Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya
dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa"
atau ). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa.
Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan
basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu
menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari
karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun
protein.
-
Semua asam amino memiliki atom C asimetrik (atom C dimana keempat tangannya
memegang empat gugus atau radikal yang berbeda sehingga mempunyai dua struktur
tiga dimensi yang berbeda) kecuali glisin.
Dalam larutan, muatan asam amino tergantung pH. pH dimana asam amino tidak
bermuatan disebut titik isoelektrik (TIL). Dibawah TIL asam amino bermuatan
positif sedangkan diatasnya bermuatan negatif
(http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_amino)
Peptida adalah kombinasi dari asam amino di mana gugus - amino (-NH3) dari satu
asam bersatu dengan kelompok -karboksilat (-CO2H) dari yang lain melalui ikatan amida
R
HN2
H2
C
OH
+H2O
H2 N
Asam amino
OH
OH
asam amino
peptida
(Michael s. Matta.1996.hal:559)
Gugus R nonpolar :
O
H2N
CH C
O
H2N
CH
OH
CH CH3
OH
CH2
CH3
CH3
O
H 2N
CH C
H2N
OH
CH
OH
CH2
CH2
CH2
CH CH3
CH3
CH3
O
H2N
CH C
OH
O
CH2
C
HN
HN
O
H2N
CH C
OH
CH2
H2N
CH C
OH
Alanin
isoleusin
leusin
CH CH3
CH3
valin
OH
O
H2N
CH
OH
H2N
CH C
OH
CH2
C
CH2
SH
NH2
O
H2N
CH
OH
CH2
CH2
C
H2N
NH2
CH
OH
O
O
H2N
H2N
CH
CH C
OH
CH OH
CH2
CH3
OH
O
H2N
CH
OH
CH2
OH
Asparagin
sistein
glutamin
glisin
serin
treonin
tiroksin
OH
O
H2N
CH
H2N
OH
OH
CH2
OH
Asam aspartat
CH2
CH2
C
CH
OH
asam glutamat
O
H2N
CH
CH
OH
CH2
OH
CH2
CH2
CH2
CH2
CH2
NH
CH2
NH2
NH2
NH
O
H2N
CH
OH
CH2
N
NH
Lisin
arginin
histidin
Asam Amino esensial yang tidak di produksi oleh tubuh, antara lain sebagai berikut:
Dari sekitar dua puluhan asam amino yang kita kenal, sekitar sepuluh macam tidak bisa
dibentuk oleh tubuh manusia dan harus didatangkan dari asupan makanan. Itulah yang
disebut asam amino esensial, sering juga disebut asam amino indispensable. Asam amino
esensial ini diperlukan untuk pertumbuhan tubuh. Jika kekurangan kelompok asam amino ini
akan menderita busung lapar (kwashiorkor). Berbeda dengan lemak atau karbohidrat yang
bisa disimpan, tubuh kita tidak dapat menyimpan asam amino. Itu sebabnya asupan asam
amino yang cukup dari makanan selalu diperlukan setiap hari.
Sebenarnya dari beberapa jenis asam amino esensial seperti arginin dapat dibuat oleh tubuh,
tetapi prosesnya sangat lambat dan tidak mencukupi untuk seluruh kebutuhan. Jadi juga
harus disuplai dari makanan. Selain itu beberapa jenis asam amino juga berfungsi saling
melengkapi satu sama lain. Contohnya metionin diperlukan untuk memproduksi cystein,
atau fenilalanin diperlukan untuk membentuk tirosin.
Berikut ini adalah daftar asam amino esensial.
1. Leucine (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai
bercabang)
- Membantu mencegah penyusutan otot
4. Lycine
- Kekurangan lycine akan mempengaruhi pembuatan protein pada otot dan jaringan
penghubugn lainnya
- Bersama dengan Vitamin C membentuk L-Carnitine
- Membantu dalam pembentukan kolagen maupun jaringan penghubung tubuh
lainnya (cartilage dan persendian)
5. Tyyptophan
- Pemicu serotonin (hormon yang memiliki efek relaksasi)
- Merangsang pelepasan hormon pertumbuhan
6. Methionine
- Prekusor dari cysteine dan creatine
- Menurunkan kadar kolestrol darah
- Membantu membuang zat racun pada organ hati dan membantuk regenerasi
jaringan baru pada hati dan ginjal
7. Threonine
8. Phenylalanine
- Prekursor untuk tyrosine
- Meningkatkan daya ingat, mood, fokus mental
- Digunakan dalam terapi depresi
- Membantuk menekan nafsu makan
(http://supersuga.wordpress.com/2010/03/23/asam-amino/)
Asam amino non standar
Terjadi karena modifikasi yang terjadi setelah suatu asam amino standar menjadi
protein.
Kurang lebih 300 asam amino non standar dijumpai pada sel
Modifikasi lisin. Terdapat di kolagen dan miosin (protein kontraksi pd otot) dan
berperan untuk sisi terikatnya polisakarida
Ikatan peptida
adalah secara kimia merupakan ikatan kovalen yg terbentuk antara group alfa amino dari
molekol asam amino dengan group alfa karboksil dari molekul asam amino yg lain
Zwitter ion
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil (berupa asam
karboksilat) sekaligus, zat ini dapat dianggap sebagai asam dan basa (walaupun pH
alaminya biasanya dipengaruhi oleh gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang
disebut titik isolistrik, gugus amina pada asam amino menjadi bermuatan positif
(terprotonasi, NH3+), sedangkan gugus karboksilnya menjadi bermuatan negatif
(terdeprotonasi, COO-). Titik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis asam
aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan berbentuk zwitterion.
Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan asam amino sebagai struktur kristal putih
yang bertitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino bebas berada
dalam bentuk zwitter-ion pada pH netral maupun pH fisiologis yang dekat netral.
(http://www.scribd.com/Asam-Amino/d/7801107)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Asam amino
pK1
pK2
pKR
NH3+
9,6
9,69
9,60
9,15
10,43
9,13
9,82
9,67
9,17
10,78
9,11
8,95
9,04
Gugus R
GLISIN
ALANIN
LEUSIN
SERIN
TREONIN
GLUTAMIN
ASAM ASPARTAT
ASAM GLUTAMAT
HISTIDIN
SISTEIN
TIROSIN
LISIN
ARGININ
-COOH
2,34
2,34
2,36
2,21
2,63
2,17
2,09
2,19
1,82
1,71
2,20
2,18
2,17
3,86
4,25
6,0
8,33
10,07
10,53
12,48
Kesimpulan umum dapat di buat mengenai tingkahlaku asam-basa dari ke-20 asam amino
baku.Untuk tujuan praktis,hanya histidin satu-satunya yang mempunyai daya buffer yang
nyata pada daerah ph cairan antar sel dan darah.gugus R histidin mempunyai pK 6,0, yang
membuatnya berdaya buffer nyata pada pH 7.Semua asam amino lain mempunyai harga pK
yamg terlalu jauh dari pH 7 untuk dapat menjadi buffer efektif pada ph ini.
Muatan listrik asam amino
pH=1/2 [pK1 + pK2]
=6,02 (alanin)
merupakan pH isoelektrik atau titik elektrik yaitu pH bersifat netral dan tidak akan mengion
di dalam medan listrik.Pada setiap pH di atas titik isoelektrik mempunyai muatan
negatif,dan karenanya akan bergerak ke arah elektrode positif(anoda) jika di tempatkan pada
suatu medan listrik,begitu sebaliknya pada setiap ph di bawah titik isoelektrik bermuatan
positif dan akan bergerak menuju ekektroda negatif(katoda).
( Lehninger.1982.hal:120-122)
C. REAKSI KIMIA DAN ANALISIS ASAM AMINO
1.Analisa asam Amino
Analisa asam amino terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Analisa kualitatif
2. Analisa kuantitatif
Analisa kualitatif adalah suatu analisa yang bersifat induktif dan berkelanjutan yang
tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep dan pembangunan
suatu teori baru.Atau dengan kata lain analisa kualitatif adalah analisa berdasarkan apa yang
kita lihat atau kita amati.
menggunakan reaksi spesifik ninhidrin. Lalu mengamati warna-warna yang dihasilkan dari
percobaan pengamatan tersebut. Untuk hasil positif mengandung asam amino yaitu
menghasilkan warna ungu.Hasil warna merupakan hasil analisa kualitatif.
Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang bersifat deduktif, uji empiris teori yang
dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan
sarana statistic. Misalnya untuk menjawab pertanyaan berapa kadar asam amino yang
Asam amino yang pada pH 3,0 bermuatan positif paling kecil ( asam glutamat dan
asam aspartat) akan terikat paling lemah. Semua asam amino yang lain akan mempunyai
muatan positif diantara kedua ekstrim. Asam amino yang berbeda , akan bergerak ke bawah
kolom resin pada kecepatan yang berbeda , yang tergantung terutama pada nilai pK, tetapi
juga sebagian bergantung pada adsorpsi atau kelarutannya di dalam partikel resin. Asam
glutamat dan aspartat akan bergerak ke bawah kolom pada kecepatan paling tinggi , karena
ikatan senyawa ini dengan resin paling lemah pada pH 3,0 sedangkan lisin, arginin, dan
histidin akan bergerak paling lambat . Fraksi- fraksi kecil pada beberapa milliliter, masingmasing akan dikumpulkan dari bagian bawah kolom dan dianalisa secara kuantitatif .
Seluruh prosedur tlah di otomasikan, sehingga pencucian, pengumpulan fraksi, analisa tiap
fraksi , dan pencatatan data dilakukan secara otomatis didalam analisa asam amino.
Gambar dibawah ini memperperlihatkan kromatografi dari campuran asam amino
(Lehninger.1982.hal:122-125)
Gambar.kromatografi kolom
yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam.
Air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.
Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino
dengan sukses besar. Karena asam amino memiliki sifat yang sangat
mirip, dan asam-asam amino larut dalam air dan tidak mudah
menguap (tidak mungkin didistilasi), pemisahan asam amino adalah
masalah paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan
awal abad 20. Jadi penemuan kromatografi kertas merupakan berita
sangat baik bagi mereka.
Kromatografi kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas
bukan lembaran kecil, dan sampelnya diproses secara dua dimensi
dengan dua pelarut.
http://pisassakienah.wordpress.com/2009/10/09/kromatografi/)
Kromatografi lapis tipis digunakan untuk memisahkan
komponen-komponen atas dasar perbedaan adsorpsi atau partisi oleh
pase diam dibawah gerakan pelarut pengembang. Pada dasarnya KLT
sangat mirip dengan kromatografi kertas , terutama pada cara
pelaksanaannya. Perbedaan nyatanya terlihat pada fase diamnya atau
media pemisahnya, yakni digunakan lapisan tipis adsorben sebagai
pengganti kertas.
Bahan adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel,
alumina dan serbuk selulosa. Partikel selika gel mengandung gugus
hidroksil pada permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen
dengan molekul polar air. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis
seringkali
juga
mengandung
substansi
yang
mana
dapat
b. Dalam sebuah molekul protein, gugus karboksil suatu asam amino berikatan
dengan gugus amino dari asam amino lainnya melalui ikatan peptida.
Dalam sel hidup, sintesisikatan peptida ini melalui jalan yang rumit, namun
untuk mudahnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Suatu peptida yang terdiri dari dua atau lebih ikatan peptida bereaksi dengan Cu 2+
dalam larutan basadan membentuk kompleks berwarna biru- ungu. Reaksi ini
dikenal dengan sebagai reaksi Biuret, dan merupakan dasar dari penentuan
protein secara kuantitatif.
c. Dekarboksilasi gugus karboksil
Gugus karboksil asam amino dapat terdekarboksilasi baik secara kimia maupun
secara biologis sehingga terbentuk amina. Contohnya adalah pembentukan
histamin dan histidin. Histamin merangsang pengaliran cairan gastrium ke usus
besar dan terlibat dalam reaksi alergi.
2. REAKSI GUGUS AMINA
1. Reaksi dengan HNO2
Gugus amina dapat bereaksi dengan zat pengoksidasi kuat HNO2 untuk
melepaskan N2 yang kemudian dapat ditentukan secara manomerik.
Reaksi ini dipakai untuk perkiraan jumlah gugus -amina yang terdapat pada
asam amino, peptida , atau protein. Tetapi asam amino prolin dan hidroksil
prolintidak dapat bereaksi dengan HNO2 sedangkan gugus -amina pada lisin
hanya dapat bereaksi secara lamban . Reaksi ini menjadi dasar dari cara
penentuan protein kasar pada metoda Kjeldahl.
2. Reaksi nindidrin
Gugus amina dapat bereaksi dengan pereaksi ninhidrin membentuk amonia ,
CO2, dan aldehida. Reaksi ninhidrin dipakai sebagai dasar untuk penentuan
kuantitas asam amino. Warna biru menunjukkan secara khas gugus amino. Tetapi
prolin dan hidroksi prolin yang mempunyai gugus amina sekunder menghasilkan
warna kuning. Sedang asparagin yang mengandung gugus amida bebas bereaksi
membentuk warna cokelat. pada kondisi yang sesuai intensitas warna yang
dihasilkan dapat dipergunakan untuk mengukur konsentrasi asam amino secara
kalorimetrik. Metoda ini sangat sensitif pada pengukuran konsentrasi.
terminal suatu polipeptida , dengan gugus E-amino dari asam amino lisin begitu
juga gugus amino dalam asam amino bebas. Alian
6. Diantara reaksi gugus aminoyang sangat penting adalah reaksi yang ditemukan
oleh Edman. Dia telah mencoba memodifikasi reaksi isotianat dengan amina
demikian rupa sehingga modifikasi ini dapat dipakai untuk degradasi rantai
polipeptida dan untuk identifikasi terminal NH2 pada peptida. Dalam prosedur
edman ini, fenilisotiosianat bereaksi dengan -asam amino membentuk asam
amino
feniltiokarbamoil.
Jika
diberi
larutan
nitrometan,
asam
amino
tidak
berwarna,
dapat
dipisahkan
dengan
mudah
dan
kemudian
3. REAKSI GUGUS R
Beberapa asam amino mempunyai gugus R yang dapat mengion. Contohnya ialah
sistein, tirosin, dan histidin. Reaksi lain yang sangat penting adalah secara biologis
ialah reaksi gugus R pada serin dan sistein.
Gugus SH pada sistein juga dapat bereaksi secara aktif, misalnya pada
pembentukan asam amino sistin. Ikatan disulfida yang berasal dari gugus SH sistein
banyak terdapat dalam protein. Misalnya pada molekul insulin yang aktif ada 3
ikatan disulfida dimana 2 diantaranya menjadi jembatan antara 2 rantai polipeptida.
Enzim ribonukleasemempunyai 4 ikatan disulfide antara 4 pasang residu sistein dan
kalau ikatan ini rusak maka enzim menjadi tidak aktif.
(Aisjah girindra.1990.hal:73-76)