Anda di halaman 1dari 5

Sehat Itu Mahal

Di sebuah rumah,tinggallah satu keluarga yang hidup bahagia,damai,dan tentram


dibawah lindungan Allah swt. Kepala keluarga itu adalah Bpk.Naufal. Bpk.Naufal adalah
seorang kepala keluarga yang sangat adil dan bijaksana.Selain itu ada juga Ibu Alika
yang sangat cantik dan berbudi,dan tentu saja,Beliau rajin beribadah.
Bpk.Naufal dan Ibu Alika telah lama dikaruniai anak oleh Allah SWT. Anak itu adalah
anak semata wayang mereka,namanya Mutia. Nama Panjangnya,Akasya Mutia
Naufal.Mutia sangat disayang oleh orangtuanya.Dan Mutia juga sangat sayang kepada
orangtuanya.

Suatu hari,Mutia sakit perut,”Aduh...Aduh...!!!”,Rintih gadis kelas 4 SD itu. Sudah


beberapa hari Mutia tidak mau makan.Akibatnya, sekarang dia sakit perut.”Kamu
sih,sudah mama nasihati tetap saja tidak mau makan.Akhirnya,mama juga,kan,yang repot
kalau kamu sakit”,ujar Mama Mutia,Ibu Alika.”Maafin Mutia ya ma, Kali ini Mutia mau
makan,deh.Tapi mama maafin Mutia,ya...”,Ujar Mutia memelas.”Eits...jangan kali ini
aja,donk...Setiap hari!!!”,Papa Mutia ikut-ikutan.”Iya deh,tapi...”kata-kata Mutia
diputus,”Tapi apa,sayang ?”,”Tapi InsyaAllah dan kalau Mutia lagi Nafsu makan...”,Kata
Mutia.

Kemudian, Mutia langsung masuk kamar sambil membawa makanan yang akan di
makannya.Ternyata,dikamar Mutia tidak langsung memakan makanan yang di
bawanya.Sampai-sampai akhirnya Mutia ketiduran dan lupa makan.Keesokan harinya
karna Mutia tidak makan ia kelaparan,dan jajan di pinggir jalan.”Bang,bakso satu
ya,jangan lupa pakai pangsit”.”Iya neng”.Ternyata Mutia tidak sadar bahwa tempat ia
membeli bakso itu jaraknya dekat dengan TPS (Tempat penampungan sampah
sementara).Setelah selesai makan bakso,Mutia langsung membayar dan pulang ke
rumah.Di rumah Mutia merasa perutnya itu sangat sakit.Ia merasa ingin buang air besar
(BAB).Karna tidak tahan lagi Mutia langsung cepat-cepat menuju kamar mandi. Hampir
setiap hari Mutia selalu buang air besar (BAB).Sampai-sampai mama dan papa Mutia
khawatir takut terjadi apa-apa sama anak semata wayangnya.

Siang hari di sekolah Mutia,sangat ramai.Anak-anak berhamburan keluar kelas,


Pada saat istirahat.Kecuali Laila dan Mutia,mereka masih memebereskan buku-buku.
“Laila,yuk kita jajan”ajak Mutia.”Tidak ah,aku mau belajar nanti kan ulangan sains”.
“Hah... ulangan!”.”Iya nanti sehabis istirahat”.”Ya udah deh ,aku nggak jadi jajan
aku mau belajar sama kamu,karena aku lupa jadi nggak sempat belajar”.”Yuk kita
belajar”.Jam istirahat pun berlalu,berarti ulangan sains pun akan dimulai.Bu Maulin
(wali kelas Mutia)pun mulai membagikan kertas ulangan.

Sepertinya Mutia terlihat mudah mengerjakannya,sehingga ia selesai terlebih


dahulu.Ibu Maulin pun menyuruh anak murid yang sudah selesai untuk meninggalkan
ruangan.Kemudian Mutia bergegas meninggalkan ruangan,tiba-tiba kepala Mutia pusing
dan pandangannya menjadi gelap. Kemudain ia terjatuh dan pingsan.Seluruh teman-
teman dan ibu guru terkejut,dan mencoba untuk menolong Mutia.teman-teman membawa
Mutia ke UKS, di UKS Mutia diperiksa oleh perawat sekolah,tapi Mutia belum juga
tersadar.Salah satu teman Mutia menelepon mama Mutia. “. Halo tante ini Laila,tadi
sehabis ulangan Mutia pingsan,sampai sekarang belum juga siuman”.”Apa.......?? Mutia
pingsan”.”Iya Tante”.Prang.......(gelas yang dipegang ibu Alika pecah).”Halo,tante,tante”.

Kemudian ibu Alika langsung pergi ke sekolah Mutia dengan mobilnya. Sampai di
sekolah ibu alika membawa Mutia dan dibantu oleh guru-guru untuk di bawa kerumah
sakit dengan mobilnya. Ibu Alika mengendarai mobil dengan cepat supaya cepat sampai
di rumah sakit. Sampai di rumah sakit Mutia langsung di bawa ke ruang UGD. Lalu
diperiksa oleh dokter, ibu Alika menunggu diluar dengan cemas sambil menelepon ayah
Mutia. Sampai sekarang Mutia belum juga siuman ibu alika Khawatir akan terjadi
sesuatu dengan anaknya. Ibu Alika menangis tak henti-henti sampai akhirnya ayah Mutia
datang ingin melihat keadaan Mutia.

Tiga jam berlalu, mama dan ayah Mutia menunggu Mutia yang belum juga tersadar.
Sampai akhirnya dokter memanggil mama dan ayah Mutia ke ruang dokter. “Bu, anak
ibu menderita sakit Kangker Lambung”. Mendengar perkataan dokter, ibu Alika terdiam
dan tiba-tiba pingsan.

“Mama…Mama..!!!”,Papa mutia membangunkan mama Mutia . Lalu dokter memanggil


suster, “sus....suster “, “ya dok, ada apa?” tolong ambilkan minyak kayu putih”. “Baik
dok”. Beberapa menit kemudian suster datang, “ini minyak kayu putihnya dok”. Setelah
dipakaikan minyak kayu putih akhirnya mama Mutia sadar juga.

Keesokan harinya, ayah Mutia menelpon wali kelas Mutia yang bernama ibu Maulin.
“Halo, bisa bicara dengan ibu Maulin?”. “ Ya dengan saya sendiri”. “Oh ya bu Maulin,
ini saya ayahnya Mutia, ingin mengabarkan, bahwa Mutia dirawat di rumah sakit Islam
Jakarta lantai tiga ruang Anggrek, jadi belum bisa masuk”. “ Memang Mutia sakit apa
pak?”.”Menurut diagnosa dokter, Mutia menderita sakit kanker lambung”. “ Apa
Kangker Lambung(lirih bu Maulin)”. “Apa Kangker Lambung (teriak seluruh teman
Mutia di kelas yang mendengar percakapan bu Maulin ditelepon)”. “ Halo bu....... bu”.
“Ya, pak saya turut perihatin atas penyakit yang diderita Mutia, mudah-mudahan Mutia
cepat sembuh,amin.....”.

Kemudian ibu Maulin memberitahukan kepada murid-murid dikelas. “Anak-anak


mari kita membaca doa Al-Fatiha untuk kesembuhan teman kita Mutia”. Setelah
membaca doa untuk kesembuhan Mutia tiba-tiba, “bu bagaimana kalau kita menjenguk
Mutia (usul Khalif)”. “Baiklah anak-anak semua setujukan?”,”setuju bu (jawab murid-
murid di kelas)”.

Keesokan harinya,teman-teman Mutia menjenguk Mutia di rumah


sakit.”Assalamualaikum,Mutia”.”Ini kami bawakan buah-buahan dan bunga untuk mu”.
“Wah,terima kasih ya teman-teman”. Setelah beberapaa lama kemudian, teman-teman
Mutia pun pulang. Dalam hati Mutia, ingin rasanya cepat-cepat masuk sekolah lagi.sudah
sebulan Mutia dirawat di rumah sakit, akhirnya ia boleh pulang dari rumah sakit.Tapi
kata dokter,Mutia harus sering sering control ke rumah sakit dan jangan lupa selalu
menjaga kesehatan.Karena penyakit yang di derita Mutia belum sembuh benar,jadi
penyakit yang di derita Mutia bisa kambuh tiba-tiba,jika Mutia tidak menjaga kesehatan.

Hari ini Mutia masuk sekolah,jam 05.00 WIB Mutia sudah bangun.Sholat subuh
berjamaah bersama orang tuanya,sehabis sholat subuh ia langsung olah raga(jalan
pagi).kemudian ia mandi dan tidak lupa sarapan pagi.”Pa,sehabis sakit Mutia mau
sarapan pagi ya(canda ibu Alika).”Ah, mama jangan gitu dong Mutia kan jadi malu”.
Setibanya di sekolah, teman-teman Mutia menyambut Mutia dengan senyuman.

Terutama Laila (teman akrab Mutia).”Mutia ,bagaimana kabarmu,apakah sudah


baikkan?”.”Sudah kok,tapi kata dokter aku harus masih control karena penyakitnya bisa
kambuh tiba-tiba”.”Mutia, kamu kan banyak ketinggalan pelajaran, kamu boleh pinjam
catatanku kalau kamu mau”.”Terima kasih Laila, kamu memang teman yang paling
baik”. Hari ini kebetulan ada pelajaran olah raga di sekolah.Mutia senang sekali
mengikutinya, lain halnya dahulu Mutia paling tidak suka olah raga dan sering
mengumpat di wc.

Kian hari kesehatan Mutia semakin membaik, hari ini Mutia harus control ke rumah
sakit.”Dok,bagaimana kesehatanku apa sudah membaik?”.”Alhamdulillah Mutia,
kesehatanmu sekarang sudah membaik, tapi jangan lupa harus terus jaga kesehatan dan
makan yang teratur.Ketika Mutia keluar dari ruang dokter,tiba-tiba Mutia melihat ibu
Aminah- ibunya Laila,sedang menangis di ruang tunggu pasien.

Kemudian Mutia mencoba untuk menghampiri ibu Aminah.”Bu, kenapa ibu


menangis?”.”Mutia,hiks..,hiks... Laila sakit hiks,hiks”jawab bu Aminah matanya
berlinang air mata.”Sakit apa bu?”.”Demam berdarah”.”Apa...?? demam berdarah”.
“Kemarin Laila masih bermain dengan saya di kelas, kenapa sekarang jadi sakit demam
berdarah bu?”. Ibu juga tidak tahu nak,tiba-tiba saja tubuh Laila jadi panas tinggi”.
Kemudian mama Mutia menghampiri Mutia.”Eh mama,kenalkan ini ibunya Laila
temanku”.”Oh,saya ibunya Mutia,”Kata mamanya Mutia sambil berjabat tangan.”Saya
ibu Aminah”.”Ibu kenapa ada disini, siapa yang sakit ?”Tanya mama Mutia.”anak saya,
sakit demam berdarah”.”Astagfirrullah, kok bisa separah itu bu ?”.”Ya, maklum bu kan
tempat tinggal saya kumuh dan dekat dengan sarang-sarang nyamuk”.”Kenapa tidak
pindah saja”.”Yah ibu, ibu kan tau keluarga saya kan tidak berkecukupan, uang
sekolahnya Laila saja sudah nunggak dua bulan”.”Memang suami ibu kemana?”.”Suami
saya sudah meninggal”.”Innalilahi wainnailaihi rojiun,maaf ya bu saya bikin ibu jadi
sedih.”Iya tidak apa-apa”.

Setelah beberapa menit kemudianMutia pulang.Di rumah, Mutia sedang makan


dengan orang tuanya. “Ma,kasian ya ibunya Laila”. “Iya”.”Ma,aku punya satu
permintaan buat mama, mama mu tidak mengabulkan permintaan ku?”.”Mau”.”Ma,
mama tau kan Laila itu sahabatku yang paling baik, dari pertama masuk sekolah hanya
Laila yang mau berteman dengan aku, waktu aku sakit pun Laila mau meminjamkan
buku catatan miliknya, nah ma, permintaan ku adalah aku mau balas semua kebaikan
Laila selama berteman denganku”.”Kamu mau membalas kebaikan Laila dengan
apa?”.”Keluarga kita kan berkecukupan, malahan lebih lagi,ya kita kan juga harus bagi
rezeki juga kan ma”.”Ya,memang iya sih”.”Jadi permintaan ku, mama mau tidak
ngebiayain biaya pengobatannya Laila”.”Oke deh sayang mama pasti membayar biaya
pengobatan Laila.

Hari minggu pagi, Mutia dan mamanya berniat untuk menjenguk Laila. “Ma,hari ini
jadi kan menjenguk Laila?”.”Jadi dong sayang, tapi mama mandi dulu ya”.”Iya deh ma,
tapi jangan lama-lama”.”Iya”.Setelah mandi, mama Mutia langsung pergi ke rumah sakit
dengan Mutia.Sesampainya di rumah sakit, Mutia langsung menuju tempat administrasi
dengan mamanya. “Mbak, saya mau Tanya berapa biaya pengobatan pasien yang
bernama Laila ?”.”Di kamar berapa ya bu?”.”Tunggu mbak”.”Mutia, kamu tau tidak
dikamar berapa Laila dirawat?”.”Dikamar 207,ma”.”Makasih ya sayang”.”di kamar 207
mbak”.”Tunggu ya bu, saya cari dulu”.”Sudah ketemu belum mbak?”.”Oh ya bu,
ini”.”Berapa mbak?”.”Biayanya sebesar....”Mbak itupun menyebutkan jumlah biaya
pengobatanya.”Mbak bisa tidak saya membayar dengan kartu kredit ?”.”Oh, bisa
bu”.Setelah lunas, mama Mutia dan Mutia langsung menuju kamar Laila.Setelah sampai,
Mutia langsung membuka pintu kamar Laila. ”Assalamualaikum”. ”Waalaikumsalam”.
”Laila bagaimana kabarmu?”.”Baik-baik saja, aku juga sudah sembuh”.” Wah, nanti kita
bias bermain lagi dong, Mana ibumu?”.”Aku tidak tahu, tadi ibu bilang bahwa ingin ke
kamar mandi”.”Oh ya, Laila ini ada buah-buahan dariku mudah-mudahan kamu
suka”.”Wah, terima kasih ya Mutia kamu memang temanku yang paling baik”.”Kamu
juga, oh ya kalau kamu belum sembuh kenapa tidak pulang?”.”Tadi ibu bilang bahwa
aku tidak boleh pulang”.

Ternyata ibu Aminah berbohong kepada Laila.Ibu Aminah ternyata menuju tempat
administrasi, bukan ke kamar mandi.”Mbak, saya ingin membayar biaya pengobatan
anak saya”.”Siapa namanya ya bu?”.”Namanya Laila”.”Ibu, biaya pengobatan Laila
sudah lunas”.”Siapa yang membayar mbak?”.”Tadi, ada ibu-ibu datang berbaju hijau
dengan anaknya, kalau tidak salah nama anaknya Mutia”.”Oh, terima kasih ya mbak, jadi
anak saya sekarang sudah boleh pulang mbak?”.”Sudah, bu”.Di dalam hati ibu Aminah
tau, bahwa yang membayar biaya pengobatan Laila adalah Mutia dan mamanya.

Hari ini Laila boleh pulang, ibu Aminah senang sekali dan sangat berterima kasih
kepada Mutia dan mamanya karena sudah mau membiayai pengobatan Laila.Tapi selain
itu, Laila juga di perbolehkan mama Mutia untuk tinggal di rumahnya yang dulu.Betapa
senangnya hati keluarga Laila karna mendapat tempat tinggal yang lebih nyaman dari
sebelumnya.
Akhirnya, Mutia sadar bahwa kesehatan itu sangat penting bagi seluruh makhluk
hidup.Sekarang Mutia tidak mau lagi sakit, oleh karena itu Mutia selalu menjaga
kesehatan dirinya.supaya tidak sakit lagi.

Anda mungkin juga menyukai