Upgrading Skill Jurnalistik 2014-2015
Upgrading Skill Jurnalistik 2014-2015
Lampiran
A. BERITA (NEWS)
Berita dalam bahasa Inggris disebut news. Dalam The Oxford Paperback
Dictionary terbitan Oxford University Press (1979), news diartikan sebagai
informasi
tentang
peristiwa-peristiwa
terbaru.
Dalam
kamus
Merriam
Kata berita sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, vrit (artinya ada atau
terjadi) atau vritta (kejadian atau peristiwa). Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyebutkan, berita adalah laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang
hangat. Sumber berita adalah fakta dan data sebuah peristiwa, meliputi apa yang
kemudian menjadi rumus berita, 5W + 1H.
Menurut Micthel V. Charnley berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa
atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca,
serta menyangkut kepentingan mereka. Ia menyebutkan empat unsur yang harus
dipenuhi oleh sebuah peristiwa sehingga layak dijadikan berita. Keempat unsur
itu menjadi karekteristik utama sebuah peristiwa dapat diberitakan atau dapat
dipublikasikan di media massa yaitu, aktual (peristiwa terbaru, terkini, atau
hangat/ up to date), faktual (benar-benar terjadi bukan fiksi), penting, dan
menarik (memunculkan rasa ingin tahu dan minat membaca).
Teknik reportase/ mencari berita (news hunting, news getting, news
gathering) adalah salah satu tahap proses penyusunan naskah berita (news
processing), selain proses perencanaan berita, proses penulisan naskah, dan proses
penyuntingan
naskah.
Meliput
berita
dilakukan
setelah
melewati
proses
perencanaan dalam rapat proyeksi redaksi. Misalnya, dalam rapat redaksi itu
diputuskan untuk memuat profil seorang artis. Maka segera setelah itu dilakukan
wawancara dengan artis tersebut. Wawancara itulah yang dinamakan news
hunting. Ada tiga teknik peliputan berita, yakni:
1. Reportase, adalah kegiatan jurnalistik berupa meliput langsung ke lapangan.
Wartawan
mendatangi
langsung
tempat
kejadian/peristiwa,
lalu
dengan
narasumber
(interviewee).
Wawancara
bertujuan
menggali informasi, komentar, opini, fakta atau data tentang suatu masalah
atau peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.
B. TAJUK
Tajuk rencana dikenal sebagai induk karangan sebuah media massa. Tajuk
merupakan jatidiri atau identitas sebuah media massa. Melalui tajuklah redaksi
media tersebut menunjukkan sikap atau visinya tentang sebuah masalah aktual
yang terjadi di masyarakat. Tajuk yang berupa artikel pendek dan mirip dengan
tulisan kolom ini, biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi atau redaktur senior yang
mampu menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual.
Sikap, opini, atau pemikiran, yang disuarakan lewat tajuk adalah visi dan
penilaian orang, kelompok, atau organisasi, yang mengelola atau berada
dibelakang media tersebut. Adapun jenis tajuk meliputi empat hal, yakni:
1. Menjelaskan berita, tentunya dengan interpretasi dan sudut pandang
subjektif media atau penulisnya.
2. Mengisi latar belakang, yakni memberikan kaitan suatu berita dengan
realitas sosial lainnya atau informasi tambahan.
3. Meramalkan masa depan, yakni memprediksi apa yang akan dapat te rjadi
pada masa mendatang dengan atau akibat terjadinya suatu peristiwa.
4. Meneruskan suatu penilaian moral, yakni memberikan penilaian dan
menyatakan sikap atas suatu peristiwa.
Tajuk tidak memiliki struktur tertentu. Namun umumnya, strukturnya terdiri atas
judul, intro, dan uraian. Bagian intro mengemukakan aktualitas masalah yang akan
dibicarakan, misalnya dengan mengingatkan pembaca akan berita yang muncul
sebelumnya. Setelah itu uraian berisi opini penulisnya.
C. FEATURE
Feature secara harfiyah artinya segi, keistimewaan, menampilkan atau
menonjolkan. Feature adalah jenis tulisan di media massa, selain berita dan opini,
yang
memfokuskan
pada
segi
(angle)
tertentu
sebuah
peristiwa
dan
memandang,dan
menghayati
suatu
peristiwa,
ia
harus
mampu
cetak,
terutama
mingguan,
dwiminguan,
bulanan.
Tulisan feature memiliki sifat-sifat faktual bukan fiksi atau rekaan, menerangkan
masalah bukan melaporkan dengan segera, tahan waktu tidak basi, mengandung
segi human interest, mengandung unsur sastra, menggunakan lead atraktif.
Jenis-jenis feature:
1. Bright, tulisan pendek dengan human interest yang menonjol dari suatu
kejadian, biasanya menggelitik atau mengandung unsur humor.
2. Feature Berita (news feature), feature tentang peristiwa aktual. Biasanya
merupakan pengembangan dari sebuah straight news, dengan membuka
informasi
latar
belakang
masalahnya
agar
pembaca
mendapatkan
pemahaman lebih jelas tentang unsur how da why atau duduk perkara
sebuah peristiwa.
3. Feature Artikel , yaitu feature yang berisi tentang pemikiran, gagasan, atau
ilmu pengetahuan yang dikemas secara ringan dan menghibur.
4. Feature Biografi (profile) , yaitu feature tentang pribadi-pribadi menarik,
sosok ternama, atau public figure. Misalnya riwayat hidup pendek seorang
tokoh yang meninggal, seseorang yang berprestasi, atau seseorang yang
memiliki keunikan sehingga memiliki nilai berita tinggi.
5. Feature
Human
Interest,
feature
yang
langsung
menyentuh
atau
3. Bridge atau jembatan antara lead dan body, berfungsi sebagai penghubung
antara lead dan isi tulisan.
4. Body (tubuh atau isi tulisan)
5. Ending atau penutup tulisan.
Penulisan judul feature boleh menggunakan judul label (non-kata kerja)
sebagaimana halnya judul artikel atau kolom. Jenis penutup feature:
1. Penutup ringkasan: menyimpulkan cerita atau fakta yang telah diuraikan
dengan merujuk kepada teras.
2. Penutup penyengat: kalimat penutup yang mengagetkan, berupa kesimpulan
yang tidak diduga oleh pembaca.
3. Penutup pertanyaan: dengan mengajukan pertanyaan tanpa jawaban.
4. Penutup klimaks: biasanya dipakai dalam feature yang ditulis secara
kronologis, yaitu mengemukakan akhir cerita.
f. Opini/ Artikel
Artikel (article) adalah karya jurnalistik berupa tulisan yang berisi pendapat
(opini), gagasan (ide), pemikiran serta fakta. Posisinya dalam karya jurnalistik
masuk dalam kategori views (pandangan atau opini). Sifat-sifat artikel dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Faktual. Artikel adalah tulisan nonfiksi atau berdasarkan fakta dan data.
2. Berisi Gagasan dan Fakta. Artikel berisikan pendapat yang dilengkapi fakta
peristiwa atau masalah.
Menggali ide, merupakan tahap awal atau pembuka untuk menulis artikel.
Menguji ide, anda harus menguji ide tersebut, misalnya dengan menimbang,
aktualkah ide tersebut? Bergunakah ide tersebut bagi publik? Pernahkah
ditulis oleh orang lain? Dan lain-lain.
Memulai menulis, bagi pemula ketika mulai menulis jangan pikirkan harus
langsung membuat tulisan bagus. Langsung saja tuliskan apa yang ada
dipikiran dengan gaya bebas. Seperti kata James G. Robbins dan Barbara S.
Jones
janganlah
terkejut
atau
kecewa
jika
anda
gagal
untuk
Menulis intro atau pembuka artikel yang termudah adalah dengan mengutip
berita dikoran, mengemukakan pepatah, atau ungkapan lalau dirangkaikan
dengan identifikasi masalah yang akan dibahas dalam tulisan tersebut.
Artikel layak muat (fit to print) umumnya bertema aktual, mengandung hal baru
dari segi pemikira atau gagasan, dan menyangkut kepentingan sebagian besar
pembaca. Data teknis artikel, artikel yang akan dikirim hendaknya:
Menyertakan sampul surat plus perangko balasan dengan alamat yang sudah
ditulis sendiri untuk memudahkan redaksi media tersebut mengembalikan
naskah jika tidak layak muat.
Seorang penulis artikel harus memegang teguh etika kepenulisan tentang artikel
ganda dan artikel duplikat. Artinya tidak mengirimkan artikel yang sama kepada
dua atau lebih redaksi media massa, juga tidaak melakukan duplikasi terhadap
artikel orang lain. Jika salah satu dari hal itu terjadi atau dua-duanya maka dapat
dipastikan penulis aka masuk ke dalam daftar hitam (black list) redaksi media
massa.
6. Sport Photo
Adalah foto yang dibuat dari peristiwa olahraga. Karena olahraga
berlangsung pada jarak tertentu anatara atlet dengan penonton dan
fotografer., dalam pembuatan foto olahraga dibutuhkan perlengkapan yang
memadai, misalnya lensa yang panjang serta kamera yang menggunakan
motor drive. Menampilkan gerakan dan ekspresi atlet dan hal lain yang
menyangkut olahraga.
7. Science and Technology photo
Adalah foto yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
8. Art and culture photo
Adalah yang dibuat dari peristiwa seni budaya.
9. Social and environment
Adalah foto-foto tentang kehidupan sosial masyarakat serta lingkungan
hidupnya.
Teknik Layout
Teknik layout adalah teknik penempatan gambar dan tulisan agar mudah dibaca
dan menarik untuk dilihat. Hari ini layout atau setting menjadi suatu yang penting
karena didalamnya terdapat kekuatan yang tidak disadari dan membius pembaca
kedalam suatu tulisan dan disamping itu gambar mempunyai suatu cerita tambahan
dan materi tambahan dari suatu tulisan yang ada didalamnya. Media propaganda
atau sebuah tulisan yang memberikan kepentingan umum akan semakin
memperkuat karakter tulisan apabila dia diposisikan dengan benar serta mendapat
sentuhan gambar yang memang sesuai dan menambah bobot dari suatu tulisan.
Teknik setting suatu media khususnya media cetak menduduki arti penting ketika
terjadi banyaknya persaingan antarasatu perusahaan lain dengan perusahaan
media lainnya, setting atau layout ini yang nantinya akan mencirikan suatu media
kepada kunsumen. Jadi ketikan melihat dari jauh saja konsumen atau pembaca
tahu majalah kesukaannya yang mana. Pada persma teknik layout memang tidaklah
menjadi sesuatu yang mendapat variable tertinggi daripada teknik jurnalistik
lainnya, tetapi tetap sebagai pemberi ciri yang paten pada suatu produk yang kita
hasilkan.
Teknik desain atau setting majalah melihat berapa sisi pelaksanaannya diantaranya
adalah pemilihan huruf (jenis dan ukuran), tata letak, adanya ilustrasi
(grafik,foto,dan visualisasi lainnya. Ini menjadi tugas dari redaktur artistic atau
layoutter untuk mengkomunikasikan informasi atau naskah lambang-lambang visual
seperti huruf, foto, gambar , warna , garis dan unsur garis dan unsur grafis lainnya
dengan maksud agar naskah-naskah dapat diikuti oleh pembaca secara mudah,
menyenangkan, dan, mengesankan
Tujuan
Lay out sendiri bertujuan untuk "sell the news", grade the news set the tone dan
guide the resders (menawarkan/menjual berita, menentukan rangking berita,
membimbing para pembaca, akan hal-hal yang harus dibaca lebih dahulu). Untuk
memiliki berita, menentukan juga daya tarik setiap halaman, bagaimana isi setiap
halaman itu. Misalnya, dari berita yang terpenting, menurun pada berita kurang
penting. Dari berita kejadian yang dekat (baik tempat maupun waktu), menurun ke
jarak yang lebih jauh. Kemudian lay out juga bertujuan menyesuaikan dengan
gerak mata para pembaca.
Dari tipografi, di samping perlu pengetahuan tentang warna dan jenis huruf, juga
harus berjiwa seni. Sebab ukuran huruf untuk headline, panjang berita, besar dan
warna foto atau tulisan sangat berpengaruh terhadap mate pembaca. Posisi suatu
berita, isi dan pola yang digunakan semuanya untuk melayani pembaca. Sehingga
lay out itu disesuaikan dengan siapa pembacanya. Hal ini perlu ditekankan, karena
desain, lay out, dan tipografi merupakan ekspresi cermin kepribadian suatu produk
jurnalistik.
Jenis Lay Out.
Beberapa jenis lay out yang dikenal di antaranya adalah sebagai berikut.
1. SYMITRICAL LAYOUT: disebut juga foundry/vertical lay-out, karena seperti
jemuran, letak berita-beritanya seimbang. Tentu saja kelihatan stasis dan
kolot, karena dari hard ke hard bentangannya tetap saja. Lay out seperti ini
digunakan oleh The New York Time.
2. INFORMAL BALANCE LAY-OUT: banyak dipakai oleh banyak suratkabar, karena
mengarah kepada kesempurnaan suatu keseimbangan. Foto yang hitam akan
lebih balk jika diletakkan di kanan atas halaman, dan akan kelihatan berat,
kalau diletakkan di bagian bawah halaman.
3. QUADRAT LAY-OUT atau tata-rias segi empat: sangat baik untuk suratkabar
yang akan dijual di pinggir jalan secara eceran, karena koran akan berlipat
empat, dan pada seperempat bagian yang tampak itu akan diperlihatkan
berita-berita penting dan menarik.
4. BRACE LAY-OUT: menonjolkan suatu berita besar. Lay out seperti ini sering
menggunakan "Banner Headline", judul panjang. Berita penting ditempatkan
di sebelah kanan suratkabar, sehingga mengikat pandangan pembaca ke
sana. Kemudian judul lain di sebelah kiri, dan sebelah kanan lagi.
5. CIRCUS LAY-OUT: tata-rias karnaval, karena ramainya halaman depan. Semua
judul berita dipamerkan di halaman pertama, isinya di halaman lain. Contoh
seperti ini adalah Pos Kota (Jakarta), atau koran-koran mingguan.
6. HORIZONTAL LAY-OUT: tata-rias mendatar. judul berita dibuat mendatar,
dengan berita yang tidak terlalu panjang.