Kemudian, Mutia langsung masuk kamar sambil membawa makanan yang akan di
makannya.Ternyata,dikamar Mutia tidak langsung memakan makanan yang di
bawanya.Sampai-sampai akhirnya Mutia ketiduran dan lupa makan.Keesokan harinya
karna Mutia tidak makan ia kelaparan,dan jajan di pinggir jalan.”Bang,bakso satu
ya,jangan lupa pakai pangsit”.”Iya neng”.Ternyata Mutia tidak sadar bahwa tempat ia
membeli bakso itu jaraknya dekat dengan TPS (Tempat penampungan sampah
sementara).Setelah selesai makan bakso,Mutia langsung membayar dan pulang ke
rumah.Di rumah Mutia merasa perutnya itu sangat sakit.Ia merasa ingin buang air besar
(BAB).Karna tidak tahan lagi Mutia langsung cepat-cepat menuju kamar mandi. Hampir
setiap hari Mutia selalu buang air besar (BAB).Sampai-sampai mama dan papa Mutia
khawatir takut terjadi apa-apa sama anak semata wayangnya.
Kemudian ibu Alika langsung pergi ke sekolah Mutia dengan mobilnya. Sampai di
sekolah ibu alika membawa Mutia dan dibantu oleh guru-guru untuk di bawa kerumah
sakit dengan mobilnya. Ibu Alika mengendarai mobil dengan cepat supaya cepat sampai
di rumah sakit. Sampai di rumah sakit Mutia langsung di bawa ke ruang UGD. Lalu
diperiksa oleh dokter, ibu Alika menunggu diluar dengan cemas sambil menelepon ayah
Mutia. Sampai sekarang Mutia belum juga siuman ibu alika Khawatir akan terjadi
sesuatu dengan anaknya. Ibu Alika menangis tak henti-henti sampai akhirnya ayah Mutia
datang ingin melihat keadaan Mutia.
Tiga jam berlalu, mama dan ayah Mutia menunggu Mutia yang belum juga tersadar.
Sampai akhirnya dokter memanggil mama dan ayah Mutia ke ruang dokter. “Bu, anak
ibu menderita sakit Kangker Lambung”. Mendengar perkataan dokter, ibu Alika terdiam
dan tiba-tiba pingsan.
Keesokan harinya, ayah Mutia menelpon wali kelas Mutia yang bernama ibu Maulin.
“Halo, bisa bicara dengan ibu Maulin?”. “ Ya dengan saya sendiri”. “Oh ya bu Maulin,
ini saya ayahnya Mutia, ingin mengabarkan, bahwa Mutia dirawat di rumah sakit Islam
Jakarta lantai tiga ruang Anggrek, jadi belum bisa masuk”. “ Memang Mutia sakit apa
pak?”.”Menurut diagnosa dokter, Mutia menderita sakit kanker lambung”. “ Apa
Kangker Lambung(lirih bu Maulin)”. “Apa Kangker Lambung (teriak seluruh teman
Mutia di kelas yang mendengar percakapan bu Maulin ditelepon)”. “ Halo bu....... bu”.
“Ya, pak saya turut perihatin atas penyakit yang diderita Mutia, mudah-mudahan Mutia
cepat sembuh,amin.....”.
Hari ini Mutia masuk sekolah,jam 05.00 WIB Mutia sudah bangun.Sholat subuh
berjamaah bersama orang tuanya,sehabis sholat subuh ia langsung olah raga(jalan
pagi).kemudian ia mandi dan tidak lupa sarapan pagi.”Pa,sehabis sakit Mutia mau
sarapan pagi ya(canda ibu Alika).”Ah, mama jangan gitu dong Mutia kan jadi malu”.
Setibanya di sekolah, teman-teman Mutia menyambut Mutia dengan senyuman.
Kian hari kesehatan Mutia semakin membaik, hari ini Mutia harus control ke rumah
sakit.”Dok,bagaimana kesehatanku apa sudah membaik?”.”Alhamdulillah Mutia,
kesehatanmu sekarang sudah membaik, tapi jangan lupa harus terus jaga kesehatan dan
makan yang teratur.Ketika Mutia keluar dari ruang dokter,tiba-tiba Mutia melihat ibu
Aminah- ibunya Laila,sedang menangis di ruang tunggu pasien.
Hari minggu pagi, Mutia dan mamanya berniat untuk menjenguk Laila. “Ma,hari ini
jadi kan menjenguk Laila?”.”Jadi dong sayang, tapi mama mandi dulu ya”.”Iya deh ma,
tapi jangan lama-lama”.”Iya”.Setelah mandi, mama Mutia langsung pergi ke rumah sakit
dengan Mutia.Sesampainya di rumah sakit, Mutia langsung menuju tempat administrasi
dengan mamanya. “Mbak, saya mau Tanya berapa biaya pengobatan pasien yang
bernama Laila ?”.”Di kamar berapa ya bu?”.”Tunggu mbak”.”Mutia, kamu tau tidak
dikamar berapa Laila dirawat?”.”Dikamar 207,ma”.”Makasih ya sayang”.”di kamar 207
mbak”.”Tunggu ya bu, saya cari dulu”.”Sudah ketemu belum mbak?”.”Oh ya bu,
ini”.”Berapa mbak?”.”Biayanya sebesar....”Mbak itupun menyebutkan jumlah biaya
pengobatanya.”Mbak bisa tidak saya membayar dengan kartu kredit ?”.”Oh, bisa
bu”.Setelah lunas, mama Mutia dan Mutia langsung menuju kamar Laila.Setelah sampai,
Mutia langsung membuka pintu kamar Laila. ”Assalamualaikum”. ”Waalaikumsalam”.
”Laila bagaimana kabarmu?”.”Baik-baik saja, aku juga sudah sembuh”.” Wah, nanti kita
bias bermain lagi dong, Mana ibumu?”.”Aku tidak tahu, tadi ibu bilang bahwa ingin ke
kamar mandi”.”Oh ya, Laila ini ada buah-buahan dariku mudah-mudahan kamu
suka”.”Wah, terima kasih ya Mutia kamu memang temanku yang paling baik”.”Kamu
juga, oh ya kalau kamu belum sembuh kenapa tidak pulang?”.”Tadi ibu bilang bahwa
aku tidak boleh pulang”.
Ternyata ibu Aminah berbohong kepada Laila.Ibu Aminah ternyata menuju tempat
administrasi, bukan ke kamar mandi.”Mbak, saya ingin membayar biaya pengobatan
anak saya”.”Siapa namanya ya bu?”.”Namanya Laila”.”Ibu, biaya pengobatan Laila
sudah lunas”.”Siapa yang membayar mbak?”.”Tadi, ada ibu-ibu datang berbaju hijau
dengan anaknya, kalau tidak salah nama anaknya Mutia”.”Oh, terima kasih ya mbak, jadi
anak saya sekarang sudah boleh pulang mbak?”.”Sudah, bu”.Di dalam hati ibu Aminah
tau, bahwa yang membayar biaya pengobatan Laila adalah Mutia dan mamanya.
Hari ini Laila boleh pulang, ibu Aminah senang sekali dan sangat berterima kasih
kepada Mutia dan mamanya karena sudah mau membiayai pengobatan Laila.Tapi selain
itu, Laila juga di perbolehkan mama Mutia untuk tinggal di rumahnya yang dulu.Betapa
senangnya hati keluarga Laila karna mendapat tempat tinggal yang lebih nyaman dari
sebelumnya.
Akhirnya, Mutia sadar bahwa kesehatan itu sangat penting bagi seluruh makhluk
hidup.Sekarang Mutia tidak mau lagi sakit, oleh karena itu Mutia selalu menjaga
kesehatan dirinya.supaya tidak sakit lagi.