BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Kerjasama ekonomi antar dua negara atau lebih adalah hal yang lazim
dalam hubungan internasional. Telah menjadi aturan yang tidak tertulis bahwa
suatu negara tidak bisa berdiri sendiri tanpa memiliki hubungan dengan
negara lain. Pasca Perang Dunia II, masyarakat dunia mulai menyadari
urgensi dari aktivitas ekonomi lintas batas negara. Fenomena global juga
mulai menunjukkan bahwa ancaman yang dihadapi dunia tidak lagi sebatas
keamanan dan konflik, namun lebih merujuk pada hal-hal yang bersifat
konstruktif, salah satunya adalah pembangunan ekonomi. Dalam beberapa
dekade terakhir, negara-negara berkembang mulai secara signifikan
menunjukkan perannya dalam menaikkan porsinya di GDP dunia, terutama
dalam pertumbuhan ekonomi global. Negara-negara berkembang juga
berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi dunia sejak krisis tahun 200720081. Beberapa negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang
cukup pesat bahkan membentuk sebuah frame kekuatan ekonomi baru, yang
dikenal dengan nama BRICS.
BRICS (Brazil, Rusia, India, Cina, dan South Africa) merupakan
kekuatan global yang sedang tumbuh sampai saat ini. Pada awalnya BRICs
merupakan akronim yang diciptakan oleh Jim ONeill dari Goldman Sachs,
sebuah perusahaan perbankan dan investasi global. Pada tahun 2001 di dalam
1
Jim ONeil. 2001.Building Better Global Economics BRICs. Goldman Sachs Global
Economics Paper no.66
3
M. Skak. 2011. The BRICS Power as Soft Balancer. Helsinlki: University of Arthus. hal. 2-3
4
A. E. Kamer. 2009. Emerging Economies Meet in Russia. New York Times diakses dari
http://www.nytimes.com/2009/06/17/world/europe/17bric.html?_r=0
Pada
pertemuan
tersebut
mereka
mengumumkan
rencana
BRICS. 2009. Joint Statement of The BRIC Countries Leaders June 16, 2009 Yekaterinburg,
Russia diakses dari http://www.brics5.co.za/about-brics/summit-declaration/first-summit/
6
Andri Gilang Nugraha. 2011. Brazil Sebagai Mitra Strategis Perdagangan Indonesia. Buletin
Kerjasama Perdagangan Internasional Bulan April
7
Indonesian Voices. 2012. Pembentukan BRICS Akan Baik Bagi Dunia. diakses dari
http://news.indonesianvoices.com/index.php/isu-ekonomi/1288-pembentukan-brics-akan-baikbagi-dunia
sebut akan menjadi alternatif terhadap World Bank dan IMF. Sebenarnya ide
pembentukan institusi finansial ini sudah dicanangkan oleh anggota BRICS
sejak KTT beberapa periode sebelumnya, namun akhirnya resmi diumumkan
pada KTT ke-6 nya. Munculnya ide pembentukan institusi finansial ini
muncul dari rasa ketidakpuasan terhadap institusi Barat. Menurut BRICS,
model bisnis IMF dan Bank Dunia perlu direformasi total karena dianggap
kurang memberi perhatian pada kepentingan negara-negara berkembang.
Pada tahun 2010, Amerika gagal meratifikasi aturan main untuk memberikan
kesempatan lebih besar kepada negara-negara berkembang di IMF. Oleh
karena itu, bank ini diharapkan nantinya dapat menjadi alternatif terhadap
Bank Dunia dan IMF. 8
Rencana pembentukan BRICS Bank ini bagaimanapun juga telah
dipandang menjadi ancaman besar bagi kekuatan kapitalis Barat yang sejak
tahun 1944 telah mendominasi ekonomi dan keuangan internasional melalui
dua institusinya, IMF dan World Bank, yang membantu mengglobalkan
penggunaan dollar sebagai mata uang utama dalam perdagangan dan transaksi
keuangan dunia. Kekhawatiran negara-negara kapitalis ini adalah jenis
kekhawatiran yang berdasar karena jika kita lihat dari keberhasilan
pembangunan ekonomi beberapa negara anggota BRICS seperti Brazil,
Rusia, India dan terutama Cina. Melalui pendekatan South to South, BRICS
New Development Bank menjadikan institusinya sebagai representatif negara
berkembang, dan dapat dipastikan BRICS Bank akan mendapat dukungan
8
Lisbet Sihombing. 2013. Keberadaan Brics Dan Implikasinya Bagi Indonesia. Info Singkat
Hubungan Internasional Vol. V, No. 07/I/P3DI/April/2013. Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan
Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI
penuh dari sebagian besar negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang mana
notabene anggota negaranya adalah negara-negara berkembang.
Cina sebagai salah satu negara anggota BRICS dianggap sebagai
dominasi terbesar dalam pembentukan intitusi finansial dunia yang
diprakarsai oleh kekuatan ekonomi global yang sedang tumbuh tersebut.
Seperti yang kita ketahui, Cina adalah salah satu negara emerging power yang
diprediksikan dapat menyaingi AS. Namun bagi Cina, BRICS menjadi salah
satu prioritas tertinggi dari politik luar negeri Cina saat ini. 9 Bersama dengan
BRICS, Cina ingin menyatukan kekuatan kolektif negara-negara anggota
untuk menaikkan profil dan pengaruh mereka di dunia internasional, lebih
mendemokratisasikan tatanan dunia, dan menahan perluasan pengaruh
hegemoni AS.10
Meski sebelumnya Cina sudah pernah menjadi bagian dari konsep
serupa yang sudah pernah dibentuk seperti Asian Development Bank (ADB),
namun tujuan BRICS terlihat lebih jauh ke depan dan skalanya yang lebih
besar yaitu global. Menjadi menarik ketika Cina, yang ketika negaranya
berdiri sendiri saja sudah dicanangkan akan menggeser hegemoni AS,
memutuskan bergabung dengan negara-negara berkembang lainnya. Cina
adalah ekonomi terbesar kedua di dunia dan memiliki GDP lebih besar dari
empat BRICS lainnya digabungkan. Bahkan, 17 kali lebih besar dari Afrika
Selatan, anggota terkecil yang bergabung atas perintah Cina pada tahun 2010.
9
M. Zhao. 2013. Chinas Pivotal BRICS Strategy. The BRICS Post diakses dari
http://thebricspost.com/chinas-pivotal-brics-strategy/#.UnoAUflgcV8
10
Yun Sun. 2013. BRICS and Chinas Aspiration for the New International Order. Brookings
Institution diakses dari http://www.brookings.edu/blogs/up-front/posts/2013/03/25-xi-jinpingchina-brics-sun
tersebut,
penulis
berharap
bisa
memahami
Richard Javad Heydarian. 2014. The BRICS bank: Multipolarity or Beijing Consensus? diakses
dari
http://www.aljazeera.com/indepth/opinion/2014/07/brics-bank-beijing-consensus201472183428811634.html
12
Astrid Prange. 2014. BRICS Launch New Bank and Monetary Fund, diakses dari
http://www.dw.de/brics-launch-new-bank-and-monetary-fund/a-17789608
referensi
oleh
departemen-departemen
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Studi Terdahulu
pemerintah
berusaha
untuk
sebagai
seperangkat
aturan
dan
praktek-praktek
yang
Scott Burchill. 2005. The National Interest in International Relations Theory. Palgrave
Macmillan, hal.192
17
Duncan Snidal. 2002. Rational Choice and International Relations. in Handbook of
International Relations. London: SAGE Publications Ltd. hal. 75
18
Loc.cit.,Robert O. Keohane. Neoliberal Institutionalism: A Perspective on World Politics.
hal.1
19
Loc.cit., Robert O. Keohane. Neoliberal Institutionalism: A Perspective on World Politics.
hal.3
20
Loc.cit., Scott Burchill. The National Interest in International Relations Theory hal. 104
James N. Rosenau. 2006. The Study of World Politics. New York: Routledge, hal.274
22
K.J. Holsti. 1992. International Politics: A framework for Analysis 6th ed. New Jersey:
Prentice-Hall International hal.168
21
Konsep
Kepentingan
Variabel
Indikator
1.
Aktor
menjalin
kerjasama
Cina
dengan
negara lain
2.
Membentuk eksistensi
internasional
3.
Menyebarkan
pengaruh dalam dunia
internasional
Middle
range
1.
Menjalin
kerjasama
ekonomi
objectives
2.
Membangun
investasi
ekonomi
3.
Memperkuat
posisi
ekonomi negara
Long range goals
1. Tujuan
menyaingi
hegemoni Barat
2. Membantu ketidakadilan
bagi negara berkembang
dalam sistem Barat
2.4 Hipotesis
Dilihat dari pandangan neorealisme institusional, Cina berdasarkan
posisinya dalam struktur internasional sebagai great power memiliki
kepentingan untuk menahan dan mengurangi pengaruh dari superpower saat
ini, yakni Amerika Serikat. Di dalam sistem internasional yang bersifat
anarkis, kemampuan untuk bertahan hidup dan keamanan Cina sangat
ditentukan oleh kekuatannya sendiri. Salah satu cara yang harus dicapai Cina
adalah dengan memiliki pengaruh yang lebih luas di dalam percaturan
internasional.
Dalam mendukung kepentingan nasionalnya, Cina memerlukan
penyebaran influence yang lebih luas. Cara yang ditempuh Cina adalah
dengan bergabung dengan BRICS dan menyalurkan kepentingannya melalui
BRICS. Melalui kerjasamanya dengan BRICS, Cina dapat lebih melebarkan
pengaruhnya terutama menyentuh langsung negara-negara berkembang. Salah
satunya adalah melalui pembentukan BRICS New Development Bank yang
diusung menyaingi lembaga keuangan milik Barat. BRICS, sebagai salah satu
institusi internasional yang diprioritaskan Cina untuk mensukseskan
kebijakannya, diharapkan memiliki fungsi yang relevan dengan strategistrategi pilihan Cina tersebut. Dengan demikian, BRICS memiliki arti
strategis bagi kepentingan nasional Cina karena BRICS bisa membantu Cina
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan
pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif menggambarkan secara
tepat dan jelas permasalahan yang akan dibahas. Kemudian pendekatan
kualitatif adalah salah satu metode untuk mendapatkan kebenaran dan
tergolong sebagai penelitian ilmiah yang dibangun atas dasar teori-teori yang
berkembang dari penelitian dan terkontrol atas dasar empirik.
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Penulisan ini akan berfokus faktor pada faktor-faktor kepentingan Cina
tentang posisi nya sebagai negara great power dalam kerjasamanya dengan
BRICS dan pembentukan BRICS New Development Bank yang menantang
hegemoni Barat. Penelitian ini dibatasi dari KTT yang pertama pada tahun
2009 di Yakaterinburgh, Rusia hingga KTT ke-6 di Brazil pada tahun 2014.
Pada masa ini terjadi keputusan pembentukan BRICS NDB yang diumumkan
kepada publik pada KTT ke-6 di Brazil.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam tulisan ini adalah
kualitatif
melalui
telaah
pustaka
(library
research). Yaitu
dengan
membuang
yang
tidak
perlu
dan