Anda di halaman 1dari 17

UPGRADING SKILL JURNALISTIK

LPM SINOVIA 2014-2015


Materi 1. Dasar-dasar Kepenulisan Jurnalistik
Tujuan Instruksional Umum :
Peserta mampu memahami dan membuat sebuah produk jurnalistik
Tujuan Instruksional Khusus :
1. Memahami Pengertian, Unsur, dan Jenis Berita Jurnalistik (terutama straight news)
2. Memahami Teknik Peliputan Berita (terutama wawancara ; pertanyaan 5W+1H)
3. Memahami Komposisi / Susunan Berita Jurnalistik
4. Memahami tentang Feature, Tajuk dan Opini.

Materi 2. Teknik Penulisan Sistematik


Tujuan Instruksional Umum :
Peserta mampu memahami dan membuat sebuah produk jurnalistik yang sesuai kaidah EYD
Tujuan Instruksional Khusus :
1. Memahami dan mengidentifikasi kesalahan penggunaan kaidah EYD yang sering
terjadi (Penggunaan huruf kapital, penggunaan huruf cetak miring, penggunaan
tanda baca, dan penggunaan ke-, di-, dari-, -pun)
2. Memahami struktur kalimat yang sesuai kaidah EYD

Materi 2. Foto Jurnalistik dan Teknik Layouting


Tujuan Instruksional Umum :
Peserta mampu memahami dan me-layout sebuah produk jurnalistik

Tujuan Instruksional Khusus :


1. Memahami dasar-dasar aplikasi desain grafis sederhana
2. Memahami komposisi (tipografi dan seni) dan pemilihan warna dalam proses layout

Materi 4. Foto Jurnalistik


Tujuan Instruksional Umum :
Peserta mampu memahami dan membuat fotografi jurnalistik
Tujuan Instruksional Khusus :
1. Memahami dasar-dasar foto jurnalistik

Lampiran

PEDOMAN UMUM MATERI 1


DASAR-DASAR KEPENULISAN JURNALISTIK

A. BERITA (NEWS)
Berita dalam bahasa Inggris disebut news. Dalam The Oxford Paperback
Dictionary terbitan Oxford University Press (1979), news diartikan sebagai
informasi

tentang

peristiwa-peristiwa

terbaru.

Dalam

kamus

Merriam

Websters Collegeiate Dictionary (10th Edition, 1994), mengartikan news sebagai


laporan peristiwa terkini dan informasi yang tidak diketahui sebelumnya.

Kata berita sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, vrit (artinya ada atau
terjadi) atau vritta (kejadian atau peristiwa). Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyebutkan, berita adalah laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang
hangat. Sumber berita adalah fakta dan data sebuah peristiwa, meliputi apa yang
kemudian menjadi rumus berita, 5W + 1H.
Menurut Micthel V. Charnley berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa
atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca,
serta menyangkut kepentingan mereka. Ia menyebutkan empat unsur yang harus
dipenuhi oleh sebuah peristiwa sehingga layak dijadikan berita. Keempat unsur
itu menjadi karekteristik utama sebuah peristiwa dapat diberitakan atau dapat
dipublikasikan di media massa yaitu, aktual (peristiwa terbaru, terkini, atau
hangat/ up to date), faktual (benar-benar terjadi bukan fiksi), penting, dan
menarik (memunculkan rasa ingin tahu dan minat membaca).
Teknik reportase/ mencari berita (news hunting, news getting, news
gathering) adalah salah satu tahap proses penyusunan naskah berita (news
processing), selain proses perencanaan berita, proses penulisan naskah, dan proses
penyuntingan

naskah.

Meliput

berita

dilakukan

setelah

melewati

proses

perencanaan dalam rapat proyeksi redaksi. Misalnya, dalam rapat redaksi itu
diputuskan untuk memuat profil seorang artis. Maka segera setelah itu dilakukan
wawancara dengan artis tersebut. Wawancara itulah yang dinamakan news
hunting. Ada tiga teknik peliputan berita, yakni:
1. Reportase, adalah kegiatan jurnalistik berupa meliput langsung ke lapangan.
Wartawan

mendatangi

langsung

tempat

kejadian/peristiwa,

lalu

mengumpulkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut.


2. Wawancara, semua jenis peliputan berita memerlukan proses wawancara
(interview)

dengan

narasumber

(interviewee).

Wawancara

bertujuan

menggali informasi, komentar, opini, fakta atau data tentang suatu masalah
atau peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.

3. Riset kepustakaan, adalah teknik peliputan atau pengumpulan data dengan


mencari klipping Koran, makalah-makalah, atau artikel Koran, membaca
buku, atau search di internet.

Jenis-jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik antara lain:


1. Straight News: berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas.
Ditulis dengan gaya memaparkan peristiwa tanpa ditambah dengan
penjelasan apalagi interpretasi. Sebagian besar halaman depan suratkabar
atau yang menjadi berita utama (headline) merupakan berita jenis ini.
2. Depth News: berita mendalam, berita yang merupakan pengembangan dari
berita yang sudah muncul, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang
ada di bawah suatu permukaan.
3. Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau
penyelidikan dari berbagai sumber.
4. Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau
penilaian wartawan berdasarkan fakta yang ditemukan.
5. Opinion News: berita mengenai pendapat, gagasan, atau pernyataan
seseorang, biasaya pendapat para cendikiawan, sarjana, ahli, atau pejabat,
mengenai suatu hal, peristiwa, dan sebagainya. Penulisannya dimulai
dengan (statement Lead) atau teras kutipan (Quotation Lead), yakni
mengedepankan ucapan yang isinya dianggap paling penting atau menarik.
Sebagai penanda bahwa itu berita opini, biasanya pada judul dicantumkan
nama narasumber, diikuti titik dua, lalu kutipan pernyataan atau kesimpulan
pernyataan yang paling menarik.
Komposisi tulisan, susunan berita umumnya terdiri dari empat bagian:

1. Headline, kepala berita atau judul berita.


2. Dateline, waktu dan nama tempat berita dibuat atau diperoleh.
3. Lead, teras berita
4. News body, tubuh atau isi berita.
Langkah Penulisan Berita
Langkah pertama penulisan berita adalah menentukan lebih dulu sudut pandang
angle terhadap peristiwa yang akan dilaporkan. Angle yang dimaksud adalah
menentukan fakta mana yang dinilai paling penting dan menarik, itulah yang akan
dikemukakan lebih dulu. Penulisan judul berita (headline) dibuat dalam satu atau
dua kalimat pendek, tapi cukup memberitahukan persoalan pokok peristiwa yang
diberitakannya. Teras berita (lead) merupakan laporan singkat yang bersifat
klimaks dari peristiwa yang dilaporkannya. Body news, pada bagian ini kita jumpai
semua keterangan secara rinci dan dapat melengkapi dan memperjelas fakta atau
data yang disuguhkan dalam lead tadi, karena itu body sering pula disebut sisa
berita.

B. TAJUK
Tajuk rencana dikenal sebagai induk karangan sebuah media massa. Tajuk
merupakan jatidiri atau identitas sebuah media massa. Melalui tajuklah redaksi
media tersebut menunjukkan sikap atau visinya tentang sebuah masalah aktual
yang terjadi di masyarakat. Tajuk yang berupa artikel pendek dan mirip dengan
tulisan kolom ini, biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi atau redaktur senior yang
mampu menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual.

Sikap, opini, atau pemikiran, yang disuarakan lewat tajuk adalah visi dan
penilaian orang, kelompok, atau organisasi, yang mengelola atau berada
dibelakang media tersebut. Adapun jenis tajuk meliputi empat hal, yakni:
1. Menjelaskan berita, tentunya dengan interpretasi dan sudut pandang
subjektif media atau penulisnya.
2. Mengisi latar belakang, yakni memberikan kaitan suatu berita dengan
realitas sosial lainnya atau informasi tambahan.
3. Meramalkan masa depan, yakni memprediksi apa yang akan dapat te rjadi
pada masa mendatang dengan atau akibat terjadinya suatu peristiwa.
4. Meneruskan suatu penilaian moral, yakni memberikan penilaian dan
menyatakan sikap atas suatu peristiwa.

Tajuk tidak memiliki struktur tertentu. Namun umumnya, strukturnya terdiri atas
judul, intro, dan uraian. Bagian intro mengemukakan aktualitas masalah yang akan
dibicarakan, misalnya dengan mengingatkan pembaca akan berita yang muncul
sebelumnya. Setelah itu uraian berisi opini penulisnya.

C. FEATURE
Feature secara harfiyah artinya segi, keistimewaan, menampilkan atau
menonjolkan. Feature adalah jenis tulisan di media massa, selain berita dan opini,
yang

memfokuskan

pada

segi

(angle)

tertentu

sebuah

peristiwa

dan

menonjolkannya. Karena itu feature disebut pula karangan khas.


Sifat tulisan feature lebih menghibur dan menjelaskan masalah dari pada
sekedar menginformasikan karena feature adalah tulisan yang menuturkan

peristiwa disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk perkaranya, proses


pembentukanya, dan cara kerjanya. Ia lebih banyak mengungkap unsure how
dan why sebuah peristiwa sehingga mampu menyentuh ketertarikan manusiawi
dan menggugah perasaan.
Feature dapat berisi hal-hal yang mungkin diabaikan oleh news dan relatif tidak
akan pernah basi. Karena itu, penulis feature harus memiliki ketajaman dalam
melihat

memandang,dan

menghayati

suatu

peristiwa,

ia

harus

mampu

menonjolkan suatu hal yang belum terungkap seutuhnya. Untuk menyiapkan


sebuah feature diperlukan ketekunan dalam mencari bahan yang berbobot dan
mendetail.
Feature merupakan karya jurnalistik aliran jurnalisme baru (new journalism)
atau jurnalistik sastra (literary journalism), yaitu teknik penulisan karya jurnalistik
bergaya sastra, menampilkan fakta secara mendalam dengan menggunakan teknik
fiksi atau menggabungkan keterampilan laporan interpretatif dengan teknik
penulisan karya fiksi. Penulisan feature mutlak diperlukan oleh redaksi media
massa

cetak,

terutama

mingguan,

dwiminguan,

bulanan.

Tulisan feature memiliki sifat-sifat faktual bukan fiksi atau rekaan, menerangkan
masalah bukan melaporkan dengan segera, tahan waktu tidak basi, mengandung
segi human interest, mengandung unsur sastra, menggunakan lead atraktif.
Jenis-jenis feature:
1. Bright, tulisan pendek dengan human interest yang menonjol dari suatu
kejadian, biasanya menggelitik atau mengandung unsur humor.
2. Feature Berita (news feature), feature tentang peristiwa aktual. Biasanya
merupakan pengembangan dari sebuah straight news, dengan membuka
informasi

latar

belakang

masalahnya

agar

pembaca

mendapatkan

pemahaman lebih jelas tentang unsur how da why atau duduk perkara
sebuah peristiwa.

3. Feature Artikel , yaitu feature yang berisi tentang pemikiran, gagasan, atau
ilmu pengetahuan yang dikemas secara ringan dan menghibur.
4. Feature Biografi (profile) , yaitu feature tentang pribadi-pribadi menarik,
sosok ternama, atau public figure. Misalnya riwayat hidup pendek seorang
tokoh yang meninggal, seseorang yang berprestasi, atau seseorang yang
memiliki keunikan sehingga memiliki nilai berita tinggi.
5. Feature

Human

Interest,

feature

yang

langsung

menyentuh

atau

membangkitkan keharuan, kegembiraan, kejengkelan atau kebencian,


simpati dan lain-lain.
6. Feature Pengalaman Pribadi, cerita yang isinya pengalaman penulisannya
yang unik, bernilai jurnalistik, atau lucu.
7. Feature Perjalanan atau Petualangan, feature yang berupa catatan
perjalanan, laporan peristiwa kunjungan, atau petualangan ke sebuah
tempat.
8. Feature Sejarah, feature tentang peristiwa masa lalu, dengan memunculkan
tafsir baru sehingga tetap terasa aktual untuk masa kini.
9. Feature Promosi, feature yang memperkenalkan atau mengekspos suatu
produk atau ide baru.
10.Feature Produk Praktis, disebut pula tips, yaitu feature yang mengajarkan
keahlian atau teknik membuat sesuatu.
Struktur Tulisan feature berbeda dengan tulisan berita, komposisi tulisan feature
terdiri dari:
1. Head (judul feature)
2. Lead (teras, intro, kalimat pembuka feature)

3. Bridge atau jembatan antara lead dan body, berfungsi sebagai penghubung
antara lead dan isi tulisan.
4. Body (tubuh atau isi tulisan)
5. Ending atau penutup tulisan.
Penulisan judul feature boleh menggunakan judul label (non-kata kerja)
sebagaimana halnya judul artikel atau kolom. Jenis penutup feature:
1. Penutup ringkasan: menyimpulkan cerita atau fakta yang telah diuraikan
dengan merujuk kepada teras.
2. Penutup penyengat: kalimat penutup yang mengagetkan, berupa kesimpulan
yang tidak diduga oleh pembaca.
3. Penutup pertanyaan: dengan mengajukan pertanyaan tanpa jawaban.
4. Penutup klimaks: biasanya dipakai dalam feature yang ditulis secara
kronologis, yaitu mengemukakan akhir cerita.
f. Opini/ Artikel
Artikel (article) adalah karya jurnalistik berupa tulisan yang berisi pendapat
(opini), gagasan (ide), pemikiran serta fakta. Posisinya dalam karya jurnalistik
masuk dalam kategori views (pandangan atau opini). Sifat-sifat artikel dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Faktual. Artikel adalah tulisan nonfiksi atau berdasarkan fakta dan data.
2. Berisi Gagasan dan Fakta. Artikel berisikan pendapat yang dilengkapi fakta
peristiwa atau masalah.

3. Meyakinkan. Sebuah artikel dapat menjadi sarana penulisnya guna


meyakinkan orang lain (pembaca) akan pentingnya suatu masalah dipikirkan
atau disikapi. Dengan kata lain, artikel bisa menjadi agendasetter dan
membentuk opini publik.
4. Mendidik. Artikel umunya mendidik dan mengajarkan sesuatu agar pembaca
melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
5. Memecahkan masalah. Artikel membahas suatu masalah yang disertai
alternatif pemecahannya atau solusi.
6. Menghibur. Sebuah artikel bisa juga menghibur pembacanya dengan
mengangkat tema yang ringan dan lucu.
Sebetulnya tulisan artikel tidak punya struktur, penulis bebas menuangkan masalah
yang sedang dibahas, lalu menyambungnya dengan pendirian subjektif. Namun
umumnya komposisi sebuah artikel terdiri dari:
1. Judul (head).
2. Nama penulis (by line).
3. Pendahuluan (intro). Semacam teras (lead) dalam berita atau feature.
4. Penghubung intro dengan isi tulisan, berupa identifikasi masalah.
5. Isi tulisan atau uraian (body) yang biasanya terdiri atas sub-subjudul.
6. Penutup (ending). Biasanya berupa kesimpulan, ajakan berbuat sesuatu atau
pertanyaan tanpa jawaban.

Menggali ide, merupakan tahap awal atau pembuka untuk menulis artikel.

Menguji ide, anda harus menguji ide tersebut, misalnya dengan menimbang,
aktualkah ide tersebut? Bergunakah ide tersebut bagi publik? Pernahkah
ditulis oleh orang lain? Dan lain-lain.

Mengumpulkan referensi, referensi (buku-buku, tulisan-tulisan, atau kliping


Koran) yang dapat mendukung pengembangan ide tersebut menjadi sebuah
tulisan (artikel).

Memulai menulis, bagi pemula ketika mulai menulis jangan pikirkan harus
langsung membuat tulisan bagus. Langsung saja tuliskan apa yang ada
dipikiran dengan gaya bebas. Seperti kata James G. Robbins dan Barbara S.
Jones

janganlah

terkejut

atau

kecewa

jika

anda

gagal

untuk

mempertunjukan atau menghasilkan kualitas yang tinggi dalam tulisan


pertama anda, pokoknya teruslah memulainya.

Menulis intro atau pembuka artikel yang termudah adalah dengan mengutip
berita dikoran, mengemukakan pepatah, atau ungkapan lalau dirangkaikan
dengan identifikasi masalah yang akan dibahas dalam tulisan tersebut.

Artikel layak muat (fit to print) umumnya bertema aktual, mengandung hal baru
dari segi pemikira atau gagasan, dan menyangkut kepentingan sebagian besar
pembaca. Data teknis artikel, artikel yang akan dikirim hendaknya:

Diketik rapi dua spasi diatas kertas putih.

Judul artikel dicantumkan ditengah-tengah bagian paling atas halaman


pertama, dengan nama penulis dibawahnya, dan pada akhir tulisan
disebutkan identitas penulis.

Bahasanya mudah dimengerti, ejaannya benar dan enak dibaca sesuai


dengan kaidah EYD.

Pembahasan temanya sistematis.

Menyertakan sampul surat plus perangko balasan dengan alamat yang sudah
ditulis sendiri untuk memudahkan redaksi media tersebut mengembalikan
naskah jika tidak layak muat.

Seorang penulis artikel harus memegang teguh etika kepenulisan tentang artikel
ganda dan artikel duplikat. Artinya tidak mengirimkan artikel yang sama kepada
dua atau lebih redaksi media massa, juga tidaak melakukan duplikasi terhadap
artikel orang lain. Jika salah satu dari hal itu terjadi atau dua-duanya maka dapat
dipastikan penulis aka masuk ke dalam daftar hitam (black list) redaksi media
massa.

PEDOMAN UMUM MATERI 2


FOTO JURNALISTIK DAN TEKNIK LAYOUTING
Pengertian Foto Jurnalistik
Foto jurnalistik menurut Guru Besar Universitas Missouri, AS, Cliff Edom di
dalam buku Audy Mirza Alwi halaman 4 adalah panduan kata words dan picture.

Sementara menurut Editor foto majalah Life dari 1937-1950,Wilson Hicks,


kombinasi dari kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi saat
ada kesamaan antara latar belakang pendidikan dan sosial pembacanya.

Jenis-jenis foto jurnalistik


1. Spot Photo
Foto spot adalah foto yang dibuat dari peristiwa yang tidak terjadwal atau
tidak terduga yang diambil oleh si fotografer langsung di lokasi kejadian.
Misalnya, foto peristiwa kecelakaan, kebakaran, perkelahian, dan perang.
2. General News Photo
Adalah foto-foto yang diabadikan dari peristiwa yang terjadwal, rutin dan
biasa. Temanya bias bermacam-macam, yaitu politik, ekonomi, dan humor.
3. People in the News Photo
Adalah foto tentang orang atau masyarakat dalam suatu berita. Yang
ditampilkan adalah pribadi atau sosok orang yang menjadi berita itu. Bias
kelucuannya, nasib, dan sebagainya.
4. Daily Life Photo
Adalah foto tentang kehidupan sehari hari manusia dipandang dari segi
kemanusiawiannya (human interest). Misalnya, foto tentang pedagang gitar.
5. Portrait
Adalah foto yang menampilkan wajah seseorang secara close up dan
mejeng. Ditampilkan karena adanya kekhasan pada wajah yang dimiliki
atau kekhasan lainnya.

6. Sport Photo
Adalah foto yang dibuat dari peristiwa olahraga. Karena olahraga
berlangsung pada jarak tertentu anatara atlet dengan penonton dan
fotografer., dalam pembuatan foto olahraga dibutuhkan perlengkapan yang
memadai, misalnya lensa yang panjang serta kamera yang menggunakan
motor drive. Menampilkan gerakan dan ekspresi atlet dan hal lain yang
menyangkut olahraga.
7. Science and Technology photo
Adalah foto yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
8. Art and culture photo
Adalah yang dibuat dari peristiwa seni budaya.
9. Social and environment
Adalah foto-foto tentang kehidupan sosial masyarakat serta lingkungan
hidupnya.

Syarat foto jurnalistik


Syarat foto jurnalistik, setelah mengandung berita dan secara fotografi, bagus
(fotografis), syarat lain lebih kepada, foto harus mencerminkan etika atau norma
hukum, baik dari segi pembuatannya maupun penyiarannya.

Teknik Layout
Teknik layout adalah teknik penempatan gambar dan tulisan agar mudah dibaca
dan menarik untuk dilihat. Hari ini layout atau setting menjadi suatu yang penting
karena didalamnya terdapat kekuatan yang tidak disadari dan membius pembaca
kedalam suatu tulisan dan disamping itu gambar mempunyai suatu cerita tambahan

dan materi tambahan dari suatu tulisan yang ada didalamnya. Media propaganda
atau sebuah tulisan yang memberikan kepentingan umum akan semakin
memperkuat karakter tulisan apabila dia diposisikan dengan benar serta mendapat
sentuhan gambar yang memang sesuai dan menambah bobot dari suatu tulisan.
Teknik setting suatu media khususnya media cetak menduduki arti penting ketika
terjadi banyaknya persaingan antarasatu perusahaan lain dengan perusahaan
media lainnya, setting atau layout ini yang nantinya akan mencirikan suatu media
kepada kunsumen. Jadi ketikan melihat dari jauh saja konsumen atau pembaca
tahu majalah kesukaannya yang mana. Pada persma teknik layout memang tidaklah
menjadi sesuatu yang mendapat variable tertinggi daripada teknik jurnalistik
lainnya, tetapi tetap sebagai pemberi ciri yang paten pada suatu produk yang kita
hasilkan.
Teknik desain atau setting majalah melihat berapa sisi pelaksanaannya diantaranya
adalah pemilihan huruf (jenis dan ukuran), tata letak, adanya ilustrasi
(grafik,foto,dan visualisasi lainnya. Ini menjadi tugas dari redaktur artistic atau
layoutter untuk mengkomunikasikan informasi atau naskah lambang-lambang visual
seperti huruf, foto, gambar , warna , garis dan unsur garis dan unsur grafis lainnya
dengan maksud agar naskah-naskah dapat diikuti oleh pembaca secara mudah,
menyenangkan, dan, mengesankan
Tujuan
Lay out sendiri bertujuan untuk "sell the news", grade the news set the tone dan
guide the resders (menawarkan/menjual berita, menentukan rangking berita,
membimbing para pembaca, akan hal-hal yang harus dibaca lebih dahulu). Untuk
memiliki berita, menentukan juga daya tarik setiap halaman, bagaimana isi setiap
halaman itu. Misalnya, dari berita yang terpenting, menurun pada berita kurang
penting. Dari berita kejadian yang dekat (baik tempat maupun waktu), menurun ke
jarak yang lebih jauh. Kemudian lay out juga bertujuan menyesuaikan dengan
gerak mata para pembaca.

Dari tipografi, di samping perlu pengetahuan tentang warna dan jenis huruf, juga
harus berjiwa seni. Sebab ukuran huruf untuk headline, panjang berita, besar dan
warna foto atau tulisan sangat berpengaruh terhadap mate pembaca. Posisi suatu
berita, isi dan pola yang digunakan semuanya untuk melayani pembaca. Sehingga
lay out itu disesuaikan dengan siapa pembacanya. Hal ini perlu ditekankan, karena
desain, lay out, dan tipografi merupakan ekspresi cermin kepribadian suatu produk
jurnalistik.
Jenis Lay Out.
Beberapa jenis lay out yang dikenal di antaranya adalah sebagai berikut.
1. SYMITRICAL LAYOUT: disebut juga foundry/vertical lay-out, karena seperti
jemuran, letak berita-beritanya seimbang. Tentu saja kelihatan stasis dan
kolot, karena dari hard ke hard bentangannya tetap saja. Lay out seperti ini
digunakan oleh The New York Time.
2. INFORMAL BALANCE LAY-OUT: banyak dipakai oleh banyak suratkabar, karena
mengarah kepada kesempurnaan suatu keseimbangan. Foto yang hitam akan
lebih balk jika diletakkan di kanan atas halaman, dan akan kelihatan berat,
kalau diletakkan di bagian bawah halaman.
3. QUADRAT LAY-OUT atau tata-rias segi empat: sangat baik untuk suratkabar
yang akan dijual di pinggir jalan secara eceran, karena koran akan berlipat
empat, dan pada seperempat bagian yang tampak itu akan diperlihatkan
berita-berita penting dan menarik.
4. BRACE LAY-OUT: menonjolkan suatu berita besar. Lay out seperti ini sering
menggunakan "Banner Headline", judul panjang. Berita penting ditempatkan
di sebelah kanan suratkabar, sehingga mengikat pandangan pembaca ke
sana. Kemudian judul lain di sebelah kiri, dan sebelah kanan lagi.
5. CIRCUS LAY-OUT: tata-rias karnaval, karena ramainya halaman depan. Semua
judul berita dipamerkan di halaman pertama, isinya di halaman lain. Contoh
seperti ini adalah Pos Kota (Jakarta), atau koran-koran mingguan.
6. HORIZONTAL LAY-OUT: tata-rias mendatar. judul berita dibuat mendatar,
dengan berita yang tidak terlalu panjang.

7. FUNCTION LAY-OUT, tata-rias yang setiap hard berubah, bergantung kepada


perkembangan dan isi berita hard itu. Bila terjadi hal-hal luar biasa, sering
dipakai apa yang disebut "skyline heads". Jadi ada gejala pemindahan nama
tempat nama suratkabar itu sendiri. Lay out seperti ini sering juga dipakai
oleh koran-koran Mingguan terbitan Jakarta.

Hal yang perlu diperhatikan


1. Lay out hendaknya mengikuti kebiasaan arah mata berputar, yakni dari kiri
ke kanan.
2. Iklan hendaknya jangan diletakkan di halaman depan.
3. Gambar yang baik, yang ada aksinya. Hindari memuat pasfoto. Karena
dengan foto aksi (action) seolah-olah pembaca bertatap muka dengan orang
bersangkutan.
4. Gambar hendaknya jangan di sebelah kiri halaman.
5. Fungsi foto, sama dengan headline. Foto mempunyai fungsi yang penting
dalam lay out.
6. Gambar jangan bertumpuk. Kalau mau banyak, dapat diletakkan di halaman
dalam atau bersambung ke halaman lain.
7. Jika surat kabarnya berwarna, jangan terlalu banyak menampilkan warna.
Sebaiknya pelajari bahasa warna atau mengangkat seorang seniman yang
mengerti arti warna.
8. Berita ditulis bukan untuk menyenangkan sumber berita, tetapi untuk
kepentingan pembaca

Anda mungkin juga menyukai