorong post sinaptik membrane sel tidak
dapat dieksitasi. hal ini menghasilkan efek anxiolisis, sedasi, amnesia retrograde, potensiasi
alkohol, antikonvulsi dan relaksasi otot skeletal.
b. Intramuscular: Tiopental : anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di mulut, efek
samping menekan pernafasan.
c. Melalui inhalasi
Obat anesthesia inhalasi adalah obat-obat anesthesia yang berupa gas atau cairan
mudah menguap, yang diberikan melalui pernafasan pasien. Campuran gas atau uap obat
anesthesia dan oksigen masuk melalui aliran udara inspirasi, mengisi seluruhrongga paru,
selanjutnya mengalami difusi dari alveoli ke kapiler paru sesuai dengan sifat fisik masingmasing gas.
Berdasarkan kemasannya, obat anesthesia umum inhalasi dibagi atas 2 macam:
1. Obat anesthesia umum inhalasi yang berupa cairan yang mudah menguap, yaitu:
1. Derivat halogen hidro karbon
a. Halotan
b. Trikhloroetilin
c. Chloroform
2. Derivat eter
a. Dietil eter
b. Metoksifluran
c. Enfluran
d. Isofluran
2. Obat anesthesia umum inhalasi yang berupa gas
a. Nitrous oksida
b. Siklopropan
1. Halotan : Merupakan cairan tidak berwarna, berbau harum tidak mudah terbakar atau
meledak, tidak iritatif dan tidak tahan terhadap sinar matahari. Apabila kena sinar
matahari, akan mengalami dekomposisi.Efek sampingnya yaitu dengan menekan
pernafasan, aritmia, dan hipotensi. Untuk induksi, konsentrasi yang diberikan pada udara
inspirasi adalah 2,0-3,0% bersama-sama dengan N2O.
2. Isofluran : Merupakan halogenasi eter, dikemas dalam bentuk cairan, tidak berwarna,
tidak eksplosif, tidak mengandung zat pengawet dan relative tidak larut dalam darah tepi
cukup iritatif terhadap jalan nafas sehingga pada saat induksi sering menimbulkan batuk
dan tahan nafas. Proses induksi dan pemulihannya relative cepat dibandingkan dengan
obat-obat anesthesia inhalasi yang ada pada saat ini tapi masih lebih lambat
dibandingkan dengan sevofluran. Untuk induksi, konsentrasi yang diberikan pada udara
inspirasi adalah 2,0-3,0% bersama N2O.
3. Nitrous Oksida (N2O)
merupakan gas tak berwarna, berbau harum manis, tidak mudah terbakar dan tidak
mudah meledak tetapi membantu proses kebakaran akibat gas lain. Dalam praktek
anesthesia, N2O digunakan sebagai obat dasar dari anesthesia umum inhalasi dan selalu
dikombinasikan dengan oksigen dengan perbandingan antaraN2O : O2= 70:30 (pasien
normal), 60:40 (untuk pasien yang memerlukan tunjangan oksigen lebih banyak), 50:50
(untuk pasien yang beresiko tinggi).
Cara kerja :
- N2O tidak terikat pada Hb tetapi terikat langsung di plasma, tidak bereaksi
-
sel otak
dengan campuran 20% O2 dan 80% N2O, analgetiknya lebih kuat bila
Side efect :
-
telinga tengah
dapat terjadi anastesi yang lama jika terjadi difusi gas ke dalam rongga usus /
pleura