Dasar Teori Tambahan Isolasi Minya Kemiri
Dasar Teori Tambahan Isolasi Minya Kemiri
Metode ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan yang berasal
dari suatu padatan atau cairan dengan menggunakan bantuan pelarut. Pemisahan
terjadi atas dasar kelarutan yang berbeda dari komponen-komponen yang
dipisahkan terhadap dua pelarut yang tidak saling bercampur.
Berdasarkan bentuknya ekstraksi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
(1) Ekstraksi padat-cair, yaitu substansi yang di ekstraksi terdapat dalam
campuran yang berbentuk padat.
Taksonomi kemiri
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas
: Commelinidae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus
: Alpinia
Spesies
: Alpinia purpurata (Vieill.) K. Schum
(2) Ektraksi cair-cair, yaitu subtansi yang di ekstraksi yang terdapat dalam
campuran berbentuk cairan.
Ada pun cara ekstraksi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1.
Ekstraksi tradisional atau sederhana dapat dilakukan dengan cara
perebusan. Cara perebusan merupakan yang paling mudah dengan alat-alat yang
sederhana pula. Adapun prinsip pengolahannya yaitu, bahan yang akan di ekstra,
di rebus dalam pelarut air dengan perbandingan tertentu, bahan di rebus sampai
terjadi larutan ekstrak, lalu diangkat dan di dinginkan lalu di saring, larutan
ekstrak siap digunakan.
2.
Ekstraksi cara maserasi merupakan proses perendaman sampel padat
dalam suatu pelarut pada temperatur kamar. Metode ini sering disertai dengan
tindakan mekanik seperti pengocokan. Maserasi tersebut lazim digunakan untuk
sampel berupa padatan. Sampel harus terendam dalam pelarut.
a.
b.
PELARUT
Pelarut merupakan faktor yang menentukan keberhasilan dari suatu ekstraksi,
adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pelarut tersebut adalah, tidak
mengadakan reaksi kimia dengan zat warna yang diekstrak, memiliki daya
melarutkan yang besar, setelah proses ekstraksi, pelarut dapat dipisahkan dengan
mudah.
Bahan yang sudah diekstrak maka pelarut dapat dengan mudah dipisahkan
umumnya dengan cara mengunakan destilasi biasa (Robert, 1974:60). Disamping
syarat-syarat tersebut diatas, pemilihan pelarut yang harus diperhatikan adalah
harganya, mudah atau tidaknya cara pengunaan, dan mudah tidaknya terbakar
(Adam dan Johnsons, 1955). Kepolaran pelarut dapat ditunjukkan dari harga
konstanta dielektrikumnya, maka semakin besar harga dari konstanta dielektrikum
maka akan bersifat makin polar.
MINYAK KEMIRI
Cara ekstraksi minyak yang biasa dilakukan adalah dengan menjemur biji
kemudian dipecah dengan tangan dan daging dikeluarkan dengan alat yang
runcing. Dengan pengepresan dingin (cold press) dihasilkan minyak berwarna
kuning, sedang pengepresan panas akan menghasilkan minyak yang berwarna
kuning sampai coklat.
Kemiri yang akan diekstrak harus digerus dulu hingga halus, karena untuk
mempermudah ,minyak nabati yang ada dalam buah kemiri terekstrak oleh
pelarut yang digunakan. Ini berhubungan dengan ukuran partikel yang semakin
kecil sehingga memperluas bidang sentuh supaya lebih mudah terekstrak. Pelarut
yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi adalah eter. Eter digunakan sebagai
pelarut karena memiliki tingkat kepolaran yang relatif sama dengan minyak yang
akan diekstrak yaitu sama-sama merupakan senyawa nonpolar.
LEMAK
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan
lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat
larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai
polaritas yang sama dengan pelarut tersebut.
Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida dari gliserol. Dalam
pembentukannya, trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu molekul
gliserol dan tiga molekul asam lemak (umumnya ketiga asam lemak tersebut
berbeda beda), yang membentuk satu molekul trigliserida dan satu molekul air.
Dasar-dasar analisa lemak dan minyak
Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok berdasarkan tujuan analisa, yaitu;
a.
Penentuan kuantitatif, yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang
terdapat dalam bahan mkanan atau bahan pertanian.
b.
Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan
proses ekstraksinya, atau ada pemurnian lanjutan, misalnya penjernihan(refining),
penghilanganbau (deodorizing), penghilangan warna (bleaching). Penentuan
tingkat kemurnian minyak ini sangat erat kaitannya dengan daya tahannya selama
penyimpanan,sifat gorengnuya,baunya maupun rasanya.tolak ukur kualitas ini
adalah angka asam lemak bebasnya (free fatty acid atau FFA), angka peroksida
,tingkat ketengikan dan kadar air.
c.
Penentuan sifat fisika maupun kimia yang khas ataupun mencirikan sifat
minyak tertentu. data ini dapat diperoleh dari angka iodinenya,angka ReichertMeissel,angka polenske,angka krischner,angka penyabunan, indeks refraksi titik
cair,angka kekentalan,titik percik,komposisi asam-asam lemak ,dan sebagainya.
2.
Bobot jenis dari lemak dan minyak biasanya ditentukan pada temperatu
kamar
3.
Indeks bias dari lemak dan minyak dipakai pada pengenalan unsur kimia
dan untuk pengujian kemurnian minyak.
4.
Minyak/lemak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (coastor oil0,
sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam dietil eter,karbon disulfida
dan pelarut halogen.
5.
Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya panjang
rantai karbon
6.
Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami ,juga terjadi
karena asam-asam yang berantai sangat pendek sebaggai hasil penguraian pada
kerusakan minyak atau lemak.
7.
Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran lemak
atau minyak dengan pelarut lemak.
8.
Titik lunak dari lemak/minyak ditetapkan untuk mengidentifikasikan
minyak/lemak
9.
shot melting point adalah temperratur pada saat terjadi tetesan pertama
dari minyak / lemak
10.
slipping point digunakan untuk pengenalan minyak
Sifat-sifat kimia Minyak dan Lemak
1.
Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari
trigliserida,menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui
reaksi kimia yang disebut interifikasi atau penukaran ester yang didasarkan pada
prinsip transesterifikasi Fiedel-Craft.
2.
Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan kerusakan lemak dan
minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak
tersebut.
3.
Penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambhan sejumlah larutan basa kepada trigliserida.
Bila penyabunan telah lengkap,lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan
dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
4.
Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam
lemak pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi selesai , minyak
didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring . Hasilnya adalah minyak
yang bersifat plastis atau keras , tergantung pada derajat kejenuhan.
5.
Pembentukan Keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester.
6.
Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan
lemak atau minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik
pada lemak atau minyak.
https://www.scribd.com/doc/170566603/Laporan-Tetap-Praktikum-Satuan-ProsesII#download
https://www.scribd.com/doc/211090036/Isolasi-Minyak-Kemiri#download
https://www.scribd.com/doc/109642168/Isolasi-Minyak-Kemiri#download
http://bambangnaghchemistry.blogspot.com/2012_04_01_archive.html
http://kc12engineer.blogspot.com/2014/08/laporan-isolasi-minyak-kemiri.html
http://ilmu-kimia-kimia.blogspot.com/2010/06/ekstraksi-minyak-kemirisecara.html
http://chemical-richo17.blogspot.com/2010/05/isolasi-dan-karakterisasi-minyaklemak.html
https://alexkimia.wordpress.com/2013/12/02/laporan-praktikum-ekstraksi/
http://arikimia.blogspot.com/2013/06/laporan-ekstraksi-pelarut-padat-cair.html